Anda di halaman 1dari 34

• Risalah menurut Schlegel (1972) tentang pembagian bakteri

berdasarkan dasar-dasar klassifikasi taksonomi sebagai berikut:


 Eubakteria (bakteri sejati).
Adalah berdinding sel yang kuat, tidak fototrof, jika berfalgella bergerak
aktip, bentuk dasarnya kokus, batang atau lengkung.
Contoh kokus gram +, kokus gram -, ada yang aerob, dan anaerob.
Batang ada yang gram + dan gram - ada yang membentuk spora dan
ada yang tidak, flagella bervariasi, ada juga bakteri bentuk lengkung
misalnya Spirillum, Vibrio, dan Desulvfovibriae.

Pelatihan Mikrobiologi, 27-28 Oktober 2007


PT Coca-Cola Bottling Indonesia, Pandaan
 Bakteri Yang Mendekati Ciri-ciri Eubakteria.
Bakteri yang memiliki sifat sama dengan Eubacteria tetapi mempunyai
juga ciri-ciri/sifat fisiologisnya lainnya antara lain:
Bakteri fototrof yaitu mempunyai pigmen fotosintesa, pigmen ini
bermacam-macam tergantung divisionya/kelasnya.
Baskteri yang bertangkai, dicirikan oleh adanya struktur menyerupai
tangkai. Tangkai ada yang merupakan tonjolan dari sel atau
merupakan hasil pengeluaran lendir oleh sel yang membentuk struktur
seperti tangkai, cth, Neoskia, Gallionella, Caulobacter.
Bakteri yang berselubung, bakteri ini memiliki selubung menyerupai
bumbung yang menyelubungi sel, contoh Sphaerotilus, Leptothria.

Pelatihan Mikrobiologi, 27-28 Oktober 2007


PT Coca-Cola Bottling Indonesia, Pandaan
• Rickettsiae, bakteri ukurannya sangat kecil, pleomorfik dan bersifat
parasit obligat pada sel binatang, manusia dan serangga.

 Bakteri Yang sifatnya sangat berbeda dengan Eubacteria.

Contoh Spirochaeta, bakteri benrbentuk benang tipis dan terulir,


memiliki dinding sel yang tipis dan lentur (fleksibel) bergerak dengan
cara kontraksi sel menurut garis sumbu selnya., Bakteri merayap atau
meluncur, meski tdk memiliki flagella tetapi datap meluncur misalnya
beberapa blue green Algae, beberapa bakteri belerang misalnya
Beggiatoa , dan Myxobacteria bakteri ini memiliki dinding sel yang
sangat tipis dan sangat lentur, dan bersifat gram negatif.

Mycoplasma atau PPLO yaitu bakteri tidak memiliki dinding sel.

Pelatihan Mikrobiologi, 27-28 Oktober 2007


PT Coca-Cola Bottling Indonesia, Pandaan
MEDIA KULTUR

DR. DANIEL LANTANG,M. KES


STAF MIKROBIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI FMIPA
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
MEDIA
Untuk menumbuhkan dan mengembangbiakan
mikroorganisme, diperlukan suatu substrat yang disebut
media. Agar mikroorganisme dapat tumbuh dan
berkembangbiak di dalam media, diperlukan persyaratan
tertentu, yaitu:
• harus terkandung semua unsur hara yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme.
• mempunyai tekanan osmosis, tegangan permukaan dan
pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroorganisme.
• dalam keadaan steril, artinya sebelum diinokulasi
mikroorganisme yang dimaksud, tidak ditumbuhi oleh
mikroorganisme lain yang tidak diharapkan.
FUNGSI MEDIA

1. Untuk isolasi
2. Untuk memperbanyak
3. Untuk pengujian sifat-sifat fisiologi
4. Untuk perhitungan jumlah mikroba
JENIS MEDIA
Bentuk Cair (broth)
Semi-solid atau semi-cair
Padat (Solid)

Alami
Susunan Sintesis
Media Semi-sintesis

Umum
Pengaya
Sifat Selektif
Differensiasi
Penguji
Penghitungan
MEDIA UMUM
• Media yang umum digunakan untuk menumbuhkan
berbagai mikroba.
• Contoh :
Nutrient Agar (NA, untuk bakteri)
Potato Dextrosa Agar (PDA, untuk yeast dan kapang)
Contoh Media Umum
MEDIA PENGAYA
Adalah Media yang ditambah zat-zat tertentu
(misalnya : serum, darah, ekstrak tumbuhan)
sehingga dapat digunakan untuk menumbuhkan mikroba
heterotrof tertentu.
Contoh Media Pengaya :
– PDA (Potato Dextrose Agar)
– Mac Conkey
– TA (Taoge Agar)
– dll
Contoh Media Pengaya
MEDIA SELEKTIF
Media yang ditambah zat-zat tertentu yang bersifat selektif
untuk mencegah pertumbuhan mikroba lain.

Misal: Kristal violet


menumbuhkan bakteri Gram negatif saja,
menghambat bakteri Gram positif
MEDIA DIFERENSIASI
• Media yang ditambah zat kimia tertentu,
• Suatu mikroba membentuk pertumbuhan tertentu,
• Dapat untuk membedakan tipe-tipenya

Contoh : Media Agar Darah dapat membedakan bakteri


hemolitik dan bakteri non hemolitik, yang
ditandai oleh adanya zona (halo) disekitar
koloni
Salmonella Shigella Agar
Contoh Media Diferensiasi
MEDIA PENGUJI
• Media dengan susunan
tertentu yang digunakan
untuk pengujian vitamin-
vitamin, asam amino,
antibiotik dan sebagainya

• Contoh : Muller Hinton


Agar
MEDIA PENGHITUNGAN
• Media yang spesifik untuk perhitungan jumlah mikroba
• Contoh : Plate Count Agar (PCA)
Trypticase Soy Agar (TSA)
Nutrient Agar (NA)
BERBAGAI MEDIA
UNTUK ISOLASI BAKTERI
NUTRISI DAN
METABOLISME
0LEH,
DANIEL LANTANG
NUTRISI
 Mikrobia memerlukan nutrisi sebagai sumber enersi.
 Sel mel. Perubahan kimia di dalam sel
 Metabolisme (rx terarah di dalam sel)
 Biokatalisator (ensim)
 Katabolisme
 Anabolisme
 Sulit untuk membedakan katabolisme dan anabolisme di
dalam sel
• Mikrobia sangat bervariasi sifat fisiologinya, sehingga
nutrisinya dapat berbeda.
• Meski berbeda tetapi susunan kimia sel relatif sama, air
merupakan bagian terbesar dari sel yaitu 80 -90%,
sisanya merupakan bagian dari sel yang lain misalnya
protoplasma, dinding sel, cadangan makanan berupa
lipid, polisakarida, fospoposfat.
• Hasil analisa kimia terdapat 5 unsur kurang lebih 95%
berat kering dari sel yaitu karbon, oksigen,
nitrogen,hidrogen dan posfat, sedangkan unsur lainnya
adalah sisanya.
Fungsi Nutrien
• Unsur • Fungsi fisiologis
• H(Hidrogen) • Penysun air sel, bhn org.sel
• Penyusun air sel, bhn
• O(Oksigen) org.sel sebagai O2,
• C(Karbon) asept.elekt dlm respirasi
• N(Nitrogen) • Penyusun bahan org.sel
• S(Sulfur) • Penyusun protein, asam
nuklein, koenzim.
• P(Fospor)
• Penyusun protein(sbgai
• K(Kalium) asam amino)
• MG(Magnesium) • Kation organik sel
• MN(Mangan) • Kation seluler, kofaktor
• Ca(Kalsium) organik
• Kobalt(Co,Cu,Zn,Mo) • Penyusun sithokrom, dan
protein
• Penyusun vitamin dan
derivatnya
• Unsur tersebut diberikan dalam medium, sebagai kation

garam-garam organik yang takarannya berbeda-beda.

• Silika (si) untuk diatomae dan algae atau cyanobakteria.

• Natrium dalam kadar yang tinggi diberikan pada bakteri

yang hidup di laut dan tidak dapat diganti dengan kation

yang lain.
• Mikroorganisme dapat menggunakan nutrisi dalam bentuk:
1. padat (holozoik) 2. cair (larutan) Holofilik.
 Jasad holofilik dapat menggunakan bahan padat namun perlu
dicerna di luar sel secara “extracoreal digestion”.
 Fungsi bahan makanan bagi mikroorganisme.
 Sumber enersi
 Bahan pembangun sel
 Aseptor atau donor elektron
 Bahan makanan dibedakan 7 golongan besar yaitu
1. Air 2. Sumber enersi 3 Sumber carbon
4. Aseptor donor elektron 5. Sumber mineral penting 6. faktor tumbuh
7. Sumber Nitrogen
• Penggolongan Jasad(Mikrobia) Berdasarkan
Kebutuhan Nutrisi
 Sumber carbon
 Ototrof sumber carbondlm bentuk senyawa anorganik (Co2dan
karbonat)
 Heterotrof sumber carbon dari senyawa organik .Jasad heterotrof
dibedakan atas
 Saprofit danparasit
 Sumber Enersi
Berdasarkan sumber enersi mikrobia dibedakan atas:
Fotoototrof, fotoheretrof, Kemoototrof, kemoheterotrof
• Perbedaan ke 4 golongan mikrobia tersebut berdasarkan sumber
carbon dan energi, dapat dibedakan sebagai berikut:

Mikrobia Sumber Carbon Sumber Enersi


Foto ototrof Senyawa Cahaya matahari
anorganik
Foto heterotrof Senyawa organik Cahaya matahari
Kemoototrof Senyawa Oksidasi senyawa
anorganik anorganik
Kemoheterotrof Senyawa organik Oksidasi senyawa
organik
• Berdasarkan atas sumber donor elektron, jasad
digolongkan kedalam jasad litotrof dan organotrof.

• Jasad litotrof ialah jasad yang dapat


menggunakan donor elektron dalam bentuk
senyawa anorganik misalnya H2, NH3, H2S.

• Jasad organotrof ialah jasad yang menggnunakan


donor elektron dalam bentuk senyawa-senyawa
organik.
• Berdasarkan atas sumber enersi dan donor elektron, mikrobia
dibedakan atas:
Mikrobia Sumber enersi Sumber donor Contoh jasad
elektron
Fotolitotrof Chy. Matahari Senyawa Tumbuhan tinggi
Anorganik dan rendah
Foto organotrof Chy. matahari Senyawa Bakteri belerang
organik potosintesis
Kemolitotrof Oks.senyawa Senyawa Bakteri besi,
anorganik anorganik bakteri hidrogen,
bakteri nitrifikasi
Kemoorganotrof Oks.senyawa Senyawa Jasad heterotrof
oragnik organik
• Penggolongan Mikrobia Berdasarkan atas kebutuhan oksigen.
 Mikrobia aerob menggunakan oksigen bebas O2 sebagai
satu-satunya aseptro hidrogen terakhir dalam proses
respirasi.
 Mikrobia anaerob ialah jasad yang tidak menggunakan
oksigen sebagai aseptor hidrogen terakhir dalam proses
respirasi
 Mikrobia mikroaerofil hanya memerlukan oksigen sedikit
 Mikrobia fakultatif aerob, dapat hidup pada keadaan tanpa
atau adanya oksigen sering disebut mikrobia aerob toleran
 Mikrobia kapnofil, memerlukan kadar oksigen rendah dan
kadar CO2 tinggi.
Interaksi Antar Jasad Dalam Menggunakan Nutrien
Jika dua atau lebih jasad yang berbeda ditumbuhkan
bersama-sama dalam suatu medium, maka aktivitas
metabolismenya secara kualitatif maupun kuantitatif
akan berbeda jika dibandingkan dengan jumlah
aktivitas masing-masing jasad yang ditumbuhkan
dalam medium yang sama tetapi terpisah. Fenomena
ini merupakan hasil interaksi metabolisme atau
interaksi dalam penggunaan nutrisi yang dikenal
sebagai sintropik atau sintropisme atau sinergitik.
Sebagai contoh ialah bakteri penghasil metan yang
anaerob obligat tidak dapat menggunakan glukosa
sebagai substrat, tetapi bakteri tersebut akan segera
tumbuh oleh adanya hasil metabolisme bakteri
anaerob lain yang dapat menggunakan glukosa
. PERTUMBUHAN MIKROORGANISME
Pertumbuhan adalah penambahan secara teratur semua
komponen sel suatu mikroorganisme. Pembelahan sel adalah
hasil dari pembelahan sel. Pada mikroba bersel tunggal (unisluler),
pertumbuhan sel merupakan pertambahan jumlah individu.
Misalnya pembelahan sel pada bakteri akan menghasilkan
pertambahan jumlah sel bakteri itu sendiri.
Pertumbuhan merupakan suatu proses kehidupan yang
irreversible artinya tidak dapat dibalik kejadiannya. Pertumbuhan
didefinisikan sebagai pertambahan kuantitas konstituen seluler
dan struktur organisme yang dapat dinyatakan dengan ukuran,
diikuti pertambahan jumlah, pertambahan ukuran sel,
pertambahan berat atau massa dan parameter lain. Sebagai hasil
pertambahan ukuran dan pembelahan sel atau pertambahan
jumlah sel maka terjadi pertumbuhan populasi mikroba (Sofa,
2008).
Pertumbuhan mikroba dalam suatu medium mengalami fase-fase
yang berbeda, yang berturut-turut disebut dengan fase lag, fase
eksponensial, fase stasioner dan fase kematian
Fase Lag
Merupakan fase adaptasi. Pada fase ini terjadi reorganisasi
konstituen makro dan mikro molekul. Ada yang lama ada juga
yang cepat. Tergantung kondisi lingkungan.
Fase Eksponensial
Merupakan fase pertumbuhan sebenarnya. Jika dilihat dalam
kurva akan dilihat kenaikan jumlah mikroba berdasarkan
bertambahnya waktu.
Fase stasioner
Pada fase ini penambahan dengan pengurangan jumlah
mikroba hampir sama. Sehingga di kurva dapat dilihat berupa
garis lurus. Hal ini disebabkan karena mulai menipisnya jumlah
nutrisi dalam médium yang ditempati.
Fase Kematian
Ada kalanya setelah fase stasioner jumlah mikroba menurun.
Hal ini karena habisnya nutrisi dalam media. Mikroba juga
menghasilkan metabolisme skunder yang hasilnya menjadi
toxic untuk mikroba lainnya.
Dalam pertumbuhannya setiap makhluk hidup membutuhkan nutrisi
yang mencukupi serta kondisi lingkungan yang mendukung demi
proses pertumbuhan tersebut, termasuk juga bakteri. Menurut
Darkuni (2001) pertumbuhan bakteri pada umumnya akan
dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Pengaruh faktor ini akan
memberikan gambaran yang memperlihatkan peningkatanb jumlah
sel yang berbedadan pada akhirnya memberikan gambaran pula
terhadap kurva pertumbuhannya. Sedangkan menururt Tarigan
(1988) kebutuhan mikroorganisme untuk pertumbuhan dapat
dibedakan menjadi dua kategori, yaitu: kebutuhan fisik dan
kebutuhan kimiawi atau kemis. Aspek-aspek fisik dapat mencakup
suhu, pH dan tekanan osmotik. Sedangkan kebutuhan kemis
meliputi air, sumber karbon, nitrogen oksigen, mineral-mineral dan
faktor penumbuh. Hal ini sesuai dengan pendapat Hastuti (2007)
bahwa terdapat beberapa faktor abiotik yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan bakteri, antara lain: suhu, kelembapan, cahaya, pH,
AW dan nutrisi. Apabila dfaktor-faktor abiotik tersebut memenuhi
syarat, sehingga optimum untuk pertumbuhan bakteri, maka bakteri
dapat tumbuh dan berkembang biak
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN
MIKROORGANISME
a. Faktor lingkungan
pengaruh suhu terhadap pertumbuhan mikroorganisme
pengaruh tekanan osmotik terhadap pertumbuhan mikroorganisme
pengaruh sinar ultraviolet tehadap pertumbuhan mikroorganisme
pengaruh pH terhadap pertumbuhan mikroorganisme
b. Pengaruh suhu terhadap pertumbuhan mikroorganisme
Berdasarkan suhu optimum untuk pertumbuhan maka dapat
dikelompokan menjadi 3 yaitu : 1. psikrofilik (0-200C), 2. mesofilik
Mesofilik (20-300C), 3. termofilik (50-1000C). Suhu merupakan faktor
lingkungan yang sangat menentukan kehidupan mikroorganisme,
pengaruh suhu berhubungan dengan aktivitas enzim. Suhu rendah
menyebabkan aktiivtas enzim menurun dan jika suhu terlalu tinggi
dapat mendenaturasi protein enzim

Anda mungkin juga menyukai