Anda di halaman 1dari 30

KEJANG

DEFINISI
Kejang gangguan fungsi otak tanpa sengaja
paroksismal yang dapat nampak sebagai
gangguan / kehilangan kesadaran, aktivitas
motorik abnormal, kelainan prilaku, gangguan
sensorik, atau disfungsi autonom
ETIOLOGI
Idiopatik
Simptomatik
Trauma
Tumor otak
Gangguan metabolik
Infeksi SSP
Anomali kongenital
Obat-obatan dan alkohol
CVD
Penyakit degeneratif
KLASIFIKASI
Parsial (fokal)
Parsial sederhana
Parsial komplek
Umum
Absans
Mioklonik
Tonik
Atonik
Klonik
Tonik klonik
Epileptik
Epilepsi kejang berulang yang tidak terkait
dengan demam / dengan serangan otak akut
Kejang tonik peningkatan tonus, kekakuan
Kejang atonik flaksiditas / dengan tidak
adanya gerakan selama konvulsi
Kejang klonik kontraksi otot ritmik dan
relaksasi, dan mioklonus
Kejang parsial sebagian besar kejang pada
masa anak
1. Kejang parsial sederhana
Aktivitas motorik ditandai dengan gerakan
klonik/tonik yang tidak sinkron dan cenderung
melibatkan wajah, leher dan tungkai
Kejang versif pemutaran kepala dan gerakan mata
gabungan
Beberapa penderita mengeluh aura
Berlangsung selama 10-20 detik
EEG gelombang paku / tajam unilateral
2. Kejang parsial komplek
Dapat mulai dengan KPS dengan atau tanpa aura,
disertai dengan gangguan kesadaran/ sebaliknya
Aura rasa tidak enak, samar-samar, rasa tidak
enak epigastrium, atau ketakutan (1/3 anak)
Automatisme
tanda lazim KPK pada bayi dan anak, 50-75% kasus
Automatisme saluran pencernaan (bayi) menggigit bibir,
mengunyah, menelan, dan ludah berlebihan
Lama rata-rata 1-2 menit
PP CT scan dan MRI
KEJANG DEMAM
Kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh
yang disebabkan oleh proses ekstrakranium
Biasa terjadi antara umur 3 bulan dan 5 tahun
Klasifikasi
Kejang demam sederhana < 15 menit dan
umum
Kejang demam komplek > 15 menit, fokal /
multipel (> 1 x kejang dalam 24 jam)
Epidemiologi asia lebih tinggi
FAKTOR RESIKO
Demam
Riwayat kejang demam
Perkembangan terlambat
Problem masa neonatus
Anak dalam perawatan
Kadar Na rendah
ETIOLOGI
Infeksi ISPA
Otitis media
Pneumonia
Gastroenteritis
ISK
MANIFESTASI KLINIS
Berlangsung singkat berupa kejang klonik / tonik
klonik bilateral
Mata terbalik ke atas dengan kekakuan/
kelemahan
Sebagian besar < 6 menit
Seringkali berhenti sendiri
Dapat diikuti hemiparesis yang menetap
PP : pemeriksaan cairan serebrospinal unruk
menyingkirkan kemugkinan meningitis
DD : meningitis dan ensefalitis
TERAPI
Pengobatan fase akut
Waktu kejang dimiringkan untuk cegah aspirasi
ludah atau muntahan
Jalan napas harus bebas agar oksigenasi terjamin
Suhu tubuh tinggi kompres air dingin dan beri
antipiretik
Obat diazepam IV 0,3 0,5 mg/kgBB/kali
Mencari dan mengobati penyebab
Pengobatan profilaksis
Profilaksis intermiten saat demam
beri diazepam secara oral 0,3 0,5 mg/kgBB/hari
Secara intrarektal tiap 8 jam sebanyak 5 mg (BB < 10 kg) dan
10 mg (BB > 10 kg)
ES diazepam : mengantuk, ataksia, hipotonia
Profilaksis terus menerus dengan antikonvulsan tiap
hari
Fenobarbital 4-5 mg/kgBB/hari
Asam valproat 15-40 mg/kgBB/hari
Antikonvulsan profilaksis terus menerus diberikan selama 1-
2 tahun setelah kejang terakhir dan dihentikan bertahap 1-2
bulan
Profilaksis terus menerus dipertimbangkan bila
ada 2 kriteria (termasuk poin 1 dan 2) :
1. Sebelum kejang demam yang pertama sudah ada
kelainan neurologis atau perkembangan (mis
serebral palsi atau mikrosefal)
2. Kejang demam > 15 menit, fokal, atau diikuti
kelainan neurologis sementara atau menetap
3. Ada riwayat kejang tanpa demam pada ortu atau
saudara kandung
4. Bila kejang demam terjadi pada bayi berumur < 12
bulan atau terjadi kejang multipel dalam 1 episode
demam
Bila hanya 1 kriteria dan ingin memberikan
pengobatan jangka panjang profilaksis
intermiten dengan diazepam oral atau rektal
tiap 8 jam
PROGNOSIS
Bila penanggulangan cepat dan tepat baik
Resiko epilepsi rendah
MENINGITIS BAKTERIAL
Meningitis bakterial peradangan pada
selaput otak, ditandai dengan peningkatan
jumlah sel polimorfonuklear dan terbukti ada
penyebab infeksi dalam cairan serebrospinal
PATOGENESIS
Infeksi dapat mencapai selaputotak melalui :
Aliran darah karena infeksi di tempat lain (faringitis,
tonsilitis, endokarditis, pneumonia, infeksi gigi). Sering
ditemukan kuman positif pada darah.
Perluasan langsung dari infeksi sinus paranasalis,
mastoid, abses otak, sinus kavernosus.
Implantasi langsung : trauma kepala terbuka, tindakan
bedah otak, pungsi lumbal, dan mielokel
Meningitis pada neonatus dapat terjadi karena :
Aspirasi cairan amnion melalui jalan lahir
Infeksi bakterial secara transplasental
MANIFESTASI KLINIS
BBL : lemah dan malas, tidak mau minum,
muntah, kesadaran menurun, ubun-ubun besar
tegang dan menonjol, leher lemas, respirasi tidak
teratur, kadang ikterus
Bayi 3 bln-2th : muntah, demam, gelisah, kejang
berulang, high pitched cry (bayi), ubun-ubun
tegang dan menonjol
Anak besar : kejang, gelisah, gangguan tingkah
laku, penurunan kesadaran, kaku kuduk,
burdzinski dan kernig
PP
Pungsi lumbal dapat diulang setelah 8 jam
Selama fase akut yang dominan PMN
Pewarnaan gram cairan serebrospinal
menentukan terapi awal
Kultur dan uji resistensi menentukan terapi
yang tepat
KOMPLIKASI
Ventrikulitis
Efusi subdural
Gangguan cairan dan elektrolit
Meningitis berulang
Abses otak
Paresis/paralisis
Tuli
Hidrosefalus
Retardasi mental
Epilepsi
PENATALAKSANAAN
Cairan IV
Koreksi gangguan asam basa dan elektrolit
Atasi kejang
Kortikosteroid deksametason
Antibiotik

Prognosis buruk pada usia muda, infeksi


berat yang disertai DIC
ENSEFALITIS
PATOGENESIS
Setelah masuk ke dalam tubuh, virus akan
menyebar ke seluruh tubuh dengan cara :
Setempat virus terbatas menginfeksi selaput lendir
atau organ ttt.
Penyebaran hematogen primer virus berkembang
biak di daerah pertama kali masuk (permukaan selapu
lendir) kemudian menyebar ke organ lain
Penyebaran melalui saraf virus berkembang biak di
permukaan selaput lendir dan menyebar melalui
sistem saraf
Kelainan neurologis pada ensefalitis karena :
Invasi dan perusakan langsung jaringan otak oleh
virus
Reaksi jaringan saraf pasien terhadap antigen virus
Reaksi aktivasi virus neurotopik yang bersifat laten
MANIFESTASI KLINIS
Demam Gelisah
Sakit kepala Iritabel
Pusing Screaming attack
Muntah Perubahan perilaku
Nyeri tenggorok Gangguan kesadaran
Malaise Kejang
Nyeri ekstremitas Kadang disertai
Pucat neurologis fokal
PP
Gambaran cairan serebrospinal jernih, jumlah
sel 50-200 dengan dominan limfosit
Protein kadang meningkat, glukosa batas normal
EEG proses inflamasi difus
Tanda klinis fokal ditunjang dengan CT scan atau
EEG biopsi otak di daerah bersangkutan
Tidak ada tanda klinis fokal biopsi lobus
temporalis (biasanya predileksi Herpes simplex)
DD
Meningitis TB
Sindrom reye
Abses otak
Tumor otak
Ensefalopati
PENATALAKSANAAN
Rawat di RS
Penatalaksanaan secara umum tidak spesifik
usahakan jalan napas tetap terbuka, pemberian
makanan enteral atau parenteral, jaga keseimbangan
cairan dan elektrolit, koreksi gangguan asam basa
darah
Atasi kejang
Tanda peningkatan TIK manitol
Gangguan menelan, akumulasi lendir pada tenggorok,
paralisis pita suara dan otot napas drainase postural
dan aspirasi mekanis yang periodik
Ensefalitis herpes asiklovir
KOMPLIKASI
Retardasi mental
Iritabel
Gangguan motorik
Epilepsi
Emosi tidak stabil
Sulit tidur
Halusinasi
Enuresis
Anak jadi perusak dan melakukan tindakan
asosial lain

Anda mungkin juga menyukai