Anda di halaman 1dari 25

PELAKSANAAN TUGAS

DEPARTEMEN PERBANKAN SYARIAH

Disampaikan dalam Lokakarya Guru SMA Bidang Ekonomi dan


Training for Trainer Dosen Matkul Kebanksentralan
Batam, 27 Febuari 2013

1
DPbS 2012
Agenda

I. Pendahuluan

II. Kebijakan Pengembangan Perbankan Syariah Indonesia

III. Indikator Perbankan Syariah

2
I. Pendahuluan
Latar Belakang Pengembangan Perbankan Syariah

3
Fondasi Pemikiran Pengembangan Ekonomi Syariah
Reinventing Our Nations Heritage

Islamic
Economics Karakteristik Ekonomi Implikasi Ekonomi
Values Falah Syariah

Adil Seimbang Maslahat

Ukhuwah Etika, Moral yang a. Akses sumber daya


Syariah Akhlak Luhur dan memenuhi ekonomi yang
prinsip syariah merata.
Tauhid Good Governance b. Dorongan
Real Sector implementasi konsep
Development profit and loss Masyarakat
Limitation of Bubble sharing Indonesia
Economic c. Sinkronisasi sektor yang
Inclusion of the keuangan dan riil Sejahtera
Society in the d. Sustainable and
Economic Growth Responsible
Ekonomi partisipatif Investment
National Masyarakat berkeTuhanan YME berlandaskan keadilan e. Prudential practices
Heritage dan kesetaraan f. Shariah compliance
Adab dan moral yang tinggi

Persatuan dan gotong-royong

Musyawarah untuk mufakat

Kesejahteraan bersama

4
Landasan Hukum
Perbankan Syariah di Indonesia

UU No.7/1992 tentang Perbankan memberikan peluang untuk membuka bank


yang beroperasi dengan prinsip bagi hasil. Indonesia memasuki era dual
banking system, di mana bank dengan prinsip bagi hasil dan bank
konvensional secara bersama-sama mendukung pembangunan
perekonomian Nasional.

UU No.10/1998, yang merupakan amandemen dari UU No.7/1992 tentang


Perbankan, memberikan landasan hukum yang lebih kuat bagi keberadaan
bank yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah. Bank
konvensional dimungkinkan untuk membuka unit usaha syariah.

UU No.21/2008 Tanggal 16 Juli 2008, tentang Perbankan Syariah


memberikan landasan hukum yang kuat bagi pengembangan perbankan
syariah di Indonesia
Tugas Bank Indonesia Tugas Bank Indonesia

Amanah dari UU No7/1992 yang diubah oleh UU No.10/1998 tentang


Perbankan
UU No.23/1999 yang diubah UU No. 3/2004 tentang Bank Indonesia.
Mengatur & Mengawasi
Bank

Mencapai & Memelihara


Kestabilan Nilai Rupiah

Mengatur & Menjaga Menetapkan &


Kelancaran Sistem Melaksanakan
Pembayaran Kebijakan Moneter
Visi dan Misi

Visi
Terwujudnya sistem perbankan syariah yang sehat, kuat dan
konsisten terhadap prinsip syariah dalam kerangka keadilan,
kemaslahatan dan keseimbangan guna mencapai masyarakat yang
sejahtera secara material dan spiritual.

Misi
Mewujudkan iklim yang kondusif untuk pengembangan perbankan
syariah yang kompetitif, efisien dan memenuhi prinsip syariah dan
prinsip kehati-hatian, yang mampu mendukung sektor riil melalui
pembiayaan berbagi hasil dan transaksi riil, dalam rangka
mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Pengembangan Perbankan Syariah di Indonesia
Memberi Kemanfaatan Bagi Perekonomian Nasional

1. Menyediakan alternatif jasa keuangan dan Meningkatkan mobilisasi dana


perbankan bagi masyarakat yang masyarakat u/ pembiayaan
menginginkan jasa keuangan dan perbankan pembangunan nasional
berdasarkan prinsip syariah Financial Deepening
Mendorong Financial Inclusion;
maksimalisasi keterlibatan
masyarakat dan membuka akses
2.Anti spekulatif, melalui penolakan permodalan
terhadap aktivitas spekulatif di pasar valas
dan di pasar modal, (built-in characteristic Mendukung stabilitas harga dan
dari produk2 bank syariah) meningkatkan daya tahan sistem
keuangan terhadap economic
shocks
3. Menciptakan harmonisasi antara sektor
keuangan dengan sektor produktif riil (re-
attachment) melalui penyediaan likuiditas Memperkuat sektor produktif
yang sesuai dengan aktivitas riil perekonomian dan mendukung
perekonomian. Mengurangi excess liquidity pencapaian inflasi yg rendah
Memaksimalkan alokasi sumber daya
trap. ekonomi

4.Mendorong fungsi sosial, memperluas


jangkauan pertumbuhan ekonomi kepada Pemberdayaan UMKM dan social
UMK dan masyarakat miskin, melalui peran safety net menciptakan quality
perbankan syariah dalam voluntary sector of growth.
(CSR, ZISWaH)
Peran Perbankan Syariah dalam Ekonomi

Karakter Dasar
Implikasi Makro
Aktifitas yang dilarang: Riba
(interest base activities), Stabilitas sistem
Maysir (speculative motive), keuangan
Gharar (unclear information)
Penciptaan lapangan
No/less money creation kerja
Aktifitas yang dibolehkan: No money whirlpool/money Pertumbuhan ekonomi
Bagi Hasil, Jual Beli, Titipan concentration/bubble economy Pengentasan kemiskinan
dan Jasa, Sosial (ZISWaf) No ketimpangan sektor riil &
keuangan
Stabilitas sosial
Objek transaksi halal dan Penuh mendukung sektor riil Kelestarian alam &
thayyib: No khamar, No Transaksi berbasis bagi hasil lingkungan
pornografi, No pencemaran berdasarkan prinsip saling
lingkungan mengenal dan memahami dapat
menekan risiko moral hazard
Mendorong keterlibatan
ekonomi golongan dhuafa

No masalah sosial
No perusakan alam &
lingkungan

Implikasi Antara
II. Kebijakan Pengembangan Perbankan Syariah Indonesia

10
Strategi Pengembangan Industri Perbankan Syariah

Willingness to utilize iBs in


Supporting the development of government projects and
Human resources and service Market activities, and relaxation on
excellence creation NOP, GWM, Modal
Higher Competitive
efficiency ness
Capital Tax incentives plus dividend
Developing Infrastructure: liquidity acceleration policy and remuneration
market, market information scheme

Economic of Establishing Sharia State


scale owned banks: BUMNs,
BPD Holding, Conversion
Regulatory synchronization (AKSI) High
growth
Lower risk Apresiasi rating dalam
premium pemanfaatan dana voluntary
Prudential regulation and Fin &
supervision Opnal
sness
Higher Support to create new
preference Industrial Branding

Positioning
LEGEND:
Long-Mid Term Impact Quick Win

Sumber: Blue Print Perbankan Syariah 2010


Sasaran Pengembangan
1. Regulasi dan supervisi yang efektif
Perbankan
2. Infrastruktur yang mendukung syariah
yang
efisien,
4. Struktur perbankan yang efektif memberika
n sharia
service
5. SDM berkualitas tinggi excellent,
dan
berkontrib
usi bagi
6. Pemberdayaan nasabah yang efektif perekono
mian
nasional
7. Aliansi strategis yang sinergis
Paradigma Kebijakan
1. Directed Market Driven; mengarahkan preferensi pasar
sehingga terbangun industri perbankan syariah yang sehat, kuat
dan konsisten terhadap prinsip syariah.
2. Fair Treatment, membangun persaingan industri perbankan
syariah yang sehat sesuai karakteristiknya dan pace of
development.
3. Gradual & Sustainable Approach, prioritas dan fokus
pengembangan berdasarkan situasi dan kondisi serta dilakukan
secara bertahap dan berkesinambungan.
4. Sharia Compliance, pengaturan industri dan pengembangan
infrastruktur yang sesuai dengan prinsip syariah
5. Professional, setiap upaya pengembangan didasarkan kepada
pertimbangan keahlian dan tata kelola yang baik.
Arah Kebijakan

Human capital investment; Mendukung Human Capital Strategic Plan


pembangunan sumber daya manusia yang
memiliki kapabilitas, kompetensi dan akhlak yang
baik
Akselerasi
Expansive and prudent; Mempersiapkan ketentuan
kondusif yang mendukung pertumbuhan dengan
memperhatikan prinsip syariah dan kehati-hatian
serta didukung oleh sistem pengawasan yang
efektif; Dimensi Spasial (regionalisasi)

Innovative, educative and comprehensive; Dimensi Kedalaman Finansial:


Memberikan jasa pelayanan keuangan kepada Micro Finance, UKM, Korporat
seluruh lapisan masyarakat melalui
pengembangan produk dengan dukungan edukasi
publik yang memadai; Dimensi Komuniikasi yang inklusif

Internationally qualified and domestic oriented; Indonesia Sebagai Platform Pusat


Mengarahkan kepada penguasaan pasar domestik Keuangan Syariah Dunia
dengan kualitas operasional internasional;
Fokus ke pasar domestik
Beneficial Investors; Mendukung pembangunan
ekonomi nasional dengan mengundang investor
internasional disamping investor domestik dengan Terbuka namun selektif
memperhatikan prinsip keadilan dan kesetaraan.

Sumber: Blue Print Perbankan Syariah 2010


Arah Kebijakan Perbankan Syariah Tahun 2013

Pembiayaan Perbankan Syariah yang Lebih Mengarah kepada


Sektor Ekonomi Produktif dan Masyarakat yang Lebih Luas.

Pengembangan Produk yang Lebih Memenuhi Kebutuhan


Masyarakat dan Sektor Produktif

Transisi Pengawasan yang Tetap Menjaga Kesinambungan


Pengembangan Perbankan Syariah

Revitalisasi Peningkatan Sinergi Dengan Bank Induk

Peningkatan Edukasi dan Komunikasi dengan Terus Mendorong


Peningkatan Kapasitas Perbankan Syariah pada Sektor Produktif
serta Komunikasi parity dan distinctiveness Produk
Perbankan Syariah

15 15
Indonesian Islamic Banking Industry Expansion

Government commitment:
The development of Islamic finance Proposed Development
industry as a national agenda. Strategies:
Providing facilities and
incentives
Regulatory Framework
Central Bank Act of 2004
Banking Act of 1998
Islamic Banking Act of 2008
Sukuk Act of 2008 ISLAMIC Conducive
Deposit Insurance Act of 2004
BANKING Environment
EXPANSION

International Standard
Adoption Supportive
(with national condition adjustment): IFSB Regulation
and AAOIFI

iB Campaign: Agressive
Expansion Target 2015
Promotion & Dev. under
iB Campaign Program
Tax neutrality:
Amended by Tax Law no. 42 of 2009.

Current Future
16
III. Indikator Perbankan Syariah

17
Key Fact Dec 2012

18
Posisi Industri Keuangan Syariah Indonesia
Di Dunia Internasional

ISLAMIC FINANCE COUNTRY INDEX (IFCI)

VARIABLES AND % WEIGHTS


VARIABLES % WEIGHTS
Number of Islamic Banks 21,8
Central Sharia Supervisory Regime 19,7
Number of Institutions involeved in
20,3
Islamic Finance Industry
Size of Islamic Financial Assets 13,9
Size of Sukuk 6,6
Muslim Population 7,2
Education and Culture 5,7
Regulatory and Legal Infrastructure 4,9

@ Global Islamic Financial Report (GIFR 2011)


Islamic Banking Expansion
Office Channeling of Islamic Bank Dec
2012
Marketing & Promotion Grand Strategy
Islamic Bank
Islamic Bond (Sukuk) Act Islamic Com Bank 11
Islamic Banking Act Islamic Windows 24
Tax Neutrality Act Islamic Rural Bank 158
2006 2007 2008 2009 2010 2011
Offices 2663

Expansion!!!
Expected
development
based on New
Development
Policy

Average
growth of
Global
Islamic
Finance
(10%)
Potensi Pengembangan
Domestic Market
Penduduk muslim terbesar di dunia (235 juta);
Kekayaan alam yang dapat mendukung stabilitas pertumbuhan ekonomi dan keuangan;
Budaya sosial Indonesia ttg bagi hasil (maro, mertelu) sangat sejalan dengan prinsip bagi hasil
dlm perbankan syariah;
Hasil riset & survey Bank Indonesia menunjukkan tingginya minat masyarakat terhadap bank
syariah (89% menerima prinsip syariah)
Islamic banking orientation for real sector is very suitable for Indonesian economic development
Pembiayaan proyek pemerintah (MP3EI)
Pembiayaan ke korporasi
Konversi bank pemerintah menjadi bank syariah
Dana BUMN dikelola oleh bank syariah.
Dana haji, umroh, ZISWAF dikelola 100% oleh bank syariah
Gencarnya program edukasi dan sosialisasi perbankan syariah oleh Bank Indonesia, perbankan syariah,
maupun pihak-pihak terkait (universitas, community based);
Peraturan perpajakan yang lebih kondusif (UU No.42 tahun 2009 tentang PPN); mengarah pada tax
neutrality
Pendirian bank-bank syariah baru, baik bank baru maupun konversi UUS menjadi BUS (th 2010 bertambah 5
bank baru) diharapkan ada 2 bank syariah baru di tahun 2012;
Konsumsi domestik, kinerja investasi dan kemampuan ekspor yang mampu mendukung kinerja sektor riil
nasional.

21
Potensi Pengembangan

Global Market
Penduduk muslim dunia sebesar 1.3 milyar,
sekitar 20% dari jumlah penduduk pangsa
GDP lebih dari 10% GNP dunia.
Pertumbuhan Islamic finance secara global lebih
besar dari pada sektor keuangan konvensional.
Perkembangan islamic finance meliputi muslim
dan non-muslim, dan negara-negara non muslim
seperti UK, USA, Singapore, Luxembourg,
Germany, Thailand and Russia.
Islamic finance terdapat di > 75 negara dengan
total aset sekitar 1.3 triliun USD.

22
Perkembangan Pesat Perbankan Syariah
Merupakan Tren Global

Sekitar 500 institusi keuangan syariah berkembang di lebih 75 negara.


Size industri mencapai USD 1.1 Triliun dengan tingkat pertumbuhan Source: http://www.ftseglobalmarkets.com/
mencapai 10% per tahun 23
Tantangan
1. Meningkatkan public awareness, pemahaman (persepsi) dan
menikmati pelayanan perbankan syariah.
2. Menyediakan sumber daya manusia yang handal dan kompeten sesuai
permintaan industri perbankan syariah;
3. Inovasi produk Pengembangan produk melibatkan 3 lembaga yg
independen (BI, DSN dan IAI);
4. Meningkatkan pelayanan agar setara dengan bank konvensional
(fasilitas, network, dsb);
5. Infrastruktur yang setara dengan perbankan konvensional (hedging,
pasar uang, credit rating, tolok ukur bagi hasil; dsb);
6. Persaingan dengan bank konvensional (termasuk bank induk);
7. Market share bank syariah masih single digit padahal industri
perbankan syariah nasional telah ada selama dua dekade.
8. Masih adanya perbedaan penerapan akad syariah secara domestik
maupun di berbagai negara
9. Pasar keuangan syariah (pasar sukuk, pasar saham syariah, dll)
belum berkembang
24
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai