Anda di halaman 1dari 23

SOSIALISASI PELAKSANAAN

PROGRAM PENILAIAN PERINGKAT KINERJA PERUSAHAAN (PROPER)


PERUSAHAAN PERTAMBANGAN BATU BARA PROVINSI KALTIM

Badan Lingkungan Hidup


KABUPATEN BERAU
2014
Apakah Proper Pertambangan
Batu Bara ?......................
Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan
Pertambangan Batu Bara dalam Pengelolaan Lingkungan
Hidup.

Instrumen kebijakan alternatif yang dilakukan BLH Prov.


Kaltim sejak tahun 1999 dalam mengawasi dan memantau
kinerja pengelolaan Lingkungan untuk Perusahaan
Pertambangan Batu Bara

Untuk meningkatkan pentaatan perusahaan thd peraturan2


pemerintah dibidang pengelolaan lingkungan hidup melalui
penyebaran informasi hasil penilaian tingkat penaatan,
masing-masing perusahaan kepada masyarakat dan
stakeholeder lainnya
DASAR PELAKSANAAN PROPER
PERTAMBANGAN LAKBATU BARA
1. Undang-undang No.32 tahun 2009 tentang
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
2. Dasar pelaksanaan awal Proper dituangkan dalam
SK. Gubernur No.35 Tahun 1999 dengan jumlah 13
perusahaan pertambangan Batu Bara.
3. Kemudian diubah menjadi SK. Gubernur No.7
Tahun 2003, sampai saat ini jumlah peserta Proper
37 perusahaan pertambangan Batu Bara (tahun
penilaian 2010/2011)
4. Diubah lagi menjadi Pergub No.12 tahun 2011
(penilaian thn 2011/2012)
MENGAPA PROPER DILAKUKAN ?.............................

1. Meningkatnya kesadaran akan hak informasi dan


pelibatan dalam pengelolaan lingkungan oleh publik.

2. Menjaga kelangsungan pembangunan yang


memperhatikan daya dukung lingkungan serta
pelaksanaan kegiatan produksi yang dapat memenuhi
aspirasi dan kebutuhan masyarakat generasi saat ini
tanpa mengurangi potensi pemenuhan aspirasi dan
kebutuhan generasi mendatang.

3. Mendorong penaatan perusahaan dalam pengelolaan


lingkungan hidup secara kontinyu melalui
penyebarluasan informasi tingkat penaatan peraturan
perundang-undangan lingkungan kepada publik (publik
information disclosure).
4. Tuntutan reformasi mengharuskan pemerintah
melaksanakan pemerintahan secara terbuka termasuk
juga dalam pengelolaan lingkungan.

5. PROPER merupakan salah satu alternatif kebijakan


dalam pengelolaan Lingkungan Hidup yang merupakan
jawaban atas lemahnya penegakan hukum dalam setiap
pelanggaran pencemaran lingkungan.

6. PROPER merupakan salah satu bentuk pengawasan


yang sekaligus upaya transparansi dan pelibatan
masyarakat dalam pengelolaan lingkungan
sebagaimana yang diamanatkan oleh Undang-undang
No. 32 Tahun 2009.
Tujuan Proper
Mendorong terwujudnya pembangunan berkelanjutan;
Meningkatkan komitmen para stakeholder dalam
upaya pelestarian lingkungan;
Meningkatkan kesadaran para pelaku usaha/kegiatan
untuk menaati peraturan perundang-undangan di
bidang lingkungan;
Meningkatkan penaatan dalam pengendalian dampak
lingkungan melalui peran aktif masyarakat ;
Mengurangi dampak negatif kegiatan perusahaan
terhadap lingkungan.
INSTANSI YANG TERLIBAT DALAM PENILAIAN
PROPER BATU BARA :

BLH Prov. Kaltim


Dinas Pertambangan dan Energi Prov. Kaltim
BLH/BLHD Kabupaten / Kota.
Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten / Kota
MANFAAT PROPER
Pemerintah Perusahaan Investor & LSM
Instrumen penaatan yang Alat Benchmarking non Clearing house untuk kinerja
Cost Effective financial penaatan perusahaan
Media untuk mengukur Pendorong untuk produksi Ruang untuk pelibatan
keberhasilan pelaksanaan bersih Citra Perusahaan masyarakat dalam PLH
program
Pendorong untuk Media untuk mengukur
penerapan basis data kinerja penaatan
penaatan yang modern perusahaan thd UU/PP
Instrumen untuk Instrumen untuk mendorong
mendorong ke arah lebih ke arah eco efficiency
dari penaatan
Alat promosi perusahaan
yang berwawasan LH >>
meningkatkan daya saing
Sumber informasi teknologi
lingkungan
Meningkatkan Citra dan
kepercayaan perusahaan di
stakeholder
Aspek-aspek yang dinilai dalam Program
Peringkat Kinerja Perusahaan Pertambangan
Batubara (Pergub No. 12 tahun 2011) :
1. Administrasi dan manajemen Pengelolaan
Lingkungan Hidup (5%)
2. Sistem dan Pencapaian hasil dalam pengendalian
pencemaran dan atau kerusakan lingkungan (40%)
3. Reklamasi dan revegetasi (40%)
4. Program pemberdayaan masyarakat (Comdev) (10%)
5. Sertifikasi pengelolaan lingkungan hidup dan Upaya
tambahan pengelolaan lingkungan hidup (5%)
Administrasi dan manajemen pengelolaan
lingkungan hidup, meliputi (5%):
1. Visi dan misi yg dituangkan pada kebijakan perusahaan dlm
pengelolaan lingkungan hidup. (Tdk ada atau ada kebijakan)
2. Organisasi dan tata laksana PLH dlm struktur organisasi.
(Tdk ada atau ada organisasi & Tata laksana)
3. SDM Pelaksanaan. (Tdk ada atau ada petugas PLH)
4. Anggaran Pengelolaan Lingkungan.
(Tidak Ada atau ada anggaran yang tersedia)
5. Dokumen RPT. (Belum atau telah disusun RPT)
6. Prosedur tanggap darurat. (Tdk tersedia atau tersedia tanggap darurat)
7. Perizinan
(Eksploitasi, B. Peledak, pengangkutan penjualan, P.Pakai, P. Khusus T. BBC)
8. Pelaporan RKL/RPL atau UKL/UPL. (Tdk pernah, tdk disampaikan)
9. Jaminan Reklamasi. (Tdk memiliki dan memiliki Jamrek)
Sistem Dan Pencapaian Hasil dalam pengendalian
pencemaran dan kerusakan lingkungan, meliputi (40%):
A. Pengendalian pencemaran air (20%)
1. Ijin Pembuangan air limbah.
2. Instalasi pengolahan air limbah (settling pond)
3. SOP Pengendalian pencemaran air.
4. Pencatatan pH dan debit harian air limbah
5. Memeriksakan kadar parameter baku mutu limbah
6. Sarana Penunjang Settling pond.
(ttk pentaatan, papan informasi, tangga pengambil sampel).
7. Hasil uji lab thd seluruh settling pond yg aktif.
8. Lindian air hujan pada stock pile di pelabuhan
(tdk dibuat paritan, ada, disalurkan kekolam)
9. Alat pemantauan kualitas air
Bila terjadi by pass semua nilai pengendalian pencemaran air
dianggap nihil
B. Pengendalian pencemaran Udara (5%)
1. Ketersediaan air utk penyemprotan jalan. (Tdk ada)
2. Alat penyemprot hauling road (water tank). Tdk ada
3. Upaya penanggulangan debu dilokasi tambang, debu
dijalur transportasi, debu ditempat pencucian/washing
plant. (tdk, frek penyiraman , & rutin).
4. SOP pengendalian pencemaran udara. (Tdk, sosialisasi)
5. Pengendalian pencemaran udara ambien. (Tdk, pengukuran)
6. Pelaksanaan dan hasil pengujian uji emisi udara dari
sumber bergerak dan tdk bergerak. (Tdk, uji < >, 1 thn)
7. Fasilitas sampling hole sarana penunjang pengukuran
emisi. (Tdk, ada lobang sampling)
C. Pengelolaan limbah padat (2%)
1. Pengumpulan/penyimpanan sementara
(Tdk ada T4 sampah, tdk ada pemisahan, sesuai jenis)
2. Penaatan housekeeping tempat pengumpulan
sementara besi bekas.
(Tdk tersedia T4 P. Bb, tdk mencukupi, < housekiping)
3. Pemanfaatan limbah padat.
(Tdk melakukan, melakukan)
4. Pengelolaan akhir sampah domestik.
(Tdk, dikelola TPA Pemerintah, PIT, dikelola sendiri)
D. Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
(13%)
1. Ijin Penyimpanan sementara LB3. (tdk, dlm proses, memiliki)
2. Fasilitas Penyimpanan sementara LB3.
(Tdk, persyaratan teknis TPS)
3. SOP Pengelolaan LB3 di TPS LB3. (tdk, lengkap, sosialisasi)
4. Penyerahan LB3. (tdk izin, sebagian, sebelum 90 hari)
5. Pemanfaatan (jika melakukan pemanfaatan)
(tdk ada, Izin dr KLH)
6. Pengolahan (Jika mekakukan pengolahan).
(tdk ada, izin dr KLH)
7. Kondisi workshop. (tdk memiliki, tdk layak, refresentatif)
Reklamasi dan Revegetasi, meliputi (40%):
1. Kemajuan tambang tahun berjalan.
(Perbandingan Kumulatif luas lahan terganggu dgn kumulatif revegetasi)
2. Kesesuaian dengan RKTTL.
(% Luas lhan terganggu, Reklamasi & Revegetasi)
3. Pelaksanaan Revegetasi.
(Pelaksanaan Revegetasi, Nursery, kesesuaian jenis tanaman,
penyulaman, pemeliharaan & pemenuhan standar reklamasi)
4. Penempatan dan pengelolaan tanah pucuk
(Pemisahaan, pengamanan, pemanfaatan kembali, uji kesuburan tanah)
5. Penataan Lahan. (pelaksanaan, kelerengan, saluran rainase)
6. Pengendalian erosi. (Cover crop, kolam pengendap)
7. Pengelolaan tanah penutup. (Uji AMD, pengelolaan)
8. Manajemen air tambang. (Tdk, melakukan)
Program pengembangan kemasyarakatan, meliputi (10%):
1. Kebijakan dan Program Pengembangan Kemasyarakatan
2. Peningkatan kualitas pendidikan masyarakat
3. Peningkatan kualitas kesehatan masyarakat.
4. Pemberdayaan ekonomi kemasyarakatan
5. Pembangunan infrastruktur
Ket : Tdk ada atau ada dgn penjelasan yang lain.

Sertifikasi pengelolaan lingkungan dan upaya


pengelolaan lingkungan hidup, meliputi (5%):
1. ISO 14001
2. Audit Lingkungan
3. Diklat Lingkungan.
Ket : Tdk ada atau ada dgn penjelasan yang lain.
BOBOT PROPER BATUBARA
(Pergub No. 12 tahun 2011)

KISARAN NILAI KETERANGAN


NO. PERINGKAT

EMAS 91 - 100
1

HIJAU 71 - 90
2.

41 - 70
3. BIRU

21 - 40
4. MERAH

0 - 20
5. HITAM

JUMLAH
Prosedur Dalam Penentuan Peringkat
PROPER Pertambangan Batu Bara

Bulan Oktober s/d


Bulan April s/d Nopember
Mei
Verifikasi Gubernur
Data
Pembuatan Prosedur Lapangan Thp I

Pembuatan Kriteria Pengumpulan Verifikasi Rapat Penentuan Kepala


dan Data Peringkat BLH
Analisis Data Lapangan Thp II (Final Review) Prop. Kaltim
Pemilihan Peserta

Penilaian
Sosialisasi PROPER
Sistem
Skoring
Publik

Dilaksanakan BLH Prov. Kaltim


Dan BLH Kab/Kota Perbaikan masih ditunggu
Sebelum rapat penentuan peringkat
Disertai dokumentasi
Indikator Keberhasilan Proper
1. Menurunnya beban pencemaran yang dikeluarkan oleh
perusahaan ke lingkungan
2. Menurunnya tingkat pencemaran dan kerusakan lingkungan
3. Meningkatnya jumlah perusahaan yang menaati peraturan
perundang-undangan dalam pengelolaan lingkungan hidup
4. Tumbuhnya sikap proaktif dan kesadaran para pelaku dunia
usaha dan masyarakat dalam mensikapi paket informasi
penaatan yang telah dikeluarkan oleh Pemerintah Provinsi
Kalimantan Timur merupakan salah satu faktor penting dari
keberhasilan pelaksanaan PROPER
5. Kualitas informasi PROPER yang disampaikan kepada para
stakeholder sehingga mampu mendorong para stakeholder
melakukan langkah proaktif.
Penilaian Peringkat Warna
No Peringkat Kinerja Dampak

1. Emas Telah mencapai hasil yang sangat Insentif Reputasi


memuaskan

2. Hijau Telah mencapai hasil baik dari


persyaratan yang ditentukan

3. Biru Telah mencapai hasil yang sesuai


dengan persyaratan minimum

4. Merah Telah berupaya tetapi belum mencapai


persyaratan minimum

5. Hitam Belum melaksanakan upaya Disinsentif


pengelolaan lingkungan hidup yang Reputasi
berarti
GRAFIK PENILAIAN PROPER BATUBARA TAHUN 2007 - 2011
18

16

14

12

10

0
2007/2008 2008/2009 2009/2010 2010/2011

TAHUN PENILAIAN
Undang-undang No. 32 tahun 2009
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pasal 100 ayat (1) setiap orang yang melanggar baku mutu air limbah, baku mutu emisi
Atau baku mutu gangguan dipidana, dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan
Denda paling banyak Rp. 3.000.000.000,- (tiga milyar rupiah).

Pasal 102 setiap orang yang melakukan pengelolaan limbah B3 tanpa izin sebagaimana
Yang dimaksud dalam pasal 59, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun
Dan paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling sedikit Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar
Rupiah) dan paling banyak Rp. 3.000.000.000,- (tiga milyar rupiah)

Pasal 112 Setiap pejabat berwenang yang dengan sengaja tidak melakukan pengawasan
Terhadap ketaatan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan terhadap peraturan
Perundang-undangan dan izin lingkungan sebagai mana yang dimaksud dalam pasal 71 dan
72 , yang mengakibatkan terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan yang
Mengakibatkan hilangnya nyawa manusia, dipidana dengan pidana penjara paling lama
1 (satu) tahun atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah)
PENUTUP
Selama pelaksanaan Proper di Kalimantan Timur
menunjukan bahwa program ini telah meningkatkan ketaatan
pelaku kegiatan untuk mentaati peraturan perundang-
undangan di bidang lingkungan hidup, yang didorong oleh
meningkatnya komitmen para stakeholder dalam upaya
pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan serta
pelestarian lingkungan secara umum.

Namun demikian pelaksanaan Proper di Kalimantan Timur


bukannya tanpa hambatan, karena pembinaan awal
dilaksanakan oleh BLH Kabupaten/Kota mengharuskan
pemilihan prioritas Perusahaan Pertambangan batu Bara yang
diikutsertakan dalam Proper berdasarkan usulan dari BLH
kabupaten / Kota. Akibatnya masih banyak Perusahaan
Pertambangan Batu Bara yang belum dinilai.

Anda mungkin juga menyukai