ZOONOSIS

DEPARTEMEN KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
WALAUPUN ISTILAH ZOONOSIS SECARA ETYMOLOGI TIDAK PASTI TETAPI SECARA UMUM
BERGUNA KARENA IA MERUPAKAN DASAR BAGI PROFESI KEDOKTERAN DAN VETERINER
UNTUK MENGGALI EPIDEMIOLOGI PENYAKIT YANG DIPEROLEH MANUSIA DARI HEWAN
PELIHARAAN MAUPUN LIAR DAN MENCARI TEKNIK UNTUK PENANGGULANGAN PENYAKIT.
DEFINISI ZOONOSIS W.H.O (WORLD HEALTH ORGANIZATION, 1966)
THOSE DISEASES AND INFECTION WHICH ARE NATURALLY TRANSMITTED BETWEEN VERTEBRAL
ANIMALS AND MAN.
PENYAKIT / INFEKSI YANG DAPAT BERPINDAH DI ALAM ANTARA HEWAN BERTULANG
BELAKANG DAN MANUSIA.

DARI DEFINISI INI MENUNJUKKAN BAHWA MANUSIA TIDAK HANYA MEMPEROLEH INFEKSI DARI
HEWAN TETAPI JUGA DARI :
1. PENYAKIT YANG DIHASILKAN OLEH AGEN NON INFEKTIF SEPERTI TOXIN DAN RACUN.
2. INFEKSI YANG DIPEROLEH HEWAN DARI MANUSIA, INI MERUPAKAN INFEKSI YANG BERSIFAT
INSIDENTIL DAN TIDAK PENTING BAGI KESEHATAN MASYARAKAT.
 ILMU ZOONOSIS INI PENTING BAGI AHLI KESEHATAN DAN VETERINER DALAM MEMPELAJARI
EPIDEMIOLOGI SUATU PENYAKIT YANG DIPEROLEH MANUSIA DARI HEWAN PELIHARAAN
MAUPUN YANG LIAR DAN MENCARI CARA UNTUK MENANGGULANGINYA.
KEBANYAKAN DARI PENYAKIT ZOONOSIS MEMBUTUHKAN HEWAN - HEWAN
JINAK/PELIHARAAN ADALAH KELOMPOK HEWAN YANG MANA MANUSIA MEMPUNYAI
HUBUNGAN YANG ERAT.
LEBIH DARI 150 PENYAKIT ZOONOSIS TELAH DIKETAHUI ATAU HAMPIR 90 % DARI JENIS
PENYAKIT HEWAN TERMASUK DALAM KELOMPOK ZOONOSIS. TETAPI TIDAK SEMUA PENYAKIT
ZOONOSIS YANG MENDAPAT PERHATIAN DALAM PEMBERANTASAN DAN
PENANGGULANGANNYA, HAL INI MENURUT KEADAAN DAN KEBIJAKSANAANNYA DALAM
PENENTUAN DAN SELEKSI TERHADAP SETIAP PENYAKIT, YAITU BERDASARKAN PADA TINGKAT
BAHAYA YANG DITIMBULKAN OLEH PENYAKIT TERSEBUT, ATAU TINGKAT KERUGIAN DAN EFEK -
EFEK LAIN BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT LUAS.
 BERDASARKAN PENTINGNYA, EFEK EKONOMIS DAN EFEK TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT
LUAS MAKA DITENTUKAN PILIHAN TERHADAP ZOONOSIS YANG MENDAPAT PERHATIAN DALAM
PEMBERANTASAN DAN PENANGGULANGANNYA.
ANTARA LAIN : RABIES, BRUCELLOSIS, TUBERCULLOSIS, CYSTICERCOSIS/TAENEASIS, ANTHRAX,
LEPTOSPIROSIS, APTHAE EPIZOOTICA, SALMONELLOSIS DLL.
DALAM MENGHADAPI SUATU PENYAKIT TERDAPAT 3 CARA UNTUK MENANGGULANGINYA YAITU
:
1. PENCEGAHAN (PREVENTION)
2. PENGOBATAN (CONTROL)
3. PEMBERANTASAN (ERADICATION)

PENCEGAHAN ADALAH MELINDUNGI / MENGEBALKAN MANUSIA ATAU HEWAN TERHADAP

PENYAKIT. MISALNYA : VAKSINASI.
PENGOBATAN ADALAH TINDAKAN UNTUK MENGURANGI PENGARUH / KEJADIAN PENYAKIT /
INFEKSI PADA MANUSIA DAN HEWAN.
PEMBERANTASAN ADALAH MENGHILANGKAN AGEN PENYEBAB PENYAKIT DARI SUATU
WILAYAH.
SUATU NEGARA / WILAYAH YANG HENDAK MEMBERANTAS SUATU PENYAKIT HARUS MEMPERHATIKAN BANYAK FAKTOR
SEBELUM MENENTUKAN TINDAKAN KONTROL ATAU ERADIKASI. MAKA AKAN TIMBUL BANYAK PERTANYAAN TENTANG HAL
SEPERTI TSB DIBAWAH INI :
APAKAH SUATU PENYAKIT TERTENTU DENGAN TINDAKAN PEMBERANTASAN (ERADIKASI) DAPAT
DIATASI ?
BILA DAPAT, APAKAH HAL TERSEBUT EKONOMIS ? ATAU CUKUP DENGAN TINDAKAN PENGOBATAN SAJA ?

UMUMNYA FAKTOR BIAYA/EKONOMI MEMEGANG PERANAN DALAM PENGAMBILAN TINDAKAN INI. MISALNYA
PEMBERANTASAN TBC PADA SAPI ATAU BRUCELLOSIS LEBIH BERHASIL DAN MURAH BILA DILAKUKAN PADA STADIA
PERTAMA PENYAKIT.HAL YANG PENTING ADALAH MENGHITUNG UNTUNG RUGI DALAM BIDANG EKONOMI. UNTUK
MEMILIH PROGRAM KONTROL ATAU ERADIKASI MISALNYA TERHADAP PENYAKIT TUBERCULOSIS PADA SAPI, DISINI HARUS
DIPERHITUNGKAN KERUGIAN DARI :
KEHILANGAN PRODUKSI SUSU DAN DAGING
INFEKSI PENULARAN BAGI MANUSIA
MENCARI/MENDETEKSI SAPI-SAPI YANG TERINFEKSI DENGAN TUBERCULIN TEST, HARUS BERHASIL
MENEMUKAN 99 %.
MELATIH PERSONIL YANG TERLIBAT DALAM PROGRAM TERSEBUT.
PENGUMPULAN INFORMASI DARI KEJADIAN PENYAKIT
1. SISTEM PELAPORAN (REPORTING SYSTEM)
UNTUK MENDAPATKAN LAPORAN TENTANG PENYAKIT MAKA CARANYA ADALAH :
1. INFORMASI HARUS DILAPORKAN SECARA TERATUR DALAM JANGKA WAKTU TERTENTU
OLEH LABORATORIUM DIAGNOSTIK KEPADA PETUGAS PENGAWAS KESEHATAN, TERMASUK
ADANYA INFEKSI YANG TANPA MENIMBULKAN PENYAKIT.
2. LAPORAN DARI HASIL PEMERIKSAAN HEWAN SEMBELIHAN / DAGING BERUPA INFORMASI
ADANYA PENYAKIT DAN JENIS -JENIS PENYAKIT TERSEBUT. DALAM TRANSPORTASI HEWAN,
HARUS DICATAT DAERAH ASAL HEWAN, JALUR YANG DILALUI ATAU AKAN DILEWATI. JADI
ADANYA LAPORAN DAN CATATAN TENTANG HAL INI AKAN BERGUNA UNTUK MENELITI
KEMBALI DAERAH ASAL HEWAN SERTA RUTENYATERHADAP KEMUNGKINAN ADANYA
PENYAKIT BILA DI TEMPAT YANG BARU / PEMBANTAIAN HEWAN DITEMUKAN MENDERITA
PENYAKIT.
2. SURVEILLANCE
ADALAH SUATU KEGIATAN PENGAMATAN YANG KONTINEU (TERUS MENERUS)
TERHADAP DISTRIBUSI DAN JALANNYA PENYAKIT DENGAN CARA YANG SISTEMATIS TERHADAP
KOLEKSI, TINGKAT PARAHNYA DAN EVALUASITERHADAP LAPORAN-LAPORAN MORBIDITAS DAN
MORTALITAS SERTA DATA-DATA RELEVANT LAINNYA. JADI UNTUK MENDAPATKAN INI MAKA
PROGRAM HARUS KONTINEU DAN CEPAT MENDAPATKAN INFORMASI DARI KEJADIAN SUATU
PENYAKIT DAN FAKTOR -FAKTOR LAIN YANG BERHUBUNGAN DENGAN HAL INI UNTUK
MERENCANAKAN SUATU TINDAKAN.
CARANYA :
1. MENYUSUN / MENYELEKSI PENYAKIT YANG BERASAL DARI LAPORAN TENTANG MORBIDITAS
DAN MORTALITAS .
2. MEMBUAT TABEL-TABEL STATISTIK DAN ANALISIS DATA YANG MEMBERI GAMBARAN TENTANG
HASIL LAPORAN YANG DIDAPAT.
3. MENGGUNAKAN LABORATORIUM SEBAGAI I NFORMASI DASAR BAGI KEJADIAN DALAM
PENGARUH PENYAKIT.

HASIL SURVEILLANCE INI BERGUNA BAGI :

1. MEMBERI PERINGATAN TENTANG ANCAMAN PENYAKIT BARU YANG BERASAL DARI LUAR
(IMPORT).
2. PEMBUATAN PETA PENYEBARAN DARI PENYAKIT YANG BARU.
3. MEMBUAT LANGKAH-LANGKAH UNTUK MENGATASI HAL INI.
3. SURVEY
MERUPAKAN BAGIAN DARI SISTEM SURVEILLANCE, ADALAH SUATU METODE UNTUK MEMPEROLEH
INFORMASI TERHADAP PENGARUH PENYAKIT ATAU INFEKSI PADA SUATU DAERAH.
PERBEDAANNYA TERLETAK PADA PENCARIAN INFORMASI / DATA TENTANG PENYAKIT TERTENTU
SECARA AKTIF, SEDANGKAN PADA SURVEILLANCE MERUPAKAN KEGIATAN RUTIN YANG BERSIFAT
PASIF MISALNYA PADA RPH HANYA MENCATAT DAN MELAPORKAN KEGIATAN PEMOTONGAN
HEWAN DAN TEMUAN KASUS.
UNTUK MENCAPAI TUJUAN INI DIGUNAKAN :
- METODE LABORATORIUM ----> PEMERIKSAAN SEROLOGIS LEBIH EFISIEN.
- SURVEY KLINIS
- QUESTIONNAIRE
SISTEM PENGGOLONGAN (KLASIFIKASI) ZOONOSIS

ZOONOSIS DAPAT DIKLASIFIKASI BERDASARKAN PADA AGEN PENYEBAB PENYAKITNYA YAITU :

VIRAL ZOONOSIS
BACTERIAL ZOONOSIS
FUNGAL ZOONOSIS
PARASIT ZOONOSIS
ZOONOSIS DAPAT PULA DIKLASIFIKASI BERDASARKAN INDUK SEMANG (HOST) PENULARAN
YAITU :
1. ANTHROPOZOONOSIS
MENGGAMBARKAN SUATU INFEKSI YANG DIDERITA OLEH MANUSIA YANG DITULARKAN OLEH
HEWAN VERTEBRATA (BERTULANG BELAKANG) YANG BERDERAJAT RENDAH.
2. ZOOANTHROPONOSIS
MENGGAMBARKAN PENULARAN SUATU INFEKSI DARI MANUSIA KEPADA HEWAN VERTEBRATA
YANG BERDERAJAT RENDAH.
3. AMPHIXENOSIS
DIGUNAKAN UNTUK MENGGAMBARKAN SUATU INFEKSI YANG DAPAT DITULARKAN DARI
HEWAN KE MANUSIA DAN SEBALIKNYA.
KLASIFIKASI ZOONOSIS YANG DIDASARKAN PADA JENIS SIKLUS HIDUP DARI ORGANISME YANG
MENGINFEKSI HOST (MERUPAKAN GAMBARAN EPIDEMIOLOGI SUATU INFEKSI) YAITU :
1. DIRECT ZOONOSES ADALAH SUATU PENULARAN DARI HOST VERTEBRATA YANG MENDERITA
INFEKSI KEPADA HOST VERTEBRATA PEKA LAINNYA MELALUI KONTAK LANGSUNG,
PENGGIGITAN ATAU PENUSUKAN MEKANIK DARI VEKTOR. AGEN PENYAKIT ITU SENDIRI
SELAMA PEMINDAHANNYA HANYA SEDIKIT, BAHWAN SAMA SEKALI TIDAK MENGALAMI
PERUBAHAN / PENGEMBANGAN DALAM SIKLUS HIDUPNYA.
CONTOH : RABIES, BRUCELLOSIS.
2. CYCLO-ZOONOSES MEMBUTUHKAN LEBIH DARI SATU INDUK SEMANG VERTEBRATA , TETAPI
BUKAN INDUK SEMANG INVERTEBRATA, SEBA GAI USAHA PENYEMPURNAAN SIKLUS
PERKEMBANGAN DARI AGEN PENYAKIT TERSEBUT.
CONTOH : TAENIASIS, ECHINOCOCCOSIS DAN PENTASTOMID.
3. META ZOONOSES ADALAH PENULARAN SECARA BIOLOGIK OLEH VEKTOR INVERTEBRATA. DI
DALAM VEKTOR INVERTEBRATA TERSEBUT AGEN PENYAKIT MEMPERBANYAK DIRI ATAU
BERKEMBANG YANG DISERTAI SUATU PERIODE INKUBASI EXTRINSIK (PREPATENT) SEBELUM
PERPINDAHAN AGEN TERSEBUT KE HOST VERTEBRATA YANG LAIN.
CONTOH : SCHISTOSOMIASIS.
4. SAPRO ZOONOSIS, HARUS MEMILIKI HOST VERTEBRATA DAN RESERVOIR / BENDA BUKAN
HEWAN SEBAGAI TEMPAT PENGEMBANGAN AGEN PENYAKIT. BENDA BUKAN HEWAN DAPAT
BERUPA TANAH, TANAMAN ATAU BAHAN MAKANAN.
CONTOH : LARVA MIGRANS DAN MYCOSIS.