Anda di halaman 1dari 20

PROSES

ERUPSI GIGI
KELOMPOK 1

A R I E P U S PA N I N G T YA S 141610101003
A RW I N D A H E N I N G P. 141610101010
A N I N D H I TA V I R L I A N A J . 141610101029
ARINA NUR RAHMAH 141610101032
ERUPSI GIGI

Erupsi gigi adalah suatu proses fisiologis berupa


proses pergerakan gigi yang dimulai dari tempat
pembentukkan gigi di dalam tulang alveolar
kemudian gigi menembus gingiva sampai akhirnya
mencapai dataran oklusal.
Erupsi gigi dimulai dengan tumbuhnya gigi sulung
pertama sekitar 6 bulan dan selesai pada 2 tahun
dan sekitar 18-25 tahun erupsi untuk gigi
permanen, ketika molar ketiga tumbuh.
GIGI SULUNG
Gigi sulung, gigi desidui atau gigi susu adalah gigi yang tumbuh
pada umur 6-8 bulan sampai 2-3 tahun. Gigi ini berjumlah 20 gigi
geligi yaitu 10 pada rahang atas maksila dan 10 pada rahang bawah
mandibula. Dimulai dari midline atau garis tengah pada wajah, gigi
pertama yang disebut insisif sentral yang berguna untuk memotong
makanan.
GIGI PERMANEN
Gigi permanen mirip dengan gigi sulung. Namun gigi permanen
berjumlah 32 gigi yaitu 16 gigi pada mandibula dan 16 gigi lainnya
pada maksila. Pada masa ini gigi sulung mengalami pergantian
menjadi gigi permanen dan mengalami pertambahan gigi disamping
kaninus yaitu gigi premolar dan gigi molar ke tiga.
TAHAP PERKEMBANGAN GIGI
TAHAP INISIASI (BUD STAGE)
Inisiasi merupakan permulaan terbentuknya benih
gigi dari jaringan epitel mulut.
Terjadi pada minggu ke-7 kehidupan IU.
Sel-sel tertentu pada lapisan basal dari epitel
mulut berproliferasi lebih cepat dari pada sel
sekitarnya. Hasilnya adalah lapisan epitel yang
menebal di regio bukal lengkung gigi.
TAHAP PROLIFERASI (CAP STAGE)

Proliferasi adalah gejala dimana proyeksi dari


lamina gigi meluas sampai ke daasar mesenkim
pada tempat yang khusus dan membentuk
primordia dari gigi primer (organ enamel). Jaringan
mesenkim mendorong jaringan epitel sehingga
terbentuk topi (cap stage
TAHAP HISTODIFERENSIASI (BELL STAGE)
Pada perkembangan ini, sel berbentuk seperti
lonceng, sehingga dinamakan bell stage.
Tahap perubahan bentuk (metamorfosis) dari organ
enamel yang khas untuk gigi susu dan gigi tetap.
Sel-sel inner email epithelium menjadi semakin
panjang dan silindris,disebut sebagai ameloblas
yang akan berdiferensiasi menjadi email
Sel-sel bagian tepi dari papila gigi menjadi
odontoblas yang akan berdiferensiasi menjadi
dentin.
TAHAP MORFODIFERENSIASI
Pola morfologi atau bentuk dasar dan ukuran relatif dari gigi yang
akan datang dibentuk pada tahap morfodiferensiasi.

Morfologi gigi dapat ditentukan bila epitel email bagian dalam


tersusun sedemikian rupa sehingga batas antara epitel email dan
odontoblas merupakan gambaran dentino enamel junction yang
akan terbentuk. Dentino enamel junction mempunyai sifat khusus
yaitu bertindak sebagai pola pembentuk setiap macam gigi.
TAHAP APOSISI
Aposisi adalah pengendapan matriks dari struktur jaringan keras
gigi. Matriks email terbentuk dari sel-sel ameloblas yang bergerak
ke arah tepi dan telah terjadi proses kalsifikasi sekitar 25%-30%.

Pertumbuhan aposisi ditandai oleh pengendapan yang teratur dan


berirama dari bahan ekstra seluler yang tidak mempunyai
kemampuan sendiri untuk pertumbuhan yang akan datang.
TAHAP KALSIFIKASI GIGI
Kalsifikasi terjadi dengan pengendapan garam-garam kalsium
anorganik selama pengendapan matriks.

Kalsifikasi akan dimulai di dalam matriks yang sebelumnya telah


mengalami deposisi dengan jalan presipitasi dari bagian ke bagian
lainnya dengan penambahan lapis demi lapis.

Gangguan pada tahap ini dapat menyebabkan kelainan pada


kekerasan gigi seperti hipokalsifikasi.
TAHAP ERUPSI GIGI
Ada dua fase yang penting dalam proses erupsi gigi, yaitu :
Erupsi aktif adalah pergerakan gigi yang didominasi oleh gerakan
ke arah vertikal, sejak mahkota gigi bergerak dari tempat
pembentukannya di dalam rahang sampai mencapai oklusi
fungsional dalam rongga mulut.
Erupsi pasif adalah pergerakan gusi ke arah apeks yang
menyebabkan mahkota klinis bertambah panjang dan akar klinis
bertambah pendek sebagai akibat adanya perubahan pada perlekatan
epitel di daerah apical.
Tahap erupsi gigi

Essentials of Oral Histology and Embryology. James Avery, 3nd edition


Tabel perkembangan kronologis pada gigi permanen
Slightly modified by McCall and Schour
Faktor lokal yang mempengaruhi erupsi gigi permanen :

Kehilangan ruangan akibat tanggal dini gigi susu.


Posisi abnormal, biasanya ditemukan pada gigi molar tiga mandibula dan
kaninus maksila.
Gigi berjejal. Ruang yang tidak cukup merupakan faktor penyebab umum dari
keterlambatan erupsi, terutama gigi molar tiga mandibula.
Gigi berlebih yang menempati ruang untuk gigi normal.
Kista dentigerus yang menyebabkan pergeseran dan mencegah gigi untuk
erupsi.
Retensi gigi susu. Kadang gigi sulung mengalami ankilosis.
Resorbsi akar gigi sulung yang lambat akibat infeksi periapeks , meskipun
jarang terjadi, dapat menghalangi erupsi gigi tetap.
DAAFTAR PUSTAKA
Avery, J. Dan D. Chiego. 2005. Essentials of Oral Histology and Embryology.
Third Edition. USA : Mosby
Sudiono, Janti. (2008). Gangguan Tumbuh Kembang Dentokraniofasial. Jakarta :
EGC
Wangidjaja, Itjingningsih. (2014). Anatomi gigi edisi 2. Jakarta : EGC.
Kawengian Shirley E. S, Lantu Virginia A. R, Wowor Vonny N. S. 2015.
Hubungan status gizi dengan erupsi gigi permanen siswa SDN 70
Manando.Jurnal e-GiGi (eG), 3(1).
Effendi H. S, Soewondo W. 2014. Erupsi Gigi Sulung pada Anak dengan Riwayat
Lahir Prematur, Berat Badan Lahir Renda., MKB.46 (1)

Anda mungkin juga menyukai