Anda di halaman 1dari 25

DEHIDRASI ET CAUSA Rory sandika

10.2015.246
DIARE BERAT
ANAMNESIS

Alloanamnesis
Identitas
Keluhan utama
Riwayat penyakit sekarang
Riwayat berobat
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat keluarga
PEMERIKSAAN FISIK

TTV
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
DIAGNOSIS KERJA

Shock Hipovolemik et causa diare berat.

Shock yang terjadi akibat kehilangan cairan


tubuh dalam jumlah besar yang diakibatkan
oleh diare yang berat.
ETIOLOGI

1. Perdarahan:
Hematom subkapsular hati
Aneurisma aorta pecah
Pendarahan gastrointestinal
Perlukaan berganda

2. Kehilangan plasma:
Luka bakar yang luas
Pankreatitis
Deskuamasi kulit
Sindrom Dumping
3.
Kehilangan cairan ekstraselular:
Muntah (vomitus)
Dehidrasi
Diare
Terapi diuretik yang sangat agresif
Diabetes insipidus
Insufisiensi renal
ETIOLOGI DIARE

1. Faktor infeksi
Faktor internal : infeksi saluran pencernaan makananan yang
merupakan penyebab utama diare pada anak. Meliputi infeksi
internal sebagai berikut:
Infeksi bakteri : vibrio, e.coli, salmonella, campylobacler,
tersinia, aeromonas, dsb.
Ifeksi virus : enterovirus (virus ECHO, cakseaclere,
poliomyelitis), adenovirus, rotavirus, astrovirus dan lain -lain
Infeksi parasit : cacing (asoanis, trichuris, Oxyuris, Strong
Ylokles, protzoa (Entamoeba histolytica, Giarella lemblia,
tracomonas homonis), jamur (candida albicans).
2.Faktor malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa,
maltosa, dan sukrosa), mosiosakarida (intoleransi glukosa,
fruktosa, dan galatosa).
Pada bayi dan anak yang terpenting dan terseirng intoleransi
laktasi.
Malabsorbsi lemak
Malabsorbsi protein

3.Faktor makanan
Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan .

4.Faktor psikologis
Rasa takut dan cemas (jarang, tetapi dapat terjadi pada anak
yang lebih besar).
PATOFISIOLOGI

Patogen Masuk ke dalam tractus intestinalis


Berkembang biak
Inflamasi
Mukosa usus teriritasi dan kerusakan villi
Hiperperistaltikdinding usus meningkat
Reabsorbsi air dan mineral di usus halus
Bab yang banyak air daripada ampas
DAMPAK BAB CAIR SELAMA 3 HARI

Dehidrasi
Renjatan hipovolemik
Kejang
Bakterimia
Mal nutrisi
Hipoglikemia
Intoleransi sekunder akibat kerusakan
mukosa usus.
EPIDEMIOLOGI

Kasus shock hipovolemik et causa diare


terserbar di seluruh negara, umumnya berada
di negara berkembang.
MANIFESTASI KLINIS

Nadi cepat
Tekanan darah rendah
Mata cekung
Turgor kulit menurun
Capilary refill > 3 detik
Akral dingin
Bising usus hiperperistaltik
Urin output menurun atau tidak ada
TATA LAKSANA (E)

Airway dan breathing (jalan nafas dan pernafasan)


Obstruksi jalan nafas
Sianosis
Sesak nafas berat
Circulation (Sirkulasi)
Akral dingin dengan capillary refill > 3 detik
Nadi cepat dan lemah
Dehydration (severe) [Dehidrasi Berat]
Diare + 2 dari tanda di bawah ini:
- lemah
- mata cekung
- turgor sangat menurun
Resusitasi cairan yang cepat merupakan landasan untuk
terapi syok hipovolemik.
Sumber kehilangan darah atau cairan harus segera diketahui
agar dapat segera dilakukan tindakan.
Cairan infus harus diberikan dengan kecepatan yang cukup
untuk segera mengatasi defisit atau kehilangan cairan akibat
syok .
Penyebab yang umum dari hipovolemia adalah pendarahan,
kehilangan plasma atau cairan tubuh lainnya seperti luka
bakar, peritonitis, gastroenteritis yang lama atau emesis, dan
pankreatitis akuta
Macam-macam pemberian cairan :
1. BJ plasma dengan rumus :
Kebutuhan cairan = BJ plasma 1 ,025 x Berat badan x 4 ml
0,001
2. Metode Pierce berdasarkan klinis :
Dehidrasi ringan, kebutuhan cairan = 5% x Berat badan (kg)
Dehidrasi sedang, kebutuhan cairan = 8% x Berat badan (kg)
Dehidrasi berat, kebutuhan cairan = 10% x berat badan (kg )
3. Metode Daldiyono berdasarkan skor klinis :
Kebutuhan cairan = skor x 10% x kgBB x 1 liter 15
Pemberian cairan dehidrasi terbagi atas :
Dua jam pertama (tahap rehidrasi inisial) : jumlah total
kebutuhan cairan menurut rumus BJ plasma atau Daldiyono
diberikan langsung dalam 2 jam, ini agar dapat tercapai
rehidrasi optimal secepat mungkin.
Satu jam berikutnya/jam ke-3 (tahap kedua) pemberian
diberikan berdasarkan kehilangan cairan selama 2 jam
pemberian cairan rehidrasi inisial sebelumnya. Bila tidak ada
syok atau skor Daldiyono kurang dari 3 dapat diganti cairan
per oral.
Jam berikutnya pemberian cairan diberikan berdasarkan
kehilangan cairan melalui tinja dan insensible water loss
(IWL).
KRISTALOID

Cairan kristaloid terdiri dari:


Cairan Hipotonik
Cairan ini didistribusikan ke ekstraseluler dan intraseluluer. Oleh
karena itu penggunaannya ditujukan kepada kehilangan cairan
intraseluler seperti pada dehidrasi kronik dan pada kelainan
keseimbangan elektrolit terutama pada keadaan hipernatremi
yang disebabkan oleh kehilangan cairan pada diabetes insipidus.
Cairan ini tidak dapat digunakan sebagai cairan resusitasi pada
kegawatan (dextrosa 5%).

Cairan Isotonik
Cairan isotonik terdiri dari cairan garam faali (NaCl 0,9%), ringer
laktat dan plasmalyte. Ketiga jenis cairan ini efektif untuk
meningkatkan isi intravaskuler yang adekuat dan diperlukan
jumlah cairan ini 4x lebih besar dari kehilangannya. Cairan ini
cukup efektif sebagai cairan resusitasi dan waktu yang
diperlukan relatif lebih pendek dibanding dengan cairan koloid.
KRISTALOID

Cairan Hipertonik
Cairan ini mengandung natrium yang merupakan ion
ekstraseluler utama. Oleh karena itu pemberian natrium
hipertonik akan menarik cairan intraseluler ke dalam
ekstraseluler.Peristiwa ini dikenal dengan infus internal.
Disamping itu cairan natrium hipertonik mempunyai efek
inotropik positif antara lain memvasodilatasi pembuluh darah
paru dan sistemik. Cairan ini bermanfaat untuk luka bakar
karena dapat mengurangi edema pada luka bakar, edema
perifer dan mengurangi jumlah cairan yang dibutuhkan,
contohnya NaCl 3%.
KRISTALOID

Contoh larutan kristaloid

NaCl 0,9%
Ringer Laktat (RL)
Ringer Asetat
KOLOID

Jenis-jenis cairan koloid:

Albumin

Terdiri dari 2 jenis


Albumin endogen
dihasilkan di hati dengan BM antara 66.000 sampai dengan
69.000

Albumin eksogen.
Albumin eksogen ada 2 jenis yaitu human serum albumin,
albumin eksogen yang diproduksiberasal dari serum manusia
dan albumin eksogen yang dimurnikan (Purified protein
fraction)dibuat dari plasma manusia yang dimurnikan
KOLOID

HES (Hidroxy Ethyl Starch).


Merupaka senyawa kimia sintetis yang menyerupai glikogen .
Cairan ini mengandung par tikel denganBM beragam dan merupakan
campuran yang sangat heterogen
Efek intar vaskulernya dapat berlangsung 3 -24 jam

Dextran
Merupakan campuran dari polimer glukosa dengan berbagai macam ukuran
dan berat molekul
Ada 2 jenis dextran yaitu dextran 40 dan 70. dextran 70 mempunyai BM
70.000 (25.000 -1 25.000 ).
Sediaannya terdapat dalam konsentrasi 6% dalam garam fisiologis

Gelatin.
Cairan ini banyak digunakan sebagai cairan resusitasi terutama pada
orang dewasa.
Terdapat 2 bentuk sediaan yaitu:1 .M odified Fluid Gelatin (MFG) 2.Urea
Bridged Gelatin (UBG).
Kedua cairan ini punya BM 35.000. Kedua jenis gelatin ini punya efek
volume expander yang baik pada kegawatan.
TATA LAKSANA DIARE ( WHO )

Penggantian cairan (rehidrasi), cairan yang diberikan secara oral


untuk mencegah dehidrasi dan mengatasi dehidrasi yang sudah
terjadi
Pemberian makanan terutama asi, selama diare dan pada masa
penyembuhan diteruskan
Tidak menggunakan obat antidiare
Antibiotika hanya diberikan pada kasus kolera dan disentri yang
disebabkan oleh shigella, sedangkan metronodazole diberikan
pada kasus giardiasis dan amebiasis
Petunjuk yang efektif tentang:
Bagaimana merawat pasien yang sakit di rumah, terutama
tentang bagaimana membuat oralit dan cara memberikannya
KOMPLIKASI

Gagal ginjal akut


ARDS (acute respiratory distress syndrome/shock
lung)
Depresi miokard-gagal jantung
Gangguan koagulasi/pembekuan
SSP dan Organ lain
Evaluasi gejala sisa SSP sangat penting,
mengingat organ ini sangat sensitif terhadap
hipoksia yang dapat terjadi pada renjatan
berkepanjangan.
Renjatan ireversibel.
PENCEGAHAN

Mencegah pencetus shock hipovolemik seperti menjaga


kebersihan makanan dan minuman serta pakaian.
PROGNOSIS

Baik

Syok hipovolemik merupkan kondisi yang


mengancam jiwa dan bila tidak ditangani
segera maka dapat menjadi ireversibel.
Resusitasi yang cepat dan adekuat
dibutuhkan untuk meyelamatkan hidup
KESIMPULAN

Syok hipovolemik merupakan kondisi medis atau bedah dimana


terjadi kehilangan cairan dengan cepat yang berakhir pada
kegagalan beberapa organ, disebabkan oleh volume sirkulasi
yang tidak adekuat dan berakibat pada perfusi yang tidak
adekuat.

Gejala dan tanda yang disebabkan oleh syok hipovolemik akibat


non-perdarahan serta perdarahan adalah sama meski ada
sedikit perbedaan dalam kecepatan timbulnya syok.

Gejala klasik syok yaitu, tekanan darah menurun drastis dan


tidak stabil walau posisi berbaring, pasien menderita takikardia
hebat, oliguria, agitasi atau bingung, peningkatan kerja
simpatis, hiperventilasi, pembuluh vena yang kolaps, pelepasan
hormone stress serta ekspansi besar guna pengisian volume
pembuluh darah dengan menggunakan cairan interstisial,
interselular dan menurunkan produksi

Anda mungkin juga menyukai