Anda di halaman 1dari 33

DOSEN PENGAMPU:

Drs. Didi Zulyanto., M.Si


Kelompok 5:
AWALUDIN [NIM: 4201514070]
M.AZRIADI [NIM: 4201514075]
NOVIANTI [NIM: 4201514076]
TOTO MARDIANTO [NIM: 4201514083]

POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK


TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Pengendalian intern yang
digunakan dalam suatu entitas
merupakan faktor yang
menentukan keandalan laporan
keuangan yang dihasilkan oleh
entitas.
SA Seksi 319 pertimbangan atas
pengendalian intern dalam audit laporan
keuangan paragraf 06 mendefinisikan
pengendalian intern sebagai suatu proses
yang dijalankan oleh dewan komisaris,
manajemen, dan personal lain yang didesain
untuk memberikan keyakinan memadai
tentang pencapaian Keandalan pelaporan
keuangan, Kepatuhan terhadap hukum dan
peraturan yang berlaku, Efektivitas dan
efisiensi operasi.
Pengendalian intern merupakan proses
Pengendalian intern dijalankan oleh orang
Pengendalian
intern diharapkan mampu
memberikan keyakinan memadai, bukan
keyakinan mutlak, bagi manajemen dan
dewan komisaris entitas
Pengendalianintern ditujukan untuk
mencapai tujuan yang saling berkaitan;
pelaporan keuangan, kepatuhan, dan
operasi
Menjaga kekayaan organisasi.
Memeriksa ketelitian dan kebenaran
data akuntansi.
Mendorong efisiensi.
Mendorongdipatuhinya kebijakan
manajemen.
Pengendalian Intern Akuntansi (Preventive
Controls)
Pengendalian Intern Akuntansi dibuat untuk
mencegah terjadinya inefisiensi
Pengendalian Intern Administratif (Feedback
Controls).
Pengendalian Administratif dibuat untuk
mendorong dilakukannya efisiensi dan
mendorong dipatuhinya kebijakkan
manajemen.(dikerjakan setelah adanya
pengendalian akuntansi)
Membantu manajemen dalam mengendalikan dan
memastikan keberhasilan kegiatan organisasi.
Menciptakan pengawasan melekat, menutupi
nkelemahan dan keterbatasan personel, serta
mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan dan
kecurangan.
Membantu auditor dalam menentukan ukuran
sampel dan pendekatan audit yang akan
diterapkan.
Membantu auditor dalam memastikan efektifitas.
audit, dengan keterbatasan waktu dan biaya audit.
Kekeliruan
pengoperasian sistem (mistake in
judgement)
Pelanggaran sistem (breakdowns), baik
disengaja atau tidak
Kolusi, atau kerjasama negatif sekelompok
orang.
Pelanggaran
dengan sengaja oleh
manajemen (management override).
Dilema biaya-manfaat (costs versus
benefits).
COSO (committee of sponsoring organizations)
Fihak ekstern
Manajemen,

Dewan komisaris dan komite audit,


Auditor intern,
Personal lain entitas
Auditor independen
Pihak luar lain
Kelompok berperan besar:
Manajemen,
Personel lain dalam organisasi,
Fihak luar lain, seperti lembaga-lembaga otoritas yang
memiliki kewenangan untuk mengatur jalannya organisasi.
Adalah kondisi lingkungan organisasi yang sehat untuk
mendukung penerapan SPI, yang komponennya terdiri dari:
Integritas dan nilai-nilai etika yang tertanam dalam budaya
organisasi,
Komitmen terhadap kompetensi,
Peran dan pengaruh dewan komisaris serta komite audit,
Filosofi manajemen dan gaya operasi organisasi,
Struktur organisasi yang mampu memberikan kejelasan
wewenang dan tanggung jawab dengan baik,
Budaya dan aturan yang sehat dalam mekanisme
penetapan otoritas dan tanggungjawab,
Kebijakan dan praktik yang sehat di bidang sumber daya
manusia,
Pengaruh faktor-faktor eksteren organisasi.
Pemahaman SPI mencakup:
Memahami lingkungan pengendalian.
Memahami disain kebijakan dan
prosedur masing-masing komponen SPI
Mengevaluasi penerapan nkebijakan
dan prosedur.
Pemahaman dilakukan dengan cara:
Review
pengalaman dengan klien dalam
penugasan audit sebelumnya.
Wawancara dengan manajemen, staff, serta
personel pelaksana.
Inspeksi dokumen dan catatan.
Observasi aktivitas dan operasi perusahaan.
Lingkungan Pengendalian
Prosedur Pengendalian
o Penggunaan wewenang secara tepat untuk
melakukan suatu kegiatan atau transaksi.
o Pembagian tugas
o Pembuatan dan penggunaan dokumen dan catatan
o yang memadai.
o Keamanan yang memadai terhadap aset dan
catatan.
o Pengecekan independen terhadap kinerja
Pengecekan independen terhadap kinerja
Informasi dan komunikasi
Sistem pengendalian intern dalam
perusahaan yang
menggunakan manual system dalam
akuntansinya lebih menitikberatkan
pada orang yang melaksanakan sistem
tersebut (People Oriented).
Sistem pengendalian intern klien dalam setiap siklus
transaksi harus cukup memberikan kepastian yang layak
bahwa:
Transaksi yang tercatat adalah wajar.
Transaksi yang tercatat adalah sah
Transaksi diotorisasi sebagaimana mestinya
Transaksi yang ada sudah di catat
Transaksi dinilai sebagaimana mestinya
Transaksi diklasifikasikan sebagaimana mestinya
Transaksi dicatat pada waktu yang tepat
Transaksi
dimasukkan dengan tepat ke dalam catatan
pembantu dan diikhtisarkan dengan benar.
Artipentingnya SPI bagi manajemen dan
auditor independen sudah lama diakui dalam
profesi akuntansi, dan pengakuan tersebut
makin meluas dengan alasan :
Semakin luas lingkup dan ukuran perusahaan
mengakibatkan di dalam banyak hal
manajemen tidak dapat melakukan
pengendalian secara langsung atau secara
pribadi terhadap jalannya perusahaan.
Audtor Perlu Memperoleh Pemahaman tentang
Pengendalian Intern Kliennya
Secara umum,auditor perlu memperoleh
pemahaman tentang pengendalian intern kliennya
untuk perencanaan auditnya.Secara
khusu,pemahaman auditor tentang pengendalian
intern yang berkaitan dengan suatu asersi adalah
untuk digunakan dalam kegiatan berikut ini:
Kemungkinan dapat atau tidaknya audit
dilaksanakan.
Salah saji material yang potensial dapat terjadi.
Risiko deteksi.
Perancangan pengujian substantif.
Dalam memperoleh pemahaman atas
pengendalian intern,auditor menggunakan 3
macam prosedur audit berikut:
Mewawancarai karyawan perusahaan yang
berkaitan dengan unsur pengendalian.
Melakukan inspeksi terhadap dokumen dan
catatan.
Melakukanpengamatan atas kegiatan
perusahaan.
Informasi
tentang lingkungan pengendalian
umumnya dikumpulkan oleh auditor dengan
cara:permintaan keterangan dari manajer
yang bertanggung jawab atas unsur
pengendalian intern,inspeksi dokumen dan
catatan,dan pengamatan atas kegiatan
perusahaan.
Auditor harus mengumpulkan informasi
tentang bagaimana manajemen
mengidentifikasi risiko yang berkaitan dengan
penyajian laporan keuangan secara wajar
dan kepedulian manajemen terhadap risiko
tersebut,serta bagaimana manajemen
merancang aktivitas pengendalian untuk
mengatasi risiko tersebut
Sistem informasi entitas sangat menentukan
risiko salah saji dalam laporan
keuangan.Sistem akuntansi yang didesain
dengan baik dan diimplementasikan denagn
baik akan menghasilkan informasi yang
andal.
Informasi tentang aktivitas pengendalian
umumya diperoleh auditor bersamaan
dengan pengumpulan informasi mengenai
lingkungan pengendalian dan aktivitas
pengendalian.
Auditor harus memahami jenis aktivitas yang
digunakan oleh klien untuk memantau
efektivitas pengendalian intern untuk
menghasilkan laporan keuangan yang
andal.
Hasil pemahaman auditor atas pengendalian
intern dicantumkan dalam suatu kertas
kerja,yang berisi kelemahan dan kekuatan
pengendalian intern klien,pengaruh
kelemahan dan kekuatan pengendalian
intern tersebut terhadap luas prosedur audit
yang akan dilaksanakan dan rekomendasi
yang ditujukan kepada klien untuk
memperbaiki bagian-bagian yang lemah
dalam pengendalian intern.
Penilaian Risiko

Penilaian risiko untuk laporan keuangan


merupakan identifikasi dan analisis manajemen
terhadap risiko-risiko yang relevan terhadap
penyusunan laporan keuangan sesuai dengan
PABU. Auditor mendapatkan pengetahuan
mengenai proses penilaian risiko manajemen
melalui kuesioner dan diskusi dengan
manajemen untuk mengetahui bagaimana
manajemen mengidentifikasikan risiko-risiko
yang relevan dengan pelaporan keuangan
Proses penilaian efektivitas rancangan dan
pengoperasian kebijakan dan prosedur SPI
suatu perusahaan dalam rangka mencegah
dan mendeteksi salah saji material LK.
Menilairisiko pengendalian merupakan
suatu proses mengevaluasi efektivitas
pengendalian intern suatu entitas dalam
mencegah atau mendeteksi salah saji yang
material dalam laporan keuangan.
Langkah-langkah dalam proses penilaian :
Mempertimbangkan pengetahuan yang
diperoleh dari prosedur untuk memperoleh
suatu pemahaman.
Mengidentifikasi salah saji potensial.
Mengidentifikasi pengendalian yang
diperlukan.
Melaksanakan pengujian pengendalian.
Mengevaluasi bukti dan membuat
penilaian.
Strategi untuk melaksanakan pengujian
pengendalian :
Menilai
risiko pengendalian berdasarkan
pengendalian pemakai.
Merencanakan suatu penilaian yang rendah
berdasarkan pengendalian aplikasi.
Merencanakan suatu penilaian risiko
pengendalian yang tinggi berdasarkan pada
pengendalian umum dan tindak lanjut manual.
Merancang pengujian pengendalian :
Jenis bukti
Pertanyaan , pemeriksaan dokumen atau laporan, pengamatan,
pelaksanaan ulang dari pengendalian, atau teknik audit berbantuan
komputer.
Sumber bukti
Berhubungan dengan bagaimana auditor memperoleh bukti.
Ketepatan waktu bukti
Berhubungan dengan kapan bukti diperoleh dan bagian dari periode audit
dimana bukti diterapkan.
Keberadaan bukti lain
Keputusan pemulihan staf
Program audit untuk pengujian pengendalian
Keputusan auditor mengenai sifat, luas, dan waktu pengujian pengendalian
bersamaan dengan pemilihan staf audit.
Menggunakan auditor internal dalam pengujian pengendalian.
o Koordinasi audit dengan auditor internal
o Bantuan langsung
Prosedur pengauditan yang dilakukan untuk
menetapkan efektivitas perancangan
dan/atau pengoperasian kebijakan dan
prosedur struktur pengendalian.
Pengujian pengendalian yang dilakukan
auditor bersamaan dengan kegiatan
untuk mendapatkan pemahaman.
Pengujian pengendalian bersamaan
terdiri dari prosedur-prosedur untuk
mendapatkan pemahaman SPI
sekaligus juga menjadi bukti keefektifan
suatu kebijakan atau prosedur
pengendalian.

Anda mungkin juga menyukai