Berobjek
Bermetode
Bersistem
Bersifat Universal
Pembahasan Pancasila secara ilmiah harus
memiliki objek, yang didalam ilmu filsafat
dibedakan atas 2 macam :
Objek forma
Objek materia
Objek forma Pancasila adalah suatu sudut
pandang tertentu dalam pembahasa
Pancasila. Pada hakikatnya Pancasila dapat
dibahas dari berbagai macam sudut pandang
moral, ekonomi, pers, hukum
kenegaraan,filsafat pancasila dan
sebagainya.
Objek materia adalah suatu objek yang
merupakan sasaran pembahasan dan
pengkajian Pancasila, baik yang bersifat
empiris maupun nonempiris.
Metode dalam pembahasan pancasila sangat
bergantung pada karakteristik objek forma
maupun objek materia Pancasila.
Metode dalam pembahasan Pancasila :
-analitico syntetic
-hermeneutika
-analitika bahasa
-pemahaman, penafsiran dan interpretasi.
Pembahasan Pancasila secara Ilmiah harus
merupakan suatu kesatuan dan keutuhan.
Pembahasan Pancasila secara Ilmiah dengan
sendirinya sebagai suatu sistem dalam dirinya
sendiri yaitu pancasila itu sendiri sebagai
objek pembahasan yang bersifat koheren
(runtut) tanpa ada pertentangan didalamnya,
sehingga sila-sila Pancasila merupakan suatu
kesatuan yang sistematik.
Kebenaran suatu Pengetahuan ilmiah harus
bersifat universal, artinya tidak terbatas oleh
waktu, ruang, keadaan, situasi, kondisi
maupun jumlah tertentu.
Tingkatan pengetahuan Ilmiah sangat
ditentukan oleh macam pertanyaan ilmiah
sebagai berikut :
Pengetahuan
deskriptif
kausal
normatif
essensial
Kajianpancasila secara deskriptif ini antara
lainberkaitan dengan kajian tentang
kedudukan dan fungsi pancasila, misalya
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa,
sebagai kepribadian bangsa, sebagai dasar
Negara Republik Indonesia, dan sebagai
Ideologi bangsa dan negara Indonesia.
Dalam kaitannya dengan kajian tentang
Pancasila maka tingkatan pengetahuan
sebab-akibat berkaitan dengan kajian proses
kausalitas terjadinya Pancasila yang meliputi
empat kausa :
-kausa materialis
-kausa formalis
-kausa effisien
-kausa finalis
Pengetahuan normatif senantiasa berkaitan
dengan suatu ukuran, parameter, serta
norma-norma. Karena pancasila itu
diamalkan, direalisasikan serta
dikongkritisasikan.
Pengetahuan essensial adalah tingkatan
pengetahuan untuk menjawab suatu
pertanyaan tentang hakikat segala sesuatu
dan dikaji dalam bidang ilmu filsafat. Pada
hakikatnya untuk mendapat suatu
pengetahuan tentang intisari / makna yang
terdalam dari sila-sila pancasila.
PancasilaYuridis Kenegaraan meliputi
pembahasan Pancasila dalam kedudukan
sebagai dasar Negara Republik
Indonesia,sehingga meliputi pembahasan
bidang yuridis dan ketatanegaraan, realisasi
Pancasila dalam segala aspek
penyelenggaraan negara yang menyangkut
norma hukum maupun norma moral.
Kedudukan dan fungsi Pancasila bila dikaji secara Ilmiah
memiliki pengertian yang luas, baik dalam kedudukannya
sebagai dasar negara, sebagai pandangan hidup bangsa
sebagai ideologi bangsa dan negara, sebagai kepribadian
bangsa bahkan dalam proses terjadinya terdapat berbagai
macam terminologi yang harus dideskripsikan secara
objektif.
oleh karena itu untuk memahami Pancasila secara
kronologis baik menyangkut rumusannya maupun
peristilahannya maka pengertian Pancasila tersebut
memiliki lingkup pengertian sebagai berikut :
- Pengertian pancasila secara etimologias
- Pengertian pancasila secara Hiatoris
- Pengertian pancasila secara terminologis
Secara Etimologis, PANCASILA berasal dari bahasa
Sansekerta ( Bahasa India/ Kasta Brahmana ) .
Menurut Muhammad Ymin , dalam bahasa Sansekerta :
Panca : lima
Syila : batu sendi, alas , dasar , peraturan tingkahlaku
yang baik, yang penting atau senonoh
Dalam Bahasa Indonesia terutama Bahasa Jawa
diartikan susila yang memiliki hubungan dengan
moralitas
Jadi, secara Etimologis Pancasila bermakna berbatu
sendi lima
Secara harfiah, Dasar Yang Memiliki Lima Unsur
Pancasila mulanya terdapat dalam kepustakaan Budha
di India bersumber dari Kitab Suci Tripitaka yang
terdiri dari 3 buku besar :
Dasyasyiila
Saptasyiila
Pancasyiila