Anda di halaman 1dari 42

ASSESMENT

DAMPAK HAZARD

A. Zulkifli
Latar Belakang
Indo High Risk Bencana Alam
High risk Banjir, tanah longsor, Gempa
Bumi ( ok: Lempeng; Eurasia, Indo-Australia,
Mediteranian high risk ok subduksi/
pergeseran), Tsunami, Vulcanic eruption (aktif
129 risk letusan & awan panas), kebakaran
hutan.
Bencana Alam akibat: kegagalan teknologi,
Ulah manusia(man made) & Kedaruratan
komplek
Tujuan

Umum : Tersusunnnya prioritas risiko


bencana di Daerah
Khusus: - Tersusunnya Penilaian analisis
karakteristik bahaya (Hazard)
- Tersusunnya penilaian analisis
kerawanan ( Vulnerrability)
- Tersusunnya penilaian analisis
manajmen
Defenisi Operasional
Risk: Besarnya kemungkinan bhw s/ bencana
akan terjadi
Risk assesment: S/ evaluasi thdp semua
unsur2 yg bhub dgn bahaya serta
dampaknya thdp lingk. tt.
Hazard: Faktor2 yg dpt mengganggu &
mengancam kehidupan manusia.
Vulnerability: S/ kondisi dlm masy tt yg mgbr
tkt ke tdk mampuan masy tsb u/
menanggulangi mslh emergensi.
DO Disaster menurut:
Disaster management: Peristiwa atau kejadian pd s/
daerah yg terjadi sec tiba2 at/ bertahap yg berdampak
hebat thdp kehidupan manusia shg diambil tindakan yg
luar biasa
UNHCR: Peristiwa/kejadian bahaya pd s/ daerah yg
mengakibatkan kerugian & penderitaan manusia serta
kerugian material yg hebat.
WHO: Peristiwa/kejadian pd s/ daerah yg
mengakibatkan kerusakan ekologi, kerugian kehidupan
manusia serta memburuknya kes & yankes yg
bermakna shg memerlukan bantuan luar biasa dr pihak
luar.
Bakornas-PBP: s/ kejadian sec alami maupun k/ ulah
manusia terjadi sec mendadak ataupun berangsur-
angsur, menimbulkan akibat yg merugikan shg masy
dipaksa u/ melakukan tindakan penanggulangan.
KEGIATAN 1
Pengumpulan Pengolahan Analisis Data
Data Data

Primer & Komponen:


Mgbr Bahaya,
Sekunder
Informasi Kerawanan
Dasar &
Daerah Manajemen
Lintas Sektor & Setempat
Lintas Program

Data
Kualitatif &
Kuantitatif
Kerangka Kerja Konseptual

Penilaian Risiko

Analisis Manajemen:
Kebijakan
Rencana Kontijensi
Peranserta Masyarakat/LSM
Kegiatan 2

Penetapan Variabel Penilaian Risiko


Spesifik Daerah
Menggambarkan kesiapsiagaan serta
dampak yang timbul bila su/ bencana yg
diperkirakan akan terjadi

Pelaksanaan Penilaian Risiko


Mell pertemuan lintas sektor & lintas
program mslh dpt diatasi.
PEMBUATAN PETA RAWAN
ANCAMAN

MELENGKAPI PETA TOPOGARFI


Kota, Sungai, Danau, Gunung Berapi,
Penambangan, Pabrik, Industri Dll

INVENTARISASI ANCAMAN
Banjir, Gunung Meletus, Longsor,
Kebocoran Pipa, Kecelakaan Transportasi
Dll.
PEMBUATAN PETA
KERAWANAN
MELENGKAPI PETA RAWAN
ANCAMAN DENGAN :
Data Demografi (Jumlah Bayi, Balita dll)
Bangunan Fisik (RS Jiwa)
Data Sosial (Angka Melek Huruf)
Data Ekonomi (PAD, Gakin)
Krisis Alam dan Manusia
Aceh: 14,791 (0)
(Satkorlak, July 02) Total IDPs 484,545
North Sumatra: 122,265 (0)
(Satkorlak, June 02)
March 2003
Sambas & Pontianak:
Riau: 7,994 (0) 11,094 (0) North Sulawesi: 36,667 (0) North Maluku: 57,795 (-32,070)
(Dinsos, March 02) (Bapeda, 31 Aug 02) (Satkorlak, Aug 02) Dinsos, Sept 02

Central Sulawesi:
Jambi: 2,103 (0) 10,453 (0)
(Dinsos, Sept 02)
(Dinsos, Oct 01)
S.E. Sulawesi:
South Sumatra: 1,328 (0)
(Dinsos, Dec 01) South Sulawesi:196,302 (0)
36,104 (0) (Satkorlak, Aug 02)
(Kanwilsos, Feb
02) Kodya Ambon, Buru & Central Maluku:
Lampung:1,735 (0) 264,805 (0) (Dinsos, Aug 02)
(Dinsos, Dec 01)
NTB: 31,544 (+6,346)
West Jawa: 12,070 (0) (Dinsos, Aug 02) S.E. & S.W. Maluku:
(Dinsos, 02 June 02) 76,734 (0) (Dinsos, Aug 02)
Central Jawa: 34,301 (0)
(Dinsos, Apr 02) East Jawa:
129,459 (-54,379) Bali: 2,974 (0)
(Dinsos, Oct 02) (DinSos, March 02)
NTT: 30,000 (0)
(Tempo Magazine, 27
May 02)

Gempa Banjir Kebakaran Angin Kekeringan Tsunami LongsorGunung Konflik


Hutan
Badai Api
Unsur Penilaian Risiko Gagal Teknologi

1. Determinan Kelompok jenis bahaya


1. Gempa bumi
2. Tsunami
3. Letusan gunung berapi
4. Angin puyuh
5. Banjir
6. Tanah longsor
7. Kebakaran hutan
8. Kekeringan
9. KLB penyakit menular
10. Kecelakaan transportasi BOM

11. Konflik dengan kekerasan


2. Determinan Kelompok Variabel
1. V. Karakteristik bahaya
2. V. Kerawanan
3. V. Manajemen

V. Tsb dinilai sesuai dgn skoring yg diberi pd


komponen dlm variabel tsb.
Nilai tertinggi 3 diberi pd unsur yg plg besar
kemungkinannya u/ memberi dampak yg
paling buruk.
Nilai 1 Unsur yg plg kecil kemungkinannya
untuk memberi dampak buruk
Nilai 2 Unsur yg memberikan dampak
antara
Penilaian berdasarkan :
Jenis bahaya
Penilaian sesuai dengan kelompok variabel
Berdasarkan data, pengalaman dan taksiran
Saling terkait satu sama lain
Nilai berkisar antara 1 s/d 3
1 = risiko terendah
2 = risiko sedang
3 = risiko tertinggi
V. Karakteristik bahaya
Komponen yg Dinilai:
1. Frekuensi (Keseringan): Suatu bahaya/bencana
seberapa sering terjadi
- Pertama kali ?
- Tiap tahun
- Periodik
- Tdk menentu
- Ada susulan
2. Intensitas : Diukur dari kecepatan & kekutan bencana
baik secara kuantitatif kualitatif.
Mis: - Gempa bumi dengan skala rekter
- Angin puyuh dengan kec Km/jam
- G.Merapi dgn jarak semburan magma dst
3. Dampak: Pengukuran berdasarkan
seberapa besar dampak bahaya/bencana
terhadap kehidupan rutin. Diukur dr
presentase pddk yg terkena bencana
Mis: Penduduk yg lumpuh total 50%, maka
diberi nilai skoring 3
4. Keluasan (Extent) : Luasnya daerah yg
terkena bahaya/bencana Administratif,
Mis: Sekian desa, sekian kecamatan.
5. Komponen uluran waktu (Time frame):
Waktu gejala awal & lamanya bahaya/
bencana berlangsung
Yg hrs diperhatikan ad:
- Wkt peringatan gejala/tanda awal s/d
terjadinya bencana (Early warning)
- Lamanya proses bencana berlangsung
Bila tersedia wkt peringatan gejala awal bagi
penduduk shg memungkinkan pddk u/
menyelamatkan diri mk nilai skoring diberi 1
(satu)
V. Kerawanan
V. Kerawanan ditujukan pd faktor2 dalam & luar komunitas yg
berpengaruh thdp bencana

Fisik
Meliputi bangunan & infra struktur
Penilaian dilakukan pada lokasi,bentuk, material,
kontruksi, pemeliharaan. Mis: Lokasi bangunan di daerah
lereng gunung dinilai memiliki risiko tertinggi (3)
terhadap longsor.
Infra struktur yg dinilai ad/ sist transportasi
(ketersediaan & kondisi jalan raya, jembatan, angkutan
laut/sungai, keberadaan badara), utilitas serta
telekomunikasi jk tersedia mk risikonyarendah.
V. Kerawanan (Lanjutan)
Sosial
Meliputi unsur demografi (status kesehatan:
10 penyakit terbanyak & status gizi),
kelompok rawan ad/ densitas penduduk yg
tinggi & makin tinggi % bayi dan balita mk
makin tinggi nilai skoring k/ makin mudah
terjadi KLB. Makin tinggi rasio jenis etnis &
rasio populasi beragam agama pd masy yg
heterogenitasnya tinggi mk makin tinggi nilai
skoring terhadap bencana kerusuhan.
Kultur: tradisi kepedulian thdp bencana
(gotong royong), dll
V. Kerawanan (Lanjutan)

Ekonomi
Meliputi dampak primer: Unsur kerugian
langsung, mis kehilangan harta benda,
dirawat di RS. Unsur kerugian tdk lansung
mis: produksi & kehilangan pkerjaan.
Dampak sekunder: Inflasi setempat, KLB
dilokasi penampungan.
V. Manajemen
Kebijakan
Telah ada/tidaknya kebijakan, peraturan perundangan,
Perda, Protap dll tentang penanggulangan bencana.
Adanya btk kebijakan yg disertai dgn sdh bakunya
mekanisme kerja, mk dlm skoring diberi nilai 1.
Kesiapsiagaan
Meliputi peringatan dini mis: aktifitas G. berapi meningkat
ditandai turunnya binatang, turunnya hujan terus
menerus, jk pemantauan formal tlh dilakukan mk skoring
diberi nilai 1. rencana kontinjensi termasuk anggaran
kontinjensi.
Peran serta masyarakat
Meliputi kesadaran & kepedulian masyarakat akan
bencana. Jadi ada upaya penaggulangan termasuk oleh
LSM dan mengenal jenis benana mk skoring diberi nilai 1.
Cara penilaian
Masing-masing komponen yg ada di beri nilai untuk
masing-masing jenis bahaya
Kemudian nilai tersebut dijumlahkan dirata-rata
Karakteristik bahaya, nilai dijumlah & dibagi 5
Kerawanan, nilai dijumlah & dibagi 3
Manajemen, nilai dijumlah & dibagi 3
Setelah didapat masing-masing, kemudian nilai dijumlah
& dibagi 3
(Nilai karakteristik bahaya + kerawanan + manajemen): 3
Komponen-komponen masih dapat berubah sesuai dgn
kondisi daerah
Cth. Penilaian Risiko Bencana di
Propinsi: Angin Ribut, Kab. Anta Baranta
No. Variabel Kecelakaan Transportasi
Bahaya
1 1. Frekuensi 2x 2
2. Intensitas 2 3
3. Dampak 3 10/5 = 2
4. Keluasan 1
5. Uluran waktu 1
Kerawanan
2 1. Fisik 3
2. Sosial 3 8/3 = 2,66
3. Ekonomi 2
Manajemen
3. 1. Kebijakan 2
2. Renc Kontiensi 1 5/3 = 1.66
3. PSM/LSM 2
6,32 = 2.10
Total 3
Keluaran

Hasil analisis akan menghasilkan daerah


yang dinilai mempunyai risiko
bencana/bahaya yang paling mungkin
Hasil ini dapat dipergunakan untuk
membuat Rencana Kontinjensi.
PETA RAWAN KONFLIK DI
INDONESIA
PETA RAWAN BANJIR DI
INDONESIA
PETA RAWAN TANAH LONGSOR
DI INDONESIA
PETA DAERAH GUNUNG API
DI INDONESIA
PETA RAWAN TSUNAMI DI
INDONESIA
PETA RAWAN GEMPA BUMI
DI INDONESIA
ANALISIS RISIKO & PENYUSUNAN
SKENARIO YG REALISTIS

Sektor Kes hrs memiliki pemahaman ttg risiko


s/ daerah tt thdp kemungkinan bahaya besar,
Mis, penyebab:
Alamiah (peristiwa geologis at/
hidrometereologis).
Teknologi (kecelakaan kimia & radiologi).
Sosial (kekerasan, perang atau subversif)
Biologi (Kasus epidemi besar)
Analisis dilakukan o/ institusi pemerintah &/ swasta &
memerlukan pengetahuan dalam bidang:

Seismologi
Vulkanoogi
Metereologi
Enjiner bangunan
Epidemiologi
Kerentanan thdp KLB penyakit hrs
di Evaluasi oki perlu data:

Perumahan
Kondisi tempat tinggal
Kepadatan penduduk
Sanitasi dasar
Kejadian sebelumnya at/ riwayat
endemik at/ riwayat alami penyakit
Mengembangkan Skenario-skenario
Berbagai bentuk anatomi emergensi

Kenali berbagai Skenario yang mungkin


terjadi dan akan direspon
Tiga atau empat skenario yang paling
mungkin dan masuk akal.
Selalu, memasukkan skenario terburuk
Kemungkinan skenario harus
dikomunikasikan untuk menekankan
kemungkinan dan oleh karenanya
diperlukan perencanaan aksi respon.
Mengembangkan Skenario
Event untuk kontinjensi :

Paling Sedang Paling Buruk


Baik
1. Gambaran Kejadian

2. Kematian

3. Luka Berat

4. Luka ringan

5. Pengungsi

6. Fasilitas Kes. Rusak


Mengembangkan Skenario
Asumsi-asumsi yang mendasari setiap skenario harus
dibuat spesifik agar pihak-pihak yang terlibat memahami
rasionalnya. Misalnya:
Kami berasumsi bahwa jumlah mereka yang tertimpa
sekitar 50,000 (atau 100,000 atau 500,000 atau
1,000,000) berdasarkan ...
Diasumsikan bahwa 10% (atau 20% atau 30%) dari
pengungsi berada dalam kondisi gizi buruk, hal ini
berdasarkan.
Diasumsikan bahwa pengungsi tidak akan
mempunyai (atau tidak mempunyai) akses ke pasar
lokal karena.
Berdasar statistik terakhir sebelum kerusuhan,
diasumsikan bahwa 60 % populasi adalah perempuan
dan anak-anak..
Menggariskan kebijaksanaan umum

Mengacu pada kebijaksanaan yg paling tinggi


Menentukan tujuan umum respon emergensi
Menentukan peran pemerintah, LSM, badan-
badan internasional, dsb
Meletakkan standar yg akan dipakai bersama
Sumber yang akan dimobilisasi
Harus diterima oleh semua yang terlibat.
Contoh Kebijakan Umum Ren-Kon
Propinsi DI Aceh th 2000
1. Memastikan perlindungan & pemenuhan kebutuhan
pengungsi
2. Memperhatikan kelompok rentan
3. Memastikan perlindungan pekerja kemanusiaan dan
penanggap darurat
4. Menggerakkan aspirasi dan potensi pengungsi sendiri
5. Memperhatikan realitas logistik, kendala politis, dan dampak
6. Menghormati kesatuan keluarga dan keutuhan masyarakat
7. Program respon akan dipantau bersama dan disesuaikan
dengan realitas
8. Berprinsip ketidakberpihakan dan non-politis
9. Gotong royong antara pemerintah, LSM, lembaga adat dan
badan-badan internasional
10. Memberdayakan potensi masyarakat semaksimal mungkin
11. Menggunakan perdamaian dan pemulihan sebagai arah
jangka panjang
12. Selalu mengingat kepentingan jangka panjang
Gap Identification Worksheet
NEEDS Shelter Blankets Medicines Tracing
Roads Food Water Security

Local
Community

N. Government
RESOURCES

Min of Health

Public Works

Red C

NGO 1

NGO 2
TIME
TASK 1 TASK 2 TASK 3 TASK 4 TASK 5 TASK 6

ORG. 1 X
ORG. 2 X
ORG. 3 X
ORG. 4 X

ORG. 5
X
X
ORG. 6

GAP/GANTT CHART
Waktu

ORG. 1 X
ORG. 2 X
ORG. 3 X
ORG. 4 X
ORG. 5 X
ORG. 6 X

GAP / GANTT CHART

Anda mungkin juga menyukai