Anda di halaman 1dari 41

Syok

Muhammad Gusno Rekozar, dr, SpAn

Bag. Anestesiologi dan Reanimasi


RS Otorita Batam
Universitas Batam
2017
I. Definisi

Syok adalah suatu kondisi dimana
perfusi jaringan tidak adekuat
dengan hasil ketidak cukupan
oksigen dan pengangkutan hasil
metabolik.
Konsekuensinya termasuk ketidak seimbangan
antara produksi energi dan penggunaan,
gangguan metabolisme sel, asidosis, sel injuri,
kehilangan integritas seluler, jaringan dan
disfungsi organ dan akhirnya kematian jika
tindakan agresif tidak dilakukan.
Syok adalah jalan akhir menuju
kematian.
II. Syok pada klinik

Tanda vital, denyut, tekanan darah, laju napas, dan suhu

Takikardi adalah tanda vital yang paling sensitive penanda


abnormalitas dari kekurangan cairan, (setelah fase
kompensasi)
jika kondisi klinik memburuk, hipotensi (TD sistolik < 90
mm Hg) (Perhatian) pada keadaan syok hemoragik pasien
dewasa sehat dengan posisi terlentang tidak akan
hipotensi sampai dengan kehilangan darah > 30% , syok
impending harus diterapi sebelum pasien menjadi
hipotensi.
Denyut dan tekanan darah dapat digabung untuk
mencari Indek Syok (SI : denyut jantung/tekanan
darah sistolik). SI dapat menjadi patokan tentang
seberapa akut suatu penyakit. Normal SI : 0,5-
0,7, Nilai > 0,9 berhubungan dengan penyakit
yang perlu terapi segera, rawat rumah sakit dan
terapi intensive.
Jika tanda vital dalam keadaan terlentang, normal
dan kondisi memungkinkan (misalnya status
mental normal, tidak ada trauma spinal dan
pelvik). Evaluasi untuk perubahan ortostatik
dapat dilakukan.
Tehnik :
Tentukan denyut dan tekanan darah setelah pasien
terlentang 2-3 menit.
Tegakkan pasien dan catat gejala, denyut dan tekanan
darah setelah 1 menit.
Gejala hipovolemik (seperti melayang, gelap, sinkop)
adalah abnormal, tes disebut positif, hentikan tes.
Penemuan positif lainya termasuk perubahan denyut
naik 30 denyut/menit. (beberapa mengambil patokan
denyut menjadi 20 denyut/menit adalah signifikan).
Penurunan tekanan darah sistolik lebih dari 25mm Hg atau
penurunan tekanan darah sistolik lebih dari 10mm Hg.
Tanda vital termasuk SaO2 (saturation oksigen lewat pulse
oximetri) dan ritme jantung.

Kulit pada pasien normotermik dengan syok

kapiler refill biasanya memenjang (lebih 2 detik) pasien juga


terasa lembab, berkeringat, (pasien dengan permulaan syok
septik atau dengan syok nerogenik biasanya hangat dan
kering).
Urine output

Pada syok compensated, urine terkonsentrasi


urine output menurun. Jika berlanjut terjadi
oliguri (< 0,5mm L/kg/jam) sampai anuri.

Status mental

Awal-awal pasien normal, semakin berat penyakit


kesadaran semakin menurun. Bingung, agitasi,
resah, letargi, sampai koma.
III. Kardiovascular Triad

Kardiovaskular adalah alat yang berguna untuk evaluasi


dan terapi pasien dengan syok atau impending syok.
Semua bentuk syok merupakan hasil dari satu atau lebih
mekanisme dasar (3) berikut:

A. Rate / Rhythm Problem

Aritmia jantung, denyut jantung yang terganggu dapat


menghasilkan syok atau hemodinamic compromise. Rate
dan Rhythm dapat dilihat pada EKG atau monitor jantung.
Contoh :
Denyut terlalu rendah : Sinus bradikardi, ritme
junction, ritme idioventricular, blok jantung- Io, IIo
atau IIIo, kegagalan pacu jantung.
Denyut terlalu tinggi : Flutter, fibrilasi, PSVT

B. Pump Problem

Disfungsi miocardiac apapun penyebabnya dapat


menyebabkan hemodynamik compromise
primer : AMI, contusio jantung, cardiomiopati,
CHF
sekunder : tamponade jantung, emboli paru,
hipertensi berat, toxin.
C. Volume / Vascular Resistence Problem
( Tank Problem )

Contoh :
Volume rendah : hemoragik akut, insufisiensi adrenal,
perubahan permeabilitas kapiler, hipolemik/ iskemia
memanjang.

Resistensi vascular berubah : cortisol defisiensi, sepsis,
prolong syok
IV. Pasien Monitoring

Monitor ketat : Tanda vital


Ritme jantung
SaO2
Pemeriksaan jasmani berulang
Urine output

Monitoring Invasif : Tekanan Arteri


CVC
Pulmonary arteri
catheterized (Swanz-Gaan
Catheter)
V. Tindakan Pertama Pasien Dalam Syok

Nilai, amankan dan bantu, A B C sesuai indikasi


Secara bersamaan : berikan O2, akses IV
usahakan dengan diameter terbesar,
monitoring berlanjut SaO2 dan irama jantung
Secara cepat dapatkan informasi tentang :
Tanda vital EKG, AGD
Riw penyakit PF yang tepat
Selalu ulang tanda vital
Segera dapatkan informasi tentang ronsen
thorax dan hasil laboratorium yang sama.
Secara klinis, syok dibagi atas dua golongan besar:

A. Syok hipovolemik-syok dengan volume


plasma berkurang

Kehilangan plasma keluar tubuh-perdarahan,


gastroenteritis, renal (diabetes militus, diabetes
insipidus), kulit (luka baker, keringat berlebihan).
Kehilangan cairan didalam ruang tubuh-patah tulang
panggul atau iga, asites, ileus obstruktif, hemotoraks,
hemoperitoneum.
B. Syok normovolemik syok dengan volume
plasma normal

Kardiogenik (koroner/non-koroner) infark


jantung, payah jantung aritmi.

Obstruksi aliran darah emboli paru, tension


pneumothorax, tamponade jantung, aneurisma
aorta dissecans, intrakardiak (milksoma ball-
valve thrombus).
Neurogenik trauma/nyeri hebat (dislokasi
sendi panggul, dilatasi serviks uteri yang
terlampau cepat, tarikan pada funikulus
spermatikus, kandung empedu atau kardia
lambung), obat-obatan (anestetik,,
barbiturate, fenotiazin), hipotensi artostatik,
lesi sumsum tulang/medula spinalis.
Lain-lain infeksi/sepsis (syok septic),
anafilaktik, kegagalan endokrin (miksedema,
Addison), anoksi
Gejala dan tanda

Secara umum didapatkan gambaran kegagalan perfusi


jaringan yang terjadi melalui salah satu mekanisme
dibawah ini:
a Berkurangnya volume sirkulasi (syok hipovolemik).
b Kegagalan daya pompa jantung (syok kardiogenik)
c Perubahan resistensi pembuluh darah perifer
penurunan tonus vasomotor (syok anafilaktik,
neurogenik, dan kegagalan endokrin) atau peninggian
resistensi (syok septic, obstruksi aliran darah).
Gejala yang tampak

1. Sistem jantung dan pembuluh darah:

Hipotensi, sistolik < 90 mmHg atau turun 30 mmHg


dari semula.
Takikardi denyut nadi > 100/menit, kecil, lemah/tak
teraba.
Penurunan aliran darah koroner.
Penurunan aliran darah kulit, sianotik, dingin dan
basah; pengisian kapiler yang lambat.

2. Sistem saluran nafas:


hiperventilasi akibat anoksi jaringan, penurunan
venous return serta peninggian physiological dead
space dalam paru.

3. Sistem syaraf pusat :


akibat hipoksi terjadi peninggian permeabilitas
kapiler yang menyebabkan edema serebri dengan
gejala penurunan kesadaran.
4. Sistem saluran kemih :
Oliguri (diuresis < 30 ml/jam), dapat
berlanjut menjadi anuri, uremi akibat payah
ginjal akut.

5. Perubahan biokimiawi; terutama pada syok


yang lama dan berat :
Asidosis metabolik akibat anoksi jaringan dan
gangguan fungsi ginjal.

Hiponatremi dan hiperkalemi.


Hiperglikemi.

Menurut beratnya gejala, dapat dibedakan empat stadium


syok, pembagian ini terutama berlaku untuk syok hipovolemik
dan berhubungan dengan jumlah plasma yang hilang:

Stadium Plasma yang hilang Gejala

1. presyok 10 - 15% pusing, takikardi ringan


(compensated) 750 ml sistolik 90 100 mmHg.

2. Ringan 20 25 % gelisah, keringat dingin, haus,


(compensated) 1000 1200 ml diuresis berkurang, takikardi
< 100/menit sistolik 80 90 mmHg

3. Sedang 30 -35 % gelisah, pucat, dingin, oliguri


(reversibel) 1500 1750 ml takikardi > 100/menit sistolik 70

80 mmHg

4. Berat 35 50 % pucat, sianotik, dingin, takipnea,


(ireversibel) 1750 2250 ml anuri, kolaps pembuluh darah.
Takikardi/tak teraba lagi.
Sistolik 0
40 mmHg
Catatan

Volume plasma orang dewasa 75 ml/kg BB, anak-anak


90 ml/kgBB, bayi 80 ml/kgBB.
Anak-anak lebih mudah jatuh dalam syok (timbul pada
kehilangan 10 % volume plasma.

Penting untuk menduga penyebabnya, antara lain


melalui pemeriksaan darah (Hb, Ht, kultur), foto
roentgen dan EKG; harus diingat pula, hendaknya kita
sedikit mungkin memanipulasi penderita karena dapat
memperberat keadaan.
Pengambilan contoh darah harus dilakukan, karena
pemberian cairan, terutama plasma expander dapat
mempersulit penafsiran hasil pemeriksaan.
Syok Hipovolemik

Bila disebabkan perdarahan, hentikan dengan tourniket


balut tekan atau penjahitan.
Meletakkan penderita pada posisi syok:
kepala setinggi atau sedikit lebih tinggi dari pada
dada.
- Tubuh horizontal atau dada sedikit lebih rendah.
Perhatikan keadaan umum dan tanda-tanda vital;
pelihara jalan nafas. Bila perlu lakukan resusitasi (lihat
bab resusitasi)

.
Pemberian cairan:

Cairan diberikan sebanyak mungkin dalam waktu


singkat (dalam pengawasan tanda vital).
Sebelum darah tersedia atau pada syok yang bukan
disebabkan oleh perdarahan, dapat diberikan cairan :
plasma: plasmanate
plasma expander: plasmafusin (maksimum 20
ml/kgBB), Dextran 70. (maksimum 15 ml/kgBB),
Periston, Subtosan, Hemacell plasma expander dalam
jumlah besar dapat mengganggu mekanisme
pembentukan darah
Cairan lain : Ringer Laktat, Ringer Asetat, NaCl 0.9%. harus
dikombinasi dengan cairan lain karena cepat keluar ke ruang
ekstravaskuler.

Untuk memperoleh hasil optimal, letakkan botol infuse setinggi


mungkin dan gunakan jarum yang besar; bila perlu gunakan
beberapa vena sekaligus, dan lakukan venaseksi

Pengawasan yang perlu :


Auskultasi paru untuk mencari tanda over hidrasi, berupa
ronki basah halus di basal akibat edema paru.
CVP (bila mungkin) dipertahankan pada 16 19 cmH 2O
Pengukuran diuresis melalui pemasangan kateter,
pertahankan sekitar 30 ml/jam.
Kecuali pada syok ireversibel, perbaikan keadaan biasanya
tercapai setelah pemberian 3000 ml cairan koloid
(plasma/plasma expander), bila digunakan cairan non koloid
bias sampai 8000 ml.
Pemberian obat-obat suportif :
a. Vasodilator
Dapat diberikan setelah terdapat
perbaikan kedalam umum, sambil terus
diberikan cairan, dengan tujuan :
diagnostik: bila terjadi penurunan tekanan
darah berarti tubuh masih kekurangan cairan.
Terapeutik: untuk memperbaiki perfusi organ
penting dengan membuka pre & postcapillary
sphincter.
Isoproterenol (Isuprel)
Dosis 2 mg dalam 500 ml glukosa 5-10%
Tetesan disesuaikan untuk mempertahankan tekanan
sistolikdisekitar 60 mmHg.
Tidak dapat diberikan bila frekuensi jantung >
120/menit atau diketahui mempunyai kelainan jantung
karena mempunyai efek memperbesar kebutuhan
oksigen jantung dan mempertinggi iritabilitas
miokardium.
Hentikan pengobatan bila frekuensi jantung
150/menit atau aritmik.
Dopamin :
Dosis 200 mg dalam 250 ml glukosa 5 10%
Jumlah tetesan mula-mula 2 mcg/kgbb/menit,
kemudian disesuaikan dengan tekanan darah.
Dapat digunakan sebagai pengganti isoproterenol.
Alpha adrenergic blokers :
Fenoksibenzamin (Dibenzyline) 1mg/kgbb iv lambat.
b. Vasokonstriktor.
Vasokonsriktor (norepinefrin, aramine, effortil) tidak
dianjurkan karena dapat memperburuk sirkulasi organ
penting. Tetapi masih dapat dipertimbangkan untuk
digunakan dengan perhatian khusus.

c. Kortikosteroid.
Bila secara klinik syok tidak sesuai dengan perdarahan, atau
bila dengan penggantian cairan yang adekuat tidak terlihat
perbaikan, pikirkan kemungkinan insufisiensi korteks adrenal.
Untuk itu berikan kortikosteroid dosis besar, misalnya
hidrokortison 300 mg iv lambat (dalam 30 detik), dapat
diulang sampai mencapai dosis total 2-6 gram/24 jam. Dapat
juga digunakan dengan preparat lain dengan perbandingan
dosis: kortison 25, hidrokortison 20, metil prednisolon 4, dan
deksametason 0,75. sering memberikan efek yang
memuaskan pada syok hipovolemik dan syok septik.
d. Koreksi asidosis.
Diberikan Na-bikarbonat dengan dosis (0,3 x berat
badan x base excess) meq iv; pada khusus asidosis
yang nyata base excess dianggap = -20 mEq.
Bila mungkin, gunakan pemeriksaan gas darah
(Astrup) sebagai pedoman.
Koreksi asidosis dilakukan jika pH darah arteri < 7,2 .
Penelitian terakhir menyatakan jika
penyebabnya adalah tidak adekuatnya perfusi
jaringan perifer, maka pemberian cairan sampai
adekuat akan menghilangkan metabolit asam
dengan sendirinya (Metabolik anaerob).

e. Diuretik.
Bila tekanan darah dan CVP telah membaik
tetapi diuresis tetap < 30 ml/jam, berikan manitol
20% 100 mlper drip dalam waktu satu jam :
o bila setelah itu diuresis > 40 ml/jam, pertahan dengan dosis manitol
ulangan sampai mencapai dosis maksimum 100gram/24 jam.
o bila tetap < 40 ml/jam berikan asm etkrinat (edekrine) 50-100 mg iv:
o bila diuresis membaik ( > 40 ml/jam) pertahankan dengan kombinasi
manitol dan asam etakrinat.
o Bila tetap < 40 ml/jam, dianggap telah terjadi payah ginjal akut
Syok Normovolemik.

Penatalaksanaannya secara umum sama


dengan syok hipovolemik, yaitu dalam hal
posisi penderita dan pengawasan. Selanjutnya
perlu diperhatikan pemeriksaan-pemeriksaan
untuk mencari penyebab (kultur darah, foto
roentgen EKG).
Syok Kardiogenik
Definisi : Ketidakadekuatan perfusi
jaringan dan oksigenisasi sekunder
terhadap/karena kelainan jantung.

Diketahui dari riwayat/adanya kelainan


jantung yang mendahului, didukung dengan
pemeriksaan EKG. Dibedakan atas syok
kardiogenik koroner disebabkan oleh
insufisiensi koroner atau infark jantung.
Syok kardiogenik non koroner disebabkan
oleh payah jantung, miokardtis akut atau
aritmi.
Selain pengobatan terhadap penyebab, dapat
diberikan pula :
norepinefrin (Levophed) 2 mg dalam 500 ml
glukosa 5% per drip dengan tetesan disesuaikan
dengan tekanan darah (maksimum 48
mcg/menit) diberikan pada syok kardiogenik
koroner dan syok kardiogenik non koroner dengan
frekuensi denyut jantung 120/menit
isoproterenol (Isuprel) diberikan pada syok
kardiogenik non koroner dengan frekuensi denyut
jantung 120/menit (lihat diatas)
obat-obat lain-koreksi asidosis, diuretik,
kortikosteroid (lihat diatas)
B. Syok Neurogenik (Vaso-vagal syncope).

Penderita segera dibaringkan dengan kepala lebih


rendah; pada pemeriksaan mungkin didapatkan
bradikardi
Hilangkah penyebab: bila perlu dapat diberikan
analgetik.
Dalam hal lesi sumsum tulang, berikan kortikosteroid
untuk mencegah edema sumsum tulang.
Biasanya penderita akan sadar beberapa saat
kemudian setelah sirkulasi serebral membaik oleh
tindakan-tindakan diatas.

C. Syok Anafilaktik
Syok anafilaktik disebabkan oleh pelepasan massif
histamin dan bahan vasoaktif dari sel yang yelah
tersensitisasi sebelumnya terhadap zat spesifik seperti
penisilin, sengatan lebah atau kerang. Kolaps
kardiovaskular mendadak atau dengan tanpa disfungsi
pernafasan atau obstruksi jalan pernafasan karena
bronkokontriksi, edema angioneurotik, atau urtikaria
pada saluran pernafasan, jarang terjadi.
Syok Anafilaktik

Biasanya terjadi segera setelah penyuntikan serum atau


obat terhadap penderita yang sensitif; selain -tanda syok
terdapat juga spasmebronkioli yang menyebabkan
asfiksi dan sianosis
Juga sering didahului dengan rasa nyeri kepala,
gangguan pengliatan, urtikaria dan edema wajah,
dan mual-mual

Pengobatan
Hentikan kontak dengan alergan.
Perhatikan A B C (Perhatikan tanda-tanda vital dan
jalan napas; bila perlu dilakukan resusitasi dan
pemberian oksigen)
Posisi Syok, sesegera mungkin cari iv-line jika
memungkinkan dengan diameter yang terbesar.
Berikan infus secara cepat sampai tujuan
tercapai. (apapun jenis cairan, hindari yang
mengandung murni karbohidrat)

Epinefrin 1/1000 ( obat terpilih ) 0,5 1 ml sk/im,


dapat diulang 5 10 menit kemudian

Dapat diberikan pula: antihistamin-difenhidramin


(benadryl) 10 20 mg iv. Kortikosteroid-
hidrokortison (Solu-Corref) 100-250 mg iv lambat
(dalam 30 detik). Aminofilin 250-500 mg iv
lambat, bila spasmebronkioli nyata.
D. Syok Septik
Syok yang terjadi karena adanya mikro-
organisme dalam tubuh.

Sepsis : bukti klinis adanya infeksi, disertai


respon
sistemik, dua atau lebih gejala berikut :
1. Takipnu
2. Takikardia
3. hiper atau hipotermia
4. elevasi atau reduksi lekosit

Syok Septik : sepsis yang disertai dengan hipotensi


(TD<90mmHg )
Penyebab
Dimulai dari infeksi (bakteri virus ataupun fungi.
Proliferasi di aliran darah dan mengeluarkan toksin
dan terjadilah reaksi inflamasi
Ada pertanyaan?
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai