Anda di halaman 1dari 16

Subyek, Obyek & Tarif Pajak

Subyek Pajak adalah orang, badan, atau kesatuan


lainnya yang memenuhi syarat-syarat subyek, yaitu
yang bertempat tinggal atau berkedudukan di
Indonesia. (Soemitro, 1987)

Subyek pajak dapat dibedakan menjadi:


1. Subyek Pajak Dalam Negeri
2. Subyek Pajak Luar Negeri
Subyek Pajak (1)
Subyek Pajak Dalam Negeri
1. Orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia
orang pribadi yang berada di Indonesia lebih dari 183
hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, atau
orang pribadi yang dalam satu tahun pajak berada di
Indonesia dan mempunyai niat untuk tinggal di
Indonesia.
2. Warisan yang belum terbagi sebagai suatu kesatuan
menggantikan yang berhak.
3. Badan yang berkedudukan di Indonesia
Subyek Pajak (2)
Subyek Pajak Luar Negeri
(a). Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di
Indonesia atau berada di Indonesia tidak lebih dari 183
hari dalam jangka waktu 12 bulan dan badan yang
tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di
Indonesia yang menjalankan usaha atau melakukan
kegiatan melalui Bentu Usaha Tetap (BUT) di
Indonesia.
Subyek Pajak (3)
(b). Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di
Indonesia atau berada di Indonesia tidak lebih dari 183
hari dalam jangka waktu 12 bulan, dan badan yang
tidak didirikan dan bertempat kedudukan di
Indonesia yang dapat menerima atau memperoleh
penghasilan di Indonesia bukan dari menjalankan
usaha atau melakukan kegiatan bukan dari BUT
Subyek Pajak (4)
Bentuk Usaha Tetap (BUT)
Adalah bentuk usaha yang dipergunakan oleh orang
pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau
berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam
jangka waktu 12 bulan untuk menjalankan usaha atau
kegiatan di Indonesia, yang dapat berupa antara lain:
a) Tempat kedudukan manajemen
b) Cabang perusahaan
c) Kantor perwakilan
d) pabrik
Subyek Pajak (5)
Pengecualian antara lain:
a) Badan perwakilan negara asing
b) Pejabat-pejabat perwakilan diplomatik
c) Organisasi internasional yang ditetapkan oleh
Menteri Keuangan
Bermula & Berakhirnya Subyek
Pajak (1)
Saat bermula menjadi subyek pajak:
1. Saat dilahirkan
2. Saat menetap di Indonesia
3. Pada awal kedatangan di Indonesia untuk masa lebih
dari 183 hari
4. Badan pada saat didirikan
5. Saat pewaris meninggal dunia
Bermula & Berakhirnya Subyek
Pajak (2)
Saat berakhirnya :
a) Saat meninggal dunia
b) Meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya
c) Badan : saat dibubarkan (likuidasi)
d) Warisan : saat dibagikan kepada ahli waris
Obyek Pajak
Segala sesuatu yang ada dalam masyarakat dapat dijadikan
sebagai sasaran atau obyek pajak baik berupa keadaan,
perbuatan maupun peristiwa (taatbestand).
Keadaan
Contoh: kekayaan seseorang pada suatu saat tertentu seperti
rumah dan tanah.
Perbuatan
Contoh: memperoleh penghasilan
Peristiwa
Contoh: memperoleh keuntungan secara mendadak
Wajib Pajak
Wajib Pajak adalah orang atau badan yang memenuhi
syarat sebagai subyek (syarat subyektif) dan syarat
obyektif sekaligus
Saat Terutang Pajak
Terdapat 2 pendapat tentang saat terutang pajak

1. Pendapat Material : Saat terpenuhinya taatbestand

2. Pendapat Formal : Saat ditagih atau menerima Surat


Ketetapan Pajak (SKP)
Hapusnya Utang Pajak
Utang pajak dapat terhapus apabila :
1. Dilunasi
2. Daluwarsa penagihan
3. Mendapat pengampunan/ pembebasan
Tax Liabilities
Besar atau jumlah pajak terutang dihitung dengan
mempergunakan rumus atau formula sebagai berikut:

Tax Liabilities = Tax Base X Tax Rate

Tax Liabilities = Pajak Terutang


Tax Base = Dasar Pengenaan Pajak (DPP)
Tax Rate = Tarif Pajak
Tarif Pajak (1)
Terdapat 4 jenis tarif pajak, yaitu :
1. Tarif Tetap
2. Tarif Proporsional
3. Tarif Progresif
4. Tarif Degresif
Tarif Tetap
Adalah tarif yang besarnya merupakan jumlah tetap
(dalam satuan mata uang)
Contoh : bea meterai dengan tarif Rp. 3.000 & Rp. 6.000
Tarif Pajak (2)
Tarif Proporsional
Adalah tarif yang berupa prosentase tetap
Contoh : Tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10%
Tarif Progresif
Adalah tarif yang prosentase pemungutannya semakin besar
apabila dasar penghitungannya bertambah besar.
Contoh : Tarif PPh Pasal 17
Tarif Degresif
Tarif yang prosentasenya semakin kecil apabila dasar
penghitungannya bertambah besar.

Anda mungkin juga menyukai