SKABIES
D I S USU N O L EH :
A ST RI ND I TA AY U W I R A ST I
1 1 0 2 01 3 04 6
P E M B I MB I N G :
D R . Y E NNY, S P. K K M . K ES
K E PA N I T ER A A N K L I NI K I L M U K U LI T D A N K E LA MI N
FA KU LTA S K E DOK TER A N U N I VERS I TA S YA RS I
1 6 O K TOB ER - 18 N OVE MBE R 2 0 1 7
BAB I
LAPORAN KASUS
IDENTITAS Nama : An. A
Riwayat orang sekitar yang mengalami keluhan yang sama dibenarkan oleh ibu
pasien, yakni kakak pasien yang juga bersekolah di pondok pesantren yang sama
dengan pasien. Riwayat penyakit yang sama sebelumnya disangkal ibu pasien.
Riwayat asma dan penyakit alergi disangkal.
Pada pemeriksaan fisik, status generalis didapatkan dalam batas normal. Pada
pemeriksaan dermatologis didapatkan lesi generalisata dan efloresensi papul,
multiple,makula hiperpigmentasi, ekskoriasi.
DIAGNOSIS & DIAGNOSIS BANDING
DIAGNOSIS KERJA
Skabies
DIAGNOSIS BANDING
1. Prurigo hebra
2. Pedikulosis korporis
3. Dermatitis
PENATALAKSANAAN
UMUM
Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit dan cara penularannya
Menerangkan pentingnya menjaga kebersihan perseorangan dan lingkungan tempat tinggal
Mencuci piring, selimut, handuk, dan pakaian dengan bilasan terakhir dengan menggunakan air
panas
Menjemur kasur, bantal, dan guling secara rutin
Menjelaskan pentingnya mengobati anggota keluarga yang menderita keluhan yang sama
Memberi penjelasan bahwa pengobatan dengan penggunaan krim yang dioleskan pada seluruh
badan tidak boleh terkena air, jika terkena air harus diulang kembali. Krim dioleskan ke seluruh
tubuh saat malam hari menjelang tidur dan didiamkan selama 8 jam hingga keesokan harinya. Obat
digunakan 1 x seminggu dan dapat diulang seminggu kemudian.
KHUSUS
Permetrin 5 % krim dioleskan ke seluruh tubuh pada malam hari selama 8 jam,
satu kali dalam seminggu
Benoson G cream (Bethamethasone valerate 0,1%, Gentamicin sulfate 0,1%)
BB Soap
Anti histamin : Loratadine tab 10g 2 x 1 tablet
Metil prednisolone tab 16g 2 x 1 tablet
PROGNOSIS
Quo Ad vitam : ad bonam
Quo Ad functionam : ad bonam
Quo Ad sanationam : ad bonam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Diagnosis dan
Definisi Diagnosis Penatalaksanaan
Banding
Skabies
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh investasi
dan sensitisasi terhadap terhadap Sarcoptes scabei var. hominis
dan produknya.
ETIOLOGI
Skabies Nodular
Skabies dapat berbentuk nodular bila lama tidak mendapat terapi,
sering pada bayi dan anak, atau pada pasien dengan imunokopremais.
PATOGENESIS
DIAGNOSIS
1. Pruritus nokturna, artinya gatal pada malam hari yang disebabkan
karena aktivitas tungau lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab.
2. Penyakit ini menyerang manusia secara kelompok.
3. Adanya terowongan (kanalikulus) pada tempat-tempat predileksi yang
berwarna putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok,
rata-rata panjang 1 cm, pada ujung terowongan itu ditemukan papul
atau vesikel Umumnya tempat predileksi tungau adalah lapisan kulit
yang tipis.
4. Menemukan tungau, merupakan hal yang paling diagnostik.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Kerokan kulit dapat dilakukan di daerah sekitar papula yang lama maupun yang
baru. Hasil kerokan diletakkan di atas kaca objek dan ditetesi dengan KOH 10%
kemudian ditutup dengan kaca penutup dan diperiksa di bawah mikroskop.
Diagnosis scabies positif jika ditemukan tungau, nimpa, larva, telur atau kotoran
S. scabiei.
2. Dengan cara menyikat dengan sikat dan ditampung pada kertas putih kemudian
dilihat dengan kaca pembesar.
3. Dengan membuat biopsy irisan, yaitu lesi dijepit dengan 2 jari kemudian dibuat
irisan tipis dengan pisau kemudian diperiksa dengan mikroskop cahaya.
4. Dengan biopsy eksisional dan diperiksa dengan pewarnaan Hematoxylin Eosin.
DIAGNOSIS BANDING
Penyakit skabies juga ada yang menyebutnya sebagai the great
imitator karena dapat mencakup hampir semua dermatosis
pruritik berbagai penyakit kulit dengan keluhan gatal. Adapun
diagnosis banding yang biasanya mendekati adalah prurigo,
pedikulosis corporis, dermatitis dan lain-lain.
TATALAKSANA
PENCEGAHAN
Dalam upaya preventif, perlu dilakukan edukasi pada pasien tentag
penyakit scabies, perjalanan penyakit, penularan, cara eredikasi tungau,
menjaga hygine pribadi dan tata cara pengolesan obat. Pengoabatan
dilakukan pada orang setempat tinggal.
DAFTAR PUSTAKA
Wardhana, AH. Skabies: Tantangan Penyakit Zoonosis Masa Kini dan Masa Datang. 2006.
Bogor: Balai Penelitian Veteriner.
Herman, MJ. Cermin Dunia Kedokteran: Penyakit Hubungan Seksual Akibat Jamur, Protozoa
dan Parasit. 2001. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Farmasi - Badan Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Rl.
Djuanda, adhi. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. 2007. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.
Tim Penyusun Bagian SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin. Pedoman Diagnosis dan Terapi
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 2005. Surabaya: Airlangga University Press.
Speare, Richard. Advice on Scabies Diagnosis and Management. The SA Department of Health:
James Cook University
Chosidow,O. Scabies, New England Journal of Medicine. 2006. Available from:
http://content.nejm.org/cgi/content/full/354/16/1718. Last Updated: 29 Oktober 2017.