Anda di halaman 1dari 25

PENATALAKSANAAN

CARDIOTOKOGRAFI

PROGRAM STUDI D IV KEBIDANAN MINAT KLINIK


FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSTAS KADIRI
TAHUN AJARAN 2016
DISUSUN OLEH KELOMPOK 11 :

1. WA ODE AYU WIDIATMI


2. YUYUN TASNIM
3. SONIDA SRIMEGA DIANA BABIS
4. YOHANA NOFITA FOEH
SOP PEMERIKSAAN
CARDIOTOKOGRAFI

1. Persiapan Pasien dan keluarga


Persetujuan tindak medik (Informed
Consent) Konseling Pra Tindakan :
menjelaskan indikasi, cara
pemeriksaan dan kemungkinan hasil
yang akan didapat. Persetujuan tindak
medik ini dilakukan oleh dokter
penanggung jawab pasien
Persiapan alat dan bahan
Persiapan Pasien

1. Kosongkan kandung kencing.


2. Periksa kesadaran dan tanda vital ibu
3. Ibu tidur terlentang, bila ada tanda-tanda insufisiensi
utero-plasenter atau gawat janin, ibu tidur miring ke
kiri dan diberi oksigen 4 liter / menit.
4. Lakukan pemeriksaan Leopold untuk menentukan
letak, presentasi dan punctum maksimum DJJ
5. Hitung DJJ selama satu menit; bila ada his, dihitung
sebelum dan segera setelah kontraksi berakhir.
6. Pasang tokometer di daerah fundus.
7. Pasang transduser ultrasound ( Diberi jelly untuk
menghindari adanya udara antara kulit dengan
transduser).
8. Setelah transduser terpasang baik, beri tahu ibu bila
janin terasa bergerak, pencet bel yang telah
disediakan dan hitung berapa gerakan bayi yang
dirasakan oleh ibu selama perekaman
cardiotokografi.
9. Hidupkan komputer dan Cardiotokograf.
10. Pastikan kontraksi rahim sudah terdeteksi, lakukan
reset pada saat tidak ada kontraksi uterus
11. Pastikan DJJ terdeteksi jelas, tidak terputus putus
12. Lama perekaman adalah 30 menit (tergantung
keadaan janin dan hasil yang ingin dicapai)
13. Lakukan pencetakkan hasil rekaman Cardiotokografi.
14. Lakukan dokumentasi data pada disket komputer
(data untuk rumah sakit).
15. Matikan komputer dan mesin kardiotokograf.
Bersihkan dan rapikan kembali alat pada tempatnya.
16. Beri tahu pada pasien bahwa pemeriksaan telah
selesai.
17. Berikan hasil rekaman cardiotokografi kepada dokter
penanggung jawab atau paramedik membantu
membacakan hasi interpretasi komputer secara
lengkap kepada dokter.
Indirect (external monitoring)
INTERPRETASI HASIL :
Kategori 1 pola DJJ normal
1. Frekuensi dasar normal : 110-160 dpm
2. Variabilitas DJJ Normal : moderat (5-25 dpm)
3. Tidak ada deselerasi lambat dan variabel
4. Tidak ada atau ada deselerasi dini
5. Ada atau tidaknya akselerasi
Kategori II : Pola DJJ Ekuivokal
1. Frekuensi Dasar dan Variabilitas
2. Frekuensi dasar : Bradikardia (<110 dpm) yang tidak disertai
hilangnya variabilitas (absent variability)
3. Takhikardia (>160 dpm)
4. Variabilitas minimal (1 - 5 dpm)
5. Tidak ada variabilitas tanpa disertai deselerasi berulang
6. Variabilitas > 25 DPM (marked variability)
Perubahan Periodik
1. Tidak ada akselerasi DJJ setelah janin distimulasi
2. Deselerasi variabel berulang yang disertai variabilitas
DJJ minimal atau moderat
3. Deselerasi lama (prolonged deceleration) > 2 menit tetapi
< 10 menit
4. Deselerasi lambat berulang disertai variabilitas DJJ
moderat (moderate baseline variability)
5. Deselerasi variabel disertai gambaran lainnya, misal
kembalinya DJJ ke frekuensi dasar lambat atau overshoot
Kategori III: pola DJJ Abnormal
1. Deselerasi lambat berulang
2. Deselerasi variabel berulang
3. Bradikardia
4. Pola sinusoid (sinusoidal pattern)
Kata kata sulit:
Variabilitas DJJ : adalah perubahan DJJ dari
frekuensi dasar pada daerah tanpa kontraksi
uterus dan tanpa gerak janin, minimal pada kurun
waktu dua menit (lihat buku acuan)
Akselerasi DJJ : adalah kenaikan DJJ > 15 dpm
dari frekuensi dasar DJJ akibat pengaruh kontraksi
uterus atau gerak janin atau rangsang bel
vibroakustik.
Deselerasi DJJ : adalah penurunan DJJ > 15 dpm
dari frekuensi dasar
DJJ akibat pengaruh kontraksi uterus atau gerak
janin atau rangsang bel vibroakustik
Hasil pemeriksaan
cardiotokografi
1. Djj dasar
a. Frekuensi dasar
b. Variabilitas

2. Reaktifitas
1. Akselerasi
2. deselerasi
3. Gerakan janin
Ctg :
1. Baseline : 120 -160 dpm
2. Variabilitas
a) Jangka pendek : 2-3 dpm
b) Jangka panjang
a) Salsatory Amplitudo > 25 dpm
b) Normal Amplitudo 6-25 dpm
c) Berkurang Amplitudo 2-5 dpm
d) Menghilang Amplitudo < 2 dpm
3. Akselerasi : peningkatan frekuensi Djj > 15 dpm &
selama > 15 detik .
lama : tidak samapai 2 menit
Cont ..
4. Deselerasi
1. Deselerasi dini : amplitudo nya tidak turun > 20 dpm
& lama < 90 detik . Baseline dan variabilitas normal
2. Deselerasi lambat : timbul 20-30 detik setelah
kontraksi hilang .lamanya < 90 detik . Timbul
berulang setiap kontraksi dengan insentitas sesuai
dengan kontraksi uterus , Djj Normal takikardia
ringan , hipoksia menjadi brakikardi
3. Deselerasi variabel : penurunan sementara
frekuensi Djj yang bervariasi, baik saat timbulnya,
lamanya , amplitudonya dan bentuknya.

Anda mungkin juga menyukai