Anda di halaman 1dari 43

SENGKETA PAJAK

SENGKETA PAJAK
Sengketa Pajak adalah sengketa yang timbul
dalam bidang perpajakan antara Wajib Pajak
atau penanggung Pajak dengan pejabat yang
berwenang sebagai akibat dikeluarkannya
keputusan yang dapat diajukan Banding
atau Gugatan kepada Pengadilan Pajak
berdasarkan peraturan perundang-undangan
perpajakan, termasuk Gugatan atas
pelaksanaan penagihan berdasarkan Undang-
undang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa.
(Pasal 1 angka 5 UU Pengadilan Pajak)
Catatan: Penyelesaian sengketa pajak hanya dilakukan
melalui Banding atau Gugatan di Pengadilan Pajak
SENGKETA PAJAK
Pembetulan ketetapan pajak
Pengurangan atau penghapusan
sanksi administrasi
Penyelesaian di
Pengurangan atau pembatalan Direktorat
ketetapan pajak Jenderal Pajak
Pengurangan/Pembatalan STP sebelum ke
Pembatalan hasil pemeriksaan Pengadilan Pajak
dan SKP-nya
Keberatan

Gugatan Penyelesaian di
Banding Pengadilan Pajak
Penyelesaian di Mahkamah
Agung, setelah di
Peninjauan Kembali (PK) Pengadilan Pajak
Pasal 16 UU
KUP ayat (1) PEMBETULAN KETETAPAN PAJAK
Atas permohonan Wajib Pajak atau karena jabatannya, Direktur Jenderal Pajak dapat
membetulkan surat ketetapan pajak, Surat Tagihan Pajak, Surat Keputusan
Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Surat Keputusan Pengurangan Sanksi
Administrasi, Surat Keputusan Penghapusan Sanksi Administrasi, Surat Keputusan
Pengurangan Ketetapan Pajak, Surat Keputusan Pembatalan Ketetapan Pajak, Surat
Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak, atau Surat Keputusan
Pemberian Imbalan Bunga, yang dalam penerbitannya terdapat kesalahan tulis,
kesalahan hitung, dan/atau kekeliruan penerapan ketentuan tertentu dalam
peraturan perundang-undangan perpajakan.
yaitu kesalahan yaitu kekeliruan dalam penerapan tarif, yaitu antara lain
yang berasal dari kekeliruan penerapan persentase Norma kesalahan penulisan
penjumlahan dan Penghitungan Penghasilan Neto, nama, alamat, NPWP,
atau pengurangan kekeliruan penerapan sanksi nomor ketetapan
dan atau perkalian administrasi, kekeliruan Penghasilan pajak, jenis pajak,
dan atau Tidak Kena Pajak (PTKP), kekeliruan masa atau tahun
pembagian suatu penghitungan PPh dalam tahun berjalan, pajak dan tanggal
bilangan. kekeliruan pengkreditan pajak. jatuh tempo.

Catatan: Perubahannya hanya menambah produk hukum yang dapat


dibetulkan yaitu Surat Keputusan Pembetulan
PEMBETULAN KETETAPAN PAJAK

Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu paling lama 6 (enam)


bulan sejak tanggal surat permohonan pembetulan diterima, harus
memberi keputusan atas permohonan pembetulan yang diajukan Wajib
Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1). (Pasal 16 ayat 2)

Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) telah lewat, tetapi
Direktur Jenderal Pajak tidak memberi suatu keputusan, permohonan pembetulan
yang diajukan tersebut dianggap dikabulkan. (Pasal 16 ayat 3)

Apabila diminta oleh Wajib Pajak, Direktur Jenderal Pajak wajib


memberikan keterangan secara tertulis mengenai hal-hal yang
menjadi dasar untuk menolak atau mengabulkan sebagian
permohonan Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat
(1). (Pasal 16 ayat 4)
PENGURANGAN/PENGHAPUSAN SANKSI ADMINISTRASI
Direktur Jenderal Pajak karena jabatan atau atas permohonan Wajib Pajak dapat
mengurangkan atau menghapuskan sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan
kenaikan yang terutang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan dalam hal sanksi tersebut dikenakan karena kekhilafan Wajib Pajak
atau bukan karena kesalahannya;
(Pasal 36 ayat (1) huruf a UU KUP)

Permohonan hanya dapat diajukan


oleh Wajib Pajak paling banyak 2
(dua) kali. (Pasal 36 ayat 1a)

Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan
sejak tanggal permohonan diterima, harus memberi keputusan atas
permohonan yang diajukan. (Pasal 36 ayat 1c)

Apabila diminta oleh WP, Dirjen Pajak wajib memberikan keterangan secara
tertulis hal-hal yang menjadi dasar untuk menolak atau mengabulkan sebagian
permohonan WP sebagaimana dimaksud pada ayat (1c). (Pasal 36 ayat 1e)
PENGURANGAN / PEMBATALAN KETETAPAN PAJAK
YANG TIDAK BENAR
Direktur Jenderal Pajak karena jabatan atau atas
permohonan Wajib Pajak dapat mengurangkan atau
membatalkan surat ketetapan pajak yang tidak benar.
(Pasal 36 ayat 1 huruf b)

Permohonan hanya dapat diajukan


oleh Wajib Pajak paling banyak 2
(dua) kali. (Pasal 36 ayat 1a)

Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan
sejak tanggal permohonan diterima, harus memberi keputusan atas
permohonan yang diajukan. (Pasal 36 ayat 1c)

Apabila diminta oleh WP, Dirjen Pajak wajib memberikan keterangan secara
tertulis hal-hal yang menjadi dasar untuk menolak atau mengabulkan sebagian
permohonan WP sebagaimana dimaksud pada ayat (1c). (Pasal 36 ayat 1e)
PENGURANGAN / PEMBATALAN SURAT TAGIHAN PAJAK
Direktur Jenderal Pajak karena jabatan atau atas
permohonan Wajib Pajak dapat mengurangkan atau
membatalkan Surat Tagihan Pajak sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 14 yang tidak benar.
(Pasal 36 ayat 1 huruf c)
Permohonan hanya dapat diajukan oleh Wajib Pajak paling banyak
2 (dua) kali. (Pasal 36 ayat 1a)

Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan
sejak tanggal permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterima,
harus memberi keputusan atas permohonan yang diajukan.
(Pasal 36 ayat 1c)

Apabila diminta oleh WP, Dirjen Pajak wajib memberikan keterangan secara
tertulis hal-hal yang menjadi dasar untuk menolak atau mengabulkan sebagian
permohonan WP sebagaimana dimaksud pada ayat (1c). (Pasal 36 ayat 1e)

Catatan: Ketentuan mengenai pengurangan/pembatalan Surat Tagihan


Pajak sebelumnya tidak diatur.
PEMBATALAN HASIL PEMERIKSAAN DAN SKP
Direktur Jenderal Pajak karena jabatan atau atas
permohonan Wajib Pajak dapat membatalkan hasil
pemeriksaan pajak atau surat ketetapan pajak dari hasil
pemeriksaan yang dilaksanakan tanpa: 1. penyampaian surat
pemberitahuan hasil pemeriksaan; atau 2. pembahasan akhir
hasil pemeriksaan dengan Wajib Pajak.
(Pasal 36 ayat 1 huruf d)

Permohonan hanya dapat diajukan oleh Wajib Pajak paling banyak


1 (satu) kali. (Pasal 36 ayat 1b)

Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak
tanggal permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterima, harus memberi
keputusan atas permohonan yang diajukan. (Pasal 36 ayat 1c)

Apabila diminta oleh WP, Dirjen Pajak wajib memberikan keterangan secara
tertulis hal-hal yang menjadi dasar untuk menolak atau mengabulkan sebagian
permohonan WP sebagaimana dimaksud pada ayat (1c). (Pasal 36 ayat 1e)

Catatan: Ketentuan mengenai pembatalan hasil pemeriksaan dan skp


sebelumnya tidak diatur.
Pasal 25 ayat 1 UU KUP KEBERATAN
Wajib Pajak dapat mengajukan keberatan hanya
kepada Direktur Jenderal Pajak atas suatu:
a. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar;
b. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan;
c. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar;
d. Surat Ketetapan Pajak Nihil;
e. Pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga
berdasarkan ketentuan peraturan perundangan-
undangan perpajakan.

Catatan: tidak ada perubahan ketentuan mengenai keberatan dalam Pasal


25 ayat 1 tersebut.
Pasal 25 SYARAT PENGAJUAN KEBERATAN
Keberatan diajukan atas suatu SKPKB, SKPKBT, SKPLB, SKPN, Pemotongan atau pemungutan
oleh pihak ketiga berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.(ayat 1)

Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan mengemukakan jumlah pajak
yang terutang atau jumlah pajak yang dipotong atau dipungut atau jumlah rugi menurut
penghitungan Wajib Pajak dengan disertai alasan-alasan yang jelas. (ayat 2)

Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal dikirim surat
ketetapan pajak atau sejak tanggal pemotongan atau pemungutan pajak sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) kecuali apabila WP dapat menunjukkan bahwa jangka waktu tersebut
tidak dapat dipenuhi karena keadaan di luar kekuasaannya. (ayat 3)

Dalam hal Wajib Pajak mengajukan keberatan atas surat


ketetapan pajak, Wajib Pajak wajib melunasi pajak yang masih
harus dibayar paling sedikit sejumlah yang telah disetujui Wajib
Pajak dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan, sebelum
surat keberatan disampaikan. (Pasal 25 ayat 3a UU KUP)
Catatan: Jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak ditambah
sanksi administrasi

Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan di atas tidak dianggap sebagai surat
keberatan, sehingga tidak dipertimbangkan. (ayat 4)
JANGKA WAKTU PELUNASAN PAJAK AKIBAT PENGAJUAN
KEBERATAN

Dalam hal Wajib Pajak mengajukan keberatan, jangka waktu


pelunasan pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (3)
atau ayat (3a) atas jumlah pajak yang belum dibayar pada saat
pengajuan keberatan, tertangguh sampai dengan 1 (satu) bulan
sejak tanggal penerbitan Surat Keputusan Keberatan. (Pasal 25
ayat 7 UU KUP (baru))
Satu bulan sejak tanggal Sanksi administrasi berupa
diterbitkan SKPKB atau bunga 2% per bulan (Pasal 19)
SKPKBT tidak diberlakukan.

Dalam hal keberatan WP ditolak atau dikabulkan sebagian, WP


dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 50% (lima
puluh persen) dari jumlah pajak berdasarkan keputusan keberatan
dikurangi dengan pajak yang telah dibayar sebelum mengajukan
keberatan. (Pasal 25 ayat 9 UU KUP (baru))

Dalam hal WP mengajukan permohonan banding, sanksi administrasi berupa


denda sebesar 50% (lima puluh persen) sebagaimana dimaksud pada ayat
(9) tidak dikenakan. (Pasal 25 ayat 10 KUP (baru))
Contoh:
Setelah dilakukan pemeriksaan atas SPT PPh badan tahun 2008 atas nama PT
ABC diterbitkan SKPKB tertanggal 10 Oktober 2009 dengan rincian sbb:
Jumlah Pokok Pajak Rp120.000.000,00
Jumlah kredit pajak Rp100.000.000,00
Jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak Rp 20.000.000,00
Besarnya sanksi administrasi (2% x 10 bulan) Rp 4.000.000,00
Jumlah pajak yang masih harus dibayar Rp 24.000.000,00
Misalkan dalam pembahasan akhir, PT ABC hanya menyetujui jumlah
kekurangan pembayaran pokok pajak sebesar Rp5.000.000,00.
Dalam hal PT ABC mengajukan keberatan maka PT ABC wajib melunasi pajak yang
masih harus dibayar yang telah disetujui yaitu sebesar Rp6juta {Rp5juta + (20% x
Rp5juta)} sebelum surat keberatan disampaikan. Jumlah pajak yang belum dibayar
pada saat mengajukan keberatan yaitu sebesar Rp18juta, tertangguh sampai
dengan 1 bulan sejak tanggal penerbitan SK Keberatan.

Sanksi administrasi berupa bunga 2% per bulan (Pasal 19) atas jumlah Rp18juta
tidak diberlakukan.
Misalkan keberatan PT ABC ditolak dengan SK Keberatan tanggal 20 Februari 2010,
maka atas jumlah pajak berdasarkan keputusan keberatan dikurangi dengan pajak
yang telah dibayar sebelum mengajukan keberatan yaitu Rp18juta dikenai sanksi
administrasi berupa denda sebesar 50% atau Rp9juta.

Jatuh tempo tanggal 19 Maret 2010


BANDING

Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan


banding hanya kepada badan peradilan pajak
atas Surat Keputusan Keberatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 26 ayat (1).
{Pasal 27 ayat 1}

Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


diajukan secara tertulis dalam bahasa
Indonesia dengan alasan yang jelas paling lama
3 (tiga) bulan sejak Surat Keputusan Keberatan
diterima dan dilampiri dengan salinan Surat
Keputusan Keberatan tersebut.
{Pasal 27 ayat 3}
BANDING

Dalam hal WP mengajukan banding, jangka waktu pelunasan pajak


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (3), ayat (3a), atau
Pasal 25 ayat (7), atas jumlah pajak yang belum dibayar pada
saat pengajuan keberatan, tertangguh sampai dengan 1
(satu) bulan sejak tanggal penerbitan Putusan Banding.
(Pasal 27 ayat 5a UU KUP (baru))

Sanksi administrasi
Jangka waktu 1 Tertangguh 1 (satu)
bulan sejak bulan sejak tanggal berupa denda 2% per bulan
terbit SKPKB, penerbitan Surat (Pasal 19) tidak
SKPKBT. Keputusan Keberatan diberlakukan.

Dalam hal permohonan banding ditolak atau dikabulkan


sebagian, WP dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar
100% (seratus persen) dari jumlah pajak berdasarkan Putusan
Banding dikurangi dengan pembayaran pajak yang telah dibayar
sebelum mengajukan keberatan.
(Pasal 27 ayat 5d UU KUP (baru))
Contoh:
Misalkan PT ABC pada contoh sebelumnya mengajukan banding,
maka kekurangan pembayaran pajak (Rp18juta), tertangguh
sampai dengan 1 bulan sejak tanggal penerbitan Putusan
Banding.
Sanksi administrasi berupa bunga 2% per bulan (Pasal 19) atas jumlah Rp18juta
tidak diberlakukan.

Misalkan permohonan banding PT ABC ditolak dengan


Putusan Banding tanggal 20 Agustus 2009, maka atas
jumlah pajak berdasarkan Putusan Banding dikurangi
dengan pajak yang telah dibayar sebelum mengajukan
keberatan yaitu Rp18juta dikenai sanksi administrasi
berupa denda sebesar 100% atau Rp18juta.

Jatuh tempo tanggal 19 September 2009


PUTUSAN BANDING
Putusan Banding adalah putusan badan peradilan pajak atas
banding terhadap Surat Keputusan Keberatan yang diajukan oleh
Wajib Pajak.(Pasal 1 angka 31 UU KUP)

Putusan Pengadilan Pajak merupakan putusan


pengadilan khusus di lingkungan peradilan
tata usaha negara.
{Pasal 27 ayat 2 UU KUP (baru)}

Catatan: Sesuai dengan UU Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan


Kehakiman, dalam penjelasan Pasal 15 ayat 1 yang menyatakan
bahwa: Yang dimaksud dengan pengadilan khusus dalam
ketentuan ini antara lain pengadilan pajak di lingkungan
peradilan tata usaha negara.
Pasal 23 UU KUP GUGATAN
Gugatan Wajib Pajak atau Penanggung Pajak terhadap :
a. pelaksanaan Surat Paksa, Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan, atau
Pengumuman Lelang;
b. keputusan pencegahan dalam rangka penagihan pajak;
c. keputusan yang berkaitan dengan pelaksanaan keputusan perpajakan,
selain yang ditetapkan dalam Pasal 25 ayat (1) dan Pasal 26;
d. penerbitan surat ketetapan pajak atau Surat Keputusan
Keberatan yang dalam penerbitannya tidak sesuai
dengan prosedur atau tata cara yang telah diatur
dalam ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan
hanya dapat diajukan kepada badan peradilan pajak
Termasuk SK Pembetulan yang
Selain keputusan berkaitan dengan STP dan SK
berupa SKPKB, Pengurangan Sanksi Administrasi
SKPKBT, SKPLB, atau Penghapusan Sanksi
SKPN dan SK Administrasi yang berkaitan dengan
Keberatan STP yang sebelumnya diatur dalam
ayat tersendiri.
Penyelesaian di Pengadilan Pajak
Banding I Gugatan

Yang dapat diajukan Syarat Jangka waktu


penyelesaian

Banding SK Keberatan 3 bulan sejak tanggal SK 12 bulan


Keberatan
Diajukan tertulis dalam bahasa

kepada Indonesia
Alasan yang jelas
Putusan Banding
Dialmpiri salinan SK Keberatan
Menolak
Jumlah pajak yang disetujui
Peradilan Pajak Mengabulkan seluruhnya
dalam closing confernece sudah
Mengabulkan sebagian
dibayar
Menambah pajak ymh dbiayar
KUP Membetulkan kesalahan tulis/hitung
KUP
Pasal 27 Membatalakan
Keberatan dan Banding Pasal 27(1) KUP Tidak dapat menerima
Pasal 27(3)
Penyelesaian di Pengadilan Pajak
Banding I Gugatan

Yang dapat diajukan Syarat Jangka waktu


penyelesaian

Gugatan Pelaksanaan Surat Paksa, tertulis 6 bulan sejak gugatan diterima


Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan Bahasa Indonesia Dapat dierpanjang 3 bulan
Pengumuman Lelang Satu gugatan untuk satu
keputusan atau pelaksanaan
Keputusan Pencegahan dalam rangka penagihan
penagihan pajak

Keputusan yang berkaitan dengan


terpenuhi
pelaksanaan keputusan perpajakan selain
KUP yg ditetapkan dalam pasal 25(1) dan pasal
BAB IV Penagihan 26
Pajak Tidak terpenuhi Berita Acara Biasa
Penerbitan SKP atau SK KEberatan yang
Pasal 23 tidak sesuai prosedur PUTUSAN SELA

kepada Berita acara cepat


DITOLAK

Peradilan Pajak
Penyelesaian di Mahkamah Agung
Peninjauan Kembali

Alasan Jangka Waktu Jangka waktu


pengajuan PK penyelesaian
Pengadilan Pajak Pengadilan Pajak Pengadilan Pajak
Pasal 91 Pasal 92 Pasal 93

Peninjauan a. Apabila putusan Pengadilan Pajak


didasarkan pada suatu kebohongan atau
KEmbali tipu muslihat pihak lawan yang diketahui
(PK) setelah perkaranya diputus atau didasarkan
pada bukti-bukti yang kemudian oleh hakirn
pidana dinyatakan palsu;
b. Apabila terdapat bukti tertulis baru 3bulan setelah diketahui
yang penting dan bersifat menentukan
yang apabila diketahui pada tahap
persidangan di Pengadilan Pajak akan Dengan acara Biasa
menghasilkan putusan yang berbeda;
6 Bulan sejak permohonan PK
Pengadilan Pajak c. Apabila telah dikabulkan suatu hal
BAB X Pemeriksaan
Peninjauan Kembali
yang tidak dituntut atau lebih dari pada
yang dituntut, kecuali yang diputus
Pemeriksaan
berdasarkan Pasal 80 ayat (1) huruf b dan
c;
d. Apabila mengenai suatu bagian dan Dengan Acara Cepat
Pasal 89,90,91,92,93 tuntutan belum diputus tanpa 3 bulan sejak putusan dikirim 1 Bulan sejak permohonan PK
dipertimbangkan sebab-sebabnya; atau oleh Pengadilan Pajak
e. Apabila terdapat suatu putusan
yang nyata-nyata tidak sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Membetulkan SPT
Wajib Pajak dengan kemauan sendiri dapat membetulkan Surat
Pemberitahuan yang telah disampaikan dengan menyampaikan
pernyataan tertulis, dengan syarat Direktur Jenderal Pajak
belum melakukan tindakan pemeriksaan.
(Pasal 8 ayat 1 UU KUP Perubahan)
Dalam hal pembetulan Surat Pemberitahuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) menyatakan rugi atau lebih bayar, pembetulan
Surat Pemberitahuan harus disampaikan paling lama 2 (dua)
tahun sebelum daluwarsa penetapan.
(Pasal 8 ayat 1a UU KUP Perubahan)

pada saat Surat Pasal 13 angka (1) Dalam


Pemberitahuan Pemeriksaan jangka waktu 5 (lima) tahun
Pajak disampaikan kepada setelah saat terutangnya pajak
Wajib Pajak, wakil, kuasa, atau berakhirnya Masa Pajak,
pegawai, atau anggota bagian Tahun Pajak, atau Tahun
keluarga yang telah dewasa Pajak, Direktur Jenderal Pajak
dari Wajib Pajak. dapat menerbitkan Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Akibat administratif pembetulan SPT Tahunan
Dalam hal Wajib Pajak membetulkan sendiri Surat Pemberitahuan
Tahunan yang mengakibatkan utang pajak menjadi lebih besar,
kepadanya dikenai sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2%
(dua persen) per bulan atas jumlah pajak yang kurang dibayar,
dihitung sejak saat penyampaian Surat Pemberitahuan berakhir
sampai dengan tanggal pembayaran, dan bagian dari bulan
dihitung penuh 1 (satu) bulan. (Pasal 8 ayat 2 UU KUP)

CONTOH
PT ABC membetulkan sendiri SPT Tahunan PPh Tahun 2008 pada
tanggal 20 Februari 2010, yang semula menyatakan jumlah pajak
terutang sebesar Rp100juta dan kredit pajak sebesar Rp80juta,
dibetulkan seharusnya jumlah pajak terutang sebesar Rp130juta
dan kredit pajak tetap. Kekurangan pembayaran pajak sebesar
Rp30juta dibayar pada tanggal 18 Februari 2010.

Dari kasus di atas maka PT ABC dikenai sanksi


administrasi berupa bunga sebesar:
2% x 10 x Rp30.000.000,00 =
Rp6.000.000,00
Jumlah bulan dihitung sejak 1 Mei 2009 18 Februari
Akibat administratif pembetulan SPT Masa
Dalam hal Wajib Pajak membetulkan sendiri Surat Pemberitahuan
Masa yang mengakibatkan utang pajak menjadi lebih besar,
kepadanya dikenai sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2%
(dua persen) per bulan atas jumlah pajak yang kurang dibayar,
dihitung sejak jatuh tempo pembayaran sampai dengan tanggal
pembayaran, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu)
bulan. (Pasal 8 ayat 2a UU KUP)

CONTOH
PT ABC membetulkan sendiri SPT Masa PPN Masa Januari 2008 pada
tanggal 20 November 2008, yang semula menyatakan jumlah Pajak
Keluaran yang harus dipungut sendiri sebesar Rp100juta dan
kredit pajak Rp80juta, dibetulkan seharusnya jumlah Pajak
Keluaran yang harus dipungut sendiri sebesar Rp130juta dan
kredit pajak tetap. Kekurangan pembayaran pajak sebesar
Rp30juta dibayar pada tanggal 18 November 2008.

Dari kasus di atas maka PT ABC dikenai sanksi


administrasi berupa bunga sebesar:
2% x 10 x Rp30.000.000,00 =
Rp6.000.000,00
Jumlah bulan dihitung sejak 16 Februari 2008 18
Membetulkan SPT Tahunan karena
kompensasi kerugian (Pasal 8 ayat 6 UU KUP)
Wajib Pajak dapat membetulkan Surat Pemberitahuan Tahunan
yang telah disampaikan, dalam hal Wajib Pajak menerima surat
ketetapan pajak, Surat Keputusan Keberatan, Surat Keputusan
Pembetulan, Putusan Banding, atau Putusan Peninjauan Kembali
Tahun Pajak sebelumnya atau beberapa Tahun Pajak sebelumnya,
yang menyatakan rugi fiskal yang berbeda dengan rugi fiskal
yang telah dikompensasikan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan
yang akan dibetulkan tersebut, dalam jangka waktu 3 (tiga)
bulan setelah menerima surat ketetapan pajak, Surat Keputusan
Keberatan, Surat Keputusan Pembetulan, Putusan Banding, atau
Putusan Peninjauan Kembali, dengan syarat Direktur Jenderal
Pajak belum melakukan tindakan pemeriksaan.

Dalam hal WP membetulkan SPT lewat jangka waktu 3 (tiga) bulan atau
WP tidak mengajukan pembetulan sebagai akibat adanya surat ketetapan pajak,
SK Keberatan, SK Pembetulan, Putusan Banding, atau Putusan Peninjauan Kembali Tahun
Pajak sebelumnya atau beberapa Tahun Pajak sebelumnya, yang menyatakan rugi fiskal
yang berbeda dengan rugi fiskal yang telah dikompensasikan dalam SPT Tahunan PPh,
Dirjen Pajak akan memperhitungkannya dalam menetapkan kewajiban
perpajakan WP.
CONTOH 1

PT A menyampaikan SPT Tahunan PPh tahun 2008 yang menyatakan:


Penghasilan Neto sebesar Rp200.000.000,00,
Kompensasi kerugian berdasarkan SPT Tahunan
PPh tahun 2007 sebesar Rp150.000.000,00 (-)
Penghasilan Kena Pajak Rp 50.000.000,00
Terhadap SPT Tahunan PPh thn 2007 dilakukan pemeriksaan, dan pada tgl 6 Januari
2010 diterbitkan surat ketetapan pajak yang menyatakan rugi fiskal sebesar Rp70juta.

Berdasarkan surat ketetapan pajak tsb Dirjen Pajak akan mengubah perhitungan
Penghasilan Kena Pajak thn 2008 menjadi sbb:
Penghasilan Neto sebesar Rp200.000.000,00,
Rugi menurut surat ketetapan pajak tahun 2007sebesar Rp 70.000.000,00 (-)
Penghasilan Kena Pajak Rp130.000.000,00

Dengan demikian penghasilan kena pajak dari SPT yang


semula Rp50juta (Rp200juta - Rp150juta) setelah
pembetulan menjadi Rp130juta (Rp200juta - Rp70juta)
CONTOH 2

PT B menyampaikan SPT Tahunan PPh tahun 2008 yang menyatakan:


Penghasilan Neto sebesar Rp300.000.000,00,
Kompensasi kerugian berdasarkan SPT Tahunan
PPh tahun 2007 sebesar Rp200.000.000,00 (-)
Penghasilan Kena Pajak Rp 100.000.000,00
Terhadap SPT Tahunan PPh thn 2007 dilakukan pemeriksaan, dan pada tgl 6 Januari
2010 diterbitkan surat ketetapan pajak yang menyatakan rugi fiskal sebesar Rp250juta.

Berdasarkan surat ketetapan pajak tsb Dirjen Pajak akan mengubah perhitungan
Penghasilan Kena Pajak thn 2008 menjadi sbb:
Penghasilan Neto sebesar Rp300.000.000,00,
Rugi menurut surat ketetapan pajak tahun 2007 sebesar Rp250.000.000,00 (-)
Penghasilan Kena Pajak Rp 50.000.000,00

Dengan demikian penghasilan kena pajak dari SPT yang


semula Rp100juta (Rp300juta Rp200juta) setelah
pembetulan menjadi Rp50juta (Rp300juta Rp250juta)
Mengungkapkan ketidakbenaran pengisian SPT

Walaupun telah dilakukan tindakan pemeriksaan, tetapi belum


dilakukan tindakan penyidikan mengenai adanya ketidakbenaran
yang dilakukan Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38,
terhadap ketidakbenaran perbuatan Wajib Pajak tersebut tidak
akan dilakukan penyidikan, apabila Wajib Pajak dengan kemauan
sendiri mengungkapkan ketidakbenaran perbuatannya tersebut
dengan disertai pelunasan kekurangan pembayaran jumlah pajak
yang sebenarnya terutang beserta sanksi administrasi berupa
denda sebesar 150% (seratus lima puluh persen) dari jumlah
pajak yang kurang dibayar.
{Pasal 8 angka 3 UU KUP}

Setiap orang yang karena kealpaannya:


a. tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan;
atau
b. menyampaikan Surat Pemberitahuan, tetapi
isinya tidak benar atau tidak lengkap, atau
melampirkan keterangan yang isinya tidak
benar ...
Mengungkapkan ketidakbenaran pengisian SPT

Walaupun Direktur Jenderal Pajak telah melakukan pemeriksaan, dengan


syarat Direktur Jenderal Pajak belum menerbitkan surat ketetapan pajak,
Wajib Pajak dengan kesadaran sendiri dapat mengungkapkan dalam
laporan tersendiri tentang ketidakbenaran pengisian Surat Pemberitahuan
yang telah disampaikan sesuai keadaan yang sebenarnya, yang dapat
mengakibatkan:
a. pajak-pajak yang masih harus dibayar menjadi lebih besar atau lebih
kecil; b. rugi berdasarkan ketentuan perpajakan menjadi lebih kecil atau
lebih besar; c. jumlah harta menjadi lebih besar atau lebih kecil; atau d.
jumlah modal menjadi lebih besar atau lebih kecil dan proses pemeriksaan
tetap dilanjutkan.

(Pasal 8 ayat 4 UU KUP)

Pajak yang kurang dibayar yang timbul sebagai akibat dari pengungkapan
ketidakbenaran pengisian Surat Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
beserta sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 50% (lima puluh persen) dari
pajak yang kurang dibayar, harus dilunasi oleh Wajib Pajak sebelum laporan tersendiri
dimaksud disampaikan.
(Pasal 8 ayat 5 UU KUP)
IMBALAN BUNGA
IMBALAN BUNGA
Imbalan bunga diberikan kepada Wajib Pajak dalam hal terdapat:
a. keterlambatan pengembalian kelebihan pembayaran pajak,
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (3) KUP;
b. keterlambatan penerbitan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar,
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17B ayat (3) KUP;
c. kelebihan pembayaran pajak karena pengajuan keberatan atau
permohonan banding atau peninjauan kembali diterima sebagian
atau seluruhnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27A ayat
(1) KUP; atau
d. Kelebihan pembayaran pajak karena SK Pembetulan, SK
Pengurangan Ketetapan Pajak, atau SK Pembatalan Ketetapan
Pajak yang dikabulkan sebagian atau seluruhnya sebagaimana
dimaksud Pasal 27 ayat (1a) UU KUP; atau
e. kelebihan pembayaran sanksi administrasi Pasal 14 ayat (4)
dan atau Pasal 19 ayat (1) berdasarkan SK Pengurangan Sanksi
Administrasi atau SK Penghapusan Sanksi Administrasi sebagai
akibat diterbitkan SK Keberatan, Putusan Banding, atau
Putusan Peninjauan Kembali yang mengabulkan sebagian atau
seluruh permohonan WP, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27A
ayat (2) KUP.
Kelebihan pembayaran pajak karena pengajuan keberatan atau
permohonan banding atau peninjauan kembali diterima sebagian atau
seluruhnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27A ayat (1) KUP

Imbalan bunga atas kelebihan pembayaran pajak di atas,


dihitung sebesar 2% (dua persen) per bulan untuk paling
lama 24 (dua puluh empat) bulan dengan ketentuan sebagai
berikut:

a. untuk SKPKB dan SKPKBT dihitung sejak tanggal


pembayaran yang menyebabkan kelebihan
pembayaran pajak sampai dengan diterbitkannya
Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding,
atau Putusan Peninjauan Kembali; atau
b. untuk Surat Ketetapan Pajak Nihil dan Surat
Ketetapan Pajak Lebih Bayar dihitung sejak
tanggal penerbitan surat ketetapan pajak
sampai dengan diterbitkannya Surat Keputusan
Keberatan, Putusan Banding, atau Putusan
Peninjauan Kembali.
Kelebihan pembayaran pajak karena SK Pembetulan, SK
Pengurangan Ketetapan Pajak, atau SK Pembatalan Ketetapan
Pajak yang dikabulkan sebagian atau seluruhnya sebagaimana
dimaksud Pasal 27 ayat (1a) UU KUP

Imbalan bunga atas kelebihan pembayaran sanksi


administrasi dihitung sebesar 2% (dua persen) sebulan
untuk paling lama 24 (dua puluh empat) dengan
ketentuan sebagai berikut:

a. untuk SKPKB dan SKPKBT dihitung sejak tanggal pembayaran


yang menyebabkan kelebihan pembayaran pajak sampai dengan
diterbitkannya SK Pembetulan, SK Pengurangan Ketetapan
Pajak, atau SK Pembatalan Ketetapan Pajak;
b. untuk SKP Nihil dan SKPLB dihitung sejak tanggal
penerbitan surat ketetapan pajak sampai dengan
diterbitkannya SK Pembetulan, SK Pengurangan Ketetapan
Pajak, atau SK Pembatalan Ketetapan Pajak; atau
c. untuk Surat Tagihan Pajak dihitung sejak tanggal
pembayaran yang menyebabkan kelebihan pembayaran pajak
sampai dengan diterbitkannya SK Pembetulan, SK Pengurangan
Ketetapan Pajak, atau SK Pembatalan Ketetapan Pajak.
PENYIDIKAN PAJAK
Penyidikan Pajak
SERANGKAIAN TINDAKAN
YANG DILAKUKAN
PENYIDIK

UNTUK MENCARI DAN


MENGUMPULKAN BUKTI

MEMBUAT TERANG
TINDAK PIDANA MENEMUKAN
DI BIDANG TERSANGKANYA
PERPAJAKAN

*Berdasarkan Pasal 1 angka 31 UU


35
Bentuk Tindak Pidana Perpajakan
Setiap orang yang Alpa

tidak menyampaikan SPT


menyampaikan SPT, tetapi
isinya tidak benar atau tidak
lengkap , atau melampirkan
Menimbulkan kerugian pada pendapatan negara
keterangan yang
Perbuatan tersebut merupakan isinya
perbuatan tidak
setelah perbuatan
yang pertama kali
benar sehingga
DIPIDANA
denda 1-2 x pajak yang tidak/kurang dibayar atau
kurungan 3 bulan 1 tahun

*Berdasarkan Pasal 38 UU KUP


36
Bentuk Tindak Pidana Perpajakan
Setiap OrangYang Dengan
Sengaja :
1. Tidak mendaftarkan diri menimbulkan
2. Menyalahgunakan NPWP atau Pengukuhan PKP kerugian pada
3. Menggunakan tanpa hak NPWP atau pendapatan negara
Pengukuhan PKP
4. Tidak menyampaikan SPT
5. Menyampaikan SPT dan atau keterangan yg
isinya tidak benar/tidak lengkap
6. Menolak dilakukan pemeriksaan pidana penjara
7. Memperlihatkan pembukuan, pencatatan dan 6 bulan - 6 tahun
8.
dokumen palsu
Tidak menyelenggarakan pembukuan /
dendadan 2 4 kali
pencatatan / tidak memperlihatkan / jumlah pajak
meminjamkan buku, catatan atau dokumen
9. Tidak menyetorkan pajak yang dipotong / terutang yang
dipungut
tidak atau
*Berdasarkan Pasal 39 UU KUP
kurang dibayar 37
Bentuk Tindak Pidana Perpajakan
Setiap orang yang dengan SENGAJA :
menerbitkan dan/atau pidana penjara
menggunakan FP, bukti Pot/Put, 2 - 6 tahun
dan/atau bukti setoran pajak yang
tidak berdasarkan transaksi yang
sebenarnya denda 2-6 kali jumlah
menerbitkan FP tetapi belum pajak dalam FP, bukti
dikukuhkan sebagai PKP pot/put

*Berdasarkan Pasal 39A UU KUP

38
PPNS DJP
PPNS DJP
Diangkat oleh Pejabat yang
berwenang sebagai penyidik

Mempunyai wewenang khusus melakukan


penyidikan tindak pidana di
bidang perpajakan

Dilaksanakan sesuai dengan KUHP

*Berdasarkan Pasal 44 39
UU KUP
Wewenang Penyidik Pajak
menerima, mencari,
mengumpulkan, dan meneliti
keterangan atau laporan agar
menjadi lebih lengkap dan Tindak
jelas Pidana
di
meneliti, mencari, dan bidang
mengumpulkan keterangan perpaja
mengenai OP atau badan kan
tentang kebenaran perbuatan
yang dilakukan
meminta keterangan dan
bahan bukti dari OP atau
*Berdasarkan Pasal 44 40
UU KUP
Wewenang Penyidik Pajak
menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorang
meninggalkan ruangan atau tempat pada saat
pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa
identitas orang, benda, dan/atau dokumen yang dibawa

memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak


pidana di bidang perpajakan

memanggil orang untuk didengar keterangannya dan


diperiksa sebagai tersangka atau saksi

menghentikan penyidikan dan/atau melakukan tindakan


lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak
pidana di bidang perpajakan menurut ketentuan
peraturan perundang-undangan.

*Berdasarkan Pasal 44 41
UU KUP
Kewajiban Pihak Ketiga
(dalam pemeriksaan, penagihan pajak, penyidikan tindak pidana
perpajakan)
Pihak Ke
III Bank
Akuntan Publik
memberikan
Notaris WAJIB Keterangan/
Konsultan Pajak bukti
Kantor Administrasi
Pihak III lain

Pidana Kurungan
paling lama 1 tahun &
*Berdasarkan UU Pasal 35 dan PMK 199/PMK.03/2007
denda paling banyak
42
Rp 25 juta
Penghentian
PPNS
PenyidikanJaksa
Pajak
Agung

Permintaan
Menkeu untuk
kepentingan
DENGAN SYARAT:
1.Tidak cukup penerimaan
Setelah WP melunasi pajak yg
bukti tidak atau kurang dibayar atau
negara
tidak seharusnya dikembalikan
2.Bukan tindak ditambah dengan sanksi
administrasi berupa denda
pidana sebesar 4x jumlah pajak yg tidak
atau kurang dibayar, atau yg tidak
3.Daluwarsa seharusnya dikembalikan

4.Tersangka *Berdasarkan Pasal 44A & 44B UU KUP


43

Anda mungkin juga menyukai