Anda di halaman 1dari 41

KULIAH GEOLOGI TATA LINGKUNGAN

(MGT-205)

Ir. Abdurrachman Asseggaf, MT


ATURAN UMUM
1. Menghadiri Kuliah Tepat Waktu, Toleransi Keterlambatan 15
Menit, Bila Lebih Dari 15 Menit Diperkenankan Mengikuti
Kuliah tetapi Tidak Dapat Mengisi Absensi,
2. Mahasiswa Tidak Diperkenankan mengikuti UAS Jika
Kehadiran Mengikuti Perkuliahan Kurang dari 70%,
3. Tugas Atau Laporan Harus Diserahkan Satu Minggu
Kemudian Sebelum Kuliah Dimulai,

NAS = 10% Absensi + 15% Kuiz + 15% Laporan/Tugas +


25% UTS + 35% UAS
TATA NILAI :

NILAI AKHIR = 5%Abs+10%Kz+15%Lap+30%UTS+40%UAS

ABSENSI 70% SESUAI PETUNJUK TEKNIS

LAPORAN PERKELOMPOK:
SETIAP ANGGOTA KELOMPOK MEMPUNYAI TUGAS,
BILA DALAM WAKTU 3X PERTEMUAN TIDAK ADA HASIL, MAKA DOSEN
MK.BERHAK MENGELUARKAN YBS. DARI KELOMPOKNYA,
PENILAIAN LAPORAN UNTUK SETIAP ANGGOTA KELOMPOK/BUKAN
RATA-RATA DARI NILAI KELOMPOKNYA,
1 MINGGU SEBELUM UTS TUGAS PER ORANG TELAH SELESAI,
3 MINGGU SEBELUM UAS TUGAS KELOMPOK/GABUNGAN SELESAI,
TATA WAKTU AKAN DITENTUKAN SETELAH KELOMPOK MEMPUNYAI
PETA GEOLOGI,
LAIN LAIN MENYUSUL SAAT KULIAH/RESPONSI.
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : POTENSI DAN KENDALA
BAN III : BENCANA GEOLOGI
BAB IV : METODOLOGI PENGEMBANGAN
BAB V : ANALISIS LAHAN DAN KESESUAIAN LAHAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LANDASAN UMUM
GEOLOGI TATA LINGKUNGAN :
Geologi yang menyangkut pemanfaatan sumber kekayaan bumi, berkaitan dengan proses
geologi yang erat hubungannya dengan di sekitar kawasan permukiman, dan tak
terpisahkan dengan keahlian menentukan besar- kecilnya pengaruh pemanfaatan sumber
kekayaan terhadap alam lingkungan (Purbo-Hadiwidjojo, 1976).
Adalah membahas geologi yang berhubungan dengan kegiatan/aktifitas manusia (Coates,
D.R., 1981).

Tujuan utama studi tata lingkungan adalah menentukan kualitas fisik geologi yang akan
digunakan dalam perencanaan tata ruang dan memberikan rekomendasi teknismendasi teknis
metode penggunaan sumberdaya yang berdampak kecil/sedikit pada ekosistem lahan air.

GEOLOGI TATA LINGKUNGAN


MENATA
PENERAPAN
SISTEM GEOLOGI
GEOLOGI LINGKUNGAN
GEOLOGI DAMPAK
LINGKUNGAN
MENANG-
GULANGI

Beberapa penggunaan istilah yang mempunyai pengertian sama :


GEOLOGI TATA LINGKUNGAN
GEOLOGI PENGEMBANGAN WILAYAH
GEO PLANOLOGI
GEOLOGI PERENCANAAN WILAYAH

Ada dua (2) masalah SDA yang harus dievaluasi :


1. Potensi Sumberdaya Alamnya.
2. Batasan Sumber Bencananya (Kendala).

KEMAMPUAN/DAYA DUKUNG LINGKUNGANNYA


(KONDISI GEOLOGI SETIAP SATUAN WILAYAHNYA)

Dalam kegiatan Geologi Teknik, penelitiannya hanya untuk satu kegiatan saja, seperti:
Potensi Cadangan.
Bendungan.
Jalan Raya.
Jembatan.
dan sebagainya.
Sedangkan dalam Geologi Tata Lingkungan : Lingkungan Masalah yang terkait lebih luas. Lingkup kajiannya
melihat semua faktor Fisik Geologi atau merangkum semua informasi geologi yang ada.
PENGERTIAN MENGENAI :

1. Potensi
Adanya sumberdaya alam yang dapat bermanfaat/digunakan untuk mendukung semua aktifitas kegiatan.

2. Batasan (Kendala)
Adanya sumberdaya alam yang akan membatasi/mempengaruhi semua aktifitas kegiatan.

1.2. TATA RUANG DINAMIS


Tata ruang yang mencakup kegiatan pembangunan jangka panjang (utama) dan menengah, dalam tata ruang
dapat terjadi perubahan-perubahan tetapi harus tetap mempunyai kerangka dasar tata ruang menyeluruh.

Perubahan-perubahan yang terjadi bersifat Sektoral (rinci)

Harus dirumuskan kembali secara sektoral

Akan menghasilkan
TATA RUANG SEKTORAL BARU

1.3. BAGAN ALIR KEGIATAN


Suatu bagan alir akan memberikan gambaran kegiatan secara menyeluruh dan terkait dengan kondisi
fisik/geologi dari suatu rencana kegiatan (Tapak Kegiatan).
Potensi/Batasa
n Kawasan

Tujuan Hipotesa Perumusa


Fisik
Kegiatan Kawasan n
Kegiatan Kawasan Sosial
Kegiatan

PENGUJIAN
DAN ANALISIS
DATA PRIMER

PENATAAN Rencana
PERUNTUKAN Tata
TATA RUANG Ruang
SEKTORAL Kawasan

Petunjuk Pedoman
Pelaksanaan Pelaksanaan
CONTOH DISKUSI :
Pembangungan kawasan Teluk Penyu
Cilacap sebagai Pelabuhan
Bagaimana bila kegiatannya berupa :
Pembangunan Kota Baru.
Makhluk Cara Hidupnya : Dasar Pemilihannya :
Sosial Berkelompok. Keamanan.
Tertentu. Kemudahan.
Kenyamanan.

Kemakmuran
meningkat :
Pengembangan Wilayah.
Pembukaan Kota Baru. Timbul benturan-
Kebutuhan Meningkat. benturan baru
Perubahan Tata Nilai.

Perencanaan Penanganan Benturan (Masalah)


Pengembangan Fisik yang menjadi sorotan utama.
yang terpadu Sosekbud

DOLE (1969) :Peta-peta Geologi haruslah menjadi kunci bagi pemakai.

(Diambil dari Keller, E.A., 1985). Artinya peta ataupun laporan geologi harus diterjemahkan dalam bahasa teknis yang
dipahami oleh pemakai. Atau ahli geologi tata lingkungan harus mengetahui kebutuhan informasi Fisik Geologi yang akan
digunakan oleh pemakai (ahli perencana/sipil).
Informasi fisik yang dapat diperoleh dari berbagai data
di antaranya :

1. PETA TOPOGRAFI :
% Lereng.
Bahan baku : Pasir-Kerakal, Batu dan Tanah.
Air : Lokasi Bendungan.
Banjir : Penyebaran, Lokasi.
Potensi Airtanah : Airtanah + Mataair.
2. PETA GEOLOGI :
.
3.PETA TERKAIT

BEBERAPA ACUAN
PERATURAN PEMERINTAH
UNDANG UNDANG
Kawasan Lindung adalah wilayah yang ditetapkan
dengan fungsi utama melindungi kelestarian
lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam
dan sumber daya buatan

Kawasan budaya adalah wilayah yang ditetapkan


dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas
dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber
daya manusia, dan sumber daya buatan.
Pengertian Ruang Fisik
Hermanislamet (2001) menyatakan bahwa suatu wilayah akan tumbuh dan
berkembang karena adanya interaksi ruang (wadah) dengan berbagai
aktifitas yang berada diatasnya
Aktifitas di atas haruslah dipahami karakteristik kondisi Fisik Geologi pada
bawah tanah lahan
Aktifitas menggunakan air yang berasal dari bawah permukaan (airtanah)
Aktifitas Gunungapi haruslah dipahami dengan baik dan sistematik; sebagai
contoh G. Krakatau yang meletus pada 26 Agustus 1883 menewaskan
36.417 jiwa akibat gelombang pasang (tsunami) setinggi 20 meter.
Aktifitas Gempabumi Tsunami Aceh 26 Desember 2004; ada tiga (3) daerah
yang sebagian penduduknya dapat menyelamatkan diri :
Pesisir Kota Tapaktuan
Pulau Simeulu (Selatan Meulaboh)
Pulau Weh Lokasi Diving

Contoh diatas menunjukkan bencana geologi tidak terjadi secara tiba tiba,
tetapi ada tanda tanda awal
BAGAN ALIR TATA CARA ANALISIS ASPEK FISIK DAN LINGKUNGAN
Informasi Kebijakan Struktur Ruang
Substansi Muatan Kebijakan Strategi

Peningkatan akses pelayanan


adanya keterkaitan antar kawasan mengembangkan
perkotaan dan pusat pertumbuhan
Sistem Perkotaan Nasional pusat pertumbuhan baru mengendalikan
ekonomi wilayah yang merata dan
perkembangan kota - kota pantai
berhierarki

Sistem Jaringan Prasarana Peningkatan kualitas dan jangkauan


adanya keterpaduan pelayanan transportasi darat,
Nasional (Jaringan pelayanan jaringan prasarana
laut dan udara
Transportasi) transportasi

Peningkatan kualitas dan jangkauan peningkatan jaringan transmisi dan distribusi minyak
Sistem Jaringan Prasarana
pelayanan jaringan prasarana jaringan dan gas bumi mewujudkan keterpaduan sistem
Nasional (Jaringan Energi)
energi penyediaan tenaga listrik

Sistem Jaringan Prasarana Peningkatan kualitas dan jangkauan


Nasional (Jaringan pelayanan jaringan prasarana pengembangan telekomunikasi di kawasan terisolasi
Telekomunikasi) telekomunikasi

Sistem Jaringan Prasarana Peningkatan kualitas dan jangkauan


mewujudkan keterpaduan sistem jaringan sumber
Nasional (Jaringan Sumber pelayanan jaringan prasarana sumber
daya air
Daya Air) daya air
Kebijakan, Strategi dan Kriteria RTRWN.

Nama Substansi Kebijakan Strategi


menetapkan kawasan lindung di ruang darat, ruang laut dan
ruang udara termasuk ruang di dalam bumi, minimal 30% dari
luas pulau, mengembalikan dan meningkatkan fungsi
kawasan lindung, penyelenggaraan upaya terpadu untuk
melestarikan fungsi lingkungan hidup, melindungi kemampuan
pemeliharaan dan perwujudan
lingkungan hidup dari tekanan perubahan atau dampak
Kawasan Lindung kelestarian fungsi lingkungan hidup,
negatif dari suatu kegiatan, melindungi kemampuan
Nasional pencegahan dampak negatif
lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi, atau komponen
kegiatan manusia
lain, mencegah tindakan yang menimbulkan perubahan sifat
fisik lingkungan, mengendalikan pemanfaatan sumber daya
alam, mengelola sumber daya alam secara bijaksana,
mengembangkan kegiatan budidaya yang mempunyai daya
adaptasi bencana di kawasan rawan bencana
menetapkan kawasan budidaya yang memiliki nilai strategis
nasional, mengembangkan kegiatan budi daya unggulan,
pengembangan kegiatan budi daya untuk menunjang aspek
politik, pertahanan dan keamanan, sosial budaya, ilmu
peningkatan keterpaduan dan pengetahuan dan teknologi, pengembangan pulau - pulau
keterkaitan antar kegiatan budi kecil, pengembangan kegiatan pengelolaan sumber daya
daya, pengendalian perkembangan kelautan yang bernilai ekonomi tinggi, membatasi kegiatan
Kawasan Budidaya
kegiatan budidaya agar tidak budi daya terbangun di kawasan rawan bencana,
melampaui daya dukung dan daya pengembangan perkotaan dengan mengoptimalkan
tampung lingkungan pemanfaatan ruang secara vertikal dan kompak,
mengembangkan RTH minimal 30% dari luas kawasan
perkotaan, membatasi perkembangan kawasan terbangun di
kota besar, mengembangkan kegiatan budidaya yang dapat
mempertahankan keberadaan pulau - pulau kecil
KAWASAN RAWAN BENCANA

Pemanfaatan ruang dengan mempertimbangkan karakteristik, jenis dan ancaman bencana, penentuan lokasi

dan jalur evakuasi dari permukiman penduduk , pembatasan pendirian bangunan kecuali untuk kepentingan

pemantauan ancaman bencana dan kepentingan umum

Pemanfaatan ruang dengan mempertimbangkan karakteristik, jenis dan ancaman bencana, penentuan lokasi

dan jalur evakuasi dari permukiman penduduk, pembatasan pendirian bangunan kecuali untuk kepentingan

pemantauan ancaman bencana dan kepentingan umum, penetapan batas dataran banjir,

Pemanfaatan dataran banjir bagi ruang terbuka hijau dan pembangunan fasilitas umum dengan kepadatan

rendah, ketentuan pelarangan pemanfaatan ruang bagi kegiatan permukiman dan fasilitas umum penting

lainnya

RAWAN BENCANA GEOLOGI

Pemanfaatan ruang dengan mempertimbangkan karakteristik, jenis dan ancaman bencana, penentuan lokasi dan jalur

evakuasi dari permukiman penduduk


Kawasan Lindung Lainnya

Pemanfaatan untuk pariwisata tanpa mengubah bentang alam, pembatasan pemanfaatan sumber daya
alam, pengendalian
kegiatan budi daya yang dapat merubah bentang alam dan ekosistem peraturan zonasi untuk kawasan
lindung
Pemanfaatan untuk kegiatan perburuan secara terkendali, penangkapan dan pengembangbiakan satwa
untuk perburuan,
Ketentuan pelarangan perburuan satwa yang tidak di tetapkan sebagai buruan, penerapan standar
keselamatan bagi pemburu dan masyarakat di sekitarnya
Pemanfaatan untuk wisata alam tanpa mengubah bentang alam,
Pemanfaatan untuk Wisata Bahari

Perlindungan Setempat
Ketentuan pelarangan pendirian bangunan selain untuk menunjang kegiatan rekreasi pantai, ketentuan
pelarangan semua jenis kegiatan yang dapat menurunkan luas, nilai ekologis, dan estetika kawasan
pemanfaatan ruang untuk ruang terbuka hijau,
Ketentuan pelarangan pendirian bangunan kecuali bangunan yang di maksudkan untuk pengelolaan
badan air dan/atau pemanfaatan air, pendirian bangunan dibatasi hanya untuk menunjang fungsi taman
rekreasi, penetapan lebar sempadan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
pemanfaatan ruang untuk kegiatan rekreasi, pendirian bangunan dibatasi hanya untuk bangunan
penunjang kegiatan rekreasi dan fasilitas umum lainnya,
Ketentuan pelarangan pendirian bangunan permanen selain bangunan penunjang kegiatan rekreasi dan
fasilitas umum lainnya
Nama Muatan Kebijakan Strategi Kriteria
diperuntukkan bagi kepentingan pemeliharaan
penetapan kawasan strategis keamanan dan pertahanan negara berdasarkan
nasional dengan fungsi khusus geostrategi nasional, diperuntukkan bagi basis militer,
pertahanan dan keamanan, daerahlatihan militer, daerah pembuangan amunisi dan
Kawasan Strategis Nasional Berdasarkan peningkatan fungsi kawasan untuk mengembangkan kegiatan budi peralatan pertahanan lainnya, gudang amunisi, daerah
Kepentingan Pertahanan Keamanan pertahanan dan keamanan negara daya untuk menjaga fungsi uji coba sistem persenjataan, dan/atau kawasan
pertahanan dan keamanan, industri sistem pertahanan, merupakan wilayah
mengembangkan kawasan kedaulatan negara termasuk pulau-pulau kecil terluar
lindung sebagai zona penyangga yang berbatasan langsung dengan degara tetangga
dan/atau laut lepas
merupakan tempat pelestarian dan pengembangan
adat istiadat atau budaya nasiona, merupakan prioritas
meningkatkan kecintaan
peningkatan kualitas sosial dan budaya serta jati diri
masyarakat akan nilai budaya,
bangsa, merupakan aset nasional atau internasional
Kawasan Strategis Nasional Berdasarkan pelestarian dan peningkatan sosial dan mengembangkan penerapan nilai
yang harus dilindungi dan dilestarikan, merupakan
Kepentingan Sosial dan Budaya budaya bangsa budaya bangsa dalam kehidupan
tempat perlindungan peninggalan budaya nasional,
masyarakat, melestarikan situs
memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman
warisan budaya bangsa
budaya, memiliki potensi kerawanan terhadap konflik
sosial skala nasional
mengembangkan kegiatan
penunjang dari pemanfaatan diperuntukkan bagi kepentingan pengembangan ilmu
sumber daya dan teknologi tinggi, pengetahuan dan teknologi berdasarkan lokasi sumber
meningkatkan keterkaitan daya alam strategis nasional, pengembangan
pemanfaatan sumber daya alam
Kawasan Strategis Nasional Berdasarkan kegiatan pemanfaatan sumber antariksa, serta tenaga atom dan nuklir, memiliki
dan/atau teknologi tinggi secara
Kepentingan Pendayagunaan Sumber daya dan teknologi dengan sumber daya alam strategis nasional, berfungsi
optimal untuk kesejahteraan
Daya Alam dan/atau Teknologi Tinggi kegiatan penunjang, mencegah sebagai pusat pengendalian dan pengembangan
masyarakat
dampak negatif pemanfaatan antariksa, berfungsi sebagai pusat pengendalian
sumber daya dan teknologi tinggi tenaga atom dan nuklir, berfungsi sebagai lokasi
terhadap fungsi lingkungan hidup penggunaan teknologi tinggi strategis
dan keselamatan masyarakat
merupakan tempat perlindungan keaneka ragaman
menetapkan kawasan strategis
hayati, merupakan aset nasional berupa kawasan
nasional berfungsi lindung,
lindung yang ditetapkan bagi perlindungan ekosistem,
mencegah pemanfaatan ruang di
pelestarian dan peningkatan fungsi flora dan/atau fauna yang hampir punah atau
kawasan strategis nasional yang
dan daya dukung lingkungan hidup diperkirakan akan punah yang harus dilindungi
berpotensi mengurangi fungsi
untuk keseimbangan ekosistem, dan/atau dilestarikan, memberikan perlindungan
Kawasan Strategis Nasional Berdasarkan lindung kawasan , membatasai
melestarikan keaneka ragaman hayati, keseimbangan tata guna air yang setiap tahun
Kepentingan Fungsi dan Daya Dukung pengembangan sarana
mempertahankan dan meningkatkan berpeluang menimbulkan kerugian negara,
Lingkungan Hidup prasarana di sekitar kawasan
fungsi perlindungan kawasan, memberikan perlindungan terhadap keseimbangan
strategis nasional,
melestarikan keunikan bentang alam, iklim makro , menuntut prioritas tinggi peningkatan
mengembangkan kegiatan budi
melestarikan warisan budaya nasional kualitas lingkungan hidup, rawan bencana alam
daya tidak terbangun untuk zona
nasional, sangat menentukan dalam perubahan rona
penyangga, merehabilitasi fungsi
alam dan mempunyai dampak luas terhadap
lindung kawasan yang menurun
kelangsungan kehidupan
KONSEP DASAR
Dalam memahami Geologi Tata Lingkungan, Keller (1985), mengemukakan ada beberapa konsep dasar, atau landasan pengertian
terdiri atas penekanan berikut :
Sistem-sistem fisik dan landasan geologi.
Penyebab dan Status masalahnya.
Berkaitan dengan pemecahan masalah dan persepsi terhadap lingkungan.
Konsep Pertama
Bumi pada dasarnya merupakan suatu sistem tertutup. Lingkungan geologi terdiri dari baik sistem terbuka maupun sistem tertutup.
Konsep Kedua
Bumi adalah satu-satunya habitat yang kita miliki, sedangkan sumberdaya yang tersedia terbatas jumlahnya.
Konsep Ketiga
Proses-proses fisik yang saat ini merubah rupa bumi, telah terjadi sejak waktu geologi. Besaran dan kekerapan proses dipengaruhi
oleh perubahan alamiah dan/atau hasil budidaya manusia.
Konsep Keempat
Selalu terjadi proses bumi yang membahayakan manusia. Bencana alam harus dikenali dan dihindari sejauh mungkin, dan
ancaman terhadap kehidupan manusia dan kerugian atas harta miliknya harus dapat ditekan serendah mungkin.
Konsep Kelima
Perencanaan tataguna lahan dan tataguna air harus diusahakan dalam keseimbangan antara pertimbangan ekonomis dan faktor-
faktor persepsi / nilai / estetika yang berkembang.
Konsep Keenam
Dampak atas tataguna lahan cenderung kumulatif dan menjadi rumit; kita bertanggungjawab kepada generasi penerus.
Konsep Ketujuh
Bagian dasar dari tiap lingkungan manusia adalah faktor geologis, memahami lingkungan ini memerlukan wawasan yang luas dan
pemahaman atas ilmu pengetahuan tentang bumi dan ilmu-ilmu lainnya yang berkaitan.

Pustaka :
1. Coates, D.R., 1904 ; Environmental Geology, John Wiley & Sons, Canada, Page 1-26.
2. Keller, E.A., 1985 ; Environmental Geology, John Wiley & Sons, Canada, Page 1-26.
3. McGeary, D. & Plummer, C.D., 1992 ; Physical Geology, Wim. C. Brown Publishers, USA, Page 3-23.
RUJUKAN :
Environmental Geology, 1981; Coates,D.R.
Environmental Geology, 1975; (Edited by) Betz, F.Jr, V.25.
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang : PENATAAN RUANG.
Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang : RENCANA TATA
RUANG WILAYAH NASIONAL.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/PRT/M/2007 tentang
PEDOMAN TEKNIS ANALISIS FISIK dan LINGKUNGAN,EKONOMI serta SOSIAL
BUDAYA DALAM PENYUSUNAN TATA RUANG.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 22/PRT/M/2007 tentang
PEDOMAN PENATAAN RUANG KAWASAN RAWAN BENCANA
LONGSOR.
Pencemaran Air (PP 20/1990).
Peran Geologi Dalam Pengembangan Wilayah dan Kota (Sampurno,2001).
1. SEMUA DATA TUGAS SUDAH DALAM BENTUK DIGITAL

2. LAPORAN DAN PETA2 ( DI CETAK PADA LEMBAR A3)


BAB II
POTENSI DAN KENDALA

PENGERTIAN MENGENAI :

1. Potensi
Adanya sumberdaya alam yang dapat bermanfaat/digunakan untuk mendukung
semua aktifitas kegiatan.
Potensi : Bentang Alam, Tata Air, Migas (Sumberdaya Energi)

2. Batasan (Kendala)
Adanya sumberdaya alam yang akan membatasi/mempengaruhi semua aktifitas
kegiatan.
kendala : Gerakantanah, Kebencanaan ( Gempabumi, Tsunami, Likuifaksi)
ANALISIS KESESUAIAN
FISIK GEOLOGI DALAM
PENGEMBANGAN KOTA

Tujuan

Data & Evaluasi


1. Topografi
2. Geologi
3. HIdrogeologi
4. Bencana Geologi
5. dan informasi lainnya

Penentuan
Peta SKL 1. Nilai
2. Bobot

Setiap satuan Peta


ANALISIS KESESUAIAN LAHAN KOTA (SKLK)
(Fisik Geologi )

REKOMENDASI SARAN
DIAGRAM ALIR PEMBUATAN PETA SKLK

Topografi Potensi
Bahaya Banjir Permukaan

? Rekomendasi
Kawasan
Geologi Kuarter Penambangan Budidaya &
Pasir Lindung
? SKLK

Tujuan
Geologi Teknik Kemudahan Penggalian

? ?

Geohidrologi Potensi Airtanah


Kualitas
Airtanah ?

BAB I BAB II BAB III BAB IV


SETIAP PETA SKL MENGANDUNG POTENSI DAN KENDALA
PETA TOPOGRAFI : Harus mampu memberikan informasi mengenai ;
% Lereng.
Bahan baku : Pasir-Kerakal, Batu dan Tanah.
Air Sungai : Lokasi Bendungan/Bendung.
BANJIR dan LONGSORAN : Penyebaran, Lokasi.
Keterdapatan Airtanah : Airtanah + Mataair

PETA GEOLOGI: harus mampu memberikan informasi mengenai ;


BAHAN BAKU : Pasir Kerakal, Batu Dan Tanah
AIRTANAH : Bebas, Artesis
BANJIR Dan LONGSORAN

PETA HIDROGEOLOGI harus mampu memberikan informasi mengenai :


Kualitas / Debit
Kualitas

PETA TERKAIT :
Bahan Galian ; Gempabumi ; Gerakantanah ; Gunungapi
1.A. PETA SATUAN MORFOLOGI.
1. Peta Satuan Morfologi / Bentang Alam memerlukan input input data dari peta :
2. Peta Topografi
3. Peta Lereng
4. Peta Dranaise / Banjir

B. Kalau Anda Mampu Melakukan Kriteria Penilaian Kemampuan Lahannya :

TINGGI SEDANG RENDAH


Elevasi : Di atas m.a. maks. 0 2 m. 0 m.
Lereng : 03 12 20 % > 30 %
Banjir : Tak ada Banjir Kadang-kadang Tergenang (Rawa)
(Potensi) (Kendala)

NILAI 5 3 1

C.
Out Putnya :
Peta SKL Morfologi.
Dengan potensi dan kendala dari masing masing setiap unit morfologinya.
SEBAGAI CONTOH :

MORFOLOGI / LERENG (Pengelompokan Unit Morfologi) :


1. Pembagian Lereng menurut Bakorsurtanal
Dataran: 0 8 %
Perbukitan : 8 40 %
Pegunungan : > 40 %

2. Panjang Lereng : < 15 m Sangat Pendek


15 50 m Pendek
50 100 m Menengah
100 250 m Panjang
> 250 m Sangat Panjang

3. Topografi
Bagian bagian Lereng : Puncak, Lereng, dan Dasar Lembah.
Ketinggian : < 200 m, 200 500 m, 500 1500 m dan > 1500 m.
Luas Wilayah Aliran Sungai.

4. Kerapatan Sungai
2. PETA SATUAN LITOLOGI / GEOLOGI
A. Penyebaran Satuan Litologi membutuhkan input Peta peta diantaranya :
Peta Lereng
Peta Litologi Permukaan
Peta Potensi Erosi
Peta Kemudahan Penggalian
Data data Lapangan
Data / Peta Daya Dukung

B. Kriteria Penilaian Kemampuan Lahannya :


TINGGI SEDANG RENDAH
Lereng : Datar 0 3 % Miring 3 12 % Curam > 30 %
Litologi : Kompak Dapat lepas Mudah lepas
Permukaan : Tidak Berbatu Berbatu Batuan
Erosi : Tidak ada Sheel - Rill Gully
Penggalian : Mudah Agak sukar Sukar
Daya Dukung : 150 Kg/cm 75 150 < 75 Kg/cm
(Potensi) (Kendala)
NILAI 5 3 1

C. Out Putnya : Beberapa peta SKL di antaranya adalah :


SKL Geologi
SKL Daya Dukung
SKL Terhadap Erosi / Gerakantanah
SKL Kemampuan Dikerjakan dsb.nya.
Setelah peta SKL dihasilkan dapat dilakukan pembobotan setiap peta SKL yang ada,
Dengan dasar penentuan rangking peta SKL dari tertinggi hingga terendah.
Nilai Bobotnya berkisar antara 5 hingga 1.
TANAH DAN BATUAN

TANAH :
1. Interaksi proses yang terjadi antara batuan,udara dan siklus Hidrologi akan menghasilkan batuan yang lapuk.
2. Sebagai bahan bumi yang telah terubah oleh proses proses fisika, kimiawi dan organik
3. Sebagai bahan bumi yang dapat dipindahkan tanpa peledakan

Tanah ada 2 jenis :


Pelapukan (Residual Soil)
Pengangkutan (Transported)
Potensi
SEBARAN DAERAH BAHAYA DAN WASPADA
PADA G. MARAPI & G. TANDIKAT

Anda mungkin juga menyukai