Anda di halaman 1dari 8

Peluruhan Beta

By:

Ignasius Bagus Asmarianto and Megawaty Elyna Magnolia Kumambong

Class of Education of Teacher in International School Level, Physics Department, Manado State
University

Dalam peluruhan beta, sebuah proton berubah menjadi neutron atau sebaliknya (neutron menjadi
proton).

np
atau

pn

Jadi Z dan N masing-masinng berubah satu satuan, tetapi A tidak berubah.

Pada peluruhan beta, yang paling utama adalah sebuah neutron meluruh menjadi sebuah proton dan
sebuah elektron.

n p+e

Ketika proses peluruhan ini pertama kali dipelajari, partikel yang dipancarkan disebut partikel beta,
kemudian baru diketahui bahwa partikel itu adalah elektron.

Elektron yang dipancarkan pada peluruhan beta bukanlah elektron kulit atom dan juga bukan elektron
yang semula berada dalam inti. Tetapi elektron ini diciptakan oleh inti dari energi yang ada. Jika ada
beda energi diam sekurang-kurangnya, maka penciptaan elektron sangat mungkin terjadi.

Terdapat 3 proses pada ketidakstabilan beta:

1) Peluruhan Beta Minus (-)

2) Peluruhan Beta Plus (+)

3) Proses Penangkapan Elektron (Electron Capture)

Proses Peluruhan Beta

Peluruhan Beta adalah merupakan peluruhan radioaktif yang memancarkan partikel beta (elektron atau
positron) dengan kemampuan ionisasi lebih rendah dari partikel . Radiasi beta dapat berupa
pemancaran sebuah elektron disebut peluruhan beta minus (-), dan pemancaran positron disebut
sebagai peluruhan beta plus (+).
Peluruhan Beta Minus (-)

Peluruhan beta minus (-) adalah proses perubahan dari neutron menjadi proton (sebagai inti anak) dan
pemancaran elektron disertai dengan pembebasan sebuah antineutrino dan dinyatakan dengan
persamaan peluruhan:

Contoh reaksi kimia pada proses peluruhan beta minus:

Nilai Q bagi peluruhan ini adalah:

Energi yang dilepaskan dalam peluruhan ini (nilai Q) muncul sebagai energi antineutrino, energi kinetik
elektron, dan sejumlah kecil energi kinetik pental inti X (biasanya dapat diabaikan). Elektron memiliki
energi kinetik maksimumnya apabila energi antineutrino hampir nol.
Peluruhan Beta Plus (+)

Peluruhan beta plus (+) adalah proses perubahan dari proton menjadi neutron (sebagai inti anak) dan
pemancaran elektron disertai dengan pembebasan sebuah neutrino (v) dan dinyatakan dengan
persamaan peluruhan:

Contoh reaksi kimia pada proses peluruhan beta plus:

Nilai Q bagi peluruhan ini adalah:

Pada peluruhan beta plus tidak dapat terjadi dalam isolasi, sebab harus ada suplai energi dalam proses
penciptaan massa, karena massa neutron (sebagai inti anak) ditambah massa positron dan neutrino
lebih besar daripada massa proton (sebagai inti induk).
Proses Penangkapan Elektron (Electron Capture)

Proses penangkapan elektron merupakan proses proton dalam inti menyerap elektron orbital (elektron
di kulit) dan dinyatakan dengan persamaan peluruhan:

Disini sebuah proton menangkap sebuah elektron dari orbitnya dan beralih menjadi sebuah neutron
ditambah sebuah neutrino. Elektron yang diperlukan bagi proses ini adalah elektron pada orbit terdalam
sebuah atom, dan proses penangkapan ini kita cirikan dengan kulit asal elektronnya: tangkapan kulit-K,
tangkapan kulit-L, dan seterusnya. (Tentu saja, orbit elektron yang dekat, atau bahkan menembus, inti
atom memiliki probabilitas yang lebih tinggi untuk ditangkap). Tangkapan elektron tidak terjadi bagi
proton bebas, tetapi dalam inti atom prosesnya:

Nilai Q bagi peluruhan ini adalah:

Karakteristik Partikel/Sinar Beta


Dibandingkan dengan partikel alfa, partikel beda adalah sangat kecil. Partikel beta (negatif) ini memiliki
satu satuan muatan elementer negatif dan massanya dapat diabaikan terhadap massa partikel alfa.
Partikel beta ini pada dasarnya identik dengan elektron yang mengorbit di atom penyerap (dengan
muatan listrik yang sama), dapat menyebabkan terjadinya ionisasi langsung dengan gaya tolak coulomb
terhadap elektron yang mengorbit tersebut. Partikel beta ini dapat pula menyebabkan terjadinya
eksitasi bila energinya tidak cukup besar untuk dapat membuat elektron orbit lepas dari sistem atom.
Partikel beta dapat menimbulkan ionisasi langsung lebih sedikit dari pada partikel alfa dan dapat
bergerak lebih jauh di dalam bahan penyerap.

Daya Jangkau Sinar Beta

Sinar beta, baik elektron atau positron, keduanya termasuk kelompok partikel ringan bermuatan. Besar
massa diam dan muatan elektriknya juga sama, hanya tandanya saja yang berlawanan. Kecepatan gerak
di udara antara 0,32 c sampai 0,7 c. Jejak partikel beta ini berbelok-belok karena elektron ini mengalami
hamburan di dalam bahan.

Energi rata-rata elektron ini (1/3) Kmax, sedangkan untuk positron 0,4 Kmax.

Panjang jangkaun partikel ini di medium dinyatakan dalam cm, namun kadang-kadang juga dinyatakan
dalam bentuk ketebalan densitas (density thickness, dt) dengan satuan massa per satuan luas (mg/cm2)
untuk menggantikan jarak atau ketebalan (d).

Daya Ionisasi Partikel Beta

Mekanisme hilangnya partikel beta sama dengan mekanisme pada partikel alfa, yaitu diserap bahan
yang dilewati untuk proses ionisasi dan eksistasi.

Partikel beta akan kehilangan energi 3,4 eV setiap pembentukan satu pasang ion. Namun karena partikel
beta lebih kecil (sekitar 1/7300 dari massa partikel alfa) dan muatan yang lebih rendah (1/2 dari partikel
alfa), maka konsekuensinya partikel beta dalam sepanjang jejaknya tidak memproduksi pasangan ion
per cm sebanyak yang dibentuk partikel alfa. Partikel beta dengan energi 3 MeV mempunyai jangkaun di
udara lebih dari 1.000 cm namun hanya mampu menghasilkan beberapa pasangan ion per mm
sepanjang jejaknya.

Satu hal yang menarik, karena partikel beta bermuatan listrik dan bergerak dengan kecepatan tinggi,
apabila melintas dekat inti atom, maka gaya elektrostatik inti menyebabkan partikel beta membelok
dengan tajam. Peristiwa ini menyebabkan partikel beta kehilangan energinya dengan memancarkan
gelombang elektromagnetik yang dikenal sinar-X Bremsstrahlung.

Daya tembus sinar beta lebih besar daripada sinar alfa, sedangkan daya ionisasi sinar beta lebih kecil
dari pada sinar alfa. Sinar beta paling energik dapat menembus 300 cm dari udara kering, dapat
menembus lempengan timbel alumunium yang cukup tebal. Sinar beta disebut juga elektron
berkecepatan tinggi.

Teori Fermi tentang Peluruhan Beta

Enrico Fermi

Sejak masih di Roma, Fermi sudah dikenal sebagai ahli fisika yang brilian. Ia dan kelompoknya memberi
kontribusi penting terhadap banyak aspek teori dan praktik fisika, antara lain teori statistik Fermi-Dirac,
teori peluruhan beta, dan yang paling monumental adalah penemuan neutron lambat yang
menyebabkan sebuah unsur memiliki sifat radioaktif, yang kelak menjadi dasar kerja dari sebuah reaktor
nuklir.

Teori peluruhan beta

Karya Fermi paling terkenal adalah teori peluruhan beta nuklir. Dalam peluruhan beta partikel (partikel
beta), dikenal identik dengan sebuah elektron dalam yang dikatakan memiliki negatif muatan listrik,
dilepaskan dari inti (inti) dari sebuah atom. Hal ini meningkatkan nomor atom (jumlah proton, atau
partikel dengan positif muatan listrik, dikurangi jumlah elektron) dari nukleus oleh satu unit. Fermi
bekerja di luar teori peluruhan beta rinci berdasarkan gagasan bahwa sebuah neutron (partikel tanpa
muatan listrik) dalam meluruh, inti atau perubahan, menjadi tiga partikel: proton, elektron (partikel
beta), dan neutrino.

Emisi dan Pemanfaatan Partikel Beta

Penyinaran langsung dari partikel beta adalah berbahaya karane emisi dari pemancar beta yang kuat
bisa memanaskan atau bahkan membakar kulit. Namun masuknya pemancar beta melalui penghirupan
dari udara menjadi perhatian yang serius karena partikel beta langsung dipancarkan ke dalam jaringan
hidup sehingga bisa menyebabkan bahaya di tingkat molekuler yang dapat mengganggu fungsi sel.
Karena partikel beta begitu kecil dan memiliki muatan yang lebih kecil daripada partikel alfa maka
partikel beta secara umum akan menembus masuk ke dalam jaringan, sehingga terjadi kerusakan sel
yang lebih parah.
Radionuklida pemancar beta terdapat di alam dan juga merupakan buatan manusia. Seperti halnya
Potassium - 40 dan Carbon-14 yang merupakan pemancar beta lemah yang ditemukan secara alami
dalam tubuh kita. Pemancar beta digunakan untuk medical imaging, diagnosa, dan prosedur perawatan
(seperti mata dan kanker tulang), yakni technetium-99m, phosphorus-32, and iodine-131. Stronsium-90
adalah bahan yang paling sering digunakan untuk menghasilkan partikel beta. Partikel beta juga
digunakan dalam quality control untuk menguji ketebalan suatu item seperti kertas yang datang melalui
sebuah system of rollers. Beberapa radiasi beta diserap ketika melewati produk. Jika produk yang dibuat
terlalu tebal atau terlalu tipis maka radiasi dengan jumlah berbeda akan diserap. Sebuah program
computer akan memantau kualitas dari kertas yang diproduksi tersebut berdasarkan jumlah radiasi yang
diteruskan melalui kertas tersebut, sehingga program komputer tersebut memindahkan rollers untuk
mengubah ketebalan sesuai dengan kualitas yang telah ditentukan sebelumnya.

Teori Tentang Neutrino

Deteksi pertama dari neutrino

Neutrino pertama kali dipostulatkan pada Desember, 1930 oleh Wolfgang Pauli untuk menjelaskan
spektrum energi daripeluruhan beta, yaitu peluruhan sebuah proton berubah menjadi neutron atau
sebuah neutron menjadi proton. Pauli berteori bahwa sebuah partikel yang tak terdeteksi menjadi
penyebab perbedaan antara energi dan momentum sudut dari partikel-partikel di awal dan di akhir
peluruhan.

Menurut Pauli, ada partikel ketiga yang dipancarkan pada peluruhan beta. Partikel ketiga ini bermuatan
elektrik nol dan memiliki spin . Hilangnya energi ini tidak lain adalah energi yang diambil partikel ini.

Partikel ini disebut neutrino (yang dalam bahasa Italia berarti netral kecil) dan diberi lambang .
Neutrino ini memiliki massa diam nol. Neutrino ini juga memiliki anti partikel yang dinamakan
antineutrino . Terdapat tiga jenis (atau cita rasa) dari neutrino: neutrino elektron, neutrino muon,
neutrino tauon (atau tau neutrino); dan masing-masing jenis juga memiliki antipartikel (antineutrino).

Neutrino adalah suatu partikel dasar. Neutrino mempunyai spin 1/2 dan oleh sebab itu merupakan
fermion. Massanya sangat kecil, walaupun eksperimen yang terbaru menunjukkan bahwa massanya
ternyata tidak sama dengan nol. Neutrino hanya berinteraksi lewat interaksi lemah dan gravitasi, tak
satu pun lewat interaksi kuat atau interaksi elektromagnetik.

Neutrino tercipta sebagai hasil dari beberapa jenis peluruhan radioaktif tertentu atau sebagai karena
reaksi nuklir seperti yang terjadi di Matahari, pada reaktor nuklir, atau ketika sinar kosmik membentur
sekelompok atom.
Sumber Referensi

Krane, Kenneth. 1992. Fisika Modern. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press)

Anda mungkin juga menyukai