Anda di halaman 1dari 14

Geodesi & Kartografi

Kelas KHT A
Kelompok 11

Moh Rafli L 131 14 045


Mukrin L 131 14 036
Ahmad Rizaldi L 131 14 055
Tamara L 131 14 079
Adji Rizaldi L 131 12 077
Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal
(KDV)
Pengukuran Sudut Vertikal
Tujuan :
a. Menentukan besarnya sudut tegak yang
terbentuk antara 2 titik terhadap arah mendatar
atau arah vertikal.
b. Menentukan jarak mendatar antara 2 titik
(Jarak Optis)
c. Menentukan jarak tegak antara 2 titik (Beda
Tinggi = h)
Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal
(KDV)
Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal
(KDV)
Keterangan :
A, B = Nama titik / patok
Dm = Jarak miring
D = Jarak Datar
h = Jarak vertikal / Beda tinggi
Z = Sudut Zenit
Ti = Tinggi alat
P = Jarak vertikal / Garis mendatar
terhadap bacaan tengah benang
Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal
(KDV)
Jarak Miring
Jarak miring dengan sudut Zenit :
Dm = (Ba Bb) x 100.sin Z
Jarak miring dengan sudut helling :
Dm = (Ba Bb) x 100.cos h

Jarak Datar
Jarak datar dengan sudut Zenit :
Dm = Dm x sin Z
Dm = (Ba Bb) x 100.sin2 Z
Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal
(KDV)
Jarak datar dengan sudut helling :
Dm = Dm x cos h
Dm = (Ba Bb) x 100.cos2 h

Beda tinggi antara titik A dan titik B :


h = (P + Ti) Bt
P = D x Ctg Z
P = D x 1/tan Z
Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal
(KDV)
Sipat Datar Memanjang

Dilakukan apabila jarak antara dua buah titik


yang akan ditentukan beda tingginya terlalu
jauh.

Jarak antara dua buah titik dibagi menjadi


jarak-jarak yang lebih pendek.
Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal
(KDV)
Syarat pengukuran sipat datar memanjang
Banyaknya slag tiap seksi harus genap
Sebelum dan sesudah pengukuran harus
dilakukan pemeriksaan garis bidik
Pengukuran beda tinggi dilakukan pergi-
pulang
Masing-masing pengukuran tiap slag
dilakukan double stand
Pengukuran satu seksi harus selesai dalam
satu hari
Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal
(KDV)
Diusahakan tiap seksi memenuhi syarat
jumlah jarak belakang sama dengan jumlah
jarak muka
Pembacaan selalu dilakukan ke rambu
belakang baru ke rambu muka
Setiap pindah slag rambu muka menjadi
rambu belakang, dan sebaliknya untuk slag
berikutnya
Selisih stand I dan stan II tidak boleh lebih
dari 2 mm
Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal
(KDV)
Jarak antara rambu denganalat ukur dihitung
secara optis, yaitu :
Jarak belakang : Db = (Ba blk Bb blk)
Jarak muka Dm = (Ba mk Bb mk)
Rambu harus diletakkan tegak lurud di atas
titik/pilar atau tatakan rambu
Beda Tinggi dihitung dengan rumus
h = Bt blk Bt mk
Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal
(KDV)
Sipat Datar Profil
Sipat Datar Profil Memanjang
Teknik Pengukuran :
Pengukuran beda tinggi dilakukan pada
setiap tempat yang mengalami perbedaan
relief ketinggian dan pada titik/pilar tetap.
Pengukuran jarak dilakukan dengan pita
ukur/rantai ukur, setiap panjang 50 meter
diberi tanda untuk keperluan profil
melintang.
Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal
(KDV)
Sipat Datar Profil Melintang
Teknik Pengukuran :
Pengukuran profil melintang dilakukan setiap
jarak 50 m dan pada setiap titik/pilar yang
dilewati.
Pengukuran profil melintang berjarak 25 m ke
sebelah kiri dan kanan sumbu profil
memanjang, dimana pada setiap 5 m diukur
ketinggiannya.
Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal
(KDV)
Sipat Datar Profil Melintang
Teknik Pengukuran :
Pada titik/pilar tetap yang membentuk sudut,
profil melintangnya dibuat dalam arah
membagi sudut sama besar.
Bila jarak antara titik/pilar tetap kurang dari
50 m, maka pada sisi tersebut ujung dan
pangkalnya dibuat profil melintangnya.
Sumber Informasi :

http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&
cad=rja&uact=8&ved=0CDYQFjADahUKEwjH5oj7_5TJAhWDTY4K
HeA_Bsc&url=http%3A%2F%2Fdarmini.staff.gunadarma.ac.id%2FD
ownloads%2Ffiles%2F35228%2FIUT%2BPertemuan%2B3_2012A.
ppt&usg=AFQjCNGanjLalU7krlRQd-
DzFkpYrKwDOg&bvm=bv.107467506,d.c2E

Anda mungkin juga menyukai