Anda di halaman 1dari 44

CASE REPORT

PIODERMA PADA ANAK

PENYUSUN:
REZKY DWIPUTRA FELANY (1102013248)
Pembimbing :
dr. Yenni Sp.KK, M.Kes.

DISUSUN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK SMF KULIT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
RSUD. ARJAWINANGUN
16 OKTOBER 2017 18 NOVEMBER 2017
BAB I
IDENTIFIKASI KASUS

Nama : An. G
Umur : 5 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Cangkoak
Pekerjaan : Pelajar
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
BAB I
IDENTIFIKASI KASUS

Keluhan utama :Benjolan benjolan kecil yang mengeluarkan cairan seperti


nanah di wajah dan kulit kepala sejak 1 minggu sebelum datang ke Poliklinik Kulit.

Riwayat Penyakit Sekarang:

Pasien datang ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD Arjawinangun


diantar oleh ibunya dengan keluhan terdapat benjolan benjolan kecil
di wajah dan kulit kepala. Keluhan ini dirasakan sejak 1 minggu
sebelum pasien berobat ke poliklinik kulit, keluhan berawal dari satu
benjolan saja di bagian kulit kepala sebelah kanan, kemudian benjolan
pecah dan mengeluarkan cairan seperti nanah. Benjolan bertambah
banyak dan menyebar sampai ke bagian wajah. Benjolan awalnya
berukuran kecil kemudian bertambah besar sampai akhirnya pecah.
BAB I
IDENTIFIKASI KASUS

Keluhan utama :Benjolan benjolan kecil yang mengeluarkan cairan seperti


nanah di wajah dan kulit kepala sejak 1 minggu sebelum datang ke Poliklinik Kulit.

Riwayat Penyakit Sekarang:

Benjolan tidak terasa gatal. Benjolan terasa sakit ketika pecah dan
mengeluarkan cairan kekuningan serta sedikit darah. Benjolan hanya
di daerah wajah dan kulit kepala saja tidak didapatkan di daerah lain.
Keluhan demam disangkal oleh pasien. keluhan batuk dan flu
dikeluhkan 3 hari yang lalu dan pasien meminum obat hufagrip yang
dibeli di apotik dekat rumah kemudian pasien membaik.
BAB I
IDENTIFIKASI KASUS

Riwayat Penyakit Dahulu: Riwayat Penyakit Keluarga:

Pasien tidak pernah menderita keluhan seperti ini Dalam Keluarga tidak ada yang mengalami
sebelumnya. Pasien 1 bulan yang lalu pernah keluhan yang sama
berobat ke poliklinik kulit RSUD Arjawinangun Ibu pasien memiliki riwayat alergi debu. Kakak
karena gatal gatal diseluruh tubuh. Kemudian pasien juga memliki riwayat alergi debu.
pasien diberi terapi obat- obatan alergi kemudian
sudah membaik dalam seminggu. Pasien memliki
riwayat alergi debu.
BAB I
Pemeriksaan Fisik

Status generalis Abdomen : datar, supel, hepar dan


lien tidak teraba
Keadaan umum : tampak sakit ringan membesar, tidak
Kesadaran : compos mentis terdapat kelainan kulit
Kepala / leher : Normocephali, rambut Ekstremitas atas : akral hangat, tidak ada
hitam, distribusi merata, edema, tidak sianosis,
tidak teraba massa atau tidak terdapat kelainan
KGB, terdapat kelainan kulit
kulit (lihat status Ekstremitas bawah : akral hangat, tidak ada
dermatologikus) edema, tidak sianosis,
Thoraks : normal, pergerakan tidak terdapat kelainan
simetris, tidak terdapat kulit
kelainan kulit
BAB I
PEMERIKSAAN FISIK

STATUS NEUROLOGIS
STATUS DERMATOLOGIKUS

PUPIL
Kanan Kiri
Bentuk Distribusi : regional
Bulat Bulat
Diameter 3 mm 3 mm
Ad Regio
Refleks cahaya langsung +
: facial dan+
temporalis
Efloresensi
Refleks cahaya tak langsung + : papul, pustule,
+ nodul, multiple, krusta.

TANDA RANGSANG MENINGEAL


Kanan Kiri
Kaku kuduk -
Brudzinski I - -
Laseque >70 >70
Kernig >135 >135
Brudzinski II - -
BAB I
PEMERIKSAAN FISIK

STATUS NEUROLOGIS
STATUS DERMATOLOGIKUS

PUPIL
Kanan Kiri
Bentuk Bulat Bulat
Diameter 3 mm 3 mm
Refleks cahaya langsung + +
Refleks cahaya tak langsung + +

TANDA RANGSANG MENINGEAL


Kanan Kiri
Kaku kuduk -
Brudzinski I - -
Laseque >70 >70
Kernig >135 >135
Brudzinski II - -
BAB I
PEMERIKSAAN FISIK

STATUS NEUROLOGIS
STATUS DERMATOLOGIKUS

PUPIL
Kanan Kiri
Bentuk Bulat Bulat
Diameter 3 mm 3 mm
Refleks cahaya langsung + +
Refleks cahaya tak langsung + +

TANDA RANGSANG MENINGEAL


Kanan Kiri
Kaku kuduk -
Brudzinski I - -
Laseque >70 >70
Kernig >135 >135
Brudzinski II - -
BAB I
RESUME

Benjolan awalnya berukuran kecil kemudian


Pasien datang ke Poliklinik Kulit dan Kelamin
bertambah besar sampai akhirnya pecah.
RSUD Arjawinangun dengan keluhan terdapat
Benjolan terasa gatal hanya bila benjolan
benjolan benjolan kecil di wajah dan kulit
tersebut akan pecah.
kepala sejak 1 minggu sebelum pasien berobat
Benjolan terasa sakit ketika pecah dan
ke poliklinik kulit
mengeluarkan cairan kekuningan serta sedikit
keluhan berawal dari satu benjolan saja di
darah.
bagian kulit kepala sebelah kanan, kemudian
Keluhan demam disangkal oleh pasien.
benjolan pecah dan mengeluarkan cairan
keluhan batuk dan flu dikeluhkan 3 hari yang
seperti nanah.
lalu dan pasien meminum obat hufagrip yang
Benjolan bertambah banyak dan menyebar
dibeli di apotik dekat rumah kemudian pasien
sampai ke bagian wajah.
membaik.
BAB I
RESUME

Pasien tidak pernah menderita keluhan


seperti ini sebelumnya.
Pasien 1 bulan yang lalu pernah berobat Pada pemeriksaan fisik status
ke poliklinik kulit RSUD Arjawinangun generalisata dalam batas normal.
karena gatal gatal diseluruh tubuh. Pada pemeriksaan dermatatologis
diterapi obat- obatan alergi kemudian didapatkan lesi regional pada region
sudah membaik dalam seminggu. facialis dan temporalis.
Pasien memliki riwayat alergi debu. Lesi sirkumskrip, berupa papul, nodul,
Ibu pasien memiliki riwayat alergi debu. pustul, multiple, serta krusta.
Kakak pasien juga memliki riwayat alergi
debu.
BAB I

PROGNOSIS
DIAGNOSIS KERJA
Pioderma
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
DIAGNOSA BANDING
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
Acne stadium pustule
Herpes simplex - myasis
Acne conglobata
BAB I
PENATALAKSANAAN

Menyarankan untuk menghindari faktor


UMUM
pencetus alergi yang ada pada pasien
Bila gatal sebaiknya jangan menggaruk terlalu
Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit
keras karena dapat menyebabkan luka dan
dan cara penularannya
resiko infeksi
Menerangkan pentingnya menjaga kebersihan
perseorangan dan lingkungan tempat tinggal
KHUSUS
Memberi edukasi untuk menjaga daya tahan
Anti histamin : Cetirizine syr 2 x CI
tubuh
Antibiotik : Amoxicilin syr 3 x CI
Menerangkan untuk menghindari faktor
Metil prednisolone tab 2 x 16mg tablet
faktor yang dapat menyebabkan penyakit
Bethametasone cream dioleskan sehari 2 kali
tersebut
pada lesi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI PIODERMA

Pioderma ialah penyakit kulit yang disebabkan oleh Staphylococcus,


Streptococcus, atau oleh kedua-duanya (Djuanda, 2010).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

ETIOLOGI PIODERMA

Kuman negative-Gram:
Pseudomonas aerugunosa
Proteus vulgaris
Proteus mirabilis
Escherichia coli
Klebsiella.

Penyebab yang umum ialah kuman positif-Gram yaitu Streptococcus B hemolyticus dan
Staphylococcus aureus (Djuanda, 2010).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

EPIDEMIOLOGI PIODERMA

Penyakit ini berhubungan erat dengan


keadaan social ekonomi. Tidak ada ras
tertentu yang cenderung terkena pioderma.
Pioderma dapat menyerang laki-laki
maupun perempuan pada semua usia
(Djuanda, 2010).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

FAKTOR PREDISPOSISI PIODERMA

Higiene yang kurang


Menurunnya daya tahan tubuh
Telah ada penyakit lain di kulit, Karena terjadi kerusakan di
epidermis, maka fungsi kulit sebagai pelindung akan terganggu
sehingga memudahkan terjadinya infeksi (Djuanda, 2010).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

KLASIFIKASI PIODERMA

Pioderma Primer
Infeksi terjadi pada kulit yang normal. Gambaran klinisnya tertentu,
penyebabnya biasanya satu macam mikroorganisme.

Pioderma Sekunder
Pada kulit telah ada penyakit kulit yang lain. Gambaran klinisnya tak
khas dan mengikuti penyakit yang telah ada. Jika penyakit kulit disertai
pioderma sekunder disebut impetigenisata
Contohnya: dermatitis impetigenisata, scabies impetigenisata.
Tanda impetigenisata ialah jika terdapat pus, kustul, bula purulen, krusta
berwarna kuning kehijauan, pembesaran kelenjar getah bening regional,
leukositosis, dapat pula disertai demam (Djuanda, 2010).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

KLASIFIKASI PIODERMA

Impetigo
Ektima
Superfisial Folikulitis
Furukulosis
Karbunkel

Erisipelas
Selulitis
Profunda Flegmon
Abses multipel kelenjar keringat
Hidraadenitis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

PENATALAKSANAAN PIODERMA

Penisilin G prokain dan semi-sintetiknya

S Ampisillin, dosis 4500 mg, ante cunam


I Amoksisilin, dosisnya sama dengan ampisilin, dipakai post-cunam dan
absorbsinya lebih cepat sehingga kadar dalam plasma lebih tinggi.
S Golongan obat penisilin resisten-penisillinase, contohnya adalah oksasillin,
T kloksasillin, dikloksasillin, flukloksasillin. Dosis 3250 mg/hari ante-cunam.
E Kelebihan obat ini adalah juga berkashiat pada Staphylococcus yang telah
membentuk penisilinase.
M
I
K
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

PENATALAKSANAAN PIODERMA

Linkomisin dan Klindamisin


S Dosis linkomisin, 3500 mg/hari. Klindamisin diabsorbsi lebih banyak
I karenanya dosisnya lebih kecil yaitu 4150 mg/hari/os, pada infeksi berat
S dosisnya 4300-450 mg/hari.
T
Linkomisin agar tidak dipakai lagi dan digantikan oleh Klindamisin karena
E potensial antibakterinya lebih besar dan efek sampingnya lebih sedikit dan
M tidak terlalu terhambat oleh adanya makanan dalam lambung.
I
K
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

PENATALAKSANAAN PIODERMA

Eritromisin
Dosis 4500 mg/hari/os. Efektivitasnya kurang dibandingkan
S Linkomisin/klindamisin dan obat golongan penisilin resisten-penisillinase. Cepat
I menyebabkan resistensi dan kadang terjadi tak enak di lambung.
S Sefalosporin
T Bila terjadi pioderma berat yang dengat obat diatas tidak menunjukan hasil maka
E dipakailah Sefalosporin. Ada empat generasi yang berkhasiat untuk kuman gram
positif yaitu generasi I juga generasi IV. Contohnya adalah sefadoksil dari generasi I
M dengan dosis dewasa, 2500 mg atau 21000 mg/hari
I
K
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

PENATALAKSANAAN PIODERMA

Bermacam obat topical dapat digunakan untuk pioderma, contohnya basitrasin,


T neomisin, mupirosin. Neomisin berkhasiat juga untuk bakteri gram negative
O Teramisin dan kloramfenikol sebenarnya tidak terlalu efektif namun sering dipakai
P karenanya harganya murah. Obat-obatan ini biasanya berbentuk salep atau krim.
I
K Selain itu juga baik agar diberikan kompres terbuka
A
L
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Infeksi kulit superfisial yang diakibatkan oleh


stafilokokus atau streptokokus atau
keduanya.
Biasanya terjadi pada anak dan terlihat
IMPETIGO sebagai vesikel berdinding tipis yang mudah
pecah, sering pada wajah yang
meninggalkan daerah berkrusta eksudat
kuning.
Lesi cepat menyebar dan sangat menular.
Ekzema atopik, skabies, herpes simpleks,
dan lues dapat disertai impetigo.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Impetigo Krustosa

Impetigo Bulosa
IMPETIGO
Impetigo neonatoru,
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Penyakit ini disebut juga Impetigo kontagiosa,


impetigo vulgaris, impetigo Tillbury FoX.
Penyebabnya biasanya Streptococcus B
hemolyticus
Tempat predileksi di muka, yakni disekitar lubang
IMPETIGO hidung dan mulut
Kelainan kulit berupa eritema dan vesikel yang
KRUSTOSA cepat pecah
Komplikasi yang dapat terjadi adalah
glomerulonefritis (2-5%)

antibiotik sistemik: penisilin, kloksasilin, atau


sefalosporin.
Antibiotik topikal: polimiksin, neomisin, dan
basitrasin
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Disebut juga impetigo vesiko-bulosa, cacar


monyet.
Penyebab Staphylococcus aureus.
Tempat predileksi di ketiak, dada, punggung.
IMPETIGO Sering bersama-sama merialia.
KRUSTOSA Kelainan kulit berupa eritema, bula dan bula
hipopin.

Terapi salep antibiotic (kloramfenikol 2% atau


eritromisin 3%).
antibiotik sistemik: penisilin 30-50 mg/kgBB atau
antibiotic yang sensitive
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Varian impetigo bulosa pada neonatus.


IMPETIGO Klinis mirip impetigo bulosa namun lesi
menyeluruh, demam (+)
NEONATORUM Diagnosis banding : sifilis kongenital
Terapi :
antibiotika sistemik
bedak salisil 2%
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Folikulitis adalah radang folikel rambut.


penyebabnya adalah Staphylococcus aureus.

Folikulitis superfisialis: terbatad di dalam


epidermis (kepala anak dan pada area yang
berjanggut, aksia, ekstremitas, dan bokong pada
dewasa )
FOLIKULITIS
Folikulitis profunda: sampai ke subkutan.
(berlokasi di bibir atas dan dagu, bilateral)

Antibiotic sistemik jika luas : eritromisi 3x250 mg


selama 7 14 hari ; atau penisilin 600.000 1,5
juta IU intramuscular selama 7 14 hari.

Antibiotic topical, misalnya kemicetin 2% ; jika


eksudasi kompres PK 1/5.000 (Siregar, 2005).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Furunkel ialah pembentukan abses akut pada


multipel folikel rambut. (furunkulosis >1)
Karbunkel ialah abses dalam pada kumpulan
furunkel yang terasa nyeri.
FURUNKEL / Biasanya disebabkan oleh Staphylococcus aureus.
Keluhan yang muncul adalah nyeri, dengan
KARBUNKEL kelainan berupa nodus eritem berbentuk kerucut
dengan pustule ditengahnya. Kemudian melunak
menjadi abses berisi pus dan jaringan nekrotik lalu
memecah membentuk fistel.

Predileksi adalah tempat yang banyak friksi,


misalnya aksila dan bokong
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Ektima ialah ulkus superficial dengan krusta


diatasnya

Etio : S. hemolyticus
EKTIMA GK/ : mengenai anak & dewasa
Predileksi tungkai bawah
krusta tebal berwarna kuning, dibawahnya
terdapat ulkus dangkal

Diagnosis banding : impetigo krustosa


Terapi : antibiotika topikal/ sistemik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Radang sekitar kuku oleh piokokus.

Penyebabnya biasanya Staphylococcus dan/atau


Streptococcus B hemolyticus.

PIONIKIA Gejala klinis dari penyakit ini adalah didahului


trauma, mulai infeksi pada lipatan kuku, terlihat
tanda-tanda radang dan menjalar ke matriks dan
lempeng kuku, dapat terbentuk abses subungual.

Pengobatan kompres dengan larutan antiseptic


dan berikan antibiotic sistemik. Jika terjadi abses
subungual, kuku diekstraksi (Djuanda, 2010).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Erisipelas ialah penyakit infeksi akut


Penyebabnya Streptococcus B hemolyticus
Gejala klinis, demam, malaise. Lapisan kulit yang
diserang ialah epidermis dan dermis.
Tempat predileksinya tungkai bawah.
Kelainan yang utama adalah eritema merah cerah,
ERISIPELAS berbatas tegas, dan pinggirnya meninggi dengan
tanda radang akut. Dapat disertai edem, vesikel
dan bula.

Diagnosis bandingnya adalah selulitis, namun pada


penyakit ini infiltratnya di subkutan (Djuanda,
2010).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Inflamasi kulit ini berada lebih dalam daripada


erisipelas. Jaringan subkutan terlibat dan areanya
lebih meninggi dan bengkak serta eritemanya
lebih tidak tegas daripada erisipelas .
SELULITIS
Kadang pada perabaan teraba krepitasi pada
selulitis dan terasa lebih keras daripada erisipelas.

Selulitis sering diakibatkan adanya trauma


sebelumnya dan sering terjadi edema hipostatik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Selulitis yang mengalami supurasi.


Terapi sama dengan selulitis hanya saja ditambah
dengan insisi (Djuanda, 2010).

FLEGMON
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Berbentuk ulkus, gambaran klinisnya tidak khas


dengan disertai pus diatasnya. Dibedakan dengan
ulkus lain yang disebabkan oleh kuman gram
negative sehingga perlu dilakukan kultur (Djuanda,
2010).
Antibiotik yang disarankan untuk pengobatan
secara sistemik adalah penisilin 600.000 - 1,2 juta
IU intramuskular selama 5 - 7 hari; eritromisin 4 x
ULKUS PIOGENIK 500 mg selama 7 hari.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Infeksi yang biasanya disebabkan oleh


Staphylococcus aureus, pada kelenjar keringat
berupa abses multiple tak nyeri berbentuk kubah.

Didapati pada anak dengan faktor predisposisi


ABSES MULTIPLE berupa daya tahan tubuh yang menurun juga
KELENJAR banyak keringat, sehingga sering bersama denga
miliaria.
KERINGAT
Kelainan berupa nodus eritema, multiple, tidak
nyeri, berbentuk kubah dan lama memecah.
Lokasinya di tempat yang banyak keringat.

Diagnosis banding: furukulosis


Tx: Antibiotik sistemik dan topikal
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Infeksi kelenjar apokrin


Etiologi : S. aureus
Predileksi : daerah banyak kelenjar apokrin (ketiak,
perineum)
Klinis :Mengenai usia akil balik dewasaRiwayat
HIDRADENITIS trauma sebelumnya (keringat, deodoran, rambut
ketiak digunting)
Gejala konstitusi : demam, malese
Lesi kulit : nodus dengan tanda radang, kemudian
melunak menjadi abses pecah fistel
Jika menahun ditemukan abses, fistel, sinus yang
multipel
Disertai leukositosis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Diagnosis banding : skrofuloderma


Terapi :
antibiotika sistemik
Kompres
Insisi
HIDRADENITIS eksisi kelenjar apokrin jika kronik residif
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Sinonim : Dermatitis eksfoliativa neonatorum /


Penyakit Ritter von Rittershain
Etiologi : S. aureus grup II faga 52, 55, 71
S4
(STAPHYLOCOCCAL MengenaiAnak < 5 thn ok fungsi ginjal yang belum
SCALDED SKIN sempurna untuk mengeksresikan eksotoksin
kuman
SYNDROME)
Dewasa:
kegagalan fungsi ginjal
gangguan imunologik
obat imunosupresif
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Patogenesis :Sumber infeksi di mata, telinga,


hidung dan tenggorokan.
Kuman menghasilkan eksotoksin (epidermolin dan
eksfoliatin) yang bersifat epidermolisis
Toksin sampai ke kulit -> Lisis epidermis
S4
Klinis:
(STAPHYLOCOCCAL Demam tinggi
SCALDED SKIN Infeksi sal. nafas atas
SYNDROME) Lesi kulit :
eritema mendadak di muka, leher, ketiak, lipat
pahaa akhirnya seluruh tubuh menyeluruh dalam
24 jam. tanda Nikolsky (+). Dalam 2-3 hr kemudian
terjadi pengeriputan spontan, pengelupasan kulit
erosif
Mengering disertai deskuamasi
Penyembuhan dalam 10 14 hari tanpa sikatrik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Laboratorium : bakteriologik dari suumber infeksi


(mata, THT)kuman tidak ditemukan di kulit
Histopatologi : lepuh intraepidermal, celah di
stratum granulosum, nekrosis sel (-)
S4
(STAPHYLOCOCCAL Diagnosis banding : NET
SCALDED SKIN Terapi :
antibiotika sistemik (kloksasilin, klindamisin,
SYNDROME) golongansefalosforin)
sufratulle atau antibiotika topikal

Prognosis : kematian bayi ; 1 10% oleh


karenagangguan keseimbangan cairan/elektrolit,
sepsis
DAFTAR PUSTAKA

Djuanda, Adhi. dkk. 2010. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi VI. Jakarta: Badan Penerbit FKUI
Fredberg, I. 2003. Fitzpatricks Dermatology in General Medicine 6th Ed. New York: Mc Grawhill
Gawkrodger, D. 2002. Dermatology: An Ilustrated Color Text. Sheffield: Churchill Livingstone
Guideline for the Empirical Treatment of Infections in Adults. 2013. Diunduh dari
http://www.ruh.nhs.uk/about/policies/documents/clinical_policies/blue_clinical/Blue_796.pdf 13 May
2016
Hunter, J., Savin, J., Dahl, M. 2003. Clinical Dermatology 3rd Ed. Minessota: Blackwell
King, R.W. Staphylococca scalded skin syndrome medication. 2016. Diunduh dari
http://emedicine.medscape.com/article/1073117-medication#1 13 Mei 2016.
R.S. Siregar. 2005. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit Edisi 2. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai

  • Brosur-PPDS 4.4 PDF
    Brosur-PPDS 4.4 PDF
    Dokumen2 halaman
    Brosur-PPDS 4.4 PDF
    andyandy2590
    Belum ada peringkat
  • Sifilis Stadium 1 Dan 2 (4A)
    Sifilis Stadium 1 Dan 2 (4A)
    Dokumen7 halaman
    Sifilis Stadium 1 Dan 2 (4A)
    sigit_ananda07
    Belum ada peringkat
  • Surat Pernyataan SERKOM
    Surat Pernyataan SERKOM
    Dokumen1 halaman
    Surat Pernyataan SERKOM
    Rezky Dwiputra Fellanys
    Belum ada peringkat
  • Case Report Neuro
    Case Report Neuro
    Dokumen18 halaman
    Case Report Neuro
    Rezky Dwiputra Fellanys
    Belum ada peringkat
  • Surat Pernyataan SERKOM
    Surat Pernyataan SERKOM
    Dokumen1 halaman
    Surat Pernyataan SERKOM
    Rezky Dwiputra Fellanys
    Belum ada peringkat
  • Surat
    Surat
    Dokumen1 halaman
    Surat
    Rezky Dwiputra Fellanys
    Belum ada peringkat
  • COVER
    COVER
    Dokumen3 halaman
    COVER
    Rezky Dwiputra Fellanys
    Belum ada peringkat
  • Referat Kemoterapi Kakay
    Referat Kemoterapi Kakay
    Dokumen19 halaman
    Referat Kemoterapi Kakay
    Rezky Dwiputra Fellanys
    Belum ada peringkat
  • Katay
    Katay
    Dokumen1 halaman
    Katay
    Rezky Dwiputra Fellanys
    Belum ada peringkat
  • Katanya
    Katanya
    Dokumen1 halaman
    Katanya
    Rezky Dwiputra Fellanys
    Belum ada peringkat
  • COVER en Id
    COVER en Id
    Dokumen1 halaman
    COVER en Id
    Rezky Dwiputra Fellanys
    Belum ada peringkat
  • Referat Sle Kakay
    Referat Sle Kakay
    Dokumen12 halaman
    Referat Sle Kakay
    Rezky Dwiputra Fellanys
    Belum ada peringkat
  • Preskas Ipd
    Preskas Ipd
    Dokumen36 halaman
    Preskas Ipd
    Rezky Dwiputra Fellanys
    Belum ada peringkat
  • Penyuluhan
    Penyuluhan
    Dokumen12 halaman
    Penyuluhan
    Rezky Dwiputra Fellanys
    Belum ada peringkat
  • Damn
    Damn
    Dokumen1 halaman
    Damn
    Rezky Dwiputra Fellanys
    Belum ada peringkat
  • Apa Bae Dah
    Apa Bae Dah
    Dokumen61 halaman
    Apa Bae Dah
    Rezky Dwiputra Fellanys
    Belum ada peringkat
  • Morning Report 2 June 2017
    Morning Report 2 June 2017
    Dokumen10 halaman
    Morning Report 2 June 2017
    Rezky Dwiputra Fellanys
    Belum ada peringkat
  • Uuittdysrstrseae
    Uuittdysrstrseae
    Dokumen41 halaman
    Uuittdysrstrseae
    Rezky Dwiputra Fellanys
    Belum ada peringkat
  • Case Report Paru Kakay
    Case Report Paru Kakay
    Dokumen44 halaman
    Case Report Paru Kakay
    Rezky Dwiputra Fellanys
    Belum ada peringkat
  • RKRKRKRKRRKRKKR
    RKRKRKRKRRKRKKR
    Dokumen3 halaman
    RKRKRKRKRRKRKKR
    Rezky Dwiputra Fellanys
    Belum ada peringkat
  • Penilaian Pendanaan Kesehatan Mental Di Daerah Pedesaan Vs
    Penilaian Pendanaan Kesehatan Mental Di Daerah Pedesaan Vs
    Dokumen15 halaman
    Penilaian Pendanaan Kesehatan Mental Di Daerah Pedesaan Vs
    Rezky Dwiputra Fellanys
    Belum ada peringkat
  • Dilema Bioetika Keswa
    Dilema Bioetika Keswa
    Dokumen23 halaman
    Dilema Bioetika Keswa
    Rezky Dwiputra Fellanys
    Belum ada peringkat
  • Preskas Skabies Dita
    Preskas Skabies Dita
    Dokumen31 halaman
    Preskas Skabies Dita
    Rezky Dwiputra Fellanys
    100% (1)
  • Apa Bae Dah
    Apa Bae Dah
    Dokumen61 halaman
    Apa Bae Dah
    Rezky Dwiputra Fellanys
    Belum ada peringkat
  • Dilema Bioetika Keswa
    Dilema Bioetika Keswa
    Dokumen23 halaman
    Dilema Bioetika Keswa
    Rezky Dwiputra Fellanys
    Belum ada peringkat
  • Referat Kulit Kakay
    Referat Kulit Kakay
    Dokumen25 halaman
    Referat Kulit Kakay
    Rezky Dwiputra Fellanys
    Belum ada peringkat
  • Bab I Pendahuluan
    Bab I Pendahuluan
    Dokumen30 halaman
    Bab I Pendahuluan
    galahad
    Belum ada peringkat
  • Case Report Kakay (Kulit)
    Case Report Kakay (Kulit)
    Dokumen25 halaman
    Case Report Kakay (Kulit)
    Rezky Dwiputra Fellanys
    Belum ada peringkat
  • Referat Sol Kakay
    Referat Sol Kakay
    Dokumen47 halaman
    Referat Sol Kakay
    Rezky Dwiputra Fellanys
    Belum ada peringkat