Anda di halaman 1dari 36

PENYAKIT SINUSITIS,

BRONKHITIS DAN TBC


OLEH:
KELOMPOK 7
SINUSITIS
Sinusitis adalah peradangan dan atau infeksi pada
sinus paranasal mucosa. Istilah rinosinusitis digunakan
oleh beberapa ahli karena sinusitis biasanya juga
melibatkan mucosa hidung. Meskipun sebagian besar
infeksi ini adalah berasal dari virus, antimikroba
sering diresepkan pada penyakit ini.
GEJALA
ETIOLOGI

Bakteri penyebab sinusitis


Streptococcus pneumoniae
Haemophilus influenzae
Staphylococcus aureus
Moraxella catarrhalis
Streptococcus pyogenes
PATOFISIOLOGI
Sinusitis bakteri akut biasanya didahului oleh infeksi
saluran pernapasan karena virus yang menyebabkan
peradangan mukosa.

Ini dapat menyebabkan obstruksi ostium sinus pada


jalur yang mengalirkan sinus. Sekresi mukosa menjadi
terperangkap, pertahanan lokal terganggu, dan bakteri
dari permukaan yang berdekatan mulai untuk
berkembang biak.
DIAGNOSIS ATAU MEKANISME TES

1. Tes darah rutih (sel darah putih)


2. Tes transiluminasi
3. Sinar-X
4. Endoskopi fiberoptik atau rhinoscope
5. Sinus tusukan
6. USG pada sinus, CT scan atau MRI scan
MEKANISME PENGOBATAN

Lini pertama : Amoksisilin


Jika seorang pasien alergi penisilin: trimethoprim-sulfamethoxazole, doksisiklin, azitromisin,
klaritromisin, levofloxacin, klindamisin
Klindamisin, tidak aktif terhadap H. influenzae dan M. Catarrhalis
Penggunaan dekongestan dan mukolitik membantu mengatasi hidung tersumbat
TUBERCULOSIS
Tuberkulosis (TB) penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis yang mampu menginfeksi secara laten ataupun progresif (Sukandar,
2008).

TB ekstra Paru adalah tuberculosis


TB paru adalah tuberculosis yang menyerang organ tubuh lain
yang menyerang jaringan selain paru misalnya: pleura
(selaput paru), selaput otak,
paru, tidak termasuk pleura selaput jantung (pericardium),
(selaput paru). kelenjar lymfe, tulang,
persendihan, kulit, usus, ginjal,
saluran kemih, alat kelamin, dan
lain-lain.
TANDA DAN GEJALA TBC
Gejala sistemik/umum : Gejala khusus:
Tergantung dari organ tubuh mana
Batuk-batuk selama lebih dari 3 yang terkena, bila terjadi sumbatan
minggu (dapat disertai dengan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke
darah) paru-paru) akibat penekanan kelenjar
getah bening yang membesar, akan
Demam tidak terlalu tinggi menimbulkan suara mengi, suara nafas
melemah yang disertai sesak.
yang berlangsung lama,
Kalau ada cairan dirongga pleura
biasanya dirasakan malam hari (pembungkus paru-paru), dapat disertai
disertai keringat malam. dengan keluhan sakit dada.
Kadang-kadang serangan Bila mengenai tulang, maka akan terjadi
demam seperti influenza dan gejala seperti infeksi tulang yang pada
suatu saat dapat membentuk saluran
bersifat hilang timbul dan bermuara pada kulit di atasnya,
pada muara ini akan keluar cairan nanah.
Penurunan nafsu makan dan
berat badan Pada anak-anak dapat mengenai otak
(lapisan pembungkus otak) dan disebut
Perasaan tidak enak (malaise), sebagai meningitis (radang selaput otak),
gejalanya adalah demam tinggi, adanya
lemah penurunan kesadaran dan kejang-kejang.
Kategori penyakit tuberculosis ada dua
yaitu (Sukandar, 2008) :
Kategori-1 :
Pasien baru TB paru BTA (Basil Tahan Asam) positif
Pasien TB paru BTA negative foto toraks positif
Pasien TB ekstra paru
Kategori-2
Untuk pasien BTA positif yang telah diobati sebelumnya :
Pasien kambuh
Pasien gagal
Pasien dengan pengobatan terputus
ETIOLOGI

Kuman penyebab TB adalah Mycobacterium tuberculosis. Basil ini


tidak berspora sehingga mudah dibasmi dengan pemanasan, sinar
matahari, dan sinar ultraviolet. Basil ini sukar diwarnai, tetapi
berbeda dengan basil lain, setelah diwarnai tidak dapat
dibersihkan lagi dari fuchsin atau metileenblauw oleh cairan asam
sehingga biasanya disebut basil tahan asam (BTA)
(Karnadihardja, 2004).
PATOFISIOLOGI
1. Infeksi primer diinisiasi oleh implantasi organisme di alveolar melalui droplet nuclei yang
sangat kecil (1-5 mm) untuk menghindari sel epithelial siliari dari saluran pernafasan atas.
Bila terinplantasi M. tuberculosis melalui saluran napas, mikroorganisme akan membelah
diri dan dicerna oleh makrofag pulmoner, dimana pembelahan diri akan terus berlangsung
walaupun lebih pelan. Nekrosis jaringan dan klasifikasi pada daerah yang terinfeksi dan
nodus limfe regional dapat terjadi , menghasilkan pembentukan radiodense area menjadi
kompleks Ghon

2. Makrofag yang teraktivasi dalam jumlah besar akan mengelilingi daerah yang ditumbuhi
M. tuberculosis yang padat seperti keju (daerah nekrotik) sebagai bagian dari imunitas
yang dimeditasi oleh sel. Hipersensitivitas tipe tertunda juga berkembang melalui aktivasi
dan perbanyakan limfosit T. Makrofag membentuk granuloma yang mengandung
organisme
PATOFISIOLOGI
3. Keberhasilan dalam menghambat pertumbuhan M. tuberculosis membutuhkan aktivasi
dari limfosit CD 4 subset, yang dikenal sebagai sel Th-1, yang menaktivasi makrofag
melalui sekresi dari interferon .

4. Sekitar 90% pasien yang pernah menderita penyakit primer tidak memiliki manifestasi
klinis lain selain uji kulit yang positif dengan atau tanpa kombinasi dengan adanya
granuloma stabil yang diperoleh dari hasil radiografi.

5. Sekitar 5% pasien (biasanya anak-anak, orang tua, atau penurunan system imun) mengalami
penyakit primer yang berkembang paa daerah infeksi primer (biasanya lobus paling bawah) dan
lebih sering denan denan diseminasi, menyebabkan terjadinya infeksi meningitis dan biasanya juga
melibatkan lobus paru-paru paling atas

6. Biasanya penyebaran organisme melalui darah ini menyebabkan pertumbuhan cepat,


penyebaran penyakit secara luas dan pembentukan granuloma yang dikenal sebagai
tuberculosis miliari.
PATOFISIOLOGI

1. Ciri-ciri dan symptom


2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan laboratorium
4. Radiografi dada
Penderita
TBC
Seluruh
tubuh M. tuberculosis

Organ Saluran
lainnya nafas
MEKANISME PENYAKIT
Jaringan
Aliran paru
darah

Infeksi
Infeksi
primer
primer
kompleks
Getah
bening
MEKANISME PENGOBATAN
Kategori 1 diobati dengan INH, rifampisin, Kategori 2 diobati dengan INH, rifampisin,
pirazinamid dan etambutol selama 2 bulan pirazinamid, etambutol dan streptomisin
(fase intensif) setiap hari dan selanjutnya 4 selam 2 bulan setiap hari dan selanjutnya
bulan (fase lanjutan) denan INH dan dengan INH, rifampisin dan etambutol
rifampisin 3 kali dalam seminggu selama 5 bulan seminggu 3 kali
(2HRZE/4H3R3) (2HRZES/HRZE/5H3R3E3).
MEKANISME PENGOBATAN
BRONKHITIS
BRONKHITIS
Bronkhitis adalah peradangan yang terjadi
pada saluran bronkhus. Bronkhitis
merupakan penyakit pernapasan yang lebih
serius dibandingkan batuk-pilek. Karena
kalau dibiarkan akan timbul pneumonia atau
radang paru. Penyakit ini lebih sering terjadi
pada udara lembab.
PATOFISIOLOGI
1. Penyebab utama adalah virus terutama virus common cold,
rhinovirus, coronavirus, virus patogen pada saluran pernafasan
bawah: virus influenza, adenovirus, respiratory syncytial virus.
2. Patogen penyebab lainnya adalah : Mycoplasma pneuminiae,
Chlamydia, pneumonia, Bordetella pertussis.
3. Infeksi bronkus dan trakea meyebabkan membrane mukosa udem
dan merah serta peningkatan sekresi bronkus. Kerusakan epitel
saluran pernafasan dapat bervariasi dari ringan-berat dan dapat
berpengaruh pada fungsi mukosiliari bronkus. Selain itu,
peningkata sekresi bronchial yang kental dan lengket akan
mengganggu aktifitas mukosiliari.
4. Infeksi saluran pernafasan dan mungkin menjadi pathogenesis
penyakit paru kronis obstruktif.
ETIOLOGI
Penderita bronkhitis akut harus lebih banyak istirahat dan
menghindari kelelahan, serta mengkonsumsi makanan yang bergizi,
hindarkan debu, dan zat-zat kimia yang merangsang, hentikan
menghisap rokok, dan gunakan antibiotik alami seperti misalnya
bawang putih, virgin coconut oil, atau bee propolis untuk
memberantas infeksi bakteria.
Penyebab utama bronkhitis kronis adalah kebiasaan merokok,
kandungan tar pada rokok bersifat merangang secara kimiawi
sehingga dapat menimbulkan kerusakan selaput lendir saluran-
saluran pernafasan. Bronkhitis kronik juga dapat disebabkan
karena infeksi saluran pernafasan yang terjadi secara berulang-
ulang, polusi udara, dan alergi khusus. Faktor keluarga dan
genetis/keturunan juga berperan membuat seseorang terkena
bronkhitis kronik.
KLASIFIKASI PENYAKIT
Bronkhitis akut Bronkhitis kronis
proses inflamasi selintas
kondisi kronis atau berulang
saluran pernafasan yg
dari batuk produktif yg
bermanifestasi sbg batuk,
terjadi selama berulang dari
biasanya akan membaik
batuk produktif yg terjadi
tanpa terapi dlm 2 minggu.
selama 3 bln dlm setahun &
keluhan lebih ringan berlangsung selama 2 tahun
dibandingkan bronkhitis
Keluhan cenderung lebih
kronis.
berat dibandingkan
Tidak terjadi penebalan bronkhitis akut
(hipertrofi) otot-otot polos
Terjadi penebalan
dan kelenjar serta berbagai
(hipertrofi) otot-otot polos
perubahan pada saluran
dan kelenjar serta berbagai
pernapasan.
perubahan pada saluran
pernapasan.
MEKANISME TES

Kelainan Laboratorium

Kelainan Radiologis

Kelainan Faal Paru


TERAPI NON-FARMAKOLOGI
Menghentikan merokok (bagi perokok) dan hal-hal yang mengganggu
pernafasan.
Menghindari cuaca yang terkena polusi,
Menjaga agar ruangan tetap hangat dan tidak pengap/lembab,
Mengkonsumsi makanan yang bergizi dengan diet yang seimbang,
Istirahat yang cukup, gunakan suplemen dan antibiotik alami untuk
mengobati infeksi bakteri dan virus.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai