komplikasi Gastritis
Social History
Farmer
Medical History Interview
Muscle and Bones: Arthritis
Gastrointestinal : Ulcer
Laboratory Data
Diagnose:
Chronic Ulcer induceed by NSAID
Patofisiologi
Rheumatoid Arthritis
Tahap 2:
Antigen dipresentasikan pada limfosit T. Limfosit T menempel
pada antigen pada bagian kompleks histokompatibilitas utama
dinding sel yang menyebabkan aktivasi.
Tahap 3:
Sel T yang teraktivasi merangsang produksi limfosit T dan B,
menyebabkan peradangan.
Tahap 4:
Sel T yang diaktivasi dan faktor pelepasan makrofag yang
meningkatkan kerusakan jaringan, meningkatkan aliran darah,
dan mengakibatkan invasi seluler ke jaringan sinovial dan cairan
sendi. (Ag, antigen, PMN, leukosit polimorfonuklear).
Perbedaan Rheumatik Arteritis
dengan Osteoarteritis:
Lokasi Rheumatik Osteo
Nyeri Artritis arteritis
Leher Sering Sangat sering
Pemeriksaan Khusus :
-Faktor Rematoid (tes Rose Waaler)
-LED & C-reaktive protein
-Foto sendi yang terkena
22
Diagnosa RA
Faktor rheumatoid (RF) terdeteksi pada 60% sampai
70%. Rematoid Faktor (RF) bukan spesifik untuk
penyakit Rheumatoid Arthritis, tetapi merupakan marker
unt uk mem per kir akan ber at t idaknya penya kit
Rheumatoid Arthritis
Celecoxib (Celebrex)
Mekanisme aksi : menghambat enzim siklooksigenase
selektif pada COX -2 yang bertanggung jawab mengubah
asam arakidonat menjadi prostagandin yang menjadi
mediator nyeri/radang
Dosis : 200 mg
Frekuensi : 1x jika terasa nyeri.
Durasi : sampai rasa nyeri sudah teratasi.
Kontraindikasi : reaksi alergi terhadap sulfonamid,
aspirin, dan NSAID lain; asma, urtikaria.
Interaksi :-
Efek samping : gangguan kardiovaskular
Ternyata penghambatan secara selektif terhadap COX-2
juga memunculkan masalah lain.
Diketahui bahwa selain prostaglandin, COX-1 juga
mengkatalisis pembentukan tromboksan A2, suatu
senyawa dalam tubuh yang berperan dalam pembekuan
darah dan bersifat vasokonstriktor (menyebabkan
penyempitan pembuluh darah).
Ketika COX-1 dibiarkan tidak terhambat, maka
pembentukan tromboksan jalan terus, dan ini ternyata
dapat menyebabkan meningkatnya risiko terbentuknya
gumpalan-gumpalan darah kecil (blood clots) yang dapat
menyebabkan tersumbatnya pembuluh darah. sehingga
terjadi gangguan kardiovaskuler.
H2 Bloker 2x/hari (Ranitidin 150 mg/kali,
Famotidin 20 mg/kali, Simetidin 400-800
mg/kali). Dikonsumsi 30-60 menit sebelum
makan.
PPI 2x/hari (Omeprazole 20 mg/kali,
Lansoprazole 30 mg/kali).
Dikonsumsi 30-60 menit sebelum makan.