Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN KASUS

CHF ec. HHD + DM TIPE II + HIPERTENSI STAGE I

Disusun oleh:
Hamsyariyah, S. Ked

Pembimbing :
dr. Sutopo, Sp. KFR
dr. Tagor Sibarani

KEPANITERAAN KLINIK REHABILITASI MEDIK DAN EMERGENCY MEDICINE


RSUD dr. DORIS SYLVANUS/FK UPR
PALANGKARAYA
2017
PENDAHULUAN
 Gagal jantung suatu keadaan dimana jantung
sebagai pompa tidak mampu memenuhi kebutuhan
darah untuk metabolisme jaringan.
 Faktor risiko adalah usia lanjut, 75 % pasien yang
dirawat dengan CHF berusia antara 65 dan 75
tahun.
 Hipertensi adalah faktor risiko terpenting
kedua untuk CHF
PRIMARY SURVEY
 Vital Sign :
Tekanan darah: 140/90 mmHg
Nadi : 82x/menit
Suhu : 36,30C
Pernapasan : 33x/menit
 Airway : bebas, tidak ada sumbatan jalan nafas
 Breathing : spontan, 33x/menit, torako-abdominal,
pergerakan thoraks simetris kanan/kiri
 Circulation: Tekanan darah 140/90 mmHg, Nadi
82x/menit, CRT <2”
PRIMARY SURVEY
 Disability : GCS E4V5M6, pupil isokor +/+, diameter 3
mm/3mm, reflex cahaya +/+
 Evaluasi masalah : berdasarkan primary survey
sistem triase, kasus ini merupakan kasus yang termasuk
dalam emergency sign label kuning karena didapatkan pasien
dengan gangguan circulation yaitu tekanan darah 140/90
dan gangguan breathing yaitu frekuensi napas 33x/menit.
 Tatalaksana awal : tata laksana awal pada pasien ini
adalah ditempatkan di ruangan non bedah dan diberikan
oksigen.
SECONDARY SURVEY
IDENTITAS

 Nama : Ny. T
 Usia : 60 tahun
 Agama : Islam
 Alamat : Sampit
 Tanggal MRS : 28-11-2017, pukul 18.40 WIB
ANAMNESIS
 KELUHAN UTAMA : Sesak nafas
 RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG:
Sejak ± 1 minggu SMRS os mengeluh sesak napas. Sesak muncul
pertama kali saat os habis mengangkat air dalam jarak 100m.
Sebelumnya os tidak ada keluhan saat melakukan aktivitas yang
sama. Sesak napas juga muncul saat os berbaring sehingga harus
menggunakan 3 bantal saat tidur. Di malam hari os sering
terbangun tiba-tiba karena sesak napas. Sesak tidak dipangaruhi
cuaca debu dan emosi. Mengi (-). Nyeri dada (-). Batuk (+),
tidak berdahak, tidak berdarah. Mual (-). Muntah (-). Nyeri ulu
hati (-). Sembab pergelangan kaki dan kaki (-). Demam (-). BAK
biasa. BAB biasa. Os tidak berobat.
Sejak ± 2 hari SMRS os mengeluh sesak napas yang
bertambah berat. Sudah 5 hari os tidak melakukan pekerjaan
apapun tapi sesak napas tetap ada meskipun os beristirahat.
Os tidak bisa tidur karena sesak semakin bertambah jika
posisi berbaring. Sesak tidak dipangaruhi cuaca debu dan
emosi. Mengi (-). Nyeri dada (-). Batuk (+), tidak berdahak,
tidak berdarah. Sembab pergelangan kaki dan kaki (-).
Demam (-), mual (+), muntah (-). BAK biasa. BAB biasa.
 RIWAYAT PENYAKIT DAHULU: Riwayat DM (+)
terkontrol, riwayat HT (+) tidak terkontrol
 RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA:-
PEMERIKSAAN FISIK
 Keadaan umum : tampak sesak, GCS: eye (4), verbal (5),
motorik (6).
 Tanda-tanda vital : tekanan darah: 140/90 mmHg,
denyut nadi: 82 x/menit, suhu 36,3oC, RR: 33 kali/menit.
 Kulit : turgor <2”, pucat (-), sianosis (-)
 Mata : konjungtiva anemis (-)/(-), sclera ikterik (-), pupil
isokor, diameter pupil 3mm/3mm, RCL (+/+), RCTL
(+/+).
 Leher : perbesaran KGB (-), peningkatan JVP (-)
PEMERIKSAAN FISIK
 Toraks :Simetris, retraksi (-), fremitus taktil
normal, sonor, vesikuler +/+, ronkhi (-/-),
wheezing (-/-), ictus cordis tidak terlihat dan teraba
pada SIC V 2 cm lateral garis midclavicula sinistra,
S1-S2 tunggal, reguler,murmur (-),gallop (-).
 Abdomen : datar, supel, bising usus (+) normal,
timpani, hepar dan lien tidak teraba membesar,
shifting dulness (-).
 Ekstremitas : akral hangat, CRT <2”, pitting
edema (+)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium
 Hb :13.4 g/dl
 Eritrosit : 4.91x106/ul
 Leukosit : 6,65x103/ul
 Trombosit : 248x103/ul
 GDS : 220 mg/dl
 Creatinin : 1,12 mg/dl
 HbsAg : - (negatif)
 CT/BT : 400/200
RONTGEN THORAX

- Cor : membesar,
sinus dan diafragma
membesar
- Paru : hilus dan
corakan paru normal.
EKG
DIAGNOSIS KERJA
CHF ec. HHD + DM Tipe II +
Hipertensi stage I
TATALAKSANA
TATALAKSANA AWAL TATALAKSANA LANJUT
• O2 nasal kanul 3-4 lpm Injeksi furosemid 1x40 mg
• Nacl 0,9% 2000 cc/24 jam Injeksi ranitidine 2 x 50 mg
Digoxin 2 x 0.125 mg
Aspilet 1 x 80 mg
Captopril 2 x 12.5 mg
Injeksi novorapid 3x10u
Injeksi lavemir 0-0-10
PROGNOSIS
 Quo ad vitam : ad bonam
 Quo ad functionam : ad bonam
 Quo ad sanationam : ad bonam
PEMBAHASAN
KASUS TEORI
Di malam hari os sering terbangun Paroksisimal nocturnal dispneu, yang merupakan
tiba-tiba karena sesak napas. salah satu kriteria mayor Framingham

Ditemukan adanya pembesaran Kardiomegali, yang merupakan salah satu kriteria


jantung mayor Framingham

Sesak napas juga muncul saat os Ortopnea


berbaring sehingga harus
menggunakan 3 bantal saat tidur

Sembab pergelangan kaki dan kaki (+) Edema ekstremitas, yang merupakan salah satu
kriteria minor Framingham
PEMBAHASAN
KASUS TEORI
Sesak muncul os habis Dispnea d’effort
mengangkat air dalam jarak 100m

Diberikan injeksi furosemid 1x40 untuk mengurangi edema yang ada


mg pada pasien ini dengan mengurangi
beban awal jantung tanpa mengurangi
curah jantung

diberikan digoksin 2 x 0,125 mg Untuk memperbaiki kontraktilitas


jantung
PEMBAHASAN

KASUS TEORI
Diberikan Aspilet 80 mg sebagai antiagregat sitrombus,
untuk mencegah terjadinya
tromboemboli.
Diberikan captopril 2 x untuk menurunkan tekanan
12,5 mg darahnya, karena pasien ini juga
menderita hipertensi.
KESIMPULAN
 Perempuan, 60 tahun mengeluh sesak napas sejak
± 1 minggu SMRS, dan semakin memberat sejak 2
hari SMRS. Sesak napas muncul saat os berbaring
sehingga harus menggunakan 3 bantal saat tidur. Di
malam hari os sering terbangun tiba-tiba karena
sesak napas. Sesak napas juga tetap ada meskipun os
beristirahat. Sesak tidak dipangaruhi cuaca debu
dan emosi. Sembab pergelangan kaki dan kaki (+).
Keluhan lain (-).
KESIMPULAN
 Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah:
140/90 mmHg, denyut nadi: 82 x/menit, suhu
36,3oC, RR: 33 kali/menit. Pada hasil foto thorax
ditemukan adanya Kardiomegali.
 Tatalaksana pada pasien ini adalah diberikan oksigen
dan infuse NaCl, dan Injeksi furosemid 1x40 mg,
Injeksi ranitidine 2 x 50 mg, Digoxin 2 x 0.125 mg,
Aspilet 1 x 80 mg, Captopril 2 x 12.5 mg, Injeksi
novorapid 3x10u, Injeksi lavemir 0-0-10
DAFTAR PUSTAKA
 Ghani A. Gagal jantung kronik. In: Sudoyo AW, et al, eds. Buku
ajar ilmu penyakit dalam jilid 1, edisi IV. Jakarta: Pusat
Penerbitan IPD FKUI, 2006.
 Brashaers, Valentina L. Gagal jantung kongestif. Dalam:
Aplikasi klinis patofisiologi, pemeriksaan dan manajemen. 2nd
ed. Jakarta: EGC.2012.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai