Anda di halaman 1dari 17

Imunisasi adalah pemberian

kekebalan tubuh terhadap suatu


penyakit dengan memasukkan sesuatu
kedalam tubuh agar tubuh tahan
terhadap penyakit yang sedang
mewabah atau berbahaya bagi
seseorang. (blog-indonesia, 2008).
1
Dalam tubuh bayi atau anak ada 2 (dua)
jenis kekebalan yang bekerja yaitu:
kekebalan aktif
Dan kekebalan pasif

2
Untuk mencegah terjadinya infeksi tertentu

Apabila terjadi penyakit tidak akan terlalu


parah dan dapat mencegah gejala yang dapat
menimbulkan cacat atau kematian.

3
Bayi dalam keadaan sehat

Bayi umur 0-11 bulan

4
TBC
Polio myelitis (kelumpuhan)
Difteri
Pertusis
Tetanus
Hepatitis
Campak

5
BCG
DPT (Diphteri, Pertusis, Tetanus)
Hepatitis B
Polio
Campak

6
No Jenis Jadwal
1 BCG diberikan 1 kali (pada usia 1 bulan)
2 DPT diberikan 3 kali (pada usia 2,3,dan 4 bulan)
3 Polio diberikan 4 kali (pada usia 1,2,3, dan 4 bulan)
4 Campak diberikan 1 kali (pada usia 9 bulan)
5 Hepatitis B diberikan 1 kali (pada usia 0-7 hari)

7
UMUR..
PENDIDIKAN
PARITAS

8
meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi,
mencegah bayi terjangkit dari penyakit yang
berbahaya,
meningkatkan prosentase hidup, dan
menyelamatkan generasi selanjutnya.
Imunisasi bisa dilakukan dengan cara disuntikkan,
atau bisa juga dengan memasukkan cairan lewat
mulut

9
BCG, dua minggu setelah imunisasi terjadi
pembengkakan kecil dan merah di tempat suntikan,
seterusnya timbul bisul kecil dan menjadi luka
parut.
DPT, umumnya bayi menderita panas sore hari
setelah mendapatkan imunisasi, tetapi akan turun
dalam 1 2 hari. Di tempat suntikan merah dan
bengkak serta sakit, walaupun demikian tidak
berbahaya dan akan sembuh sendiri.
Campak, panas dan umumnya disertai kemerahan
yang timbul 4 10 hari setelah penyuntikan.
10
Imunisasi sangat diperlukan untuk
memberikan perlindungan, pencegahan,
sekaligus membangun kekebalan tubuh
terhdap berbagai penyakit menular
maupun penyakit berbahaya yang dapat
menimbulkan kecacatan tubuh bahkan
kematIAN

11
Daya perlindungan imunisasi hanya mencapai 96%, jadi
tidak mencekal penyakit sampai 100 %, sehingga jangan
terburu-buru menyalahkan imunisasinya bila anak sakit,
padahal sudah diimunisasi. Apalagi setelah diimunisasi,
kekebalan sebenarnya sudah ada dan daya tahan tubuh jadi
lebih tinggi, sehingga sakit yang dideritanya tak bakal
separah seperti bila tidak diimunisasi.
kecil kemungkinan imunisasi akan mengalami kegagalan.
Apalagi, kegagalan imunisasi pada dasarnya dapat dicegah
bila semua prosedur dijalankan dengan baik. Imunisasi telah
terbukti sangat aman dengan melakukannya sesuai prosedur,
seperti pemberian imunisasi sesuai jadwal, vaksinnya
disimpan di tempat yang baik, dan tidak kadaluwarsa
12
Masih sering dijumpai orang tua yang menunda
bahkan menolak imunisasi. Umumnya lantaran
masih ragu terhadap keamanan imunisasi. Hal ini
bisa dimengerti karena informasi yang tersebar
mengenai dugaan efek samping imunisasi. Salah
satu yang paling santer adalah berita anak sakit atau
bahkan meninggal setelah mendapatkan vaksin
polio. Belum lagi kecurigaan imunisasi
menyebabkan autisma

13
Imunisasi menyebabkan KIPI atau Keadian Ikutan
Pasca imunisasi, yakni semua kejadian sakit dan
kematian yang terjadi dalam kurun waktu 1 bulan
setelah imunisasi. Pada keadaan tertentu, lama
pengamatan dapat mencapai 42 hari atau bahkan 6
bulan. Namun sebagian besar KIPI hanya ringan
dan akan mereda sendiri. Bahwa reaksi lain yang
berat dan tak terduga juga ada, akan tetapi amat
jarang terjadi.

14
vaksin secara umum sudah terbukti aman. Tingkat
perlindungan yang diberikan jauh lebih besar
ketimbang efek samping yang mungkin timbul. Efek
samping imunisasi juga lebih ringan ketimbang efek
bila anak tak diimunisasi. Begitupun tuduhan
sebagai penyebab autisma, juga tak terbukti. Jadi,tak
ada alasan untuk menolak pemberian vaksin selama
si kecil dalam kondisi sehat, pertumbuhannya baik,
dan tidak memiliki riwayat alergi imunisasi.

15
Memberikan ASI sesering mungkin. Kandungan ASI memiliki zat yang
dapat menggurangi peningkatan suhu badan.
Mendekap bayi, dengan memberikan dekapan dari anda dapaet
meningkatkan zat antinyeri sehingga menurunkan rasa sakitnya.
Jangan menggunakan bedong atau selimbut tebal, gunakan baju yang
mudah menyerap keringat.
Kompres menggunakan air hangat sehingga menurunkan resiko kejang-
kejang ketimbang menggunakan air dingin.
Memberikan kompresan air hangat untuk mengurangi pembengkakan
pasca suntikan. Kebanyakan bayi merasa nyeri ketika bekas suntikan
tersentuh sehingga membuat tidak nyaman.

16
Berikan pijatan halus agar bayi merasa nyaman
Gunakan selalu alat pengukur panas (termometer) untuk
melihat perkembangan peningkatan atau penurunan suhu
tubuhnya.
Pada umumnya kenaikan suhu badan bayi anda akan
meningkat berkisar 38- 40 derajat celcius, panas badan anda
akan menurun dengan sendirinya dalam waktu 1-2 hari.
Ketika bayi anda mengalami panas melebihi 38 derajat
celcius dapat diberikan obat penurun panas yang sesuai
dengan anjuran dokter. Bila tidak kunjung turun dan
mempunyai riwayat kejang maka dapat berkonsultasi dengan
dokter untuk diberikan penangananya.
17

Anda mungkin juga menyukai