wb
epistaksis
By :Kelompok 1
Epistaksis dibagi menjadi 2 :
Mengorek-ngorek hidung.
Terlalu lama menghirup udara kering,
misalnya pada ketinggian atau ruangan
ber-AC.
Terlalu lama terpapar sinar matahari.
Pilek atau sinusitis.
Membuang ingus terlalu kuat
Penanganan :
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan darah tepi lengkap.
Fungsi hemostatis.
EKG.
Tes fungsi hati dan ginjal
Pemeriksaan foto hidung, sinus
paranasal, dan nasofaring.
CT scan dan MRI
Penatalaksanaan
Epistaksis
Kolaborasi Mandiri
a. Terapi simptomatis a. Tindakan mandiri
Umum perawat
b. Terapi Lokal b. Perawatan
c. Medika Mentosa
d. Pembedahan
Komplikasi
Sinusitis.
Septal hematom (bekuan darah pada sekat
hidung).
Deformitas (kelainan bentuk) hidung.
Aspirasi (masuknya cairan ke saluran napas
bawah).
Kerusakan jaringan hidung infeksi.
Komplikasi epistaksis :Hipotensi, hipoksia,
anemia, aspirasi pneumonia.
Komplikasi kauterisasi : Sinekia, perforasi
septum.
Komplikasi pemasangan tampon : Sinekia,
rinosinusitis, sindrom syok toksik,
Perforasi septum, tuba eustachius
tersumbat, aritmia (overdosis kokain atau
lidokain).
Komplikasi embolisasi : Perdarahan
hematom, nyeri wajah, hipersensitivitas,
paralisis fasialis, infark miokard.
Komplikasi ligasi arteri : kebas pada
wajah, sinusitis, sinekia, infark miokard.
Prognosis
Follow up
Edukasi pasien
Menghentikan perdarahan
Wassalamualaikum wr. wb
Terima kasih