Anda di halaman 1dari 131

Pemicu 2

Buah Hati Ayah Bunda


JESLY CHARLIES
405100171
Kelompok 13 Blok Reproduksi
FK UNTAR
Learning Objectives
1. Menjelaskan fisiologi dan mekanisme
persalinan normal.
2. Menjelaskan manajemen persalinan normal.
3. Menjelaskan farmakologis pada persalinan.
4. Menjelaskan manajemen nifas.
5. Menjelaskan manajemen bayi baru lahir.
LO1.

FISIOLOGI DAN MEKANISME


PERSALINAN NORMAL
FISIOLOGI DAN MEKANISME
PERSALINAN NORMAL

Persalinan/partus :
Suatu proses pengeluaran hasil konsepsi
yang dapat hidup, dari dalam uterus
melalui vagina atau jalan lain ke dunia luar
PERSALINAN NORMAL

Proses lahirnya bayi dengan presentasi belakang kepala


Tanpa memakai alat-alat atau pertolongan istimewa
Lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yg
Berlangsung dalam 18 jam
Tanpa komplikasi baik pada ibu maupun janin
PERSALINAN ABNORMAL

Lahir melalui vagina dengan bantuan tindakan atau


alat seperti ekstraksi, cunam, vakum, dan
sebagainya, atau lahir per abdominam dengan sectio
cesarea
SEBAB TERJADINYA PROSES
PERSALINAN
1. Penurunan fungsi plasenta
kadar progesteron dan estrogen menurun mendadak,
nutrisi janin dari plasenta berkurang.

2. Tekanan pada ganglion servikale dari pleksus


Frankenhauser menjadi stimulasi (pacemaker) bagi
kontraksi otot polos uterus.

3. Iskemia otot-otot uterus


pengaruh hormonal dan beban, semakin merangsang
terjadinya kontraksi.

4. Peningkatan beban / stress pada maternal maupun


fetal dan peningkatan estrogen p aktifitas kortison,
prostaglandin, oksitosin, menjadi pencetus rangsangan
untuk proses persalinan (DIAGRAM)
TANDA-TANDA PERMULAAN PERSALINAN
Lightening atau settling atau dropping (kepala turun
memasuki PAP)
Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun
Polakisuria (o.k kandung kemih tertekan oleh janin)
Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh adanya
kontraksi-kontraksi lemah dari uterus (false labor pains)
Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, dan sekresinya
bertambah bisa bercampur darah (bloody show)
TANDA-TANDA IN-PARTU
Rasa sakit (karena his lebih kuat, sering, dan teratur)
Bloody show lebih banyak
Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya
Pemeriksaan Dalam : serviks mendatar, pembukaan (+)
Sifat His pada Fase Kehamilan
Kala 1 awal (fase laten)
Timbul tiap 10 menit dengan amplitudo 40 mmHg, lama 20-30 detik. Serviks
terbuka sampai 3 cm. Frekuensi dan amplitudo terus meningkat.

Kala 1 lanjut (fase aktif) sampai kala 1 akhir


Terjadi peningkatan rasa nyeri, amplitudo makin kuat sampai 60 mmHg, frekuensi
2-4 kali / 10 menit, lama 60-90 detik. Serviks terbuka sampai lengkap (+10cm).
Kala 2
Amplitudo 60 mmHg, frekuensi 3-4 kali / 10 menit. Refleks mengejan terjadi juga
akibat stimulasi dari tekanan bagian terbawah janin (pada persalinan normal yaitu
kepala) yang menekan anus dan rektum. Tambahan tenaga meneran dari ibu,
dengan kontraksi otot-otot dinding abdomen dan diafragma, berusaha untuk
mengeluarkan bayi.
Kala 3
Amplitudo 60-80 mmHg, frekuensi kontraksi berkurang, aktifitas uterus menurun.
Plasenta dapat lepas spontan dari aktifitas uterus ini, namun dapat juga tetap
menempel (retensio) dan memerlukan tindakan aktif (manual aid).
KELAINAN HIS
Kelainan HIS terjadi bila tidak ada dominasi fundus uteri;
tidak ada simetri hingga tidak terjadi relaksasi akibat
tekanan intrauterin >12mmHg
HIS abnormal disebabkan disfungsi myometrium tanpa
adanya penyempitan panggul, bagian lunak jalan lahir atau
cervix sendiri disfungsional labor
HIS abnormal ditemukan a.l inersia uteri sekunder;
persalinan mulai berjalan lancar sebelumnya, kemudian HIS
lemah atau menghilang. Sering pada primipara.
Inersia uteri primer jarang ditemukan. Terjadi pada
primigravida, his terasa sakit terus menerus tanpa adanya
kemajuan persalinan
KALA-KALA PADA PERSALINAN
Kala I Kala III
* Fase laten * Segera setelah bayi
pembukaan sampai 3 lahir s/d lahirnya
cm (8 jam) plasenta
* Fase aktif Kala IV
pembukaan 3 10cm * Setelah lahirnya
(7jam) plasenta s/d 2 jam
Kala II pertama postpartum
* Pembukaan lengkap
s/d bayi lahir (primi:
2jam, multi: 1jam)
TAHAPAN-TAHAPAN PARTUS NORMAL

KALA I /
PEMBUKAAN
Ciri : bloody show, adanya his,
serviks mbuka sampai tjadi
pmbukaan 10 cm, dijumpai pd
primigravida ( 13 jam); multipara
KALA II /
PENGELUARAN
( 7 jam)
2 fase :
Laten 8 jam, sgt lambat s.d. D
KALA III / URI = 3 cm
PLASENTA Aktif 3 fase
Akselerasi : 3 4 cm (2 jam)
Dilatasi max : 4 9 cm (2 jam)
KALA IV / Deselerasi : 9 10 cm (2 jam)
KELUARNYA
PLASENTA
SELAMA 1 JAM
KALA I
Penilaian persalinan
Kemajuan Kondisi Ibu Kondisi Janin
Persalinan
Riwayat Mengkaji kartu/ Gerakan janin
persalinan catatan antenatal Cairan ketuban
Pemeriksaan Pemeriksaan Letak janin
abdomen umum Besar janin
Pemeriksaan Pemeriksaan Posisi janin
vagina laboratorium
Pemeriksaan
psiko-sosial
KALA I
Pemantauan persalinan partograf
Kemajuan Persalinan

His/kontraksi:
Frekuensi
Lamanya
Kekuatan
Kontrol jam sekali pd fase aktif

Pemeriksaan vagina:
Pembukaan serviks
Penipisan serviks
Penurunan bag. Terendah
Molding/molase
Kontrol setiap 4 jam

Pemeriksaan abdomen/luar:
Penurunan kepala
Kontrol setiap 2 jam slm fase aktif
Leopold I: menentukan
tinggi fundus uteri umur
kehamilan, dan bagian janin
yang terletak di fundus uteri
Leopold II: menentukan
letak punggung janin
Leopold III: menentukan
bagian apa yang terletak di
sebelah bawah
Leopold IV: bagian janin
mana yang terletak di
sebelah bawah & berapa
bagian kepala yang telah
memasuki PAP
BIDANG HODGE
I II III IV
Dibentuk pd Sejajar dgn Hodge Sjajar dgn Hodge I Sejajr dgn Hodge
lingkaran PAP dgn I tletak stinggi bag & II tletak stinggi I, II, & III tletak
bag atas simfisis bawah simfisis spina ischiadica stinggi os coccygis
& promontorium dekstra & sinistra
SEGMEN ATAS UTERUS SEGMEN BAWAH UTERUS
PEMBEDA
(SAU) (SBU)
Sifat Kontraksi Aktif Pasif
Sifat kekencangan Kencang atau keras Kurang kencang atau lunak
Akan mgalami retraksi (tgt Akan bkembang menjadi jalan
b(-) volume isi uterus, t.u. lahir yg bdinding jauh lebih
Awal psalinan & mdorong tipis drpd SAU
janin keluar (respons pd Analog dgn ishtmus uteri yg
gaya dorong kontraksi mlebar & mnipis pd wanita yg
Keterangan
segmen atas) # hamil
Mjadi lunak saat bdilatasi
saluran muskuler &
fibromuskuler yg tipis janin
dpt mnonjol ke liuar

Cincin retraksi (fisiologik) : suatu lingkaran yg mrupakan batas antara


SAU & SBU pd pmukaan dlm uterus;
patologik (cincin Bandl) sangat
mnonjol partus macet
MULTIPARA NULIPARA
MULTIPARA NULIPARA
TAHAPAN-TAHAPAN PARTUS NORMAL

Kepala janin sudah masuk ke ruang panggul


KALA I /
PEMBUKAAN Tekanan pd otot2 dasar panggul rasa mengedan

KALA II / Perineum menonjol & lebar + anus mbuka


PENGELUARAN
Labia mbuka & kepala janin tampak dlm vulva saat his
KALA III / URI
PLASENTA His & kekuatan mengedan max

KALA IV / Kepala janin dilahirkan dgn suboksiput di bawah simfisi &


KELUARNYA dahi, muka & dagu lewati perineum
PLASENTA
SELAMA 1 JAM
His lagi keluarlah seluruh anggota badan bayi
KALA II
Mekanisme Turunnya Kepala Janin
MEKANISME
PERSALINAN
NORMAL
Tahap Peristiwa
1. Kepala terfiksir pada a.p (Engagement) Sinklitismus
2. Turun (descent) Asinklitismus posterior, atau
Asinklistismus anterior
3. Fleksi Janin memasuki ruang panggul
4. Fleksi maksimal Posisi bayi di dasar panggul
5. Rotasi internal Putaran paksi dalam di dasar panggul
Terjadi :
Ubun- ubun kecil berputar ke arah depan sehingga
berada di bawah simfisis (Hipomochilion ubun-ubun kecil
di bawah simfisis)
Kepala mengadakan gerakan defleksi untuk dapat
dilahirkan
6. Ekspulsi kepala janin Berturut-turut lahirlah :
ubun-ubun besar --- dahi --- muka --- dagu

7. Rotasi eksterna Putaran paksi luar (resitusi) untuk menyesuaikan kedudukan


kepala dengan punggung
8. Ekspulsi total Bahu melintasi PAP dalam keadaan miring
Setelah kepala dilahirkan posisi bahu adalah depan-
belakang
Cara melahirkan :
Bahu depan
Bahu belakang
Seluruh badan & ekstremitas
Keterangan :
Sinklitismus : arah sumbu kepala janin tegak lurus dengan
bidang PAP

Asinklitismus : arah sumbu kepala janin miring dengan bidang


PAP
Asinklitismus Anterior (Naegele) : arah sumbu kepala
membuat sudut lancip ke depan dengan PAP
Asinklitismus Posterior (Litzman) : keadaan sebaliknya
dari asinklitismus anterior
Persalinan
normal

http://www.healthsquare.com/fgwh/wh1c2601.jpg
TAHAPAN-TAHAPAN PARTUS NORMAL

KALA I / Bayi lahir


PEMBUKAAN

Uterus teraba keras + fundus uteri


KALA II / agak di atas pusat
PENGELUARAN
Uterus kontraksi kembali
KALA III / URI
PLASENTA
plepasan plasenta dr dinding uterus
(6-15 menit) + keluarnya darah
KALA IV /
KELUARNYA
PLASENTA
SELAMA 1 JAM
KALA III
Palpasi uterus untuk menentukan apakah ada bayi yg kedua
Menilai apakah bayi baru lahir dalam keadaan stabil, jika tidak, rawat bayi
segera

Diagnosa
Kategori Deskripsi
Kehamilan dengan Persalinan spontan melalui vagina pd bayi
janin normal tunggal tunggal, cukup bulan
Bayi normal Tdk ada tanda-tanda kesulitan pernafasan
APGAR > 7 pd menit ke-5
Tanda-tanda vital stabil
Berat badan > 2,5kg
Bayi dengan penyulit Cth : berat badan kurang, asfiksia, Apgar
rendah, cacat lahir
PELEPASAN PLASENTA
Tjadi akibat pnyusutan ukuran uterus + p(-)an bidang tempat
implantasi plasenta

Plasenta mpbesar ktebalan dgn elastisitas plasenta menekuk

+ tegangan lap desidua yg tlemah (lap spongiosa) makin mlonggar

Plasenta tlepas & ukuran tempat plasenta m<

tekanan dinding uterus

Ekstrusi plasenta (mekanisme Schultze darah tempat plasenta
megisi ke dlm kantong yg inversi & Duncan darah tkumpul di
antara membran dinding uterus & keluar dr plasenta)
TAHAPAN-TAHAPAN PARTUS NORMAL

KALA I /
PEMBUKAAN

KALA II /
PENGELUARAN

KALA III / URI


PLASENTA

Amati apakah tjadi pendarahan


postpartum
KALA IV / Pendarahan paska partum :
KELUARNYA kehilangan darah > 500 ml darah
PLASENTA slama 24 jam kelahiran
SELAMA 1 JAM
Kala IV
Kala IV
Kala IV
Diagnosa
Kategori Deskripsi
Involusi normal Tonus - uterus tetap berkontraksi
Posisi fundus uteri di atau dibawah umbilikus
Perdarahan tidak berlebihan
Cairan tidak berbau

Kala IV dengan Subinvolusi uterus tidak keras, posisi di atas


penyulit umbilikus
Perdarahan atonia, laserasi, bag plasenta
tertinggal/membran yg lain
LO2.

MANAJEMEN PERSALINAN
NORMAL
HILANGNYA 500 ml ATAU
LEBIH DARAH SETELAH
ANAK LAHIR

DIAGNOSIS PERDARAHAN
POSTPARTUM, PENANGANAN
AWAL KASUS GAWAT DARURAT,
DAN MELAKUKAN RUJUKAN
KLASIFIKASI
Perdarahan post partum primer / dini (early
postpartum hemarrhage)
Perdarahan yang terjadi dalam 24 jam pertama. Penyebab
utamanya adalah atonia uteri, retention plasenta, sisa
plasenta dan robekan jalan lahir. Banyaknya terjadi pada 2
jam pertama
Perdarahan Post Partum Sekunder / lambat (late
postpartum hemorrhage)
Perdarahan yang terjadi setelah 24 jam pertama.
DIAGNOSIS PERDARAHAN
Pemeriksaan fisik:
Pucat, dapat disertai tanda-tanda syok, tekanan darah rendah, denyut
nadi cepat, kecil, ekstremitas dingin serta tampak darah keluar melalui
vagina terus menerus
Pemeriksaan obstetri:
Mungkin kontraksi usus lembek, uterus membesar bila ada atonia
uteri. Bila kontraksi uterus baik, perdarahan mungkin karena luka jalan
lahir
Pemeriksaan ginekologi:
Dilakukan dalam keadaan baik atau telah diperbaiki, dapat diketahui
kontraksi uterus, luka jalan lahir dan retensi sisa plasenta
Gejala & Tanda Yang Selalu Ada Gejala & Tanda Yang Diagnosis
Kadang-kadang Ada Kemungkinan
Uterus tidak berkontraksi dan Syok Atonia uteri
lembek
Perdarahan segera setelah anak
lahir (Perdarahan Pascapersalinan
Primer atau P3)(a)
Perdarahan segera (P3) (a) Pucat Robekan jalan lahir
Darah segar yang mengalir segera Lemah
setelah bayi lahir (P3) Menggigil
Uterus kontraksi baik
Plasenta lengkap
Plasenta belum lahir setelah 30 Tali pusat putus akibat Retensio plasenta
menit traksi berlebihan
Perdarahan segar (P3) (a) Inversio uteri akibat
Uterus kontraksi baik tarikan
Perdarahan lanjutan
Plasenta atau sebagian selaput Syok neurogenik Tertinggalnya
(mengandung pembuluh darah) Pucat dan limbung sebagian plasenta
tidak lengkap
Perdarahan segera (P3) (b)
Gejala & Tanda Yang Selalu Ada Gejala & Tanda Yang Diagnosis
Kadang-kadang Ada Kemungkinan
Sub-involusi uterus Anemia Perdarahan
Nyeri tekan perut bawah Demam terlambat
Perdarahan > 24 jam setelah Endometritis atau
persalinan. Perdarahan sekunder sisa plasenta
atau P2S. Perdarahan bervariasi (terinfeksi / tidak)
(ringan/berat, terus-
menerus/tidak teratur) dan
berbau (jika disertai infeksi)

Perdarahan segera (P3) (a) Syok Robekan dinding


(Perdarahan intraabdominal dan/ Nyeri tekan perut uterus (ruptur uteri)
atau vaginum) Denyut nadi ibu cepat
Nyeri perut berat (kurangi dengan
ruptur)

(a) Perdarahan sedikit apabila bekuan darah pada serviks atau posisi telentang menghambat aliran darah keluar
(b) Inversi komplit mungkin tidak menimbulkan perdarahan
PLASENTA PREVIA
Plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen
bawah rahim sehingga dapat menutupi sebagian atau
seluruh ostium uteri internum (OUI) .
SOLUTIO PLASENTA
Lepasnya plasenta dengan implantasi normal sebelum
waktunya pada kehamilan yang berusia di atas 28 minggu.
SP PP
Pendarahan dengan nyeri Pendarahan tanpa nyeri
Pendarahan segera disusul partus Berulang ulang sebelum partus
Pendarahan sedikit banyak
Palpasi sukar Palpasi Leopold III tinggi
DJJ tidak ada ada
hematom robekan selaput marginal
KLASIFIKASI
Menurut waktu terjadinya:
1. Rupture uteri gravidarum
sedang hamil, sering berlokasi pada konpus
2. Rupture Uteri durante partum
waktu melahirkan anak, lokasinya sering pada SBR. Jenis inilah yang paling
terbanyak.
Menurut lokasinya:
1. Korpus Uteri
pada rahim yang sudah pernah mengalami operasi mis: cesar
2. Segmen bawah rahim
pada partus yang sulit dan lama (tidak maju). SBR tambah lama tambah tegang
dan tipis dan akhirnya terjadi rupture uteri.
3. Servik uteri
waktu melakukan ekstraksi forsep atau versa dan ekstraksi, sedang
pembukaan belum lengkap.
4. Kolpoporeksis-kolporeksi
Robekan-robekan diantara servik dan vagina.
KETUBAN PECAH DINI
SELAPUT KETUBAN

Membatasi rongga amnion yang terdiri dari amnion di sebelah dalam, dan
korion di sebelah luar yang sangat erat ikatannya

terdiri atas beberapa sel :


Sel epitel
Sel mesenkim Terikat erat dalam matriks kolagen
Sel trofoblas

Berfungsi : menghasilkan air ketuban dan melindungi janin terhadap


infeksi
Manfaat Air Ketuban
Merupakan tempat yang baik bagi gerak dan
perkembangan muskuloskeletal janin
Gerakan pernafasan yang disertai aliran cairan
amnion ke dalam saluran pernafasan janin,
penting bagi perkembangan saccus alveolaris
paru.
Merupakan penghalang bagi masukknya
polimikrobial flora vagina ke dalam kantong
amnion
AIR KETUBAN

Cairan ketuban adalah cairan yang ada di dalam kantung amnion

Cairan ketuban ini terdiri dari :


98 persen air
sisanya garam anorganik serta bahan organik

Cairan ini dihasilkan selaput ketuban dan dibentuk oleh sel-sel amnion,
ditambah air kencing janin, serta cairan otak pada anensefalus.

Jumlah cairan ketuban normalnya antara 1 L - 1,5 L Namun bisa juga kurang dari
jumlah tersebut atau lebih hingga mencapai 3-5 liter.
Manfaat Air Ketuban
Mempertahankan atau memberikan
perlindungan terhadap bayi dari benturan yang
diakibatkan oleh lingkungannya di luar rahim.
Membuat janin bergerak dengan bebas ke segala
arah.
Mendeteksi jenis kelamin
Memerikasa kematangan paru-paru janin
Memeriksa golongan darah serta rhesus,
Memeriksa kelainan kongenital (bawaan) dan
susunan
Pecahnya Ketuban
Pecah ketuban robeknya selaput indung telur yang
membungkus bayi.
Penyebab pecahnya ketuban :
Kontraksi uterus dan peregangan berulang
Pada daerah tertentu terjadi perubahan biokimia yang
menyebabkan selaput ketuban inferior rapuh
Perubahan struktur, jumlah sel, dan katabolisme kolagen
menyebabkan aktivitas kolagen berubah
Warna air ketuban umumnya : tidak
berwarna/transparan/bening hingga pink tawar.
Bila berwarna kehijauan, maka itu tanda bahwa :
Bayi mengalami tekanan
Stres sehingga mengeluarkan tinja dalam air ketuban
Tanda terinfeksi kuman.
Cara membedakan air ketuban
dengan air seni

Air ketuban Air seni


Warna tidak Umumnya agak kekuningan
berwarna/transparan, bila
bercampur dengan lendir
akan menjadi pink tipis
Bau Seperti cairan sperma berbau amoniak
Penghentian Bila anda menahan Bila anda menahan daerah
daerah sekitar anus tidak sekitar anus berhenti
berhenti
Keluar saat bergerak
Ketuban Pecah Dini (KPD)
Ketuban Pecah Dini (KPD): pecahnya selaput ketuban
sebelum persalinan
Kejadian KPD berkisar 5-10% dari semua kelahiran, dan
KPD preterm terjadi 1% dari semua kehamilan. 70%
kasus KPD terjadi pada kehamilan cukup bulan.
diagnosa KPD ditegakkan seorang ibu hamil
mengalami pecah selaput ketuban dan dalam waktu
satu jam kemudian tidak terdapat tanda awal
persalinan
Pecahnya selaput ketuban berkaitan dengan
perubahan proses biokimia yg terjadi dalam:
Kolagen matriks ekstraselular amnion
Korion
Apoptosis membran janin
Faktor Resiko Terjadinya KPD

Berkurangnya as. Inkompetensi serviks (leher


rahim)
askorbik sebagai
Polihidramnion (cairan
komponen kolagen ketuban berlebih)
Kekurangan tembaga Riwayat KPD sebelumya,
dan askorbik yang trauma, Kehamilan kembar
berakibat pertumbuhan Kelainan atau kerusakan
selaput ketuban
struktur abnormal (co:
Serviks (leher rahim) yang
merokok) pendek (<25mm) pada usia
kehamilan 23 minggu
Infeksi pada kehamilan seperti
bakterial vaginosis
Konfirmasi Diagnosa
Test lakmus (test nitrazin).
Jika kertas lakmus merah berubah menjadi biru
menunjukkan adanya cairan ketuban (allkalis).
Darah dan infeksi vagina dapat menghasilkan tes
yang positif palsu.
Test Pakis
Dengan meneteskan cairan ketuban pada obyek
gelas dan biarkan kering.
Pemeriksaan mikroskopis menujukkan kristal
cairan amnion dan gambaran daun pakis
Komplikasi KPD
Persalinan Prematur
Periode laten (interval waktu dari kejadian pecahnya selaput
chorioamniotik dengan awal persalinan) tergantung umur
kehamilan :
Kehamilan aterm 90% persalian terjadi dlm 24 jam
Kehamilan 28-34 mgg 50% persalian terjadi dlm 24 jam
Kehamilan <26 mgg persalinan terjadi dalam 1 mgg
Infeksi
Pada ibu dapat terjadi : korioamnionitis
Pada bayi dapat terjadi : septikemia, pneumonia,
omfalitis
Lebih sering terjadi pada KPD prematur
Insiden meningkat sebanding dengan lamanya periode
laten.
Komplikasi KPD
Hipoksia dan asfiksia
Oligohidramnion menekan tali pusat asfiksia &
hipoksia
Sindrom deformitas janin
KPD pada kehamilan yang sangat muda disertai
oligohidromnion yang lama menyebabklan terjadinya
deformitas janin, antara lain :
Hipoplasia pulmonal
Potters fascia
Deformitas ekstremitas
Terapi Konservatif
Rawat dirumah sakit, berikan antibiotik (ampisilin atau
eritromisin dan metronidazol)
Umur kehamilan <32-34 mgg dirawat selama air
ketuban masih keluar atau sampai air ketuban tidak lagi
keluar
Usia kehamilan 32-37 mgg, belum inpartu, tidak ada tanda
infeksi beri deksametason, observasi tanda-tanda infeksi
& kesejahteraan janin
Usia kehamilan 32-37 minggu, sudah inpartu, tidak ada
infeksi berikan tokolitik (salbutamol), deksametason dan
induksi sesudah 24 jam
Usia kehamila 32-37 mgg, ada infeksi beri antibiotik dan
lakukan induksi, nilai tanda-tanda infeksi (suhu, leukosit,
tanda-tanda infeksi intrauterin)
Usia kehamilan 32-37 mgg berikan steroid utk memacu
kematangan paru janin
Terapi Aktif
Kehamilan >37 mgg :
Induksi dengan oksitosin bila gagal seksio
sesarea
diberikan misoprostol intravaginal tiap 6 jam
maksimal 4 kali
Bila skor pelvik <5 lakukan pematangan
serviks, kemudian induksi. Jika tidak berhasil
akhiri persalinan dengan seksio sesarea
Bila skor pelvik >5 induksi persalian
MENGETEHUI MANAJEMEN PERSALINAN
PATOLOGIS
Diagnosis Persalinan malpresentasi
Indikasi, kontraindikasi, komplikasi ekstraksi vakum
Indikasi, kontraindikasi, komplikasi seksio sesarea
Indikasi, kontraindikasi, komplikasi induksi
Persalinan Patologis
Persalinan pervaginam dengan bantuan alat-alat atau
melalui dinding abdomen dengan operasi caesarea

Malposisi : posisi abnormal dari verteks janin (ubun-


ubun kecil sebagai penanda)

Malpresentasi : semua presentasi lain dari janin


selain presentasi verteks

MASALAH
Partus Lama atau Partus Macet
Anatomi Tengkorak Janin

Os oksipitalis

Os parietalis

Fontanela
sagitalis

Os frontalis
Diagnosis Malposisi
Gejala dan Tanda Gambar
POSISI OKSIPUT POSTERIOR

Berada di arah posterior dari panggul ibu

Pemeriksaan Abdomen :
Bagian bawah perut mendatar
Ekstremitas janin teraba anterior
DJJ terdengar di samping

VT :
Fontanel posterior dekat sakrum
Fontanel anterior dengan mudah teraba jika kepala dalam keadaan
defleksi

POSISI OKSIPUT LINTANG

Terjadi jika posisi oksiput janin terlentang lintang terhadap rongga


panggul ibu

Jika posisi lintang ini menetap sampai akhir kala I persalinan, maka posisi
ini sebaiknya ditangani sebagai posisi oksiput posterior
Diagnosis Malpresentasi
Gejala dan Tanda Gambar

PRESENTASI DAHI

Penyebab : ekstensi parsial kepala janin sehingga terletak lebih tinggi dari sinsiput

Pemeriksaan Abdomen :
Kepala janin 3/5 di atas simfisis pubis
Oksiput lebih tinggi dari sinsiput

VT :
Teraba fontanel anterior dan orbita

PRESENTASI MUKA

Penyebab : hiperekstensi kepala janin sehingga tidak teraba oksiput maupun


sinsiput pada VT

Pemeriksaan Abdomen :
Teraba lekukan antara oksiput dan punggung (sudut Fabre)

VT :
Teraba muka, mulut, dan rahang
Jari tangan mudah masuk ke mulut janin
Gejala dan Tanda Gambar
PRESENTASI GANDA (MAJEMUK)

Penyebab :
Prolaps tangan bersamaan dengan bagian terendah janin, lengan yang
mengalami prolaps dan kepala janin terdapat di rongga panggul secara
bergantian

LETAK LINTANG DAN PRESENTASI BAHU

Penyebab : Sumbu panjang janin terletak melintang

Pemeriksaan Abdomen :
Sumbu panjang janin teraba melintang
Tidak teraba bagian besar (kepala atau bokong) pada simfisis pubis
Kepala biasanya teraba pada daerah pinggang

VT :
Teraba bahu, tetapi tidak selalu
Lengan dapat mengalami prolaps
Siku, lengan, atau tangan dapat teraba pada vagina
Gejala dan Tanda Gambar

PRESENTASI BOKONG (SUNGSANG)

Penyebab : bokong dengan / atau kaki merupakan bagian terendah janin

Pemeriksaan Abdomen :
Kepala teraba di bagian atas, bokong pada daerah pelvis
Auskultasi DJJ lokasinya lebih tinggi dari pada yang diharapkan
dengan persentasi verteks

VT : Teraba bokong atau kaki

Ada 3 macam :
PRESENTASI BOKONG SEMPURAN (Complete Breech)
Kedua kaki mengalami fleksi pada pangkal lutut

PRESENTASI BOKONG MURNI (Frank Breech)


Kedua kaki mengalami fleksi pada panggul dan ekstensi pada lutut

PRESENTASI BOKONG KAKI (Footling Breech)


Sebuah kaki mengalami ekstensi pada panggul dan lutut
Manajemen Persalinan Patologis
PENANGANAN UMUM
Penilaian cepat kondisi ibu
Penilaian denyut jantung janin (DJJ) segera setelah his
DJJ < 100 atu > 180 x / menit kemungkinan GAWAT JANIN
Jika ketuban pecah lihat warna cairan ketuban
Jika ada mekonium yang kental, awasi lebih ketat atau
lakukan intervensi untuk penanganan gawat janin
Saat ketuban pecah tapi cairan (-) menandakan adanya
pengurangan jumlah air ketuban yang mungkin ada
hubungannya dengan gawat janin
Beri dukungan moral dan perawatan pendukung lain
Partograf nilai kemajuan persalinan
Ekstraksi vakum
Suatu persalinan buatan di mana janin dilahirkan dengan tenaga negatif
(vakum) pada kepalanya.
alat ekstrakstor vakum
Inidkasi
Untuk memperpendek kala II, misalnya:
Peny. Jantung kompensata
Peny. Paru fibrotik
Kala II yang memanjang
Gawat janin
Kontraindikasi
Ruptur uteri membakat
Pada peny. Dimana ibu tidak boleh mengejan, mis. Payah jantung dan
preeklamsia berat.
Letak muka
After coming head
Janin preterm
Syarat
Pembukaan > 7 cm (hanya pada multigravida)
Penurunan kepala janin boleh pada hodge II
Harus ada kontraksi rahim dan tenaga mengejan
www.sjmercyhealth.org/116277.cfm

http://insights.clinicalinnovations.com/images/FlexionPoint.jpg
http://z.about.com/d/pregnancy/1/0/t/Z/3/vacuum.jpg
Seksio Sesare
Suatu Persalinan buatan, di mana janin dilahirkan melalui suatu insisi
pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam
keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram
Indikasi
Panggul sempit
Tumor jalan lahir yang menyebabkan obstruksi
Stenosis serviks/ vagina
Plasenta previa
Disproporsi sefalopelvik
Ruptur uteri
Kelainan letak
Gawat janin
Jenis-jenis operasi seksio sesaria :
Seksio sesaria klasik atau korporal (insisi memanjang pada segmen atas
uterus)
Seksio sesaria transperitonealis profunda (insisi pada segmen bawah uterus)
Seksio sesaria ekstra peritonealis (rongga peritoneum tidak dibuka, sekarang
sudah tidak digunakan lagi)
Seksio sesaria histerektomy (setelah seksio sesaria dilakukan histerektomy
dengan indikasi atonia uteri, plasenta previa, mioma uteri, infeksi intra uterin
yang berat)
http://www.beliefnet.com/healthandhealing/images/cesarean_delivery.jpg

http://www.doereport.com/imagescooked/896W.jpg
Induksi persalinan
Suatu tindakan terhadap ibu hamil yang belum inpartu,
baik secara operatif maupun medisinal, untuk merangsang
timbulnya kontraksi rahim sehingga terjadi persalinan
Secara medis:
Infus oksitosin
Prostaglandin
Cairan hipertonik intrauterin
Secara manipulatif/ dengan tindakan:
Amniotomi
Melepaskan selaput ketuban dari bagian bawah rahim
Pemakaian rangsangan listrik
Rangsangan pada putting susu
LO3.

FARMAKOLOGIS PADA PERSALINAN


TERAPI FARMAKOLOGIS &
PERSALINAN
Kelahiran prematur (perubahan servikal &
kontraksi uterin yg tjadi < 37 minggu) :
terapi tokolitik & glukokortikoid antenatal
Infeksi Streptococcus grup B
Cervical ripening & induksi kelahiran
Analgesia kelahiran
Pendarahan paskapartum
TERAPI FARMAKOLOGIS & PERSALINAN : Kelahiran prematur
TERAPI TOKOLITIK
PENGHAMBAT KANAL
PEMBEDA -ADRENERGIK MAGNESIUM (infusi IV)
KALSIUM
Obat pilihan Terbutalin & ritodrin Mg sulfat nifedipin
m kadar Ca2+ Supresi impuls saraf yg ke Hambat fungsi kanal Ca2+
intraseluler & m otot polos uterus dgn Relaksasi miometrium in vitro
Cara kerja
sensitivitas unit kontraktil mengantagoniskan Ca2+
obat
pd Ca2+ relaksasi otot intraseluler
polos uterus
MATERNAL : MATERNAL : edema Hipotensi ortostatik, dosis : depresi
Efek Hiperkalemia, aritmia, pulmoner; hipotensi, paralisis kardiak, mual, sakit kepala, pusing
samping hiperglikemia, hipotensi, otot, tetanus, henti jantung, &
& edema pulmoner depresi respirasi dosis
ES < Mg & -adrenergik, > baik
drpd -adrenergik, punya efek
negatif yg potensial pd aliran
darah antara plasenta & uterus
Dosis 250-500 mcg/3-4 Inefektif sbg agen tokolitik
5-10 mg/15-20 menit/3 dosis
Keterangan jam (rekomendasi) berhub dgn m mortalitas
(sublingual) diagnosis awal
terbutalin infan (Cochrane meta-
kelahiran prematur
analysis)
10-20 mg (oral)/4-6 jam
kontraksi prematur, pt stabil & #
dilatasi serviks yg bkelanjutan
TERAPI FARMAKOLOGIS & PERSALINAN : Kelahiran prematur

TERAPI TOKOLITIK
PEMBEDA NSAID LAIN-LAIN
Indometasin (inhibitor COX Antibiotik, kortikosteroid,
nonselektif) progesteron & obat seperti
Obat pilihan progesteron, 17-hydroxyprogesteron
carproate, atosiban (Oxytocin-
Receptor Antagonist)
Cara kerja Hambat aktivitas prostaglandin
obat serviks
Sakit kepala, pusing, confusion,
depresi, pankreatitis,
Efek samping
trombositopenia, nekrosis
papiler ginjal, anemia aplastik
Dihub dgn penutupan patent
duktus arteriosus & sirkulasi
Keterangan
fetus yg dirusak dlm uterus (usia
>32 minggu masa gestasi)
KORTIKOSTEROID ANTENATAL
Tjadi dlm 24 jam
TERAPI FARMAKOLOGIS & PERSALINAN :
Mematurasi paru-paru fetus (Cochrane
meta-analysis) cegah RDS, pendarahan
intraventrikuler, kematian infan yg dilahirkan
scara prematur
Obat pilihan : betametason (IM) &
deksametason (IM) masa gestasi 26-34
minggu
# keuntungan ulang dosis steroid (meta-
analysis, 2000)
Streptococcus Grup B usia 35-37 minggu masa gestasi

Kultur (+)

Punya infan yg sebelumnya terinfeksi penyakit Streptococcus


grup B invasif, atau

yg punya bakteriuris streptococcus grup B

5 juta unit (IV) 2,5 jt unit IV/4jam hingga partus,


Ampisilin 2 gr IV 1 gr IV/4 jam, Cefazolin 2 gr IV 1 gr IV/8
jam, 900 mg IV/8 jam, 500 mg IV/6
jam, Vankomisin 1 gr IV/12 jam
TERAPI FARMAKOLOGIS & PERSALINAN
: Analgesia kelahiran
Nonfarmakologis : mandi air hangat,
injeksi intradermal air steril dlm area
sakral, akupuntur
Farmakologis : meperidin, morfin, fentanil,
epidural analgesia (susah mnyusui,
ppanjangan kala I & II), kombinasi spinal-
epidural (hipotensi, susah BAK, pruritus),
paracervical blocks (bradikardi fetus)
TERAPI FARMAKOLOGIS & PERSALINAN
: pendarahan paskapartum
Oksitosin IM, ergonovin (5-HT Receptor
Agonist [TD , nausea, vomitus]), atau
kombinasi keduanya

sebelum keluarnya plasenta; clamping &
pmotongangn tali pusar; traksi yg dikontrol
cord
TERAPI FARMAKOLOGIS &
LAKTASI
Faktor2 Obat yg Mpengaruhi Transfer Obat dr
Sirkulasi Maternal Ke Dalam Susu ASI :
Derajat pengikatan protein di dalam sistem
sirkulasi maternal
BM obat
Klarutan lipid obat & isi lemak pd susu
Kadar plasma maternal
T1/2 obat
pH obat
TERAPI FARMAKOLOGIS &
LAKTASI
Faktor dr infan yg mpengaruhi jumlah obat
yg dicerna via mnyusui :
Frekuensi mnyusui
Jumlah susu yg dicerna

Obat2 yg msupresi asam lambung :


aminoglikosida, omeprazol, heparin,
insulin sedikit diabsorpsi infan
TERAPI FARMAKOLOGIS &
LAKTASI
Strategi utk m(-)i risiko pd infan dr obat yg
ditransferkan via ASI, pilihlah obat dgn :
T1/2 pendek
> berikatan dgn protein
Bioavaibilitas
Kelarutan lemak
CONTOH TERAPI REKOMENDASI UMUM FARMAKOTERAPI
untuk LAKTASI BERDASARKAN GANGGUAN yang DIDERITA
Kloksasilin, dikloksasilin, oxasilin, sefasilin
Mastitis
10-14 hari
Antidepresan trisiklik & SSRI, nortriptilin,
Depresi
amitriptilin, klomipramin, desipramin,
paskapartus
fluvoxamin, bupropion
Relakstasi metoklorpamid
LO4.

MANAJEMEN NIFAS
Nifas (Puerperium)
Mulai setelah partus selesai dan berakhir setelah kira-
kira 6 minggu

Seluruh alat genital baru pulih dalam waktu 3 bulan

Puerperium normal meliputi :


Perubahan genitalia eksterna dan interna (involusi)
Hemokonsentrasi
Laktasi
Pengeluaran lokhia
Involusi
UTERUS
Tinggi Fundus Uteri
Setelah janin dilahirkan setinggi pusar
Setelah plasenta dilahirkan 2 jari di bawah pusar
Hari ke-1 postpartum 1 jari di bawah pusar
Hari ke-5 postpartum 1/3 jarak antara simfisis ke pusat
Hari ke-10 postpartum fundus uteri sukar diraba di atas
simfisis

Bentuk Uterus
Menyerupai suatu buah advokat gepeng (panjang 15 cm,
lebar 12 cm, tebal 10 cm)
Dinding uterus 5 cm
Bagian bekas implantasi plasenta luka berupa
penonjolan yang kasar ( 7,5 cm) :
2 minggu postpartum = 3,5 cm
6 minggu postpartum = 2,4 mm

Berat Uterus
N 30 g ; aterm 1000 g
1 minggu postpartum 500 g
2 minggu postpartum 300 g
6 minggu postpartum 40 60 g

Otot-otot & Pembuluh Darah Uterus


Otot kontraksi pembuluh darah di antara anyaman otot
terjepit perdarahan berhenti
Serviks Uterus
Agak menganga seperti corong
Warnanya merah kehitaman (penuh pembuluh darah)
Konsistensi lunak

Endometrium
Trombosis, degenerasi, & nekrosis di tempat implantasi plasenta
Hari ke-1 postpartum permukaan kasar
Hari ke-3 postpartum permukaan mulai rata
Regenerasi endometrium 2 3 minggu

Luka-luka jalan lahir (bekas episitomi, luka pada vagina dan


serviks) sembuh per primam
Hemokonsentrasi
Masa hamil shunt antara sirkulasi darah ibu
dan plasenta postpartum shunt hilang
tiba-tiba volume darah ibu relatif
bertambah kompensasi (hemokonsentrasi)
volume darah kembali normal

Terjadi pada hari ke-3 sampai 15 postpartum


Laktasi
Masa kehamilan persiapan pada kelenjar
mamma untuk laktasi

Postpartum
Estrogen progesteron
Prolaktin kelenjar-kelenjar mamma berisis air susu
Oksitosin kontraksi mioepitelium kelenjar susu
air susu keluar
Pengeluaran Lokhia
Sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa nifas

Lokhia rubra (kruenta) Hari ke-1 postpartum


Terdiri atas darah segar bercampur sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel
desidua, sisa-sisa verniks kaseosa, lanugo, dan mekoneum

Lokhia sanguinolenta : darah bercampur lendir Hari berikutnya

Lokhia serosa : cair, tidak berdarah lagi, warnanya agak kuning
1 minggu postpartum

Lokhia alba : berupa cairan putih 2 minggu postpartum
PENANGANAN
Kebersihan diri Keluarga berencana
Istirahat Pemeriksaan postnatal
Latihan Keadaan umum
Keadaan payudara dan putingnya
Gizi ibu menyusui
Dinding perut
Menyusui
Perineum
Perawatan payudara Kandung kemih
Sanggama (setelah darah Rektum
merah berhenti dan ibu Ada tidaknya fluor albus
dapat memasukkan 1 atau 2 keadaan serviks, uterus, adneksa
jarinya ke dalam vagina Fisioterapi postnatal
tanpa rasa nyeri)
LAKTASI
1. Korpus (badan) bagian yg membesar
Alveolus :
Unit terkecil yang memproduksi susu ANATOMI PAYUDARA
Terdiri dari sel Aciner, jaringan lemak,
sel plasma, sel otot polos dan
pembuluh darah
Lobulus
Kumpulan dari alveolus
ASI disalurkan dari alveolus saluran
kecil (duktulus) saluran yang lebih
besar (duktus laktiferus)

2. Areola bagian yang kehitaman di tengah


Sinus laktiferus : saluran di bawah
areola yang besar melebar memusat
ke dalam puting dan bermuara ke luar

Di dalam dinding alveolus maupun saluran2


terdapat otot polos yang bila berkontraksi
dapat memompa ASI keluar

3. Papilla bagian yang menonjol di puncak


payudara
ASI
Mengandung semua bahan yang diperlukan
bayi, mudah dicerna, memberi perlindungan
terhadap infeksi, selalu segar, bersih, dan siap
diminum

Dibedakan dalam 3 stadium:


Kolostrum pertama keluar
ASI transisi / peralihan
ASI matur
Disekresi pada hari 1 4 pasca persalinan
K
Kental , lengket, berwarna kekuningan
O
L Kandungan protein (t.u imunoglobulin IgG, IgA, IgM),
mineral, garam, vitamin A, nitrogen, sel darah putih lebih
O tinggi daripada ASI matur
S
Rendah lemak dan laktosa
T
R Volume yang ada dalam payudara (150-300 ml/hari)
mendekati kapasitas lambung bayi usia 1 2 hari
U
M Pencahar ideal (membersihkan zat yang tidak terpakai
dari usus BBL, mempersiapkan GIT bayi)
ASI Transisi/ Peralihan
Keluar setelah kolostrum sampai sebelum ASI matang (hari 4-10)

Selama 2 minggu, volume ASI bertambah banyak, berubah warna


serta komposisinya

Kadar imunoglobulin dan protein meningkat

Kadar lemak dan laktosa menurun


ASI Matur
Disekresi pada hari ke-10 dan seterusnya

Berwarna putih

Kandungannya relatif konstan

Tidak menggumpal bila dipanaskan


Kandungan Kolustrum, ASI transisi, & ASI matur

Kandungan Kolostrum ASI Transisi ASI Matur


Energi (kg kal) 57,0 63,0 65,0
Laktosa (gr/100ml) 6,5 6,7 7,0
Lemak (gr/100ml) 2,9 3,6 3,8
Protein (gr/100ml) 1,195 0,965 1,324
Mineral (gr/100 ml) 0,3 0,3 0,2
Immunoglobulin :
Ig A (mg/100ml) 335,9 - 119,6
Ig G (mg/100ml) 5,9 - 2,9
Ig M (mg/100ml) 17,1 - 2,9

Lisosin (mg/100 ml) 14,2 16,4 - 24,3 27,5


Laktoferin 420 520 - 250 270
Foremilk & Hindmilk
Foremilk :
Air susu yang mengalir pertama kali atau saat 5 menit
pertama
Lebih encer
Rendah lemak
Tinggi laktosa, gula, protein, mineral, air

Hindmilk :
Kaya lemak dan nutrisi
Membuat bayi lebih cepat kenyang
Fisiologi Laktasi
Pengaruh Hormonal
1. Estrogen & Progesteron
Estrogen : mempengaruhi pertumbuhan & ukuran alveoli
Progesteron : stimulasi pembesaran sistem saluran ASI
Postpartum kadar stimulasi produksi ASI
2. Follicle stimulating hormone (FSH)
3. Luteinizing hormone (LH)
4. Prolaktin pembesaran alveoil selama kehamilan
5. Oksitosin
Kontraksi uterus pada saat melahirkan
Mengencangkan mioepitel di sekitar alveoli
Let-down/ milk ejection reflex
6. Human placental lactogen (HPL)
Pertumbuhan payudara, puting, dan areola
Proses Pembentukan Laktogen
Laktogenesis I
Fase penambahan dan pembesaran lobulus- alveolus
Terjadi pada akhir kehamilan
Payudara memproduksi kolostrum

Laktogenesis II
30-40 jam post-partum (saat payudara terasa penuh)
Pengeluaran plasenta progesteron, esterogen, HPL
Prolaktin tetap tinggi produksi ASI besar-besaran
Bila payudara dirangsang prolaktin stimulasi sel
di dalam alveoli untuk produksi ASI
Laktogenesis III
Sistem kontrol hormon endokrin mengatur produksi
ASI selama kehamilan & beberapa hari pertama setelah
melahirkan
Sistem kontrol autokrin dimulai saat produksi ASI
mulai stabil
ASI banyak dikeluarkan payudara akan memproduksi
banyak ASI
Jadi produksi ASI sangat dipengaruhi :
Seberapa sering bayi menghisap
Seberapa baik bayi menghisap
Seberapa sering payudara dikosongkan
Refleks Pada Proses Laktasi

Refleks prolaktin
Hisapan bayi merangsang puting susu
rangsangan dilanjutkan ke hipotalamus menekan
faktor penghambat sekresi prolaktin (estrogen
progesteron) dan merangsang faktor pemacu
sekresi prolaktin rangsang hipofise anterior
keluarkan prolaktin rangsang sel-sel alveoli
untuk membuat air susu
Refleks Aliran (Let Down Refleks)
Rangsangan dari isapan bayi dilanjutkan ke hipofise
posterior (neurohipofise) oksitosin dikeluarkan
kontraksi sel-sel mioepitel di sekitar alveoli (efek memeras
ASI) ASI keluar dari alveoli, masuk ke sistem duktus, dan
mengalir melalui duktus lactiferus

Yang meningkatkan
Melihat bayi
Mendengarkan suara bayi
Mencium bayi
Memikirkan untuk menyusui bayi

Yang menghambat
Stress (bingung/ pikiran kacau, takut, cemas)
Refleks Dalam Mekanisme Hisapan Bayi

Refleks Menangkap (Rooting Refleks)


Timbul saat bayi baru lahir tersentuh pipinya bayi akan
menoleh ke arah sentuhan
Bibir bayi dirangsang dengan papilla mamae bayi akan
membuka mulut dan berusaha menangkap puting susu

Refleks Menghisap (Sucking Refleks)


Timbul apabila langit-langit mulut bayi tersentuh oleh putting
Sebagian besar areola harus masuk ke dalam mulut bayi

Refleks Menelan (Swallowing Refleks)


Timbul apabila mulut bayi terisi oleh ASI
Manfaat ASI
Aspek kesehatan ibu
Mencegah terjadinya perdarahan pasca persalinan
Mengurangi prevalensi anemia
Mengurangi terjadinya Ca indung telur dan Ca
mammae
Mengurangi angka kejadian osteoporosis dan
patah tulang panggul setelah menopause
Menurunkan kejadian obesitas karena kehamilan
Aspek kesehatan bayi
Melindungi bayi terhadap infeksi gastroenteritis,
radang jalan nafas, paru-paru, otitis media
Mencegah alergi makanan

Aspek keluarga berencana


Sebagai kontrasepsi alamiah Metode Amenorea
Laktasi (MAL)
Hormon yang mempertahankan laktasi menekan
ovulasi menunda kesuburan

Aspek psikologis
Tercipta hubungan / ikatan batin antara ibu dan bayi
Cara Benar Memposisikan Bayi
Telinga dan lengan
yang di atas berada
dalam 1 garis lurus
Kepala bayi diletakkan dekat
lengkungan siku ibu

Perut bayi menempel ke


tubuh ibu

Mulut bayi berada di


depan putting ibu

Bayi dipegang
dengan 1 lengan

Bokong bayi ditahan dengan


telapak tangan ibu
PERLEKATAN BAYI YANG BENAR
Bayi tenang
Ibu tidak kesakitan

Bibir bayi terlipat keluar,


pipi bayi tidak boleh kempot

Sebagian besar areola Mulut terbuka lebar


terutama yang berada
di bawah, masuk ke
dalam mulut bayi Dagu menempel pada
payudara ibu

Tidak boleh terdengar bunyi decak, hanya boleh terdengar bunyi menelan
INISIASI MENYUSU DINI penting!!!
Dapat mencegah kematian neonatal
Membantu mempercepat pengeluaran ASI dan memastikan
kelangsungan pengeluaran ASI

Mencegah paparan terhadap substansi/zat dari makanan /


minuman yang dapat mengganggu fungsi saluran pencernaan

Kolostrum memicu pematangan saluran cerna dan


memberi perlindungan terhadap infeksi

Kehangatan tubuh ibu saat proses menyusui dapat mencegah


kematian bayi akibat kedinginan (terutama bagi bayi dengan
BBLR)
LO5.

MANAJEMEN BAYI BARU LAHIR


MANAJEMEN BAYI BARU LAHIR
Pengaturan suhu
-Menutup semua pintu dan jendela kamar bersalin dan
mematikan AC yang langsung mengarah ke bayi.
-Suhu di kamar paling rendah 20C
-Segera sesudah dilahirkan, bayi dikeringkan dan kemudian
diselimuti/dibungkus rapat dengan handuk hangat
-Membiarkan bayi dalam keadaan telanjang saat kontak kulit
dengan ibu
Resusitasi neonatus
Bayi gagal bernafas spontan, hipotonus atau ketuban keruh
bercampur mekonium harus dilakukan
Inisiasi menyusu dini (IMD)
- Setelah melahirkan, bayi diletakkan di dada atau perut
atas ibu selama paling sedikit 1 jam untuk memberi
kesempatan pada bayi untuk mencari dan menemukan
puting ibunya.
- Manfaatnya bagi bayi yaitu membantu stabilisasi
pernafasan, mengendalikan suhu tubuh bayi lebih baik
dibanding dengan inkubator, menjaga kolonisasi kuman
yang aman untuk bayi dan mencegah infeksi nosokomial.
- Manfaat bagi ibu yaitu mengoptimalkan pengeluaran
hormon oksitosin, prolaktin dan secara psikologis
menguatkan batin antara ibu dan bayi.
Pengikatan dan pemotongan tali pusat
-Harus dilakukan secara asepsis untuk mencegah
infeksi tali pusat dan tetanus neonatorum

Perawatan tali pusat


-Menjaga agar tali pusat tetap kering dan bersih
-Bersihkan dengan lembut kulit di sekitar tali
pusat dengan kapas basah, bungkus dengan
longgar dengan kasa bersih/steril.
Pelabelan
-Label nama bayi atau ibu harus diletakkan di
pergelangan tangan atau kaki sejak di ruang bersalin
Profilaksis mata
-Untuk mencegah konjungtivitis diberikan antibiotik
(tetes mata silver nitrat)
Pemberian vitamin K
Pengukuran berat dan panjang lahir
Memandikan bayi
Penilaian untuk melakukan resusitasi semata-mata
ditentukan oleh tiga tanda penting, yaitu :
Pernafasan
Denyut jantung
Warna

Nilai APGAR tidak dipakai untuk menentukan kapan kita


memulai resusitasi atau untuk membuat keputusan mengenai
jalannya resusitasi

Semua petugas harus sudah terlatih secara memadai, efisien


dapat bekerja sebagai tim, dan semua peralatan harus
tersedia dalam fungsi yang baik.
Tindakan resusitasi BBL mengikuti
tahapan berikut
Memposisikan & membersihkan jalan napas
Airway Meletakan bayi dalam posisi kepala defleksi : batu diganjal
Menghisap mulut, hidung dan kadang-kadang trakea

Merangsang pernafasan, ventilasi & oksigenasi

Breathing Memakai rangsangan taktil untuk memulai pernafasan


Memakai VTP (sungkup dan balon, pipa ET dan balon,
mulut ke mulut)

Circulation Menilai frekuensi jantung dan warna kulit


Rangsangan dan pertahankan sirkulasi
Persiapan Alat Resusitasi
Alat pemanas siap pakai
Oksigen
Alat penghisap
Alat sungkup dan balon
resusitasi
Alat intubasi
obat obatan
Lain-lain
PERSALINAN TANPA KOMPLIKASI

Evalusi frekuensi pernafasan, denyut jantung dan warna kulit


Langkah Awal Resusitasi
1. Hangatkan
2. Posisikan 3. Bersihkan

5. Rangsang taktil
4. Keringkan

Anda mungkin juga menyukai