Anda di halaman 1dari 32

Inpartu Kala II

Eka Riyanti
KALA II PERSALINAN

Proses pengeluaran buah


kehamilan, dimulai dari pembukaan
lengkap sampai lahirnya seluruh
tubuh janin.
Kala II

His terkoordinir
Kepala janin sdh msk panggul
Ada reflek mengedan
Anus terbuka
Vulva & perineum membuka
Dg his yg terpimpin akan lahirlah
kepala, diikuti seluruh badan janin.
Kala II: Stase Ekspulsi

Kepala janin dilahirkan dg melepaskan diri dari sikap kepala yg fleksi


Maksimal dg jln gerakan defleksi / ekstensi kepala, maka lahirlah berturut- turut
UUK, Sinsiput (puncak kepala), dahi, hidung, mulut dan dagu
Kala II: Stase Ekspulsi
Mulai dari dilatasi serviks maksimal sampai
lahirnya bayi
Kontraksi kuat, setiap 23 menit dengan durasi
sekitar 1 menit
Keinginan untuk mengejan meningkat (tanpa
anestesi lokal)
Kepala turun ke pintu bawah panggul sampai
terjadi crowning kepala membuka vulva
Rotasi eksterna
Putaran paksi luar
Ekspulsi total
Cara melahirkan
bahu depan

Cara melahirkan
bahu belakang
Kehidupan awal ekstrauterin
Pada menit ke 1-5
setelah persalinan
status fisik bayi
dievaluasi: denyut
jantung, pernafasan,
warna, tonus otot dan
refleks
Skor Apgar menit 1:
menilai kondisi bayi
Skor Apgar menit 5:
menilai hasil resusitasi
Posisi Melahirkan
Bantu ibu memperoleh posisi yg paling
nyaman.
Macam posisi melahirkan :
Supine
Lateral recumbent
Litotomi
Berdiri
Jongkok
Setengah duduk
Knee Chest / Hand Knees
Lanjutan :

Kontra indikasi pemilihan posisi


bkaitan dgn status membran, letak
fetus dan ukuran.
Meningkatkan peningkatan prolapsus
cordata.
Keuntungan Posisi Berbaring
Lateral
Fungsi ginjal lebih baik.
Kontraksi uterus lbh kuat dan lbh
sering.
Memudahkan fetus pd posisi blkg
kepala.
Meningkatkan aliran darah ke uterus
dan janin.
Posisi lateral recumbent dipilih pd situasi :

Sindrome hipotensi supine


maternal.
Fetal distress.
Pre Eklampsi.
Kontraksi jarang.
Penatalaksanaan Kala II
Setelah pembukaan lengkap, pimpin untuk
meneran apabila timbul dorongan spontan untuk
melakukan hal itu
Beristirahat diantara kontraksi
Berikan posisi yang nyaman bagi ibu
Pantau kondisi janin
Bila ingin meneran tapi pembukaan belum
lengkap, anjurkan bernafas cepat/biasa, atur
posisi agar nyaman, upayakan tidak meneran
hingga pembukaan lengkap
Hal* yg harus dipertimbangkan :

Keinginan wanita yg mau melahirkan.


Keadaan kaki wanita : yg varises lbh
baik dorsal recumbent drpd litotomi
(meningkatkan tromboflebitis).
Komplikasi yg terjadi/diantisipasi.
Yakinkan ibu sdh dlm keadaan inpartu
Periksa Dalam :

Pd harus ada indikasi:


Ketuban pecah
Evaluasi pembukaan
Indikasi menyelesaikan
persalinan/rencana rujukan.
Petunjuk partograf WHO setiap 4 jam.
Pimpinan Persalinan Kala II

Mengejan dilakukan pd saat his.


Saat mengejan nafas dlm
dipertahankan.
Bila ibu lelah, bantu ibu mengatur nafas.
Lakukan observasi.
amniotomi
Indikasi Amniotomi
Jika ketuban belum pecah dan serviks
telah membuka sepenuhnya
Episiotomi
Tidak dilakukan secara rutin
Bila tidak tepat waktu dan prosedurnya
salah, terjadi peningkatan jumlah
perdarahan, laserasi derajat 3 atau 4 dan
kejadian hematoma
Menyebabkan nyeri pascapersalinan
Meningkatkan risiko infeksi
Episiotomi untuk mempercepat
persalinan, dilakukan pada kondisi
berikut:

Terjadi gawat janin dan persalinan


mungkin harus diselesaikan dengan
bantuan alat (ekstraksi cunam atau
vakum)
Adanya penyulit (distosia bahu, persalinan
sungsang)
Adanya parut yang menghambat proses
pengeluaran bayi
Jenis-jenis Episiotomi
Pada saat pengeluaran, perhatikan hal-
hal berikut:
Posisi ibu saat melahirkan bayi
Cegah terjadinya laserasi atau trauma
Proses melahirkan kepala
Memeriksa lilitan tali pusat pada leher bayi
Proses melahirkan bahu
Proses melahirkan tubuh bayi
Mengusap muka, mengeringkan dan
rangsangan taktil pada bayi
Memotong tali pusat
Ekstraksi Vakum
Ekstraksi Forseps
Penambahan sumbu anteroposterior
dengan perasat Mc Robert
Support Mental
Hadirkan orang yg dianggap penting
oleh ibu.
Anjurkan klg bperan aktif dlm mdukung
ibu
Menjelaskan tentang kemajuan
persalinan.
Jawab setiap ptanyaan yg diajukan
ibu/klgnya.
Kondisi yang harus diatasi sebelum
menatalaksana Kala II
Syok
Dehidrasi
Infeksi
Pre-eklampsia/Eklampsia
Inersia Uteri
Gawat janin
Penurunan kepala terhenti
Adanya gejala dan tanda distosia bahu
Pewarnaan mekonium pada cairan ketuban
Kehamilan ganda/kembar
Tali pusat menumbung atau lilitan tali pusat
Pemantauan penatalaksanaan
Kala II
Nadi ibu setiap 30 menit
Frekuensi dan lama kontraksi setiap 30 menit
DJJ setelah meneran atau kontraksi
Penurunan kepala (palpasi luar) setiap 30 menit
atau jika ada indikasi, lakukan periksa dalam
setiap 60 menit
Kondisi selaput ketuban dan warna cairan ketuban
Kemungkinan adanya presentasi majemuk
Putaran paksi luar (setelah lahirnya kepala bayi)
Pencatatan hasil pemeriksaan dan intervensi

Anda mungkin juga menyukai