Jurnal Reading
Jurnal Reading
Ardiyansyah
NIM : I11108077
Pendahuluan
Diagnostic Imaging erat hubungannya dengan
Stroke
Selama ini pencitraan yang paling banyak
digunakan adalah Computed Tomography (CT)
Sekarang makin tergantikan oleh Magnetic
Resonance Imaging (MRI)
MRI memberikan gambaran yang lebih rinci pada
lesi
Pendahuluan2
Contoh : Setelah onset Stroke Diffusion-
weighted MRI (DWI) dan Perfusion- weighted MRI
(PWI) dapat memberikan informasi tentang
molekul air dan aliran mikrovaskular darah di
jaringan otak
DWI dan PWI mengevaluasi daerah iskemik di
sekitar jaringan yang infark yang berpotensi
disembuhkan dengan Recanalization therapies
Pendahuluan3
Magnetic Resonance Angiography (MRA) untuk
pembuluh darah yang besar
Pada fase post akut dan kronis,
fungsional MRI (fMRI) mendeteksi pola aktivasi
otak post Stroke, baik saat aktivitas maupun
istirahat
Sekarang juga memungkinkan untuk melihat
peredaran aliran darah otak yang non invasif
Arterial Spin Labeling (ASL) MRI.
Prinsip Dasar
MRI evolusi dari NMR (Nuclear
Magnetc Resonance) saat tahun 1950an
Faktor resiko:
Hipertensi
DM tipe 2
Lesi di otak yang berhubungan dengan
Penuaan
MRI Pada Stroke Akut
Dapat mengidentifikasi secara langsung
Iskemik, perdararah, dan pembuluh darah yang
tersumbat juga lokasi serta luas infark
menyelamatkan jaringan sekitar (Ischemic
Penumbra)
Protokol MRI pada Stroke akut tersiri dari:
diffusion-weighted imaging (DWI)
fluid attenuated inversion recovery (FLAIR),
MRA,
perfusion-weighted imaging (PWI)
T2-weighted imaging.
DWI 5 kali lebih sensitif untuk mendeteksi
stroke aku dibandingkan dengan CT Scan
non kontras
Kombinasi dari FLAIR dan DWI dapat
membedakan lesi Stroke akut, sub akut
dan kronik
FLAIR dapat mendeteksi adanya iskemik
setelah 3 jam pasca stroke
Waktu yang cepat pemberian rt-PA
(recombinant tissue-Plasminogen
Activator)