Anda di halaman 1dari 79

Journal Reading

EMBALMING
DOKTER PEMBIMBING :
Dr. Elisa Rompas, M.Kes, Sp.KF
KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
DAN MEDIKOLEGAL
RSUP DR. KARIADI SEMARANG
PERIODE 24 JULI 2017 - 26 AGUSTUS
2017

RESIDEN PEBIMBING :
Dr. Stephanie
PENYUSUN
Amartia Sridevi (UKI)
Arhatya Marsasina (UNDIP)
Athina Fiora (UNDIP)
Doddy Dwitomo Putra (TRISAKTI)
Fahri Baihaqi (UKI)
Firly Syah Putra (UNDIP)
Mia Soraya (TRISAKTI)
Lucy Wijaya (UKI)
Human body
preservation old and
new techniques
Authors:
Erich Brennner,
Division for Clinical
and Functional
Anatomy,
Departement of
Anatomy, Histology
and Embryology,
Innsbruck Medical
University, Innsbruck,
Austria
ABSTRAK
Bahan kimia
Meninjau
yang
sejarah
digunakan
singkat
untuk tujuan
embalming.
embalming.

Pendekatan untuk Menganalisis


mengevaluasi metode European
embalming,
kecocokan metode
Biocidal
tersebut dalam Products
pengujian biomekanis, Directive
sifat antimikroba,
penampilan secara (98/8/EC) dari
histologi dan segi teknik
kegunaan .
embalming.
PENDAHULUAN
Brenner et al
(2003)
membuktikan
bahwa tubuh
manusia memiliki
sifat yang khas
dan tidak ada
pengganti yang Argumen yang
Ancaman bahwa layak menentang
formaldehida akan tentang diseksi
dikesampingkan
untuk tujuan cadaver termasuk
pembalseman oleh masalah etika,
Biocidal Products takut akan bahaya
Directive 98/8/EC
(European untuk kesehatan,
Parliament & dan kepercayaan
Council, 1998) religious(Aziz et al
2002)

Teknik diseksi
Syarat: pengawetan
dianggap kuno dan
dianggap layak
usan. Ahli bedah
ketika cadaver
berdebat untuk
disimpan dengan
kembali
aman, menghindari
meningkatkan
kerusakan, destruksi
pendidikan anatomi
dan dekomposisi
dengan cara diseksi
embalming
(Bergman et
formaldehida.
al.2011).
PENDAHULUAN

Tujuan
Untuk memberikan pandangan yang singkat tentang
sejarah embalming, meringkas anatomi prosedur
pembalseman, mengindentifikasi dan secara singkat
menerangkan bahan kimia yang paling penting dan
menjelaskan bagian yang relevan dari Biocidal Products
Directive

Metodologi
(?)
DEFINISIPengawetan sebagai tindakan untuk menjaga
sesuatu aman dari kerusakan, destruksi atau
dekompsisi

Konservasi didefinisikan sebagai proses


pengawetan secara teliti dan perlindungan
terhadap sesuatu

Embalming didefinisikan sebagai perawatan


terhadap (mayat)- dengan menggunakan bahan
kimia khusus- untuk melindungi dari pembusukan

Penyimpanan yang layak, perlindungan selama


penggunaan, dan pembuangan akhir.
TEKNIK PENGAWETAN
Pengawetan secara alami

Pengawetan artifisial

Pengawetan anatomis modern


Tabel berbandingan teknik
embalming
Teknik Keuntungan Kekurangan Penyimpanan jangka
Embalminga panjang
Salafia (1927-1933) Penyimpanan jangka Beracun Sangat baik
panjang
Kaiserling Pelestarian warna yang Spesimen terisolasi -
(Pulvertaft, 1950) bagus
Dan bentuk
Hanya untuk
Spesimen terisolasi
Woodburne & Sangat aktif sebagai Warna keccoklatan -
Lawrence (1952) agen fungisida;
Lembut dan plastik;
murah
Peters (1956) Pelestarian usus yang - -
baik;
Tidak berbau;
Mempertahankan
warna keadaan asli
Richins dkk. (1963) Kekakuan yang - 2 tahun
menurun; memiliki
aktifitas bakterisid dan
fungisid;
Kurang kecoklatan
Tutsch (1975) Murah; Tidak berbau - -

Platzer dkk. (1978) Memiliki efek fungisid; - -


Murah
Logan (1983) lembut; tidak - -
menghasilkan
bau yang
berlebihan
Frlich et al. (1984) Lembut dan Berbau, nyeri Hingga 10 tahun
fleksible kepala, iritasi
mata, hidung dan
tenggorokan
Frewein et al. Lembut dan Akumulasi cairan -
(1987) keawetan warna
terjaga
OSullivan & Warna lebih - Hingga 2,5 tahun
Mitchell (1993 natural dan
keawetan
jaringan lebih
terjaga
Macdonald & Toksisitas rendah Warna keabuan -
MacGregor (1997) pada kulit dan
otot
Coleman & Warna natural; - -
Kogan (1998) kerusakan
struktural minimal;
Sifat pengawet
yang sangat baik
Silva et al. (2007) Pewarnaan yang Kerusakan tekstur -
bagus, jaringan;
Tidak berbau; deskuamasi kulit
fleksibilitas baik
Mills (2010) Efek fungisid yang - -
baik
Al-Hayani et al. Tidak ada Pengerasan Mungkin
(2011) perubahan apabila diluar
struktural; tidak tempat
merubah warna penyimpanan
Anichkov et al. Tidak berbau; - Hingga 1,5 tahun
(2011) tampilan natural
Janczyk et al. Bau netral Perubahan warna Hingga 1 tahun
(2011a) kekuningan;
korosif
Hammer et al. Jaringan fleksibel; Mahal Hingga 3 tahun
(2012) toksisitas rendah
Shi et al. (2012) Toksistas Mahal Hingga 2 tahun
rendah;Sifat
pengawetan
yang baik
Goyri-ONeill Pewarnaan yang - 6 bulan
et al. (2013 baik;fleksibel
SEJARAH EMBALMING
Budaya kuno

Periode anatomis

Periode pemakaman
Edmond Souchon (1908) mengatakan bahwa,
tujuan pengawetan untuk keperluan anatomi
adalah:

Pengawetan secara lengkap dan


menyeluruh.
Kelunakan jaringan, seperti yang
ditemukan dalam subjek yang
ditidakdiawetkan.
Warna otot dan organ, mempertahankan
setidaknya warna coklat gelap untuk
otot.
Distensi dan pewarnaan arteri
PENGAWET ATAU FIKSASI

FORMALDEHID GLUTARALDEHIDA GLIOKSAL

1-METIL-3-
TETRAKIS HIDROKSIMETIL
OCTYLOXYMETHYLIMIDAZOLIUM
FOSFONIUM KLORIDA
TETRAFLUOROBORAT
METANOL ETANOL ISOPROPANOL

NATRIUM
FENOL
NITRAT
ASAM BORAT SUPOSITORIA
Asam borat digunakan sebagai cairan
embalming anatomi oleh Lakowski (1886),
Thiel (2002), dan Majewski (2003).
Menurut Thiel (2002), asam borat bekerja
sebagai cairan embalming tanpa merusak
fibril kolagen.
Menurut Benkhadra et al, asam borat bersifat
korosif terhadap protein pada otot mayat.
Sudah tidak direkomendasikan lagi sebagai
cairan embalming pada tahun 2013.
DESINFEKTAN

NATRIUM
FENOL ASAM SALISILAT
PENTAKLOROFENAT

THYMOL
DESINFEKTAN

4-KLORO-3- 1,4 KINOSOL


METILFENOL DIKLOROBENZENA (OKSIKUINOLIN)

POLIHEKSAMETILEN SENYAWA
BENZALKONIUM
GUANIDIN KUARTERNER
KLORIDA
HIDROKLORIDA AMONIUM
AGEN MODIFIKASI
1. Natrium borat (Boraks): sebagai buffer
embalming pada pH 9 dan memberikan
perlindungan terhadap pertumbuhan
jamur dan bakteri untuk dekomposisi.
2. Natrium bikarbonat
3. Natrium karbonat
4. Magnesium karbonat TARGET pH
buffer: 7,38 7,4
HUMEKTAN DAN AGEN
PEMBASAH
Gliserin
Klorhidrat
Mono/di/polietilenglikol
Sorbitol
Natrium lauril sulfat
Natrium 2-sulfonatoetil laurat
Ecoemblaming
ANALISIS
KUALITAS
EMBALMMENT

PENGUJIAN PENGUJIAN
KEGUNAAN BIOMEKANIK

PENGUJIAN
UNTUK PENGUJIAN
GAMBARAN ANTIMIKROBA
HISTOLOGIS
Tinjauan
Pustaka
PEMBUSUKAN
DEFINISI
Pembusukan adalah proses degradasi jaringan yang
terjadi akibat proses autolisis dan putrefaksi1

Autolisis adalah pelunakan dan pencairan jaringan yang terjadi


akibat kerja digestif enzim yang dilepaskan sel setelah mati2

Putrefaksi adalah proses degradasi jaringan oleh aktifitas


mikroorganisme3

1. Byard RW, Farrell ER, Simpson E. Diagnostic yield and characteristic features in a series of
decomposed bodies subject to coronial autopsy. Forensic Sci Med Pathol 2008;4:9e14
2. Ilmu Kedokteran Forensik FKUI
3. Paczkowski, S. & Schtz, S. 2011. Post-mortem volatiles of vertebrate tissue. Applied Microbiology and
Biotechnology 91(4): 917-935.
MEKANISME PEMBUSUKAN

Autolisis
Pembusukan
Putrefaksi
AUTOLISIS
Dimulai beberapa menit setelah kematian
Disebabkan oleh aktifitas enzim endogen, terutama
enzim hidrolitik yang berasal dari dalam sel4
Autolisis dimulai pada sel, yang secara metabolik
aktif atau mengandung sejumlah besar air, lisosom
dan enzim hidrolitik5
Proses autolisis dipengaruhi oleh suhu6
Autolisis mempunyai peran membantu terjadinya
proses putrefaksi6

4. Shirley, N.R., Wilson, R.J. & Jantz, L.M. 2011. Cadaver use at the University of
Tennessees Anthropological Research Facility. Clinical Anatomy 24(3): 372-380.
5. Swann, L., Forbes, S. & Lewis, S. 2010b. Analytical separations of mammalian
decomposition products for forensic science: A review. Analytica Chimica Acta
682: 9-22.
6. Zhou, C. & Byard, R.W. 2011. Factors and processes causing accelerated
decomposition in human cadavers-An overview. Journal of Forensic and Legal
Medicine 18(1): 6-9.
MEKANISME PROSES AUTOLISIS6,7

6. Zhou, C. & Byard, R.W. 2011. Factors and processes causing accelerated decomposition in human
cadavers-An overview. Journal of Forensic and Legal Medicine 18(1): 6-9.
7. Meyer, Robert G. 2005. Embalming: History, Theory, and Practice, Fifth Edition.
Sistem pernapasan dan kardiovaskular berhenti berfungsi

Suplai oksigen ke jaringan menurun deplesi oksigen jaringan

Sel menggunakan metabolisme secara anaerob peningkatan


kadar CO2 dan laktat

Terjadi perubahan pH seluler menjadi lebih asam mengganggu


integritas membran lisosom ruptur lisosom

Pelepasan enzim hidrolitik (protease,lipase, amilase) mencerna


material dan struktur seluler --> menghasilkan asam amino, glukosa,
asam lemak sumber energy dan makanan untuk mikroorganisme

Proses autolisis yang berlangsung terus menerus kerusakan


membran sel sel ruptur pengeluaran isi sel

Kerusakan masif pada sel jaringan menjadi lunak atau


mencair
PUTREFAKSI
Penyebab yang paling berperan dan utama adalah
clostridium welchii8
Proses putrefaksi dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti6,9
- Suhu
- Penyebab kematian
- pH

8. Dahlan S. Ilmu Kedokteran Forensik Pedoman Bagi Dokter dan Penegak Hukum. Semarang
: Badan Penerbit Universitas Diponegoro; 2000:47-62
9. Teo, C.H., Hamzah, S.P.A., Khairul, O., Atiah, A.A.G. & Hamzah, N.H. 2013. Post mortem
changes in relation to different types of clothing. Malaysian Journal of Pathology 35(1): 77-85.
MEKANISME PROSES PUTREFAKSI8

8.Dahlan S. Ilmu Kedokteran Forensik Pedoman Bagi Dokter dan Penegak Hukum.
Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro; 2000:47-62
Kematian hilang nya fungsi imun
tubuh mempermudah penyebaran
dan pertumbuhan mikroorganisme di
darah atau jaringan tubuh Terjadi
peningkatan aktifitas flora normal tubuh
terutama Clostridium Welchii

Clostridium welchii menghasilkan


toksin, terutama alfa toksin + kappa
toksin hemolysis, pencairan
pembekuan darah, perusakan
jaringan dan pembentukan gas
terutama HS kerusakan stuktur
jaringan akumulasi produk pembusukan
tanda tanda pembusukan
Tanda- tanda
pembusukan8
Warna kehijauan pada dinding perut
sebelah kanan bawah
Pelebaran pembuluh darah vena supervisial
Muka membengkak
Perut mengembung akibat timbunan gas
pembusukan
Skrotum laki-laki atau vulva membengkak
Kulit terlihat gelembung atau melepuh
Cairan darah keluar dari lubang hidung dan
mulut
Bola mata menjadi lunak
Lidah dan bola mata menonjol
Kuku dan rambut lepas

8. Dahlan S. Ilmu Kedokteran Forensik Pedoman Bagi


Dokter dan Penegak Hukum. Semarang : Badan
Penerbit Universitas Diponegoro; 2000:47-62
Faktor faktor yang
mempengaruhi
pembusukan6,8
Faktor Eksternal: Faktor Internal:
Suhu Umur
lingkungan Jenis kelamin
Kelembapan Suhu tubuh
Pakaian Penyebab
kematian
Medium mayat
berada
6. Zhou, C. & Byard, R.W. 2011. Factors and processes causing accelerated
decomposition in human cadavers-An overview. Journal of Forensic and Legal
Medicine 18(1): 6-9.
8. Dahlan S. Ilmu Kedokteran Forensik Pedoman Bagi Dokter dan Penegak Hukum.
Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro; 2000:47-62
Embalming

Definisi?

Embalming adalah proses pengawetan tubuh


jenazah untuk mempertahankan penampilan
mayat tetap dalam kondisi yang baik dalam
jangka waktu yang lama oleh manusia
Embalming Modern

Definisi?

Embalming modern merupakan suatu proses


embalming dengan metode tertentu. Tujuan dari
embalming modern adalah untuk menghilangkan hal-
hal yang tidak dinginkan ataupun memberikan
keadaan jenazah yang menyerupai keadaanya
sewaktu hidup
TUJUAN EMBALMING
Desinfeksi
Pelestarian
Restorasi
INDIKASI EMBALMING
Adanya Penundaan penguburan atau kremasi
lebih dari 24 jam
Jenazah tersebut harus dalam keadaan aman
dalam proses pengangkutan ke suatu tempat,
yang artinya tidak berbau, tidak menularkan
bibit penyakit ke sekitarnya selama proses
pengangkutan
Jenazah meninggal akibat penyakit menular
Embalming untuk penelitian dan studi anatomi.
KONTRAINDIKASI EMBALMING
METODE EMBALMING

Arterial embalming

Cavity embalming

Hypodermic embalming

Surface embalming
Proses Embalming
Pre - embalming

Feature setting

Arterial embalming

Cavity embalming

Post - embalming
Langkah Proses Embalming
Memakai sarung tangan dan menyiapkan larutan
embalming yang terdiri dari: phenol 6 gr, borax 45
gram, Sodium citrat 45 gr.
Setelah kadaver diposisikan ekstensi, dilakukan sebuah
insisi pada daerah femoral triangle.
Setelah arteri femoralis diidentifikasi, masukkan tube
metal dan infuskan cairan embalming.
Gunakan syringe, injeksi cairan embalming di
abdomen, thoraks dan otot serta seluruh tubuh yang
berongga.
Cairan embalming dinfuskan melewati fissura supra
orbita untuk mengawetkan lapisan otak. Setelah itu,
kadaver tersebut dikirim ke bak penampungan yang
berisi formalin 10 % untuk dipersiapkan sebagai bahan
pelajaran.
BAHAN KIMIA
EMBALMING
Disinfectans Modifying
Preservatives
(germicides) agents

Anticoagulants Surfactants Dyes

Perfuming
Vehicles
agents
Function of Preservative

Disinfection- germicidal & bactericidal


Anti-coagulation
Restoration

- It is important to achieve these


without objectionable changes in skin
and tissues.
Action of Preservatives
chemicals
Inactivate active chemical groups of
protein and/or amino acids
inhibit further decomposition
inactivate enzymes
kill microorganisms
destroy odors and eliminate their future
production.
Action of Preservatives
chemicals
PRESERVATIVEchemicals inhibit or arrest
(retard) decomposition not reverse
Preservatives

Aldehydes
Alcohols
Phenols
Aldehydes
Formaldehyde
Glutaraldehyde
Glyoxal
Formaldehyde
colorlessgas
has pungent, irritating odor
strong dehydrating agent
strong oxidizing agent

accessory chemicals must be used to


suppress the undesirable effects
without loss of germicidal action
Formaldehyde
prepared or created by oxidation of
alcohols - specifically the burning of
methanol

In aqueous solution is called formalin


= HCHO gas dissolved in water

Alternately described as a solution and a


mixture
Formaldehyde = Formalin
HCHO mixed with H2O is converted to
methylene glycol (a mixture)

Methylene
glycol is an unstable
compound (like hydrogen peroxide)
Formaldehyde = Formalin
Formalin is an aqueous solution of HCHO

saturated solution

40%HCHO by volume
37% HCHO by weight
Formaldehyde
In embalming applications typically
described by index
Very little free formaldehyde is present in the
aqueous solution

that has little or no impact b/c the


ability to preserve /disinfect is due to
the donation of a methylene group
CH2
(= Methylene glycol)
Formaldehyde
Insolid form known as
PARAFORMALDEHYDE

ParaHCHO is white powder

When HCHO converts to solid (powder)


the process is known as polymerization
Formaldehyde
Methanol is the anti-
polymerant used to inhibit
polymerization to para HCHO
Other preservative
components
Dialdehydes
Alcohols
Phenol
Quats
Inorganic salts
DIALDEHYDES
Glutaraldehyde
Glyoxal
Glutaraldehyde
patented for use in embalming fluid in 1943,
but really came to the attention of the industry
in 1950's
has 2 functional aldehyde groups v. 1 for
HCHO (di-aldehyde)
is capable of reacting w/ protein over a wider
pH range than other aldehyes
has relatively low volatility, low odor, & low
toxicity
-is naturally a liquid
is an effective cold chemical sterilant
Glutaraldehyde vs HCHO
more effective as a disinfectant than HCHO (fixes
protein rapidly)
removes less water in the chemical reaction
(so less of a dehydrating effect)
disinfects
quicker at lower concentrations than HCHO
creates more cross linkages than HCHO and the
bonds are more stable
has better penetrating quality
Germicides
Chemicals which kill disease causing
microorganisms
or
render them incapable of reproduction
(same list as for preservatives)
Anti coagulants
postmortem processes naturally make
blood become more viscous

Anti-coagulantsretard this tendency


& / or
prevent adverse reactions between
blood and other embalming chemicals
Anti coagulants
areresponsible to maintain blood in liquid
state
facilitate blood removal

Anticoagulants may be the principal


ingredients of co &/or pre-injection fluids
Anti coagulants
Oxalates & citrates were the original
anticoagulants used but oxalates are
toxic to the embalmer

Ionized
calcium is a key factor in blood
coagulation.
calcium ions cause hard water
therefore contributing to blood
clotting & difficulties with drainage
Vehicles
aka solvent / diluent / carrier

serve as a solvent for the many ingredients


incorporated into an embalming fluid.

Water
Alcohol
Vehicles
may be a mixture of solvents which keeps the
active ingredients in a stable and uniform state
during transport thru the circulatory system
must not react w/ the active components and
make them useless
should not react w/ the tissues of the circ. system,
because this would interfere w/ distribution &
diffusion.
Water as chief vehicle
composes more than half of formalin
anyway
vascular system is about 50% water
our bodies are 75-80% water.
90% of our fluids use water as the vehicle.
Alcohols as vehicles
Methanol
aka methyl alcohol / wood alcohol

Ethanol aka ethyl alcohol


in some special purpose and cavity
fluids.
Glycerine, sorbitol, glycols
Surfactants
wetting agents
surface tension reducers
penetrating agents
surface active agents
Surfactants
reducethe molecular cohesion of a liquid
and thereby enable the liquid to flow
through smaller apertures (spaces)
Advantages
- promote diffusion of preservatives thru
capillary walls for uniform saturation
-promote uniform distribution of coloring
agents
-the lower the surface tension the faster
the rate of penetration
-increase the germicidal action of
solution.
Surfactants
work best in low concentrations
must be carefully selected for
compatibility with other chemicals

Massage,manipulation and intermittent


drainage aid the action of surfactants
Dyes
Staining
(active) v. non-staining (inactive)
Create cosmetic &/or non cosmetic fluids

May be part of the fluid formulation


Or
Added to the solution at discretion of
embalmer
Perfuming Agents
Chemicals having the capability of
displacing or altering an unpleasant odor
so that it is converted to a more pleasant
one
Perfuming materials / masking agents
Primary function is to enhance odors
Reodorants/deodorants
Most
used in embalming are floral
compounds which have been found to
be most effective in mitigating odors.

Intended to give a more pleasant odor,


not to cover harshness of HCHO
Examples
Benzaldehyde
Cloves
Sassafras
Oil of Wintergreen (is Methyl salicylate)
Spices such as
Lavender, rosemary, etc.
(true low odor chemicals are result of
using donor compounds for slow release
of aldehyde, not due to use of
re/deodorants
Modifying agents
Humectants
Buffers
Water conditioners
(water softeners)
Modifying agents
Typically
added to SOLUTION based upon
case analysis

purpose is to control the rate of action of


the main preservative ingredients
Aspek Medikolegal

Kontraindikasi

233
embalming

KUHP
THANKS

Any questions ?

Anda mungkin juga menyukai