Anda di halaman 1dari 32

JURNAL READING

RETINOPATI DIABETIKUM DAN


RETINOPATI HIPERTENSI

DISUSUN OLEH
JENE VERRY YONATHAN
FAB 117 015

PEMBIMBING
DR. ROSMARYATI MANALU, SP. M

BAGIAN SMF MATA RSUD DR.DORIS SYLVANUS


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
PALANGKARAYA
SEPTEMBER 2017
RETINOPATI DIABETIKUM
ANATOMI MATA
Bola mata disusun oleh tiga lapisan,
yaitu : sklera, koroid, dan retina

Lapisan terluar sklera tampak putih


gelap dan ada yang bening yaitu
pada bagian iris dan pupil yang
membantuk kornea.

Lapisan tengah yaitu koroid


mengandung pembuluh
pembuluh darah yang arteriolnya
masuk kedalam badan siliar yang
menempel pada ligamen
suspensori dan iris.

Lapisan terdalam adalah retina


yang tidak mempunyai bagian
anterior mengandung reseptor
cahaya ( fotoreseptor ) yang terdiri
dari sel batang dan sel kerucut.
RETINA

Retina merupakan membran yang tipis,


halus dan tidak berwarna, tembus pandang.

Yang terlihat merah pada fundus adalah


warna koroid.
Menurut fungsinya retina dibagi menjadi:

Pars optica retinae


-merupakan bagian retina yang mempunyai sel
khusus penerima rangsang cahaya

Pars coeca retinae


- merupakan bagian dari retina yang tidak
mempunyai sel khusus.
- Termasuk disini yaitu:
Pars ciliaris retinae
Pars iridis retinae
Batas antara pars optica dan pars coeca
adalah ora serata.
Sel Batang dan Sel Kerucut

Dua tipe sel -batang dan kerucut- ialah elemen peka cahaya dari retina
di mana proses transduksi dimulai.

Sel batang berbentuk silindris, sementara sel kerucut agak meruncing ke


ujung.

Sel batang dan kerucut tidak menyebar secara merata di retina.

Di titik buta tidak ada sel batang dan kerucut dan maka dari itu
penglihatan tidak memungkinkan.

Sel kerucut paling banyak ditemui di bagian retina yang disebut fovea,
yang tidak mengandung sel batang sama sekali.

Fovea merupakan bagian retina yang kita pakai untuk melihat objek
yang ingin kita lihat dengan jelas.

Sel batang paling banyak berada sekitar 20 derajat dari fovea.


Makula Lutea

Di mana aksis mata memotong retina, terletak makula lutea.

Di tengah-tengahnya terdapat lekukan dari fovea sentralis.

Struktur makula lutea:


1. Tidak ada serat saraf;
2. Sel-sel ganglion sangat banyak dipinggir-pinggirnya, tetapi di
makula sendiri tidak ada;
3. Lebih banyak kerucut daripada batang dan telah
bermodifikasi menjadi tipis-tipis. Di fovea sentralis hanya terdapat
kerucut.

Nasal dari makula lutea, kira-kira pada jarak 2 diameter papil


terdapat papilla nervi optisi, yaitu tempat di mana N II
menembus sklera.
Lapisan Retina

Retina berbatas dengan koroid dengan sel pigmen epitel retina,dan terdiri atas
lapisan :

1) Epitel pigmen retina(RPE) : terbentuk atas satu lapisan sel yang melekat longgar
pada retina kecuali di perifer(ora serata)

2) Fotoreseptor : merupakan lapis terluar retina terdiri atas sel batang yang
mempunyai bentuk ramping dan sel kerucut

3) Membran limitan eksterna yang merupakan membran ilusi

4) Lapis nukleus luar : merupakan susunan lapis nucleus sel kerucut dan
batang.Ketiga lapis diatas avaskuler dan mendapat metabolisme dari kapiler koroid

5) Pleksiform luar : merupakan lapis aseluler dan merupakan tempat sinapsis sel
fotoreseptor dengan sel bipolar dan sel horizontal
6) Nukleus dalam : merupakan tubuh sel bipolar,sel horizontal dan
sel Muller.Lapis ini mendapat metabolisme dari arteri retina sentral

7) Pleksiform dalam : merupakan lapis aseluler dan merupakan


tempat sinaps sel bipolar,sel amakrin dengan sel ganglion

8)Sel ganglion : merupakan lapis badan sel daripada neuron


kedua

9) Serabut saraf : merupakan lapis akson sel ganglion menuju ke


saraf optik. Di dalam lapisan-lapisan ini terletak sebagian besar
pembuluh darah retina

10) Membran limitan interna : merupakan membrane hialin antara


retina dan badan kaca
FISIOLOGI RETINA

Fungsi penglihatan normal tergantung pada


komunikasi utuh antara persarafan, glial, mikroglial,
vaskular dan epitel berpigmen dari retina.
Fungsi dasar retina - menangkap foton, mengubah
energi fotokimia menjadi energi listrik,
menggabungkan potensial aksi dan mengirimnya
ke lobus oksipital otak.
Struktur retina yang unik memberi fungsi fisiologi
yang unik
1. Axon retina tidak dilapisi myelin, karena myelin
adalah opak dan menghalangi transmisi cahaya.
2. Kepadatan pembuluh darah dalam menyerap
cahaya rendah, sehingga tekanan oksigen dalam
retina relatif hipoksia dengan pO2 hanya 25 mm.
3. Bagian dalam retina mempunyai mitokondria
lebih sedikit yang mengandung penyerap cahaya
heme-based protein sitokrom dari rantai transport
elektron.
PENDAHULUAN
Retinopati diabetik merupakan salah satu penyebab
utama kebutaan pada usia produktif di negara barat
(20 65 tahun)
Faktor resiko retinopati:
Hiperglikemia kronik
Hipertensi
Hiperkolesterolemia
Merokok
nefropati
Pasien dengan DM tipe I akan mengalami awitan
penyakit 3-5 tahun. Untuk penderita DM tipe II dapat
datang dengan sudah mengalami retinopati atau
retinopati merupakan keluhan pasien. Perkembangan
retinopati menjadi lebih cepat saat kehamilan.
PATOGENESIS

Kapilaropati : degenerasi dan kehilangan perisit,


proliferasi sel endotel
Perubahan haematologi : deformasi eritrosit dan
pembentukan rouleaux, peningkatan agregasi
platelet, peningkatan viskositas plasma
Oklusi mikrovaskular : neovaskularisasi
SKRINING

Kapan? Maksimal 3 tahun sejak diagnosis DM tipe I


ditegakan, ketika didiagosis DM tipe II, dan setiap
tahunnya. Pada wanita hamil dengan DM:
trisemester pertama, diulang setiap 3 bulan sampai
persalinan.
Fotografi tujuh bidang merupakan gold-standard.
Pilihan lain fotografi dua bidang 45 derajat (makula
dan diskus)
KLASIFIKASI RETINOPATI DIABETIK

Advanced
Retinopati Retinopati
Diabetic Eye
Nonproliferatif Proliferatif
Diseased
Mikroangiopati Neovaskularisasi Tractional
progresif retinal
kerusakan/ detachment
sumbatan
pembuluh Perdarahan
darah kecil vitreous
yang
persisten
Neovaskular
glaukoma
RETINOPATI NONPROLIFERATIF

Merupakan suatu mikroangiopati progresif


kerusakan dan sumbatan pembuluh-pembuluh
darah kecil.
Kelainan awal : penebalan membran basal endotel
dan berkurangnya jumlah perisit terbentuknya
kantung mikroaneurisma.
MIKROANEURISMA
KLASIFIKASI RD NON PROLIFERATIF

RDNP RDNP RDNP Berat


Ringan Sedang

Mikroaneurisma Mikroanerisma Cotton wool


luas
Kelainan
Perdarahan
intraretina mikrovaskular
(dot/blot) intraretina
Cotton wool (IRMA)
PERDARAHAN RETINA
HARD EKSUDAT
Retinopati Proliferatif
Pembentukan pembuluh-pembuluh darah baru
kebocoran protein serum
Kelainan awal: pembuluh darah baru pada diskus
optikus (NVD) atau bagian retina lainnya (NVE).
Risiko tinggi:
Neovaskularisasi pada diskus optikus yang meluas
> 1/3 diameter diskus
NVD disertai perdarahan vitereous
NVE > diameter diskus
RETINOPATI PROLIFERATIF

Neovaskularisasi yang terbentuk berproliferasi ke


permukaan posterior vitreous rapuh rusak
perdarahan viterous penurunan penglihatan
mendadak
Neovaskularisasi perubahan menjadi fibrosa
fibrovaskular rapat traksi vitreoretina ablasio
retina
Neovaskularisasi iris (rubeosis iris)
TATALAKSANA

Pengendalian hiperglikemia, hipertensi, dan


hiperkolesterolemia.
Terdapat edema makula focal laser (lesi
setempat) atau grid laser (lesi setempat).
Micropulse laser memberikan hasil sama efektif
dengan jaringan parut lebih sedikit.
Penyuntikan intravitreal triamcinolone atau anti-
VEGF.
Fotokoagulasi laser pan-retina (PRP) menurunkan
insidensi gangguan penglihatan.
Vitrektomi dilakukan segera pada perdarahan
vitreous luas pasien DM tipe I, ablasio retina,
RETINOPATI HIPERTENSI
PENDAHULUAN

Retinopati hipertensi kelainan-kelainan retina


dan pembuluh darah retina akibat tekanan darah
tinggi.
Dari penelitian epidemiologi sejak tahun 1990
didapatkan bahwa kelainan ini banyak ditemukan
pada usia 40 tahun ke atas.
Retinopati hipertensi arteri yang besarnya tidak
teratur, eksudat pada retina, edema retina dan
perdarahan retina.
PATOGENESIS

Spasme Peningkatan
Penebalan intima pembuluh
pembuluh tekanan
darah, hiperplasia dinding
darah retina darah
tunika media dan hialinisasi
persisten

Spasme arteriol
Progresi sklerosis dan Dinding
yang lebih berat,
hialinisasi copper arteriol
arteriovenous
wire lebih lanjut: diinfiltrasi
nicking, perubahan
silver wire lemak &
refleks cahaya
kolesterol
sklerosis

Retinopati Gambaran perdarahan


hipertensi dan eksudat (cotton
wool patches) pada
makula star figure
KLASIFIKASI MENURUT SCHEIE

Terdapat penciutan setempat pada pembuluh darah kecil.


Stadium I

Penciutan pembuluh darah arteri menyeluruh, dengan kadang-kadang


penciutan setempat sampai seperti benang, pembuluh darah arteri tegang,
Stadium II membentuk cabang keras.

Lanjutan stadium II, dengan eksudat cotton, dengan perdarahan yang terjadi
akibat diastol di atas 120 mmHg, kadang-kadang terdapat keluhan
Stadium III berkurangnya penglihatan.

Seperti stadium III dengan edema papil dengan eksudat star figure, disertai
Stadium IV
keluhan penglihatan menurun dengan tekanan diastol kira-kira 150 mmHg.
DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA

Diagnosis anamnesis dan pemerisksaan fisik.


Pemeriksaan penunjang funduskopi, pemeriksaan
visus, pemeriksaan tonometri. Pemeriksaan
laboratorium menyingkirkan penyebab lain
retinopati selain dari hipertensi.
Tatalaksana mengatasi hipertensi perubahan
gaya hidup dan kombinasi dengan terapi
medikamentosa.
Penurunan tekanan darah diharapkan dapat
mencegah perburukan yang disebabkan oleh
kondisi iskemik yang dapat merusak nervus optikus.

Anda mungkin juga menyukai