Anda di halaman 1dari 20

PANCASILA DAN HAK

ASASI MANUSIA

Disusun Oleh:
M. Fatihul Barir (14640018)
Kiki Arista (14640019)
MAKNA PANCASILA
PENGERTIAN HAK ASASI MANUSIA
HAK ASASI FUNDAMENTAL (POKOK)

a. Hak Hidup (life)


b. Hak Kebebasan (liberty)
c. Hak Memiliki (property)
SEJARAH HAK ASASI MANUSIA DI EROPA
Sebelum deklarasi universal HAM 1948

Awal HAM di Eropa dimulai dengan


lahirnya Magna Charta yang membatasi
kekuasaan sabolut para penguasa. Sejak
lahirnya Magna Charta pada tahun 1215, Raja
(John Lackland) yang melanggar aturan
kekuasaan harus diadili dan mempertanggung
jawabkan kebijakan pemerintahannya
dihadapan parlemen.
Keterikatan penguasa dengan hukum ada
pada pasal 21 dan pasal 40 Magna Charta
Petition Of Right (1629) yang berisi tentang pemungutan
pajak yang harus di setujui oleh parlemen. Orang tidak boleh di
tangkap kalau tidak ada tuduhan dan bukti yang sah.
Habeas Corpus Act (1679) menyatakan apabila
menangkap seseorang harus dengan surat-surat yang lengkap.
Tahun 1689, lahir UU HAM di Inggris menurut Bill Of
Right asas persamaan manusia di hadapan hukum harus
diwujudkan betapa pun berat rintangan yang dihadapi
Beberapa istilah sosial yang identik dengan msyarakat eropa:
* Kontrak sosial ( J.J Rousseau )
Kontrak antara raja dan rakyat yang ketentuan-
ketentuannya mengikat kedua belah pihak.
**Trias Politica ( Montesquieu )
Kekuasaan pemerintah dibagi menjadi 3 yaitu Eksekutif,
Legislatif, dan Yudikatif.
***Teori hukum kodrati ( ohn Locke )
Terdapat hak-hak rakyat yang tidk dapatdilanggar oleh
negara.
****Hak-hak dasar persamaan dan kebebasan ( Thomas
Jefferson)
Semua manusia di lahirkan sama dan merdeka.
Declaration of Independence (1776) memuat tentang
kemerdekaan dari penjajahan inggris. Dan menyatakan hak-hak yang
dikaruniai oleh Tuhan yaitu Hak Hidup, Hak Merdeka, Hak Mengejar
kebahagiaan.
1789, Lahir deklarasi Prancis (Declaration des droits de
lHomme et du Cotoyen), Deklarasi yang memuat aturan-aturan hukum
yang menjamin HAM dalam proses hukum. Terdapat prinsip
Presumption of innocent dan dipertegas dengan kebebasan
mengeluarkan pendapat, kebebasan beragama dan perlindungan hak
milik. Dan semboyan yang terkenal yaitu: Liberte, Egalite, Fraternite
(kemerdekaan, Persamaan, Persaudaraan)
6 Januari 1941, HAM di Amerika Serikat ditandai dengan
munculnya 4 hak kebebasan manusia yang di proklamirkan oleh
Presiden Theodore Roosevelt yaitu: freedom of Speech (bebas
menyatakan pendapat), freedom of Religion (bebas memeluk agama),
freedom four fear (bebas dari rasa takut), freedom from want (bebas dari
kemiskinan)
Tahun 1944, muncul deklarasi Philadelphia dalam koferensi Buruh
Internasional yang memuat pentingnya menciptakan perdamaian
dunia. Deklarasi ini juga memuat prisip HAM yang menyeruhkan
jaminan untuk mengerjakan pemenuhan kebutuhan material dan
spiritual secara bebas dan bermartabat serta jaminan keamanan
ekonomi dan kesempatan yang sama.
hak-hak tersebut kemudian di jadikan dasar perumusan
Deklarasi Universal HAM (DUHAM) yang dikukuhkan oleh PBB
dalam Universal Declaration of Human Right (UDHR) tanggal 10
Desember 1948.
Menurut DUHAM ada 4 jenis yaitu:
1. Hak personal
2. Hak legal
3. Hak sipil dan politik
4. Hak substensi
Muncul , Internasional Convenant on Economic, Sociall, and
Cultural Right (1966); International Convenant on Civil and
Political, dan Optional Protocol to the International Convenant on
Civil and Political Right.
PERKEMBANGAN HAM DI INDONESIA

A. Sebelum Kemerdekaan (1908-1945)

Diawali dari organisasi Boedi Oetomo menyeuarakan kesadaran


berserikat dan mengeluarkan pendapat melalui petisi-petisi yang
ditujukan kepada pemerintah kolonial maupun lewat tulisan disurat
kabar.
Moh.Hatta; Nazir Pamotitjak; Ahmad Soebardjo; A. Maramis
lebih memperjuangkan HAM melalui wacana hak menentukan nasib
sendiri masyarakakat terjajah. Tokoh pergerakan sareat islam (SI)
seperti Tjokro Aminoto, H. Sumanbudi, Agus salim menyeuarakan
pentingnya usaha-usaha untuk memperoleh kehidupan yang layak
dan bebas dari penindasan dan diskriminasi rasial yang dilakukan
pemerintah kolonial.
B. Periode Setelah Kemerdekaan

1. Periode 1945-1950
Wacana hak kebebasan untuk berserikat melalui organisasi
politik yang didirikan, serta hak kebebasan untuk menyampaikan
pendapat terutama di parlemen
2. Periode 1950-1959
Masa demokrasi parlementer. Pemikiran HAM pada masa
ini dicatat sebagai masa yang sangat kondusif. Karena kebebasan
mendapat tempat dalam kehidupan politik nasional.
Menurut Bagir Manan HAM tercermin pada 5 indikator HAM:
a. Munculnya beragam partai politik dengan beragam ideologi
b. Adanya kebebasan Pers
c. Pemilihan Umum secara Aman, Bebas dan Demokratis
d. Kontrol parlemen atas eksekutif
e. Perdepatan HAM secara bebas dan demokratis
3. Periode 1959-1966
lahir system demokrasi terpimpin yang terpusat pada
kekuasaan presiden soekarno. Sistem demokrasi terpimpin ini
sebagai wujud penolakan presiden soekarno terhadap system
demokrasi parlementer yang dinilai sebagai produk barat.
4. Periode 1966-1998
Lahirnya orde baru menjanjikan
harapan baru terhadap penegak HAM di
Indonesia, namun setelah mendapatkan mandate
konstitusional dari MPRS pemerintah orde baru
menunjukkan sifat yang sama saat pimpinan Ir.
Soekarno yakni sikap apologis dengan cara
mempertentangkan demokrasi dan prinsip HAM
yang lahir dari barat dengan budaya local
Indonesia.
5. Periode Pasca Orde Baru
Pada masa pemerintahan mengalami
perkembangan yang sangat segnifikan dengan
keluarnya Tap MPR No. XVII/MPR/1998 tentang
HAM merupakan salah satu indicator keseriusan
pemerintah era reformasi akan penegakan HAM
HAM DALAM PRESPEKTIF PANCASILA, UUD
1945 DAN ISLAM
Hak-hak asasi manusia dalam Pancasila dirumuskan dalam pembukaan
UUD 1945 dan terperinci di dalam batang tubuh UUD 1945 yang merupakan
hukum dasar konstitusional dan fundamental tentang dasar filsafat negara
Republik Indonesia serat pedoman hidup bangsa Indonesia, terdapat pula ajaran
pokok warga negara Indonesia. Yang pertama ialah perumusan ayat ke 1
pembukaan UUD tentang hak kemerdekaan yang dimiliki oleh segala bangsa
didunia. Oleh sebab itu penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak
sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
Kebulatan lima dasar dalam Pancasila, mengemukakan Pancasila seperti
dikemukakan Notonegoro dalam Pidato Dies Universitas Airlangga pada 10
Nopember 1955 secara filsafat kenegaraan, dan istilah Pancasila oleh Dr.
Sumantri Harjoprakoso dalam Indonesisch mensbeeld als basis ener
psychotherapie (Leiden, Juni 1956) yang juga digunakan dalam bidang kebatinan
yang menyebut lima tabiat manusia guna mencapai pendirian hidup sempurna,
yaitu: 1. Rela, 2. Narimo (Jawa), 3. Temen (Jujur), 4. Sabar, dan 5. Budi luhur.
Lima tabiat ini agar dapat melaksanakan sandaran hidup yang dinamakannya Tri
Sila yakni: a. eling (beriman), b. percaya dan c. mituhu (setia). Pancasila juga
dikemukakan Prof. Dr. Priyono, Menteri PP dan KK pada Seminar Ilmu dan
Kebudayaan di Yogyakarta (29 Juni 1956) sebagai Panca Sila Bahasa Indonesia.
Hubungan HAM dengan Pembukaan,
diperlihatkan dengan secara khusus hak asasi
kemerdekaan segala bangsa dan tujuan negara,
baik keluar dan kedalam dicantumkan dalam
Pembukaan, sedangkan dalam UUDS hanya
mencantumkan tujuan perdamaian tanpa
menjaga ketertiban dunia. Isi Mukaddimah
UUDS juga dinyatakan sama dengan Preambule
Piagam Perdamaian (Charter for Peace). Yang
menarik adalah tinjauannya terhadap lima sila
dalam Pancasila yang membantu para
penyelenggara memahami makna yang
terkandung di dalamnya, sehingga dapat menilai
apakah konstitusi yang dirumuskan sejalan
dengan nilai-nilai Pancasila.
HAM juga terdapat di dalam Pembukaan konstitusi kita
yang pernah berlaku. Namun, pelaksanaan HAM tetap
berlandaskan nilai-nilai Pancasila. Misalkan contoh bagaimana
kedudukan individu dalam sistem demokrasi? Demokrasi kita
tetap berlandaskan kolektivisme, bukan pertentangan individu
dan social orde seperti demokrasi liberal dan hak-hak lainnya
yang tetap berlandaskan kondisi masyarakat asli Indonesia.
Hubungan antara Hak asasi manusia dengan Pancasila dapat
dijabarkan Sebagai berikut :

1. Sila ketuhanan yang maha Esa menjamin hak kemerdekaan


untuk memeluk agama , melaksanakan ibadah dan menghormati
perbedaan agama.

2. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab menempatkan hak


setiap warga negara pada kedudukan yang sama dalam hukum
serta serta memiliki kewajiban dan hak-hak yang sama untuk
mendapat jaminan dan perlindungan undang-undang.
3. Sila persatuan indonesia mengamanatkan adanya unsur
pemersatu diantara warga Negara dengan semangat rela
berkorban dan menempatkan kepentingan bangsa dan
Negara diatas kepentingan pribadi atau golongan, hal ini
sesuai dengan prinsip HAM dimana hendaknya sesama
manusia bergaul satu sama lainnya dalam semangat
persaudaraan.

4. Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat


kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan
dicerminkan dalam kehidupan pemerintahan, bernegara,
dan bermasyarakat yang demokratis. Menghargai hak
setiap warga negara untuk bermusyawarah mufakat yang
dilakukan tanpa adanya tekanan, paksaan, ataupun
intervensi yang membelenggu hak-hak partisipasi
masyarakat.

5. Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia


mengakui hak milik perorangan dan dilindungi
pemanfaatannya oleh negara serta memberi kesempatan
sebesar-besarnya pada masyarakat.
PENEGAKAN DAN PERLINDUNGAN
HAK ASASI MANUSIA
a. Undang Undang RI Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM.
b. Undang Undang RI Nomor 7 Tahun 1984 tentang Ratifikasi Konvensi PBB tentang
Penghapusan segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan (disingkat sebagai
Konvensi Wanita).
c. Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
d. Undang Undang RI Nomor 8 Tahun 1998 tentang Pengesahan Konvensi Menentang
Penyiksaan dan Perlakuan atau Penghukuman Lain yang Kejam, Tidak Manusiawi, atau
Merendahkan Martabat Manusia (Convention Against Torture and Other Cruel,
Inhumanor Degrading Treatment or Punishment).
e. Undang Undang RI Nomor 1 Tahun 2000 Tentang Pengesahan Konvensi ILO nomor 182
Mengenai Pelanggaran dan Tindakan Segera Penghapusan BentukBentuk Pekerjaan
Terburuk untuk Anak.
f. Undang Undang RI Nomor 11 Tahun 2005 tentang Pengesahan Kovenan Internasional
Tentang Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya (International Covenant on Economic,
Social and Cultural Rights).
g. Undang Undang RI Nomor 12 Tahun 2005 tentang Pengesahan Kovenan Internasional
tentang Hakhak Sipil dan Politik (International Covenant on Civil and Political Rights).
h. Undang-undang RI Nomor 26 tahun 2000 tentang Pengadilan HAM
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, Rozak, dkk, 2011. Demokrasi Hak Asasi Masyarakat dan
Masyarakat Madani, Jakarta: ICCE UIN Jakarta.
Satriya, Bambang, 2011. paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan
di perguruan tinggi, Jakarta: Nirmana Media.
Suparlan, Al-Hakim, dkk. 2014. Pendidikan Kewarganegaraan Dalam
Konteks Indonesia, Malang: Madani.
http://www.scribd.com di akses pada hari Jumat 29 Agustus 2014 pukul
11.00 WIB
widirossitaa.wordpress.com/2013/.../ringkasan-sejarah-perkembangan-
ham di akses pada hari Jumat tanggal 29 Agustus 2014 pukul 11.15 WIB
http://kelompok4ips3.weebly.com/education/upaya-perlindungan-dan-
penegakan-ham-di-indonesia di akses pada hari Jumat tanggal 29
Agustus 2014 pukul 11.20 WIB
KASIH

By: kelompok 4

Anda mungkin juga menyukai