ANESTESI REGIONAL
Anestesi pada sebagian tubuh, keadaan bebas nyeri tanpa
kehilangan kesadaran. terbagi atas spinal anestesi
(anestesi blok subaraknoid), epidural anestesi dan blok
perifer.
Abses adalah daerah jaringan yang terbentuk
dimana didalamnya terdapat nanah yang terbentuk
sebagai usaha untuk melawan aktivitas bakteri
berbahaya yang menyebabkan infeksi.
Abses terbentuk jikalau tidak ada jalan keluar
nanah/pus sehingga nanah/pus tadi terperangkap
dalam jaringan dan terus membesar
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Anestesi blok saubaraknoid atau biasa disebut anestesi
spinal adalah tindakan anestesi dengan memasukan
obat analgetik ke dalam ruang subaraknoid di daerah
vertebra lumbalis yang kemudian akan terjadi hambatan
rangsang sensoris mulai dari vertebra thorakal.
Indikasi
Untuk Pembedahan
Daerah tubuh yang dipersyarafi cabang T4 kebawah
(daerah papila mamae kebawah). Dengan durasi
operasi yang tidak terlalu lama, maksimal 2-3 jam.
Kontraindikasi
Kontraindikasi pada teknik anestesi
subaraknoid blok terbagi menjadi dua
yaitu kontraindikasi absolut dan relatif.
Kolumna Vertebralis
Susunan Anatomi ligament vertebra
PERSIAPAN ANESTESI SPINAL
Informed consent
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan laboratorium
anjuran
PERSIAPAN YANG DIBUTUHKAN SETELAH PERSIAPAN PASIEN
ADALAH PERSIAPAN ALAT DAN OBAT-OBATAN
Status generalis
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Berat badan : 80 kg
Tinggi badan : 170 kg
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit, teratur, kuat angkat, terisi penuh.
Respirasi : 20 x/menit
Suhu badan : 36,8 C
Kepala : Normocephali, jejas (-), Oedema (-)
Mata : Sekret (-/-), Conjungtiva anemis (-/-),
Sklera ikterik (-/-)
Hidung : Deformitas (-), sekret (-), perdarahan (-)
Telinga : Deformitas (-/-), perdarahan (-)
Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-),
JVP dalam batas normal,
trakea ditengah, malampati score 1
Thoraks
Paru - Paru
Inspeksi : Gerak dada simetris (+/+),
retraksi dinding dada (-/-), jejas (-)
Palpasi : Vocal fremitus kanan dan kiri simetris.
Perkusi : Sonor pada paru kanan dan kiri.
Auskultasi : Suara napas vesikuler (+/+),
Suara ronki (-/-), suara wheezing (-/-).
JANTUNG
Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak
Palpasi : Iktus kordis teraba di sela iga ke V, 1 cm ke medial linea
mid clavicularis sinistra, tidak kuat angkat, tidak melebar.
Perkusi :
Batas atas : ICS II alinea parasternalis sinistra
Pinggang : ICS III linea parasternalis sinistra
Batas kiri : ICS V 2 cm ke lateral linea midclavicularis sinistra
Batas kanan : ICS V linea parasternalis dextra
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II reguler, gallop (-), murmur (-)
Abdomen
Inspeksi : Tampak datar, jejas (-).
Auskultasi : Bising usus (+) 2-4 kali/menit.
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), turgor kulit normal,
massa (-).
Hepar : Tidak teraba membesar
Lien : Tidak teraba membesar
Perkusi : Tympani, Shifting dullnes (-).
Ekstrimitas
Pemeriksaan Hasil
Hb 15,5 g/dl
Leukosit 14.08 x103 /ul
Trombosit 269.000/ul
CT 0200
BT 0900
STATUS ANESTESI
140
120
100
80
60
40
20
0
8.5 8.55 9 9.05 9.1 9.15 9.2 9.25 9.3
Nadi Sistole Diastole
Terapi cairan
Pre Operatif
Kebutuhan cairan harian : 40 50 cc/KgBB/hari
40 x 80 = 3200 cc/hari - 50 x 80 = 4000 cc/hari
Output :
Urine : 50 cc
Perdarahan : 300 cc
Post Operatif
Kebutuhan :
Tanggal 06 januari 2016 jam 09.30 wit s/d 07 januari
2016 jam 09.30 wit :
Volume : 40 50 cc/kgBB/hari
= 3200 4000 cc/hari
Actual diberikan :
Cairan RL 3000 cc
Tanda - tanda vital pada akhir pembedahan :
Tekanan darah : 110/59 mmHg
Nadi : 81 x/menit, reguler,
kuat angkat, terisi penuh
Respirasi : 18 x/menit.
Suhu Badan : 36.6C
SpO2 : 100 %
Instruksi Post Operasi
IVFD RL 3000 cc/24 jam
Inj. Ceftriaxone 1 x 1 gr
Inj. Metronidazole 3 x 500 mg
Inj. Ranitidine 3 x 50 mg
Inj. Antrain 2 x 1 gr
PEMBAHASAN