SENGKETA PAJAK
Sengketa Pajak adalah sengketa yang timbul
dalam bidang perpajakan antara Wajib Pajak
atau penanggung Pajak dengan pejabat yang
berwenang sebagai akibat dikeluarkannya
keputusan yang dapat diajukan Banding
atau Gugatan kepada Pengadilan Pajak
berdasarkan peraturan perundang-undangan
perpajakan, termasuk Gugatan atas
pelaksanaan penagihan berdasarkan Undang-
undang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa.
(Pasal 1 angka 5 UU Pengadilan Pajak)
Catatan: Penyelesaian sengketa pajak hanya dilakukan
melalui Banding atau Gugatan di Pengadilan Pajak
SENGKETA PAJAK
Pembetulan ketetapan pajak
Pengurangan atau penghapusan
sanksi administrasi
Penyelesaian di
Pengurangan atau pembatalan Direktorat
ketetapan pajak Jenderal Pajak
Pengurangan/Pembatalan STP sebelum ke
Pembatalan hasil pemeriksaan Pengadilan Pajak
dan SKP-nya
Keberatan
Gugatan Penyelesaian di
Banding Pengadilan Pajak
Penyelesaian di Mahkamah
Agung, setelah di
Peninjauan Kembali (PK) Pengadilan Pajak
Pasal 16 UU
KUP ayat (1) PEMBETULAN KETETAPAN PAJAK
Atas permohonan Wajib Pajak atau karena jabatannya, Direktur Jenderal Pajak dapat
membetulkan surat ketetapan pajak, Surat Tagihan Pajak, Surat Keputusan
Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Surat Keputusan Pengurangan Sanksi
Administrasi, Surat Keputusan Penghapusan Sanksi Administrasi, Surat Keputusan
Pengurangan Ketetapan Pajak, Surat Keputusan Pembatalan Ketetapan Pajak, Surat
Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak, atau Surat Keputusan
Pemberian Imbalan Bunga, yang dalam penerbitannya terdapat kesalahan tulis,
kesalahan hitung, dan/atau kekeliruan penerapan ketentuan tertentu dalam
peraturan perundang-undangan perpajakan.
yaitu kesalahan yaitu kekeliruan dalam penerapan tarif, yaitu antara lain
yang berasal dari kekeliruan penerapan persentase Norma kesalahan penulisan
penjumlahan dan Penghitungan Penghasilan Neto, nama, alamat, NPWP,
atau pengurangan kekeliruan penerapan sanksi nomor ketetapan
dan atau perkalian administrasi, kekeliruan Penghasilan pajak, jenis pajak,
dan atau Tidak Kena Pajak (PTKP), kekeliruan masa atau tahun
pembagian suatu penghitungan PPh dalam tahun berjalan, pajak dan tanggal
bilangan. kekeliruan pengkreditan pajak. jatuh tempo.
Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) telah lewat, tetapi
Direktur Jenderal Pajak tidak memberi suatu keputusan, permohonan pembetulan
yang diajukan tersebut dianggap dikabulkan. (Pasal 16 ayat 3)
Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan
sejak tanggal permohonan diterima, harus memberi keputusan atas
permohonan yang diajukan. (Pasal 36 ayat 1c)
Apabila diminta oleh WP, Dirjen Pajak wajib memberikan keterangan secara
tertulis hal-hal yang menjadi dasar untuk menolak atau mengabulkan sebagian
permohonan WP sebagaimana dimaksud pada ayat (1c). (Pasal 36 ayat 1e)
PENGURANGAN / PEMBATALAN KETETAPAN PAJAK
YANG TIDAK BENAR
Direktur Jenderal Pajak karena jabatan atau atas
permohonan Wajib Pajak dapat mengurangkan atau
membatalkan surat ketetapan pajak yang tidak benar.
(Pasal 36 ayat 1 huruf b)
Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan
sejak tanggal permohonan diterima, harus memberi keputusan atas
permohonan yang diajukan. (Pasal 36 ayat 1c)
Apabila diminta oleh WP, Dirjen Pajak wajib memberikan keterangan secara
tertulis hal-hal yang menjadi dasar untuk menolak atau mengabulkan sebagian
permohonan WP sebagaimana dimaksud pada ayat (1c). (Pasal 36 ayat 1e)
PENGURANGAN / PEMBATALAN SURAT TAGIHAN PAJAK
Direktur Jenderal Pajak karena jabatan atau atas
permohonan Wajib Pajak dapat mengurangkan atau
membatalkan Surat Tagihan Pajak sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 14 yang tidak benar.
(Pasal 36 ayat 1 huruf c)
Permohonan hanya dapat diajukan oleh Wajib Pajak paling banyak
2 (dua) kali. (Pasal 36 ayat 1a)
Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan
sejak tanggal permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterima,
harus memberi keputusan atas permohonan yang diajukan.
(Pasal 36 ayat 1c)
Apabila diminta oleh WP, Dirjen Pajak wajib memberikan keterangan secara
tertulis hal-hal yang menjadi dasar untuk menolak atau mengabulkan sebagian
permohonan WP sebagaimana dimaksud pada ayat (1c). (Pasal 36 ayat 1e)
Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak
tanggal permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterima, harus memberi
keputusan atas permohonan yang diajukan. (Pasal 36 ayat 1c)
Apabila diminta oleh WP, Dirjen Pajak wajib memberikan keterangan secara
tertulis hal-hal yang menjadi dasar untuk menolak atau mengabulkan sebagian
permohonan WP sebagaimana dimaksud pada ayat (1c). (Pasal 36 ayat 1e)
Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan mengemukakan jumlah pajak
yang terutang atau jumlah pajak yang dipotong atau dipungut atau jumlah rugi menurut
penghitungan Wajib Pajak dengan disertai alasan-alasan yang jelas. (ayat 2)
Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal dikirim surat
ketetapan pajak atau sejak tanggal pemotongan atau pemungutan pajak sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) kecuali apabila WP dapat menunjukkan bahwa jangka waktu tersebut
tidak dapat dipenuhi karena keadaan di luar kekuasaannya. (ayat 3)
Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan di atas tidak dianggap sebagai surat
keberatan, sehingga tidak dipertimbangkan. (ayat 4)
JANGKA WAKTU PELUNASAN PAJAK AKIBAT PENGAJUAN
KEBERATAN
Sanksi administrasi berupa bunga 2% per bulan (Pasal 19) atas jumlah Rp18juta
tidak diberlakukan.
Misalkan keberatan PT ABC ditolak dengan SK Keberatan tanggal 20 Februari 2010,
maka atas jumlah pajak berdasarkan keputusan keberatan dikurangi dengan pajak
yang telah dibayar sebelum mengajukan keberatan yaitu Rp18juta dikenai sanksi
administrasi berupa denda sebesar 50% atau Rp9juta.
Sanksi administrasi
Jangka waktu 1 Tertangguh 1 (satu)
bulan sejak bulan sejak tanggal berupa denda 2% per bulan
terbit SKPKB, penerbitan Surat (Pasal 19) tidak
SKPKBT. Keputusan Keberatan diberlakukan.
kepada Indonesia
Alasan yang jelas
Putusan Banding
Dialmpiri salinan SK Keberatan
Menolak
Jumlah pajak yang disetujui
Peradilan Pajak Mengabulkan seluruhnya
dalam closing confernece sudah
Mengabulkan sebagian
dibayar
Menambah pajak ymh dbiayar
KUP Membetulkan kesalahan tulis/hitung
KUP
Pasal 27 Membatalakan
Keberatan dan Banding Pasal 27(1) KUP Tidak dapat menerima
Pasal 27(3)
Penyelesaian di Pengadilan Pajak
Banding I Gugatan
Peradilan Pajak
Penyelesaian di Mahkamah Agung
Peninjauan Kembali
CONTOH
PT ABC membetulkan sendiri SPT Tahunan PPh Tahun 2008 pada
tanggal 20 Februari 2010, yang semula menyatakan jumlah pajak
terutang sebesar Rp100juta dan kredit pajak sebesar Rp80juta,
dibetulkan seharusnya jumlah pajak terutang sebesar Rp130juta
dan kredit pajak tetap. Kekurangan pembayaran pajak sebesar
Rp30juta dibayar pada tanggal 18 Februari 2010.
CONTOH
PT ABC membetulkan sendiri SPT Masa PPN Masa Januari 2008 pada
tanggal 20 November 2008, yang semula menyatakan jumlah Pajak
Keluaran yang harus dipungut sendiri sebesar Rp100juta dan
kredit pajak Rp80juta, dibetulkan seharusnya jumlah Pajak
Keluaran yang harus dipungut sendiri sebesar Rp130juta dan
kredit pajak tetap. Kekurangan pembayaran pajak sebesar
Rp30juta dibayar pada tanggal 18 November 2008.
Dalam hal WP membetulkan SPT lewat jangka waktu 3 (tiga) bulan atau
WP tidak mengajukan pembetulan sebagai akibat adanya surat ketetapan pajak,
SK Keberatan, SK Pembetulan, Putusan Banding, atau Putusan Peninjauan Kembali Tahun
Pajak sebelumnya atau beberapa Tahun Pajak sebelumnya, yang menyatakan rugi fiskal
yang berbeda dengan rugi fiskal yang telah dikompensasikan dalam SPT Tahunan PPh,
Dirjen Pajak akan memperhitungkannya dalam menetapkan kewajiban
perpajakan WP.
CONTOH 1
Berdasarkan surat ketetapan pajak tsb Dirjen Pajak akan mengubah perhitungan
Penghasilan Kena Pajak thn 2008 menjadi sbb:
Penghasilan Neto sebesar Rp200.000.000,00,
Rugi menurut surat ketetapan pajak tahun 2007sebesar Rp 70.000.000,00 (-)
Penghasilan Kena Pajak Rp130.000.000,00
Berdasarkan surat ketetapan pajak tsb Dirjen Pajak akan mengubah perhitungan
Penghasilan Kena Pajak thn 2008 menjadi sbb:
Penghasilan Neto sebesar Rp300.000.000,00,
Rugi menurut surat ketetapan pajak tahun 2007 sebesar Rp250.000.000,00 (-)
Penghasilan Kena Pajak Rp 50.000.000,00
Pajak yang kurang dibayar yang timbul sebagai akibat dari pengungkapan
ketidakbenaran pengisian Surat Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
beserta sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 50% (lima puluh persen) dari
pajak yang kurang dibayar, harus dilunasi oleh Wajib Pajak sebelum laporan tersendiri
dimaksud disampaikan.
(Pasal 8 ayat 5 UU KUP)
IMBALAN BUNGA
IMBALAN BUNGA
Imbalan bunga diberikan kepada Wajib Pajak dalam hal terdapat:
a. keterlambatan pengembalian kelebihan pembayaran pajak,
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (3) KUP;
b. keterlambatan penerbitan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar,
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17B ayat (3) KUP;
c. kelebihan pembayaran pajak karena pengajuan keberatan atau
permohonan banding atau peninjauan kembali diterima sebagian
atau seluruhnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27A ayat
(1) KUP; atau
d. Kelebihan pembayaran pajak karena SK Pembetulan, SK
Pengurangan Ketetapan Pajak, atau SK Pembatalan Ketetapan
Pajak yang dikabulkan sebagian atau seluruhnya sebagaimana
dimaksud Pasal 27 ayat (1a) UU KUP; atau
e. kelebihan pembayaran sanksi administrasi Pasal 14 ayat (4)
dan atau Pasal 19 ayat (1) berdasarkan SK Pengurangan Sanksi
Administrasi atau SK Penghapusan Sanksi Administrasi sebagai
akibat diterbitkan SK Keberatan, Putusan Banding, atau
Putusan Peninjauan Kembali yang mengabulkan sebagian atau
seluruh permohonan WP, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27A
ayat (2) KUP.
Kelebihan pembayaran pajak karena pengajuan keberatan atau
permohonan banding atau peninjauan kembali diterima sebagian atau
seluruhnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27A ayat (1) KUP
MEMBUAT TERANG
TINDAK PIDANA MENEMUKAN
DI BIDANG TERSANGKANYA
PERPAJAKAN
38
PPNS DJP
PPNS DJP
Diangkat oleh Pejabat yang
berwenang sebagai penyidik
*Berdasarkan Pasal 44 39
UU KUP
Wewenang Penyidik Pajak
menerima, mencari,
mengumpulkan, dan meneliti
keterangan atau laporan agar
menjadi lebih lengkap dan Tindak
jelas Pidana
di
meneliti, mencari, dan bidang
mengumpulkan keterangan perpaja
mengenai OP atau badan kan
tentang kebenaran perbuatan
yang dilakukan
meminta keterangan dan
bahan bukti dari OP atau
*Berdasarkan Pasal 44 40
UU KUP
Wewenang Penyidik Pajak
menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorang
meninggalkan ruangan atau tempat pada saat
pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa
identitas orang, benda, dan/atau dokumen yang dibawa
*Berdasarkan Pasal 44 41
UU KUP
Kewajiban Pihak Ketiga
(dalam pemeriksaan, penagihan pajak, penyidikan tindak pidana
perpajakan)
Pihak Ke
III Bank
Akuntan Publik
memberikan
Notaris WAJIB Keterangan/
Konsultan Pajak bukti
Kantor Administrasi
Pihak III lain
Pidana Kurungan
paling lama 1 tahun &
*Berdasarkan UU Pasal 35 dan PMK 199/PMK.03/2007
denda paling banyak
42
Rp 25 juta
Penghentian
PPNS
PenyidikanJaksa
Pajak
Agung
Permintaan
Menkeu untuk
kepentingan
DENGAN SYARAT:
1.Tidak cukup penerimaan
Setelah WP melunasi pajak yg
bukti tidak atau kurang dibayar atau
negara
tidak seharusnya dikembalikan
2.Bukan tindak ditambah dengan sanksi
administrasi berupa denda
pidana sebesar 4x jumlah pajak yg tidak
atau kurang dibayar, atau yg tidak
3.Daluwarsa seharusnya dikembalikan