Anda di halaman 1dari 30

Di Susun Oleh :

1. Addi Azis
2. Anggreini Pratiwi
3. Mirna Utami
4. Nadya Pratiwi
5. Gusti Rahmatsyah Rambe
adalah kata yang belum mendapat imbuhan,
baik itu berupa awalan atau prefiks, sisipan,
konfliks maupun akhiran atau sufiks.

Contoh : 1. Budi baru beli sepeda warna


biru.
2. Ayah pergi ke Bandung.
B. KATA TURUNAN

1) Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis


serangkai dengan kata dasarnya.
Contoh : dipukul
2) Kalau bentuk dasarnya berupa gabungan
kata dan sekaligus mendapat awalan dan
akhiran, maka kata-kata itu ditulis
serangkai.
Contoh : memberitahukan
3) Kalau salah satu unsur gabungan kata hanya
dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu
ditulis serangkai .
Contoh : Prasangka
4) Awalan atau akhiran ditulis serangkai
dengan kata yang langsung mengikuti
atau mendahuluinya kalau bentuk
dasarnya berupa gabungan kata.

Contoh : 1. Mata pelajaran melipat tiga


2. Persegi empat bertanggung
jawab
C. BENTUK ULANG

Bentuk ulang ditulis secara lengkap


dengan menggunakan tanda hubung.

Contoh : 1. Anak-anak
2. Huru-hara
3. Gerak-gerik
4. Sayur-mayur
D. GABUNGAN KATA
1) Gabungan kata yang lazim dengan kata
majemuk, termasuk istilah khusus,
bagian-bagiannya yang umum ditulis
terpisah.
Contoh : 1. Meja tulis orang tua
2. Konsul jenderal tegak lurus

2) Gabungan kata, termasuk istilah khusus yang


mungkin menimbulkan salah baca, dapat diberi
tanda hubung untuk menegaskan pertalian di
antara unsur yang bersangkutan.
Contoh : 1. Anak-istri ampere-meter
2. Alat pandang-dengar dua-sendi
E. KATA GANTI

Kata ganti ku, kau, mu, dan nya ditulis


serangkai dengan kata yang mengikutinya;
ku, mu dan nya ditulis serangkai dengan
kata yang mendahuluinya.

Contoh : 1. Apa yang kumiliki bisa


kupinjam sekarang juga.
2. Bukuku, bukumu, dan bukunya
tersimpan rapi di almari.
g. partikel

1) Partikel lah, kah, tah ditulis serangkai


dengan kata yang mendahuluinya.

Contoh : Marilah kita makan bersama-


sama.

2) Partikel pun ditulis terpisah dari


kata yang mendahuluinya.

Contoh : Apapun yang kau minta tidak


akan saya berikan.
h. Singkatan dan akronim
Akronim adalah kependekan yang berupa gabungan
huruf atau suku kata, atau bagian lain yang ditulis
dan dilafalkan sebagai kata yang wajar.
Contoh : rudal - peluru kendali.

Singkatan adalah hasil menyingkat


(memendekkan), berupa huruf atau gabungan
huruf
Contoh : DPR, KKN, yth, dsb., dan hlm.

Perbedaan singkatan dan akronim adalah bentuk


singkatan dilafalkan huruf per huruf, sedangkan
akronim dilafalkan sebagai suku kata.
A. Singkatan (dieeja menurut pembentuknya)
1. Singkatan ini terdiri atas huruf besar. Huruf besar yang
dijadikan pola singkatan tersebut adalah huruf-huruf
awal kata. Pada singktan ini tidak diperlukan tanda
titik.

Contoh : APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja


Negara)

2. Singkatan pada gelar kesarjanaan dan sapaan. Singkatan


dapat terdiri atas huruf awal kata atau dapat pula
berbentuk akronim. Tanda titik digunakan pada setiap
huruf besar hasil singkatan.

Contoh : S.H. (Sarjana Hukum).


B. Akronim (dieja menurut suku kata)

1. Akronim yang unsur-unsurnya


terdiri atas huruf-huruf besar.

Huruf-huruf besar yang membentuknya terdiri


atas huruf-huruf awal kata.

Contoh : 1. ABRI (Angkatan bersenjata


Republik Indonesia),
2. ASI (Air Susu Ibu).
2. Akronim dari nama badan atau nama diri.

Singkatan ini terdiri atas huruf-huruf bagian kata


yang membentuk singkatan itu. Singkatan ini
dilafalkan sebagai sebuah kata, sehingga
disebut akronim. Huruf awal akronim ditulis
dengan huruf besar.

Contoh : Bappenas (Badan Perencanaan


Pembangunan Nasional), Depdiknas
(Departemen Pendidikan Nasional),
Bakin (Badan Koordinasi Intelijen
Negara), Kapolri (Kepala Kepolisian
Republik Indonesia).
Tanda Baca adalah simbol yang tidak
berhubungan dengan fonem (suara) atau kata
dan frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan
untuk menunjukkan struktur dan organisasi suatu
tulisan, dan juga intonasi serta jeda yang dapat
diamati sewaktu pembacaan.
TANDA BACA TITIK (.)

1. Digunakan untuk mengakhiri suatu


kalimat.

Contoh : Hari ini aku akan pergi ke tempat


nenek.

2. Digunakan untuk memisahkan jam,


menit, dan detik dalam penunjuk waktu.

Contoh : Semalam aku tidur pukul 22.00


wib.
4. Digunakan dalam penulisan daftar pustaka
untuk memisahkan nama penulis, tahun,
judul buku, dan lain lain.

Contoh : Nugraha, Aria. 2015. Panduan


Menggunakan Tanda Baca Sesuai
EYD. Bandar Lampung: Bintang
Pustaka.

5. Digunakan untuk memisahkan bilangan


ribuan atau kelipatannya dalam penulisan
angka.

Contoh : Bencana Tsunami itu menelan 24.


000 korban jiwa.
TANDA BACA koma (,)
Digunakan sebagai :

1. Memisahkan kata, atau frasa dalam pemeriaan atau


perincian.
Contoh : Ibu membeli macam-macam sayuran seperti
kangkung, bayam, wortel, dan lobak.

2. Digunakan untuk memisahkan induk kalimat dan anak


Kalimat pada kalimat mejemuk setara.
Contoh : Aku ingin membeli sepeda baru, tetapi ibu
tidak mengizinkannya.

3. Memisahkan anak kalimat yang mendahului induk


kalimatnya.
Contoh : Karena hari ini hujan, aku tidak berangkat ke
Sekolah.
TANDA BACA titik koma (;)
Digunakan sebagai:

1. Pengganti kata penghubung dalam kalimat


majemuk setara.
Contoh : 1. Ibu memasak nasi di dapur.
2. Membaca koran di teras.

2. Mengakhiri pernyataan yang berupa kata, atau


frasa di dalam sebuah perincian.
Contoh :
Persyaratan mendaftar polisi adalah sebagai
berikut:
1. Sehat jasmani dan rohani;
2. Bekewarganegaraan Indonesia;
3. Mematuhi peraturan yang ada.
Digunakan sebagai :

1. Mengakhiri sebuah kalimat yang memiliki


pemeriaan.
Contoh : Kami mengunjungi beberapa tempat di
Pulau Bali : Tanah Lot, Pantai Kuta, Sanur,
dan Tanjung Benoa.

2. Dipakai setelah kata atau frasa yang


memerlukan pemeriaan.
Contoh : Nama : Aria Nugraha
Umur : 22 tahun
3. Dipakai dalam dialog atau naskah drama.
Contoh : Ibu : Mau kemana kamu Budi?
Budi : Aku ingin pergi main, Bu!
4. Digunakan dalam penulisan jilid atau nomor
halaman, bab atau ayat dalam kitab,
judul suatu karangan, dan nama kota
dan penerbit pada daftar pustaka.
Contoh : Surah Al fatihah: 3
Nugraha, Aria. 2015. Panduan Menggunakan
Tanda Baca Sesuai EYD. Bandar
Lampung: Bintang Pustaka.
TANDA BACA HUBUNG (-)
Digunakan Sebagai :

1. Menyambung suku kata yang terpisah karena


baris yang tidak cukup.
Contoh : Aku hari ini akan per- gi ke Jakarta.

2. Menyambung kata ulang.


Contoh : Pukul memukul cara cara.

3. Menyambung tanggal atau kata yang dieja.


Contoh : 15-10-2015, p-r-a-m-u-k-a
TANDA BACA pisah (-)
Digunakan sebagai :

1. Membatasi kalimat sisipan yang memberikan


penjelasan pada kalimat utama.
Contoh : Kemerdekaan hak setiap bangsa
harus diperjuangkan.

2. Digunakan antara bilangan, waktu, dan


tempat yang memiliki arti sampai.
Contoh : Acara ini akan dilaksanakan pada
pukul 08.00 09.30 wib.
TANDA BACA seru (!)
Tanda seru digunakan sebagai :

1. Mengakhiri kalimat Perintah.


Contoh : Tutup pintu itu!

2. Mengakhiri kata seruan


Contoh : Merdeka!
TANDA BACA elipsis (.)
Digunakan sebagai :

1. Menunjukan bahwa pada bagian kalimat itu ada


bagian yang dihilangkan.

Contoh : Faktor-faktor pertumbuhan . . . masih


belum bisa dipastikan.

TANDA BACA petik (.)


Digunakan sebagai :
1. Menandakan kutipan langsung pada kalimat.

Contoh : Pancasila ke-5 menyatakan keadilan sosial


bagi seluruh rakyat Indonesia.
2. Menunjukan judul puisi, buku, atau karangan.
Contoh : Puisi Aku adalah karya terbaiknya.
Digunakan sebagai :

1. Mengapit petikan pada kalimat petikan.


Contoh : Aku mendengar dia berkata, aku
menang, ujar Shinta.

2. Mengapit makna ungkapan


Contoh : Tercantik = Paling cantik

3. Mengapit kata kata asing


Contoh : Feed-back umpan balik, tadulako
Panglima
TANDA BACA KURUNG (())
Tanda kurung Digunakan sebagai :

1. Mengapit kalimat, kata, atau frasa penjelas dalam


sebuah kalimat utama.
Contoh : Panduan menggunakan tanda baca sesuai
EYD (Ejaan Yang Disempurnakan)
2. Mengapit kata atau frasa yang bisa dihilangkan.
Contoh : Pak presiden mengadakan perjalanan safari
ke (kota) Bogor.
3. Digunakan pada angka, atau huruf pada
pemerincian.
Contoh : Ada beberapa mata pelajaran yang sangat di
sukai, diantaranya adalah :
(a) Bahasa Indonesia
(b) Matematika, dll.
TANDA BACA kurung siku ([])
Digunakan sebagai :

1. Mengapit huruf, kata, kalimat sebagai koreksi


dalam sebuah kalimat.
Contoh : Ayah memberikan uang (kepada) Pak
Usman.

2. Mengapit keterangan di dalam tanda kurung.


Contoh : Topik ini telah dibahas (Lihat buku
Bahasa Indonesia [buka halaman 2]).
TANDA BACA GARIS MIRING (/)
Digunakan sebagai :

1. Penanda nomor pada nomor surat.


Contoh : No. 5/PK/2015
2. Sebagai pengganti kata atau dan tiap.
Contoh : Kamu ingin membeli buku/tas; Mobil
itu melaju dengan kecepatan 150
km/jam.

Tanda Apostrof ()
Tanda Apostrof digunakan untuk menyingkat
bagian huruf atau angka.
Contoh : 1 januari 93 ; Dia kan telah pergi.

Anda mungkin juga menyukai