Anda di halaman 1dari 20

FARMAKOLOGI 2

MULA KERJA, PUNCAK EFEK


DAN LAMA KERJA OBAT
ANALGETIK PADA PEMBERIAN
PER-ORAL DAN
INTRAPERITONEAL
Tujuan Praktikum :

Membedakan mula kerja (onset of action),


puncak efek (peak effect), lama kerja obat
(duration of action) analgetik pada pemerian
per-oral dan intra peritoneal
Dasar Teori
Mekanisme kerja
Analgetika adalah zat-zat yang mengurangi
rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran.
Obat-obat analgetik mampu meringankan
atau menghilangkan rasa nyeri tanpa
mempengaruhi sistem saraf pusat (ssp) atau
menurunkan kesadaran, juga tidak
menimbulkan ketagihan.
Farmakokinetik
Rute pemberian obat adalah salah satu faktor
yang mempengaruhi proses absorbsi dan
distribusi obat dalam tubuh.
Obat oralmulut granullarutdi absorpsi
menuju jaringan atau sistem pembuluh
darahseluruh tubuhreseptor.
Kemudian dengan atau tanpa biotransformasi,
obat akan diekskresikan dari dlm tubuh lewat
urin, feses, keringat, air mata, air susu, atau
rambut.
Obat
intraperitonealinjeksikulitotot
pembuluh darahsistemik.
Kentungan mudah
relatif aman

pemberian praktis
Ekonomis
Kerja obat lebih lama karena masuk dalam saluran
oral pencernaan

efek timbul relatif lambat

Kerugian tidak bermanfaat bagi pasien yg sering muntah, diare,


tidak sadar, & tidak kooperatif
obat dapat mengiritasi saluran cerna
pemberian obat dapat diuraikan oleh cairan lambung/usus mjd
inaktif

oral Tidak dapat digunakan untuk keadaan darurat.


Mengalami first pass effect, yaitu masuk melalui vena
porta kemudian diabsorbsi di hepar.
dapat digunakan untuk pasien yang tidak sadar
sering muntah, diare, pasien yang sulit menelan
Keuntungan / pasien yang tidak kooperatif
pemberian dapat untuk obat yang mengiritasi lambung;
dapat menghindari kerusakan obat di saluran
intraperitoneal cerna dan hati
bekerja cepat dan dosis ekonomis

kurang aman
tidak disukai pasien
Kerugian berbahaya (suntikan infeksi)
pemberian Terjadi kmplikasi, jika pH,osmolaritas dan
kepekatan cairan obat yang diijeksikan tidak
intraperitoneal sesuai dengan kondisi tempat penusukkan, dapat
mengakibatkan kerusakan jaringan sekitar
tempat injeksi
Alat dan Bahan

Analgetik Meter
Beban geser
Bagan alir
Siapkan analgetik meter dengan beban terkecil

Pegang punggung kulit tikus dengan tangan kiri, tangan kanan memposisikan
kaki tikus di alat penekan
Geser beban
Bila tikus menunjukan respon nyeri, lepaskan beban

Bagi tikus menjadi dua kelompok

Tikus 1 oral Tikus 2 intraperitoneal

Berikan obat analgesik

Ukur respon analgesik tiap 5-60 menit

Catat hasil pengamatan pada tabel


PEMBAHASAN
Dosis yang digunakan BB Tikus I : 99g
BB Tikus II : 113g
Dosis untuk oral Antalgin (Tikus I)
250mg/ml x 99g = 24.75mg
1000g
24.75mg x 20ml = 0,99ml Antalgin
500mg
Dosis untuk intraperitoneal xylomidon (Tikus 2) :
250mg/ml x 113g = 28,25mg
1000
250mg/ml28,25mg x 1ml = 0,113ml
250mg/ml
Beban Kontrol Percobaan Mean Kontrol setelah
pemberian
I II III analgesik
Tikus 1 9.4 6.2 5.4 7 14

Tikus 2 2.7 7.5 5.1 10.2


Hasil Praktikum
Kelompok WAKTU

PER ORAL 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60

Kel I - - - + + + - - - - - -

Kel II - - + - - - - - - - - -

Kel III - - - + + + + + + - - -

Kel IV - - - - - - - - + + + +

Kel V - + + + + + - - - - - -

Kel VI - - - - - + + - - - - -

% Effect O% 16,67 33,3 50,00 50,0 66,67 33,33 16,6 33,3 16,6 16,6 16,
% 3% % 0% % % 7% 3% 7% 7% 67
%
Kelompok Waktu
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60
Per Intraperitoneal
KEL I - + + + + + - - - - - -
KEL II - + + - - - - - - - - -
KEL III - - - - - + + + + - - -
KEL IV - - + + + + + + + - - -
KEL V + + + + + + + - - - - -
KEL VI + + + + + + - - - - - -
% Effect 33, 66,6 83,33 66,6 66,6 83,3 50,0 33,3 33,3 0% 0% 0%
33 7% % 7% 7% 3% 0% 3% 3%
%
GRAFIK
90.00%

80.00%

70.00%

60.00%

50.00%

Per-oral
40.00%

Intraperitoneal

30.00%

20.00%

10.00%

0.00%
5' 10' 15' 20' 25' 30' 35' 40' 45' 50' 55' 60'
HASIL PRAKTIKUM

Berdasarkan data diatas, respon mencit terhadap obat


analgesik peritoneal rata-rata dimulai pada menit ke 10
dengan lama kerja sekitar 20 menit sedangkan per-oral
dimulai pada menit ke 20 dengan lama kerja sekitar 15
menit sehingga mula kerja dan lama kerja obat
peritoneal lebih cepat dan lama dibandingkan per-oral.
Hal ini disebabkan karena obat melalui peritoneal
masuk ke pembuluh darah lebih cepat dibandingkan
per-oral yang masih melawati GIT dan kemungkinan
mengalami first pass metabolime
PERTANYAAN
1. Mengapa mula kerja obat pda pemberian
per-oral lebih lambat daripada
peritoneal?Jelaskan
2. Sebutkan cara pemberian parenteral selain
intraperitoneal serta keuntungan dan
kerugian?
3. Buatlah kurva dosis vs persen efek?
JAWABAN
1. Karena pemberian obat per-oral masih
melalui GIT dan kemungkinan terjadi first pass
metabolisme sebelum mencapai tempat kerja
obat sehingga kadar dan efek obat menurun
sedangkan intraperitoneal tidak melewati GIT
tetapi melalui rongga perut yang memiliki
banyak pembuluh darah sehingga kadar obat
tidak berkurang banyak dan menghasilkan
efek kerja yang optimal dan efisien
2. A. Pemberian Obat Via Jaringan Intra Kutan
Keuntungan : bisa dilkakukan pada pasien yang tidak sadar,
tidak mau bekerja sama karena tidak
memungkinkan untuk diberikan obat secara oral, tidak
alergi.
Kerugian : luka, berbulu, alergi, infeksi kulit
B. Pemberian Obat Via Jaringan Subkutan
Keuntungan : biasa dilakukan pada pasien yang tidak sadar
dan tidak mau bekerja sama, karena tidak
memungkinkan diberikan obat secara oral, bebas dari
infeksi, lesi kulit, jaringan parut, tonjolan tulang,
otot atau saras besar di bawahnya, obat dosis kecil yang
larut dalam air.
Kerugian : obat yang merangsang, obat dalam dosis
besar dan tidak larut dalam air atau minyak.
C. Pemberian Obat Via Intra Vena :
- Intra Vena Langsung
Keuntungan : biasa dilakukan pada pasien yang tidak sadar
dan tidak mau bekerja sama karena tidak
memungkinkan untuk diberikan obat secara oral dan steril.
Kerugian : tidak steril, obat yang tidak dapat larut dalam
air, atau menimbulkan endapan dengan protein
atau butiran darah.
-Intravena tidak langsung
Keuntungan : biasa dilakukan pada pasien yang tidak sadar
dan tidak mau bekerja sama karena tidak
memungkinkan untuk diberikan obat secara oral dan steril.
Keuntungan : tidak steril, obat yang tidak dapat larut dalam
air, atau menimbulkan endapan dengan protein
atau butiran darah.
D. Pemberian Obat Via Intramuskular
Keuntungan : biasa dilakukan pada pasien
yang tidak sadar dan tidak mau bekerja sama
karena tidak memungkinkan
untuk diberikan obat secara oral, bebas dari
infeksi, lesi kulit, jaringan parut,
tonjolan tulang, otot atau saras besar di
bawahnya.
Kerugian : Infeksi, lesi kulit, jaringan parut,
tonjolan tulang, otot atau saraf besar di
bawahnya.
Terimakasih Atas Perhatiannya

Anda mungkin juga menyukai