Anda di halaman 1dari 6

Mulyadi, Edema Paru Non Kardiak

Edema Paru Non Kardiak

Mulyadi

Abstrak. Edema paru terjadi apabila terjadi peningkatan laju filtrasi membran alveolo kapiler yang melebihi
kapasiatas. Edema paru non kardiak adalah akumulasi cairan yang abnormal atau berlebihan dalam ruang interstitial
dan alveolar paru akibat peningkatan permeabilitas mikro vaskular. Penyebab edema paru non kardiak sangat
beragam, cidera paru akut, aspirasi dan inhalasi gas toksik, serta akibat infeksi. Penatalaksanaan utama ditujukan
pada penyakit dasar, serta meliputi pengobatan non spesifik, pengobatan faktor pencetus, serta bertujuan untuk
menjaga oksigenasi jaringan agar tetap adekuat. (JKS 2010; 1:39-44)

Kata kunci : edema paru, non kardiak.

Abstract. Pulmonary edema occurs when there is an increase speed of alveolo capillary filtration membrane that
exceeds the capacity. The non-cardiac pulmonary edema is the accumulation of abnormal or excessive fluid in the
interstitial and alveolar lung spaces due to the increasing of micro vascular permeability. The causes of non-cardiac
edema pulmonary are very diverse which include acute lung injuries, aspiration and inhalation of toxic gases, and
also due to infections. The main treatments are aimed to the basic diseases which include nonspecific treatments,
treatment of triggerer factors, and it is aimed to maintain tissue oxygenation as to make it remain adequate. (JKS
2010; 1:39-44)

Keywords : non cardiac, pulmonary edema.

Pendahuluan paru karena adanya peningkatan alveol kapiler,


akibat bahan yang bersifat toksik dari dalam
Edema paru non kardiak adalah akumulasi
paru maupun luar paru karena menghirup gas
cairan yang abnormal atau berlebihan dalam
ruang interstitial dan alveolar paru akibat beracun - pada keadaan ini terjadi penimbunan
peningkatan permeabilitas mikro vaskular. protein dan cairan dalam intersitial paru tanpa
Edema paru terjadi apabila terjadi peningkatan terjadi peningkatan mikrovaskuler, dikenal
laju filtrasi membran alveolo kapiler yang sebagai edema paru non kardiak. 1-3
melebihi kapasiatas aliran saluran limfa.1
Pada keadaan normal mekanisme yang Anatomi dan Fisiologi
mempertahankan alveol paru tetap dalam
keadaan bebas cairan secara makanisme yang Terdapat dua bagian yang merupakan tempat
diatur oleh anatomi dan fisiologi paru sendiri timbunan cairan apabila terjadi kelebihan cairan
yaitu : keseimbangan tekanan kapiler dan yaitu interstitial space dan
tekanan osmotik cairan plasma, serta keadaan 2,3

permeabilitas dinding kapiler yang tetap rongga udara (air space). ,


Antara kapiler paru dan alveolar terdiri
normal.1,2 Pada umumnya edema paru terjadi 2,3
akibat peningkatan mikrovaskuler paru akibat dari 3 macam struktur :2,3
1. Ruang interstitiel : mengandung jaringan
Mulyadi adalah dosen pada Bagian ikat, fibroblast dan makrofag, tidak
Pulmonologi Fakultas Kedokteran mengandung sistim limfatik. Ruang ini
Universitas Syiah Kuala peningkatan vena terhubung dengan peri broncho vascular
sheath yang memiliki sistim limfatik.
pulmonal yang pada umumnya akibat mitral
stenosis maupun left ventricle decompensation -
dikenal edema paru kardiak. Sebab lain edema

39
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 10 Nomor 1 April 2010

2. Sel endotel kapiler : diantara endotel dengan bentuk tidak beraturan berfungsi
terdapat celah dengan diameter 4 nm yang mencegah cairan masuk ke alveoli.lebih
menghubungkan ruang intra vaskuler jauh ikatan ini dikenal dengan nama
dengan ruang interstitial. membrana basalis yang mempunyai
3. Epitel alveol : adalah lanjutan epitel kemampuan permeabilitas terhadap semua
bronkus terdiri dari sel squamous (tipe I) lemak yang tidak larut.
dan sel pneumosit (tipe II). Diantara epitel
alveol para terdapat tight junction yang
yang saling bertemu A
Normal lung

Gambar 1. Patofisiologi edema para.

Patofisiologi hidrostatik di kapiler dan di interstitiil, serta


tekanan onkotik di protein plasma. 3-5 Faktor
Transudasi cairan terjadi dalam dua tahap : yang ikut berperan dalam terbentuk dan
tahap pertama dari kapiler ke ruang interstitial pengangkutan kembali cairan ekstra
melalui endotel, tahap kedua dari ruang vaskuler : 3-5
interstitiel kedalam alveolus melalui epitel.3-5 1. Tekanan intra vaskular.
Rumus Starling untuk pertukaran cairan 2. Tekanan ekstra vaskular.
dan protein: 3-5 3. Perubahan sifat membrana alveolo kapiler.
4. Mekanisme pengangkutan kembali bahan
Qf = Kf[(Pc -Pi) - d(P^ - P^ i)] cairan.
Qf = rate of fluid filtration K = water transport Tekanan interstitial dalam ruang ekstra alveoli
coefficient Pc = capillary hydrostatic pressure lebih negatif dibandingkan dalam ruang alveoli.
Pi = interstitian hydrostatic pressure d = protein Gambar 2 memperlihatkan kondisi normal
transport coefficient P^ = colloid osmotic aliran cairan dan protein melewati kapiler,
(oncotic) pressure dengan adanya perbedaan tekanan hidrostatik
antara kapiler dan interstitial, serta perbedaan
Dari rumus Starling transudasi cairan ditentukan perbedaan tekanan onkotik antara filtrasi, cairan
oleh dua hal : tekanan akan disalurkan melalui saluran

40
Mulyadi, Edema Paru Non Kardiak

limfe ke ductus toracicus dan vena pulmonalis.


3-5

P u l mon a r y Ed e ma
Pathway ol normal pulmonary fluid
resorpti
^Tymp£iatfc:
Central'..
perivascular and
Interj/ltl
spaces ~

Alveolus
Alveolus

Capillary

Hydrostatic
pressure
Osmotic Subnet. layer
praasura
Capillary e-dothi

Basement rrambra*

Capillary Alveolar
ep-.t^eiium

.ThlcK
side ____ N

Interalveolar septum

Gambar 2. Hubungan tekanan intra kapiler dan tekanan koloid hidrostatik.

Dari gambar di atas terlihat tekanan hidrostatis akumulasi cairan di peribronchovascular sheath.
kapiler pulmonal mendorong cairan keluar, Stadium 3 a : terjadi edema alveolar akibat
namun dihambat oleh tekanan onkotik plasma. peningkatan filtrasi dan tekanan di ruang
Pada dewasa jumlah cairan limfe yang intersitiil sehingga terjadi pelebaran tigh
disalurkan diperkirakan ± 10 ml / jam dan dapat junction, cairan tertimbun pada sudut membrana
lebih besar hingga 5 - 10 kali lebih besar. Bila alveolo kapiler.
jumlah cairan filtrasi melebihi kemampuan Stadium 3 b : cairan dan koloid mengisi alveoli
penyaluran sistim limfa, cairan terbendung di sehingga komponen membran alveolo kapiler
interstitiil akhirnya akan masuk ke alveoli. 3-5 rusak akibat alveolar flooding.

Stadium Edema Paru Non Kardiak Diagnosis

Edema paru mempunyai tiga stadium:2,4,6,7 Beberapa keadaan dapat membedakan edema
Stadium 1 : adanya jumlah cairan dan koloid di paru kardiak dan non kardiak sebagai berikut:
ruang interstitiil yang berasal dari kapiler paru.
Loose junction mulai melebar akibat
peningkatan tekanan hidrostatik maupun toksin.
Pada fase ini penderita sesak dan tachipneu,
belum tampak kelainan radiologi.
Stadium 2 : peningkatan filtrasi kapiler sudah
melebihi kapasitas penyaluran sistim limfatik,
akibatnya terjadi

41
JURNAL KEDOKTERAN SYIAHKUALA Volume 10 Nomor 1 April 2010

Edema paru kardiogenik Edema paru non kardiogenik


Riwayat. Riwayat sakit jantung.
Ada riwayat inhalasi gas, radiasi, trauma
torak. Shock sepsis, koma diabetik, dsb.
Pemeriksaan Kardiomedali, irama gallop, pleural Besar jantung normal.
fisik. effusion.
Foto torak Kardiomedali, pleural effusion Besar jantung normal, infiltrat pada
bilateral, garis kerley B. parenkim
> 18 mm Hg < 18 mm Hg
Tekanan Wedge paru
EKG Sering hipertrofi, infark miokard Sering normal
Respon diuretik Baik Kurang baik.
Analisa gas darah tidak memberikan makna hipotensi dengan pulmonary capillary wedge
yang spesifik, namun demikian hasil analisa pressure yang rendah membutuhkan resusitasi
gasa darah dapat menjadi informasi menegenai cairan untuk meningkatkan tekanan darah dan
fungsi paru pada saat edema paru. Keadaan perfusi jaringan, bila tidak terdapat respon
takipneu mengakibatkan alkalosis respiratorik pemberian inotropik dapat
dengan kompensasi asidosis metabolik. dipertimbangkan. 4,6,7
Faktor pencetus edema paru non kardiak
Penatalaksanaan harus didentifikasi dan dilakukan
penatalaksanaan dengan optimal.
Penatalaksanaan meliputi pengobatan non penyebab edema paru dengan tekanan
spesifik, pengobatan faktor pencetus, serta mikrovaskuler normal diantaranya karena
penyakit dasar. 4,6-8 menghirup gas beracun (Nitrogen
Posisi setengah duduk dapat membantu dioksida, CO, Sulfur dioksida, dsb.), aspirasi
mengurangi venous return. Pemberian Oksigen cairan lambung, maupun edema paru karena
dengan konsentrasi tinggi dianjurkan memakai ketinggian. Edema paru seharusnya dirawat di
masker dan sudah dihumidifikasi, diupayakan ruang perawatan intensif untuk pemantauan dan
pO2 minimal60 mm Hg, dengan saturasi 90 %. evaluasi analisa gas darah, keseimbangan cairan,
Untuk mengatasi hipoksia dan menurunkan tekanan darah, gambaran radiologi. Pengobatan
kapiler pembuluh darah paru. Pemberian khusus mengacu pada penyebab dasar dari kasus
Oksigen dengan konsentrasi lebih dari 50 % edema paru terkait. 4,6-8
dapat memberi risiko kerusakan endotel kapiler
serta mengakibatkan kehilangan surfactan. Ringkasan
Untuk menghindari hal ini penggunaan ventilasi
mekanik dapat membantu mengurangi risiko Besarnya filtrasi cairan melalui endotel kapiler
kolapsnya alveoli. Kadar Hemoglobin yang paru yang merupakan proses fisiologis
adekwat, serta Hematokrit perlu dipertahankan ditentukan oleh tekanan hidrostatis dan onkotik
30 - 35 %. 1,6,7,8 di interstitium dan vaskuler paru. Edema paru
Pemberian diuretik bertujuan untuk mengurangi non kardiak merupakan akumulasi cairan yang
pre load yang menjadi beban ventrikel. Pada abnormal atau berlebihan dalam ruang
keadaan dimana terjadi

1 Netter FH. Respiratory system. In : Diverti MB, Ilustrations. New York.1990 : 236
Brass A, Eds. The Ciba Collection of Medical
42
Mulyadi, Edema Paru Non Kardiak

interstitium dan alvolar akibat peningkatan Penegakan diagnosa dan penetalaksanaan


mikro vaskular. mengacu pada etiologi dari penyakit dasar.
Penyebab edema paru non kardiak sangat Penatalaksanaan bertujuan untuk menjaga
beragam, cidera paru akut, aspirasi dan inhalasi oksigenasi jaringan agar tetap adekuat.

gas toksik, serta akibat infeksi.

Gambar 3. Stadium Edema Paru.

Daftar Pustaka 2 3 4 4 5 Karliner J, Rapaport E, Cheitlin MD, Parmley


WW, Scheinmann M, eds. Cardiology an
illustrated Text / Reference. New York: Gower
Medical Publishing. 1991 : 1114 - 1154.
6. Ingram RH, Brauwald E. Pulmonary edema :
cardiogenic and non cardiogenic. In :
Braunwald, eds. Heart disease a text book of
Cardiovasculer Medicine. Philadelphia WB
Saunders Co. 1992 : 551 -556
7. Wiel MH. Pulmonary Edema : Cardiogenic vs
Non Cardiogenic. Emergency Medicine
1991.30:65 -68
8. Wiel MH. Rackow EC, Mecher CE.
Pulmonary Edema. Physiology,
Pharmacology, Diagnosis. In : Chaterjee K,
Karliner J, Rapaport E, Cheitlin MD, Parmley
WW, ScheinmanM. Eds. Cardiology an
Ilustrated Text / Reference. New York: Gower
Medical Publising. 1991 : 1114 - 1154
9. Lorraine B, Ware MAM. Acute Pulmonary
Edema. Engl.J.Med. 2005.352:2788-2796

2 Hess DR, Kacmarek RM. Essential of 4 Parillo JE. Heart failure and pulmonary edema.
mechanical ventilation. 2nd Edition. New In. Critical care review. American College of
York: McGraw Hill. 2002 Chest Physicians, Illinois.1995 : 36 - 45
3 Shapiro BA, Kacmarek RM, Cane RD, Peruzzi 5 Weil MH, Rackow EW, Mecher CE.
WT, Houptman DH. Clinical aplication of Pulmonary Edema, Physiology,
respiratory care 4th Edition. Mosby Year Book Pharmacology, Diagnosis. In : Chaterjee K,
St. Louis.1991
43
JURNAL KEDOKTERAN SYIAHKUALA Volume 10 Nomor 1 April 2010

44

Anda mungkin juga menyukai