Anda di halaman 1dari 26

Oleh : Kelompok 1

Desy Natalia Kusmiyati ( 140351606512 )


Dewi Rochmatul Isnaeni (140351606512)
Faizzah Amalia Putri (140351606512)
Syarat-syarat
ilmiah yang dikemukakakn I.R
Poedjowijatno sebagai berikut:

Berobjek

Bermetode

Bersistem

Bersifat Universal
Pembahasan Pancasila secara ilmiah harus
memiliki objek, yang didalam ilmu filsafat
dibedakan atas 2 macam :

Objek forma

Objek materia
Objek forma Pancasila adalah suatu sudut
pandang tertentu dalam pembahasa
Pancasila. Pada hakikatnya Pancasila dapat
dibahas dari berbagai macam sudut pandang
moral, ekonomi, pers, hukum
kenegaraan,filsafat pancasila dan
sebagainya.
Objek materia adalah suatu objek yang
merupakan sasaran pembahasan dan
pengkajian Pancasila, baik yang bersifat
empiris maupun nonempiris.
Metode dalam pembahasan pancasila sangat
bergantung pada karakteristik objek forma
maupun objek materia Pancasila.
Metode dalam pembahasan Pancasila :
-analitico syntetic
-hermeneutika
-analitika bahasa
-pemahaman, penafsiran dan interpretasi.
Pembahasan Pancasila secara Ilmiah harus
merupakan suatu kesatuan dan keutuhan.
Pembahasan Pancasila secara Ilmiah dengan
sendirinya sebagai suatu sistem dalam dirinya
sendiri yaitu pancasila itu sendiri sebagai
objek pembahasan yang bersifat koheren
(runtut) tanpa ada pertentangan didalamnya,
sehingga sila-sila Pancasila merupakan suatu
kesatuan yang sistematik.
Kebenaran suatu Pengetahuan ilmiah harus
bersifat universal, artinya tidak terbatas oleh
waktu, ruang, keadaan, situasi, kondisi
maupun jumlah tertentu.
Tingkatan pengetahuan Ilmiah sangat
ditentukan oleh macam pertanyaan ilmiah
sebagai berikut :
Pengetahuan
deskriptif

kausal

normatif

essensial
Kajianpancasila secara deskriptif ini antara
lainberkaitan dengan kajian tentang
kedudukan dan fungsi pancasila, misalya
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa,
sebagai kepribadian bangsa, sebagai dasar
Negara Republik Indonesia, dan sebagai
Ideologi bangsa dan negara Indonesia.
Dalam kaitannya dengan kajian tentang
Pancasila maka tingkatan pengetahuan
sebab-akibat berkaitan dengan kajian proses
kausalitas terjadinya Pancasila yang meliputi
empat kausa :
-kausa materialis
-kausa formalis
-kausa effisien
-kausa finalis
Pengetahuan normatif senantiasa berkaitan
dengan suatu ukuran, parameter, serta
norma-norma. Karena pancasila itu
diamalkan, direalisasikan serta
dikongkritisasikan.
Pengetahuan essensial adalah tingkatan
pengetahuan untuk menjawab suatu
pertanyaan tentang hakikat segala sesuatu
dan dikaji dalam bidang ilmu filsafat. Pada
hakikatnya untuk mendapat suatu
pengetahuan tentang intisari / makna yang
terdalam dari sila-sila pancasila.
PancasilaYuridis Kenegaraan meliputi
pembahasan Pancasila dalam kedudukan
sebagai dasar Negara Republik
Indonesia,sehingga meliputi pembahasan
bidang yuridis dan ketatanegaraan, realisasi
Pancasila dalam segala aspek
penyelenggaraan negara yang menyangkut
norma hukum maupun norma moral.
Kedudukan dan fungsi Pancasila bila dikaji secara Ilmiah
memiliki pengertian yang luas, baik dalam kedudukannya
sebagai dasar negara, sebagai pandangan hidup bangsa
sebagai ideologi bangsa dan negara, sebagai kepribadian
bangsa bahkan dalam proses terjadinya terdapat berbagai
macam terminologi yang harus dideskripsikan secara
objektif.
oleh karena itu untuk memahami Pancasila secara
kronologis baik menyangkut rumusannya maupun
peristilahannya maka pengertian Pancasila tersebut
memiliki lingkup pengertian sebagai berikut :
- Pengertian pancasila secara etimologias
- Pengertian pancasila secara Hiatoris
- Pengertian pancasila secara terminologis
Secara Etimologis, PANCASILA berasal dari bahasa
Sansekerta ( Bahasa India/ Kasta Brahmana ) .
Menurut Muhammad Ymin , dalam bahasa Sansekerta :
Panca : lima
Syila : batu sendi, alas , dasar , peraturan tingkahlaku
yang baik, yang penting atau senonoh
Dalam Bahasa Indonesia terutama Bahasa Jawa
diartikan susila yang memiliki hubungan dengan
moralitas
Jadi, secara Etimologis Pancasila bermakna berbatu
sendi lima
Secara harfiah, Dasar Yang Memiliki Lima Unsur
Pancasila mulanya terdapat dalam kepustakaan Budha
di India bersumber dari Kitab Suci Tripitaka yang
terdiri dari 3 buku besar :
Dasyasyiila
Saptasyiila
Pancasyiila

Dengan masuknya India ke Indonesia melalui ajaran


Hindu-Budha maka ajaran Pancasila masuk ke Tanah
Jawa dan terus berkembang dari Kerajaan Majapahit
sampai kerajaan Islam yang tersebar ke sluruh
Indonesia.
Perumusan Pancasila diawali dalam Sidang BPUPKI
PERTAMA yang membahas tentang calon Rumusan
Dasar Negara Indonesia dan selanjutnya dinamakan
PANCASILA oleh Ir. Soekarno yang artinya lima
dasar.

Pada 17 Agustus 1945 Indonesia memproklamirkan


kemerdekaan dan esoknya disahkan Undang-Undang
Dasar 1945 beserta Pembukaan UUD 1945 yang
didalamnya terdapat Pancasila sebagai Dasar Negara.
Berikut usulan sila-sila yang diajukan pada saat sidang
BPUPKI PERTAMA

A) Mr. Muhammad Yamin ( 29 Mei 1945)


1) Peri Kebangsaan
2) Peri Kemanusiaan
3) Peri Ketuhanan
4) Peri Kerakyatan
5) Kesejahteraan Rakyat
B) Ir. Soekarno ( 1 Juni 1945 )

1) Nasionalisme dan Kebangsaan Indonesia


2) Kebangsaan Persatuan Indonesia
3) Mufakat atau Demokrasi
4) Kesejahteraan Sosial
5) Ketuhanan Yang Berkebudayaan

Selanjutnya usul lima sila tersebut dapat diperas


menjadi 3 sila, yaitu :
1) Sosio Nasional yaitu Nasionalisme dan
Internasionalisme
2) Sosio Demokrasi yaitu Demokrasi dengan
Kesejahteraan Rakyat
3) Ketuhanan Yang Maha Esa
Trisila masih diperas lagi menjadi EkaSila yang intinya
Gotong Royong

C) Piagam Jakarta ( 22 Juni 1945 )

Di usulkan oleh sembilan tokoh nasional yang dikenal


sbg Panitia Sembilan dan berhasil menyusun piagam yg
dikenal Piagam Jakarta :

1. Ketuhanan Dengan Menjalankan Syariat Islam bagi


pemeluk-pemeluknya
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Secara Terminologis Pancasila merupakan
bagian dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945 yang secara konstitusional sah
dan benar sebagai dasar negara Republik
Indonesia.

Dalam upaya mempertahankan eksistensi


negara dan bangsa Idonesia terdapat pula
rumusan-rumusan Pancasila sebagai berikut .
a) Dalam Konstitusi RIS ( Republik Indonesia Serikat )
berlaku 29 Desember 1949-17 Agustus 1950 :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa


2. Peri Kemanusiaan
3. Kebangsaan
4. Kerakyatan
4. Keadilan Sosial

b) Dalam UUDS 1950 ( 17 Agustus 1950-5 Juli 1959)


1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Peri Kemanusiaan
3. Kebangsaan
4. Krakyatan
5. Keadilan Sosial
c. Rumusan Pancasila di Kalangan Masyarakat
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Peri Kemanusiaan
3. Kebangsaan
4. Kedaulatan Rakyat
5. Keadilan Sosial

Dari berbagai rumusan tersebut yang sah dan benar


secara Konstitusional adalah Rumusan Pancasila
dalam Pembukaan UUD 1945 dan diperkuat dengan
Ketetapan NO.XX/MPRS/1966 dan Inpres No. 12
Tanggal 13 April 1968.

Anda mungkin juga menyukai