Diajukan oleh :
Aristya Ika Wardani, S.Ked
J510165072
Primer Sekunder
Tanpa penyebab
yang jelas dan tidak
Disebabkan oleh
berhubungan
penyakit lain
dengan penyakit
lain
a. Terapi Abortif
Para penderita migraine pada umumnya
mencari tempat yang tenang dan gelap pada
saat serangan migraine terjadi karena
fotofobia dan fonofobia yang dialaminya.
Serangan juga akan sangat berkurang jika pada
saat serangan penderita istirahat atau tidur.
b. Terapi Preventif
Pasien harus memperhatikan pencetus dari serangan
migraine yang dialami, seperti kurang tidur, setelah
memakan makanan tertentu misalnya kopi, keju,
coklat, MSG, akibat stress, perubahan suhu ruangan dan
cuaca, kepekaan terhadap cahaya terang, kelap kelip,
perubahan cuaca, dan lain-lain. Selanjutnya, pasien
diharapkan dapat menghindari faktor-faktor pencetus
timbulnya serangan migraine. Disamping itu, pasien
dianjurkan untuk berolahraga secara teratur untuk
memperlancar aliran darah. Olahraga yang dipilih
adalah yang membawa ketenangan dan relaksasi seperti
yoga dan senam. Olahraga yang berat seperti lari,
tenis, basket, dan sepak bola justru dapat
menyebabkan migraine.
Untuk banyak orang, migraine dapat remisi dan
menghilang secara utuh pada akhirnya, terutama
karena faktor penuaan/usia. Penurunan kadar
estrogen setelah menopause bertanggungjawab atas
remisi ini bagi beberapa wanita. Walaupun demikian,
migraine juga dapat meningkatkan faktor risiko
seseorang terkena stroke, baik bagi pria maupun
wanita terutama sebelum usia 50 tahun. Sekitar 19%
dari seluruh kasus stroke terjadi pada orang-orang
dengan riwayat migraine. Migrain dengan aura lebih
berisiko untuk terjadinya stroke khususnya pada
wanita.Selain itu, migraine juga meningkatkan risiko
terkena penyakit jantung. Para peneliti menemukan
bahwa 50% pasien dengan Patent Foramen Ovale
menderita migraine dengan aura dan operasi
perbaikan pada pasien Patent Foramen Ovale dapat
mengontrol serangan migraine.
Migraine adalah nyeri kepala vaskular berulang dengan serangan nyeri
yang berlangsung 4-72 jam. Nyeri biasanya sesisi (unilateral), sifatnya
berdenyut, intensitas nyerinya sedang sampai berat, diperberat oleh
aktivitas, dan dapat disertai dengan mual dan atau muntah, fotofobia,
dan fonofobia
Migraine dapat terjadi pada 18% dari wanita dan 6% dari pria sepanjang
hidupnya.Prevalensi tertinggi berada diantara umur 25-55 tahun.
Migraine timbul pada 11% masyarakat Amerika Serikat yaitu kira-kira 28
juta orang.4Prevalensi migraine ini beranekaragam bervariasi berdasarkan
umur dan jenis kelamin. Migraine dapat tejadi dari mulai kanak-kanak
sampai dewasa.Migraine lebih sering terjadi pada anak laki-laki
dibandingkan dengan anak perempuan sebelum usia 12 tahun, tetapi
lebih sering ditemukan pada wanita setelah pubertas, yaitu paling sering
pada kelompok umur 25-44 tahun.
Secara umum, migraine dibagi menjadi migraine dengan aura, migraine
tanpa aura, kronik migraine, komplikasi migraine, probable
migraine,serta episodik sindrom yang berhubungan dengan migraine.
Penatalaksanaan migraine meliputi menghindari faktor pencetus untuk
terjadinya migrain, terapi abortif, terapi untuk menghilangkan nyeri
serta terapi preventif.
Setiapobat memiliki keunggulan dengan
mekanisme kerja masing-masing. Selain itu,
pasti memiliki efek samping yang tidak
sedikit pula sehingga dalam pemilihan obat
sebaiknya dipertimbangkan keunggulan dan
kekurangan dari setiap obat. Menghindari
faktor pencetus dan memperbaiki pola hidup
merupakan pencegahan terbaik untuk kasus
migraine.