Anda di halaman 1dari 42

CASE REPORT

KETUBAN PECAH DINI DENGAN


INDUKSI GAGAL PADA G3P2A0 HAMIL
POSTDATE 41+4 MINGGU

Pembimbing : dr. Ali Samhur, Sp.OG

Disusun Oleh :
Aristya Ika Wardani, S. Ked
J510165072
BAB I

Nama : Ny. S
Alamat : Puron 2/2, Bulu,
Sukoharjo
Usia : 42 Tahun
Jenis Kelamin: Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta/Buruh
No RM : 352xxx
KRONOLOGIS
(5 DESEMBER 2016 JAM 22.55
WIB)

Pasien datang ke VK IGD RSUD Sukoharjo


atas rujukan dari Puskesmas Bulu dengan
merasakan kencang-kencang dan keluar
cairan dari jalan lahir jam 4 sore.
Untuk TD : 130/80mmHg, TFU 34cm,HIS
(+) jarang, DJJ 144x/menit, VT 2 jari
Presentasi kepala, Kk (+) rembes
Advise dr. Ali, Sp.OG : Infus RL, Injeksi
Ampisilin 1 gram/ 8jam, Cek laboratorium,
Observasi 4jam 4jam
KELUHAN UTAMA
Keluar cairan dari jalan lahir dan
merasa kencang- kencang
RIWAYAT PENYAKIT
SEKARANG
Ketuban Pecah Dini
Riwayat Hipertensi : Disangkal
Riwayat Diabetes mellitus : Disangkal
Riwayat TBC : Disangkal
Riwayat pengobatan dengan OAT :
Disangkal
Riwayat asma : Disangkal
Riwayat batuk lama : Disangkal
Riwayat alergi : Disangkal
Riwayat opname :
Disangkal
Riwayat merokok : Disangkal
Minum-minuman beralkohol : Disangkal
Minum jamu : Disangkal
Memelihara Unggas, Kucing : Disangkal
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

Riwayat Hipertensi : Disangkal


Riwayat DM : Disangkal
Riwayat TBC : Disangkal
Riwayat pengobatan dengan OAT : Disangkal
Riwayat asma : Disangkal
Riwayat batuk lama : Disangkal
Riwayat alergi : Disangkal
RIWAYAT OBSTETRI
Kehamilan Tempat Penolong Cara Cara BB Jenis Usia Hidup /
Kehamilan Persalinan lahir/ Kelamin Mati
kg

1 Klinik Bidan Aterm Spontan 3,0 L 22 H


2 Klinik Bidan Aterm Spontan 3,5 P 6 H
3 Kehamilan saat ini
RIWAYAT PERNIKAHAN
Status : Menikah,
RIWAYAT MENSTRUASI
HPHT : 17 Februari 2016
HPL : 24 November 2016
Siklus haid : Teratur
Lama haid : 6 hari
Banyaknya : Biasa
Dismenorea : (-)
Menarche usia : 12 tahun
RIWAYAT KONTRASEPSI
Kontrasepsi terakhir : Tidak KB

KELUHAN SELAMA KEHAMILAN


Tidak ada keluhan
Vital Signs Pemeriksaan Fisik

Tekanan darah Kepala :


: 130/80 dbn
Nadi : 82x/menit Leher : dbn
Respirasi rate Thorax : dbn
: 22 x/menit Abdomen : dbn
Suhu : 36,3 C Urogenital : dbn
Ekstremitas : dbn
Pemeriksaan Luar
Wajah : Cloasma gravidarum ( - )
Payudara : Pembesaran payudara(+), ASI(-), Hiperpigmentasi Aereola
mamae(+), Puting menonjol(+)
Abdomen :
Inspeksi : Linea Nigrae (+), Striae lividae (-), Striae albicans (+)
Palpasi :
L I ( Teraba lunak (bokong), TFU : 34 cm )
LII ( Teraba bagian kecil di kanan, dan melengkung memanjang di kiri)
L III ( Teraba bagian bulat dan keras, sudah masuk PAP )
L IV ( Divergen )
TFU ( 34cm )
TBJ ( 3000 gr )
HIS (+) jarang
Auskultasi : DJJ 144x/menit
Pemeriksaan Genetalian
Uretra dan vulva : Tidak tampak edem dan infeksi
Dinding vagina : Benjolan (-)
Vagina Toucher : - Pembukaan serviks : 2 jari
- Pendataran serviks : 40%
- Pepenurunan kepala: Hodge 1
- Konsistensi serviks : sedang
- Posisi serviks : pertengahan
PPV : (-)
Ketuban merembes : (+)
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Hasil Lab RSUD SKH 5 Desember 2016 Jam 23.25 WIB
DIFF COUNT
Leukosit : NRBC : 0.00 %
9.0 103/ul Neutrofil :
Eritrosit : 4.65 76.3 %
Limfosit : 17.9 %
106/uL
Monosit : 4.90 %
Hemoglobin : 13.9 g/dL Eosinofil :
Hematokrit : 40.9 % 0.80 %
Index Eritrosit Basofil : 0.10 %
MCV : 88.0 fL IG : 0.70 %
MCH : 29.9 pg Golongan Darah :A
MCHC : 34.0 g/dL Gula Darah Sewaktu : 98 mg/dL
Trombosit : 196 103/ul PT
Kontrol (PT) : 10.90
RDW-CW : 13.8 %
Pasien (PT) : 8.60
PDW : 10.1 fL INR (PT) : 0.83
MPV : 9.7 fL A.P.T.T
P-LCR : 22.0 % Kontrol (APTT) : 34.20
PCT : 0.19 % Pasien (APTT) : 29.30
Anti HIV : Non Reaktif
HASIL LAB RSUD SKH 8 DESEMBER 2016 JAM
08.13 WIB (POST SC HARI KE 1)
Paket Darah Lengkap
Leukosit : 16.7 103/ul
Eritrosit : 4.44 106/uL
Hemoglobin : 13.3 g/dL
Hematokrit : 39.2 %
Index Eritrosit
MCV : 88.3 fL
MCH : 30.0 pg
MCHC : 33.9 g/dL
Trombosit : 242 103/ul
RDW-CW : 13.9 %
PDW : 11.2 fL
MPV : 10.0 fL
P-LCR : 25.0 %
PCT : 0.24 %
USG
Janin tunggal intra uterine, puki, DJJ (+),
presentasi kepala, 3000 gram, placenta di korpus
grade 3, air ketuban cukup.
DIAGNOSIS KERJA

Kehamilan posdate G3P2A0


hamil 41+4 minggu induksi
gagal atas indikasi KPD
FOLLOW UP
Tanggal 6 Desember 2016
Jam 03.00 WIB
S/ Pasien mengatakan merasa kencang-kencang
O/ TD = 120/90, TFU = 34cm, His (+) jarang, DJJ (+) 148x/menit.
A/ Kehamilan postdate pada G3P2A0 hamil 41+5 minggu dengan
KPD
P/ Observasi keadaan umum, DJJ, dan his.

Jam 07.00 WIB


S/ Pasien mengatakan merasa kencang-kencang
O/ KU= cukup, TD = 120/80, TFU = 34cm, His (+) jarang, DJJ (+)
144x/menit, PPV (-).
A/ Kehamilan postdate pada G3P2A0 hamil 41+5 minggu dengan
KPD
P/ Advis dr. Ali, Sp.OG
Injeksi Ampicilin 1 gram/8 jam masuk jam 07.30
Observasi keadaan umum, DJJ dan his secara ketat.
Observasi Induksi Persalinan
Jam 12.00 (40 tpm) : DJJ 144x/menit, his (+)
Botol ke I 3x/10menit, durasi 20 detik, 15 detik, dan 23
detik, VT 2cm, Hodge I
Jam 12.15 (40 tpm) : DJJ 148x/menit, his (+)
Jam 10.00 (8 tpm) : DJJ 142x/menit,
3x/10menit, durasi 25 detik, 20 detik, dan 10
his (+) 1x/10menit durasi 10 detik, VT 2 jari,
detik, VT 2cm, Hodge I
KK (+) rembes, Hodge I
Jam 12.30 (40 tpm) : DJJ 140x/menit, his (+)
Jam 10.15(12 tpm) : DJJ 152x/menit, 3x/10menit, durasi 20 detik, 15 detik, dan 23
his (+) 1x/10menit durasi 15 detik, VT 2 jari, detik, VT 2cm, Hodge I
KK (+) rembes, Hodge I Jam 13.00 (40 tpm) : DJJ 148x/menit, his (+)
Jam 10.30 (16 tpm) : DJJ 148x/menit, 3x/10menit, durasi 23 detik, 20 detik, dan 30
his (-)/10menit, VT 2 jari, KK (+) rembes, detik, VT 2cm, Hodge I
Hodge I Jam 13.30 (40 tpm) : DJJ 144x/menit, his (+)
3x/10menit, durasi 20 detik, 30 detik, dan 25
Jam 10.45 (20 tpm) : DJJ detik, VT 2cm, Hodge I
144x/menit, his (-)/10menit, VT 2 jari, KK (+) Jam 14.00 (40 tpm) : DJJ 144x/menit, his (+)
rembes, Hodge I 3x/10menit, durasi 25 detik, 25 detik, dan 30
Jam 11.00 (24 tpm) : DJJ 144x/menit, detik, VT 2cm, Hodge I
his (-)/10menit, VT 2 jari, KK (+) rembes, Jam 14.30 (40 tpm) : DJJ 140x/menit, his (+)
Hodge I 3x/10menit, durasi 25 detik, 30 detik, dan 25
Jam 11.15(28 tpm) : DJJ 148x/menit, detik, VT 2cm, Hodge I
his (+) 2x/10menit durasi 15 detik dan 10 detik, Jam 15.00 (40 tpm) : DJJ 140x/menit, his (+)
VT 2 jari, KK (+) rembes, Hodge I 3x/10menit, durasi 30 detik, 30 detik, dan 25
detik, VT 2cm, Hodge I
Jam 11.30 (32 tpm) : DJJ 144x/menit, Jam 15.30 (40 tpm) : DJJ 144x/menit, his (+)
his (+) 3x/10menit durasi 18 detik, 25 detik dan 3x/10menit, durasi 30 detik, 25 detik, dan 25
20 detik, VT 2 jari, KK (+) rembes, Hodge I detik, VT 2cm, Hodge I
Jam 11.45 (36 tpm) : DJJ 144x/menit, Jam 16.00 (40 tpm) : DJJ 140x/menit, his (+)
his (+) 3x/10menit durasi 20 detik, 15 detik dan 3x/10menit, durasi 28 detik, 30 detik, dan 30
20 detik, VT 2 jari, KK (+) rembes, Hodge I detik, VT 2cm, Hodge I
Jam 16.30 WIB
S/ Pasien mengatakan merasa kencang-kencang
O/ KU= cukup, panas (-), TD = 130/80, TFU = 34cm,
His (+) 3x/10menit durasi 30 detik, 25 detik, 28
detik, DJJ (+) 136x/menit, kepala Hodge I, VT
2cm, KK (+) rembes
Induksi botol I habis
A/ Kehamilan postdate pada G3P2A0 hamil 41+5
minggu dengan KPD
P/ Advis dr. Ali, Sp.OG
Observasi keadaan umum, DJJ dan his secara ketat
Induksi lanjut botol ke II
Observasi Induksi Persalinan Botol ke
II
Jam 16.30 (40 tpm): DJJ 144x/menit, his (+) 3x/10menit, durasi
20 detik, 25 detik, dan 30 detik, VT 2cm, Hodge I
Jam 17.00 (40 tpm): DJJ 148x/menit, his (+) 3x/10menit, durasi
25 detik, 25 detik, dan 30 detik, VT 2cm, Hodge I
Jam 17.30 (40 tpm): DJJ 144x/menit, his (+) 3x/10menit, durasi
25 detik, 30 detik, dan 25 detik, VT 2cm longgar, Hodge I-II
Jam 18.00 (40 tpm): DJJ 140x/menit, his (+) 3x/10menit, durasi
30 detik, 30 detik, dan 25 detik, VT 2cm longgar, Hodge I-II
Jam 18.30 (40 tpm): DJJ 140x/menit, his (+) 3x/10menit, durasi
28 detik, 30 detik, dan 30 detik, VT 2cm longgar, Hodge I-II
Jam 19.00 (40 tpm): DJJ 148x/menit, his (+) 3x/10menit, durasi
20 detik, 30 detik, dan 30 detik, VT 2cm longgar, Hodge I-II
Jam 19.30 (40 tpm): DJJ 144x/menit, his (+) 3x/10menit, durasi
25 detik, 30 detik, dan 25 detik, VT 2cm longgar, Hodge I-II
Jam 20.00 (40 tpm): DJJ 140x/menit, his (+) 3x/10menit, durasi
30 detik, 30 detik, dan 25 detik, VT 2cm longgar, Hodge I-II
Jam 20.30 WIB
S/ Pasien mengatakan merasa kencang-kencang
O/ KU= cukup, panas (-), TD = 120/80, TFU = 34cm, His (+) 3x/10menit
durasi 30 detik, 25 detik, 30 detik, DJJ (+) 144x/menit, kepala Hodge
I-II, VT 2cm longgar, KK(+) rembes
Induksi botol II habis
A/ Kehamilan postdate pada G3P2A0 hamil 41+5 minggu dengan KPD
P/ Advis dr. Ali, Sp.OG
Infus ganti kosongan ( infus RL)
Bila belum lahir, besok rencanakan untuk SC
Cross darah 2 WB

Follow Up 7 Desember 2016


Jam 06.00 WIB
S/ Pasien mengatakan merasa kencang-kencang dan tidak ada keluhan
yang lainya.
O/ KU= cukup, panas (-),TD = 140/90 S=36,4oC, RR=22x/menit, N=
84x/menit, TFU = 34cm, His (+) 3x/10menit durasi 20 detik, 15 detik dan
25 detik, DJJ (+) 148x/menit, VT 2 jari longgar, KK(+) rembes
A/ Kehamilan postdate pada G3P2A0 hamil 41+6 minggu induksi gagal
dengan KPD
P/ Persiapan SC
Injeksi Cefazolin 1 gram (skin test)
Pasang DC
LAPORAN SC
SC
Tanggal SC : 7 Desember 2016
Jam : 10.05 mulai SC
Operator : dr Ali Samhur, Sp.OG
Ahli Anestesi : dr Cendra, Sp.An
Indikasi Operasi : Induksi gagal, KPD
Jenis Tindakan : SC
Jenis Anestesi : RA
Desinfeksi kulit : Povidone iodine 10%

Laporan SC
SBR insisi lapis demi lapis.
Bayi lahir.
SBR jahit.
Kulit jahit.
Disinfeksi.
Operasi selesai.
POST SC
Tanggal 7 Desember 2016 Jam 13.30 WIB
S/ Pasien datang dari ruang operasi dengan post sc, pasien mengatakan masih
merasa lemas.
O/ KU= cukup,panas (-),TD=120/80,S=36,4oC,RR=24x/menit, N= 86x/menit, UC (+)
keras, PPV (+) rubra, DC (+), ASI belum lancar, flatus (-)
A/ Post SC 2 jam
P/ Obs KU dan VS
Obs PPV dan UC
Puasa
Memberikan terapi lanjut advice dr. Ali, Sp.OG : Infus RL 30-40 tpm, Injeksi Cefazolin
1 gram / 12 jam, Injeksi Ketorolac 30mg / 12 jam

Tanggal 7 Desember 2016 Jam 19.30 WIB


S/ Pasien merasa sakit pada jahitan
O/ KU= cukup, panas (-), TD = 120/80 S=36,5oC, RR=22x/menit, N= 80x/menit, UC
(+) keras, PPV (+) rubra, DC (+) 600cc/ 8jam, ASI belum lancar, flatus (-)
A/ Post SC 8 jam
P/ Obs KU dan VS
Obs PPV dan UC
Puasa
Memberikan terapi lanjut advice dr. Ali, Sp.OG : Infus RL 30-40 tpm, Injeksi Cefazolin
1 gram / 12 jam, Injeksi Ketorolac 30mg / 12 jam
Tanggal 8 Desember 2016 Jam 06.00 WIB
S/ Pasien merasa sakit pada jahitan
O/ KU= cukup,TD = 130/80 S=36,4oC, RR=24x/menit, N=
86x/menit, S=36,4oC, RR=24x/menit, N= 86x/menit, UC (+) keras,
PPV (+) normal rubra, DC (+) 300 cc/ 10 jam, BAB (-), flatus (+),
peristaltik (+), ASI lancar.
A/ Post SC hari ke-1 a/i induksi gagal dengan KPD
P/ Infus RL, injeksi Cefazolin 1 gram/ 12jam, Asam Mefenamat
500 mg 3x 1tab, Diet TKTP

Tanggal 9 Desember 2016 Jam 06.00 WIB


S/ Pasien merasa sakit pada jahitan, semalam tidak bisa tidur
O/ KU= cukup, TD = 140/70 S=36,3oC, RR=22x/menit, N=
80x/menit, UC (+) keras, PPV (+) normal rubra, DC (+) 600 cc/ 8
jam, BAB (-), flatus (+), peristaltik (+), ASI lancar.
A/ Post SC hari ke-2 induksi gagal dengan KPD
P/ Aff DC, Infus RL, injeksi Cefazolin 1 gram/ 12jam, Asam
Mefenamat 500 mg 3x 1tab, Diet TKTP, mobilisasi duduk
Tanggal 10 Desember 2016 Jam 06.00 WIB
S/ Pasien merasa sakit pada jahitan, semalam
tidak bisa tidur
O/ KU= baik, TD = 120/80, S=36,5oC,
RR=22x/menit, N= 82x/menit, UC (+) keras, lokia
rubra, BAK lancar, BAB (+), ASI lancar, luka
post op kering, tidak ada pus.
A/ Post SC hari ke-3 induksi gagal dengan KPD
P/ BLPL
Cefadroxil 500mg 2x1 tab
BAB II
Ketuban Pecah Dini
Pecahnya selaput ketuban sebelum adanya
tanda-tanda persalinan. Sebagian besar ketuban
pecah dini terjadi diatas 37 minggu kehamilan.

Aterm prematur
rupture of > 37 minggu
membrans
KPD
Preterm /
preterm prematur
< 37 minggu
rupture
of membran
ETIOLOGI
Penyebab KPD belum diketahui secara pasti, tetapi
ditemukan beberapa faktor predisposisi yaitu :
Infeksi (amnionitis atau korioamnionitis)

Infeksi genitalia

Trauma

Riwayat ketuban pecah dini sebelumnya

Faktor usia ibu

Pada pasien ini ditemukan faktor resiko terjadi


nya KPD yaitu pada faktor usia dimana usian
pasien 42 tahun (>35 tahun).
MANIFESTASI KLINIS
keluarnya cairan ketuban merembes melalui
vagina
cairan vagina berbau amis dan tidak seperti bau
amoniak
Demam/menggigil, nyeri pada perut, dicurigai
mengalami amnionitis.
nyeri uterus

DJJ yang semakin cepat

Perdarahan pervaginam

Pada pasien ini, didapatkan manifestasi klinis


berupa cairan yang keluar dari jalan lahir
berwarna bening jernih dan berbau amis.
DIAGNOSIS
Anamnesis
merasa basah pada vagina atau mengeluarkan cairan yang
banyak berwarna putih jernih, keruh, hijau, atau kecoklatan
sedikit-sedikit atau sekaligus banyak, secara tiba-tiba dari
jalan lahir dan disertai demam jika infeksi.
Pasien tidak sedang dalam masa persalinan, tidak ada nyeri
maupun kontraksi uterus.
Riwayat umur kehamilan pasien lebih dari 20 minggu.4

Pemeriksaan dengan spekulum


Tiga tanda penting yang berkaitan dengan ketuban pecah
dini adalah :
Pooling: Kumpulan cairan amnion pada fornix posterior.
Ferning: Cairan dari fornix posterior di tempatkan pada
objek glass dan didiamkan dan cairan amnion tersebut akan
memberikan gambaran seperti daun pakis.
Pemeriksaan Penunjang
Tes lakmus
Pemeriksaan leukosit darah
USG
Kardiotokografi
Amniosintesis

Pada pasien ini ditegakkan diagnosis KPD


berdasarkan anamnesis, dengan keluhan pasien
berupa keluar cairan dari jalan lahir berwarna
bening jernih dan berbau amis yang terjadi sebelum
timbul kontraksi rahim dan bloody show. Pada pasien
ini dilakukan pemeriksaan dalam atau VT (Vaginal
Toucher) 7 jam setelah keluar nya cairan dari jalan
lahir, dengan hasil pembukaan 2 jari, preskep Hodge
I, pendataran servik 40%, konsistensi servik sedang
dengan posisi di tengah dan KK + rembes, terdapat
cairan bening jernih berbau amis, sarung tangan
lendir darah (-).
PENATALAKSANAAN
Konservatif Tirah baring untuk mengurangi
keluarnya air ketuban.
Aktif
Antibiotik (Ampicillin 4 x 500 mg dan metronidazol 2 x
500 mg) untuk profilaksis infeksi
Jika UK 32-34 minggu belum inpartu dan tidak ada
infeksi berikan kortikosteroid Kortikosteroid
(Betametazon IM 12 mg 24 jam atau deksametazon IM
6 mg 12 jam selama 2 hari). Untuk memacu
pematangan paru janin
Jika UK 32-37 minggu sudah inpartu dan tidak ada
infeksi, berikan Tokolitik ( Sympathomimetic :
Ritodrine, Magnesium sulfat, Indometacin, Nifedipine :
Epilate, Atosiban : Tractocile), kortikosteroid dan
induksi sesudah 24 jam.
Lima kriteria pertimbangan :

UK < 26 minggu. Sulit mempertahankan kehamilan


sampai aterm atau (34 m). Bahaya infeksi dan
oligohiramnion akan menimbulkan masalah pada janin.
Bayi < 26 minggu sulit untuk hidup dan beradaptasi diluar
kandungan.
UK 26 - 31 minggu. Pertolongan bayi dengan berat < 2.000
gram dianjurkan dengan seksio sesarea dan bayi rawat
intensif.
UK 31 - 33 minggu. Amniosintesis untuk menetukan
kematangan paru, atau test busa (bubble test).
Memperhatikan kemungkinan infeksi intrauteri.
Bayi dengan berat > 2.000 gram sangat mungkin ditolong.
UK 34 - 36 minggu. BB janin sangat baik sehingga dapat
dilakukan induksi persalinan atau seksio sesarea.
Usia kehamilan > 36 minggu. Induksi dengan oksitosin.
Bila gagal, maka seksio sesarea. Dapat pula diberikan
misoprostol 25 50 g intravaginal setiap 6 jam maksimal
4 kali
PEMBAHASAN
Pada pasien ini diberikan Amphisilin 1 gram
intravena atau antibiotik untuk profilaksis
infeksi, serta pada pasien ini usia kehamilan
aterm sehingga dilakukan terminasi kehamilan
dengan pemberian induksi oksitosin.
KEHAMILAN POST DATE
Kehamilan postdate merupakan kehamilan yang
telah mencapai antara 41 minggu sampai 41+6
minggu.9 Menurut POGI 2006, definisi postdate yaitu
kehamilan 41 minggu atau 42 minggu lengkap.
Diagnosis Postdate :
Perhitungan Naegele
Bila ragu, maka pengukuran fundus uteri
Pemeriksaan ultrasonografi
Untuk memeriksa adanya kelainan kongenital, presentasi
janin, taksiran berat lahir, kondisi plasenta, volume cairan
amnion
PEMBAHASAN
Pada pasien ini HPHT 17 2 2016,
dihitung dengan rumus Naegele di
dapatkan HPL nya 24 11 2016 dengan
usia kehamilan pada tanggal 7 desember
2016 yaitu 41+4 minggu sehingga termasuk
dalam kehamilan postdate.
Menurut Rekomendasi American College of
Obstetricians and Gynecologist
(2004), Evaluasi dan Manajemen Kehamilan Postdate
yaitu
induksi persalinan

Prostaglandin

Gawat janin atau oligohidramnion segera lahirkan

Pengawasan ANC antara 41 dan 42 minggu

Tes nonstress (NST) dan penilaian volume cairan


ketuban

Pada kasus ini, pasien hamil 41+4 minggu atau


post date dilakukan induksi persalinan, hal ini
sesuai dengan teori yang ada.
INDUKSI PERSALINAN
Tindakan induksi persalinan dilakukan bila hal
tersebut dapat memberi manfaat bagi ibu dan
atau anaknya.7
Indikasi: 7,8
Ketuban pecah dini
Pre-eklampsia berat
Hipertensi dalam kehamilan
Gawat janin
Kehamilan postdate

Pada pasien ini, dilakukan induksi dengan indikasi


yaitu ketuban pecah dini dan kehamilan postdate
Prosedur Pemberian Infus Oksitosin:
Dipasang infus Dextrosa 5% dengan 5 unit oksitosin.

Tetesan dimulai dari 8 tts/menit dapat dinaikkan tetesan infus


dengan 4 tts/15 menit (untuk evaluasi timbulnya kontraksi uterus)
sampai timbul his yang adekuat atau tetesan maksimal 40
tts/menit.
Pengawasan induksi harus dilaksanakan dengan cermat terutama
mengawasi akan kemungkinan terjadinya ruptura uteri dan gawat
janin.
Bila sebelum 40 tpm sudah timbul kontraksi otot rahim yang
adekuat, maka tetesan yang terakhir dipertahankan sampai
persalinan berlangsung. Bila terjadi his yang sangat kuat, jumlah
tetesan dikurangi atau sementara dihentikan
Jika masih tidak tercapai kontraksi uterus adekuat dengan
konsentrasi yang lebih tinggi tersebut maka:
Pada multipgravida : induksi dianggap gagal dan lakukan sectio
caesar.
Pada primigravida, infuse oksitosin dapat dinaikkan konsentrasinya
yaitu :
10 Unit dalam 400 ml Dextrose 5% 30 tpm
Naikkan jumlah tetesan dengan 10 tpm setiap 30 menit sampai tercapai
kontraksi uterus adekuat.
Jika sudah mencapai 60 tpm, kontraksi uterus masih tidak adekuat maka
PEMBAHASAN
Penatalaksanaan pada kasus ini yaitu induksi
oksitosin 5 IU yang didrip dengan larutan D5%
500cc karena umur kehamilan pasien cukup
bulan. Pasien ini bertahan pada tetesan 40 tpm
dan habis 2 botol D5% namun belum tercapai his
adekuat dimana His 3x/10 menit dengan durasi
30 detik, 30 detik dan 25 detik. Serta tidak ada
kemajuaan dalam persalinan nya (VT masih 2
jari longgar) dan penatalaksanaan selanjutnya
pada multigravida jika induksi gagal maka
dilakukan bedah sesar.
BEDAH SESAR
Bedah sesar merupakan suatu persalinan
buatan, dimana janin dilahirkan melalui suatu
insisi pada dinding perut dan dinding rahim
dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta
berat janin diatas 500 gram. Kelahiran sesarea
adalah alternatif dari kelahiran vagina bila
keamanan ibu atau janin terganggu.

Bedah sesar pada pasien ini dilakukan


dengan indikasi pasien gagal induksi.
KESIMPULAN
Pada pasien diatas dari anamnesis, pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan penunjang ditegakkan
diagnosis ketuban pecah dini dengan Induksi gagal
pada G3P2A0 hamil postdate 41+4 minggu.
Penatalaksanaan ketuban pecah dini dan kehamilan
posdate sudah sesuai dengan teori yaitu dilakukan
induksi oksitosin dan dikarenakan induksi gagal
maka dilakukan bedah sesar.
SARAN

Pada Ketuban Pecah Dini, pemeriksa sebaiknya


melakukan pemeriksaan penunjang berupa Tes
lakmus.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai