Ikhfan Fauzan 170410140004 Fajar Ferdian 170410140016 Najma R. Aisy 170410140022 Hilmi Anwar 170410140031 Galih Tri F 170410140040 M. Yoga 1704101400 Cristoper 170410140059 Widya Ningtyas 170410140065 Sistem ekonomi adalah keseluruhan lembaga-lembaga ekonomi yang dilaksanakan atau dipergunakan oleh suatu bangsa/negara dalam mencapai cita-cita yang telah ditetapkan. Didunia ini terdapat tiga sistem ekonomi yang menonjol dan diterapkan oleh berbagai negara, yaitu: 1. sistem ekonomi kapitalis 2. sistem ekonomi sosialis 3. sistem ekonomi campuran Akan tetapi Bangsa Indonesia tidak mengatakan bahwa sistem ekonominya adalah ekonomi sosialis, ekonomi kapitalis, atau ekonomi campuran, tetapi sistem ekonomi pancasila atau sistem ekonomi kerakyatan. Sistem Ekonomi Pancasila adalah suatu sistem ekonomi yang didasarkan pada sila-sila dalam Pancasila. Dalam sistem ekonomi ini koperasi perlu terus ditumbuhkembangkan, sekaligus berfungsi sebagai soko guru perekonomian Indonesia. Boediono mengatakan ekonomi pancasila memiliki lima ciri yaitu: 1. Koperasi adalah sokoguru perekonomian nasional 2. Manusia adalah economic man sekaligus social and religious man. 3. Ada kehendak sosial yang kuat ke arah egalitarianisme dan kemerataan sosial. 4. Prioritas utama kebijakan diletakkan pada penyusunan perekonomian nasional yang tangguh. 5. Pengandalan pada sistem desentralisasi dalam pelaksanaan kegiatan- kegiatan ekonomi, diimbangi dengan perencanaan yang kuat sebagai pemberi arah bagi perkembangan ekonomi seperti yang dicerminkan dalam cita-cita koperasi. PERKEMBANGAN SISTEM EKONOMI PANCASILA Sistem Ekonomi Pancasila sebenarnya sudah diperkenalkan pada Repelita III (1979). Namun, yang terjadi setelah jatuhnya harga minyak ekspor (1982) adalah ditanggapi pemerintah dengan kebijakan deregulasi yang kemudian kebablasan, dengan akibat pertumbuhan ekonomi yang meningkat tajam, tetapi dibarengi dengan ketimpangan ekonomi dan kesenjangan sosial yang memprihatinkan. Sejak Indonesia menetapkan GBHN 1993, berbagai ajaran ekonomi Pancasila diterapkan, yaitu untuk saling menghargai martabat manusia dengan tidak melakukan pemaksaan kehendak dan pemerasan atau eksploitasi (sila ke-2), mewujudkan kebersamaan dalam melakukan kegiatan ekonomi (sila ke-3), memupuk semangat kegotong-royongan dan kerakyatan (sila ke-4), dan ajaran untuk mewujudkan kemerataan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia (sila ke- 5), dengan tetap menjunjung tinggi etika dan nilai-nilai moral beragama (sila pertama). Reformasi ekonomi Indonesia baik yang sudah dimulai sejak awal Repelita VI melalui program pengembangan ekonomi rakyat, maupun gerakan pemecahan krisis moneter, merupakan topik yang penting menjelang Repelita VII. Reformasi ekonomi, dengan atau tanpa politik dan hukum, merupakan dambaan masyarakat luas untuk mengurangi ketimpangan ekonomi dan kesenjangan sosial yang sudah mencapa tahap sangat memprihatinkan pada akhir Repelita V (1993). Reformasi ekonomi Indonesia yang akan kita wujudkan adalah pembaruan aturan main tentang hubungan-hubungan ekonomi dalam masyarakat. Aturan-aturan main ini secara kesuluruhan dibakukan dalam sistem ekonomi Pancasila. Tersusunnya aturan main sistem ekonomi Pancasila secara baku dan mantap sekarang ini masih mencari bentuk dan proses yang lama. Namun bahwa sistem ini sudah masuk dalam GBHN 1998 adalah satu kemajuan yang cukup besar.