Anda di halaman 1dari 26

KELOMPOK 3

NAMA KELOMPOK
1 LOUIS KARTONO PUTRA 0130840145

2 LUKHY ZANDI FATHIE 0130840146

3 M. WAWAN K. SAIFULLAH 0130840148

4 MARCELINA M. LALANG 0130840151

5 MARDIYAH RAHMADANI TURUA 0130840152

6 MARIANI ADVENTIANA MANGKUT 0130840154

7 MARX ELDORADO MANSNANDIFU 0130840155

8 MATIUS R. YEPASEDANYA 0130840157

9 MEILANI KALO 0130840158

10 MAIERIVEN HUTUBESSY 0130840159

11 MERCY TANIA TOMPODUNG 0130840162


12 MERY SIN SALONDE 0130840164
13 MIKINA WEYATO 0130840166
14 MIRNA FRESIA TANDIRAPAK 0130840167
15 MUH. AMRI RAKHMANY 0130840169
16 NADIN GADI PATANDUK 0130840171
17 NAMALAU AGUSTIN MANGAR 0130840172
18 NANDA TRIVALDY 0130840173
19 NATALIA K. ROSARIO EKAM YOKIT 0130840175
20 NI NYOMAN SIDIASIH 0130840179
NAMA KELOMPOK
21 NILUH AYU MUTIARA ARIYANTI 0130840180
22 NOBERD K.M. BOBII 0130840181
23 NOVA SIREGAR 0130840182
24 NOVITA WAMU 0130840183
25 NOVIANDRI INFAINDAN 0130840184
26 NUR HAYATI 0130840185
27 NURIS FU'AIDA 0130840186
28 OKTOVINA EVI AMELIA DIMARA 0130840188
29 PASKALINA JOE ONGGE 0130840191
30 PAULINA B.N. RUMAIKEWI 0130840193

31 PEGRIYANTI DOLFINA TJANU 0130840195


32 PERMENAS MATEUS MARA 0130840196
33 RATNA PEMBONAN 0130840197
34 REGINA MARTHAFINA PAREREM 0130840198
35 RENDRA IMAWAN SYAH 0130840199
36 RESKI SANGGA LEMBANG 0130840200
37 RIA INDAH FATIMAH SOAMOLE 0130840201
38 RIKI KEIYA 0130840203
39 RIKO F. PANJAITAN 0130840204
40 ELISABETH N. YALNUHUBUN 0130840205
NAMA KELOMPOK
41 RIRIN ANDRIANI IBRAHIM 0130840206
42 RIZAL AHSAN MAULUD 0130840207
43 RISKI HANDAYANI SIREGAR 0130840208
44 ROMATUA A. PANGGABEAN 0130840210
45 RUHBANIYAH 0130840211
46 RUTH IRIANA GENDI 0130840214
47 LIZA IRIANI 2014 0811014099
48 MARLINA FANI ASMURUF 2014 0811014102
49 MEGA MAHARDIKA 2014 0811014104
50 MELATI MARIA YULIANI PRASETYO 2014 0811014106

51 NADIAH WULAN SARI 2014 0811014111


52 NADYA M. ANGGRIANI 2014 0811014112
53 NADYA NATASHA 2014 0811014113
54 NEIL ANTHON RUMBINO 2014 0811014116
55 NELLY VIANNE ALUA 2014 0811014117
56 NOVASARI AYU PERTIWI PUTRI 2014 0811014119
57 NOVIANTO MERRANDAN 2014 0811014121
58 MULYATI TAWIL 2014 0811014122
59 NURHAYATI FIDMATAN 2014 0811014123
60 OCTAFIANI T. DARIMAN 2014 0811014125
NAMA KELOMPOK
61 OCTAVIANI PASAMBO 2014 0811014126

62 OLIVIA PATABANG 2014 0811014127

63 PASKALIN MARIBETH MASOKA 2014 0811014128

64 PITRIA BATO 2014 0811014130

65 PRISILIA BEVERLY MAWIKERE 2014 0811014134

66 PUSPITA KODORURA 2014 0811014135

67 RACHMAT A. ALIMUDDIN 2014 0811014136

68 RACHMAWATI 2014 0811014137

69 RENALDY NAYOAN S 2014 0811014138

70 RIA BURUMI 2014 0811014140

71 RICKY MANDALA TODING 2014 0811014141


72 RINANDA ADIANTO G.B. 2014 0811014142
73 RINDU RENAWATI HASAN 2014 0811014143

74 RISKA R. DJITMAU 2014 0811014144


KASUS III
Anak laki-laki, 8 tahun, BB 20 kg
Keluhan:
• Sering mengeluh gatal di
dubur terutama saat malam
Pemeriksaan Fisik:
• Jari kuku tangan panjang dan
hari
kotor
• Nafsu makan dan berat badan
• Mata sayu dan berkantung.
menurun
• Kemerahan bekas luka
• Disertai nyeri perut dan diare.
garukan di daerah perianal.
• Diare tidak ditemukan adanya
lendir dan darah.

• Riwayat demam disangkal


Tanda-tanda vital: • Riwayat keluar cacing dari dubur
• Denyut nadi 90 kali/menit, frekuensi napas 22 dan mulut disangkal.
kalli/menit, suhu badan 36,70C. • Riwayat anggota keluarga
• Pemeriksaan cor pulmo dan abdomen dalam mengalami keluhan serupa ada.
batas normal. Riwayat sosial pasien sering
• Tidak ditemukan adanya pembesaran KGB. bermain kelereng di kebun dan
sungai setelah pulang sekolah.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
ENTEROBIASIS
PEMERIKSAAN PENUNJANG ENTEROBIASIS

• Menemukan adanya cacing dewasa ataupun telur Enterobius


Vermicularis.
1. Cacing Dewasa
A. Makroskopis/Mata Telanjang
1-2 jam setelah anak tidur di malam hari, cacing dewasa aktif
bergerak.
B. Mikroskopis
Dengan ditemukannya cacing dewasa dalam feces setelah dilakukan
enema. Cacing dicuci dalam larutan NaCl agak panas Dikocok agar
lemas Diperiksa dalam keadaan segar atau diawetkan.
2. Telur Cacing
Telur berdinding tebal, bentuk seperti “base ball” dengan salah satu sisi
merata. Ukuran rata-rata 55x26 mikron
METODE PEMERIKSAAN TELUR DENGAN ANAL SWAB

• Anal Swab adalah suatu alat


dari batang gelas atau spatel
lidah yang pada ujungnya
dilekatkan scoth adhesive tape.
• Bila adhesive tape ditempelkan
di daerah sekitar anus, telur
cacing akan menempel pada
perekatnya. Kemudian adhesive
tape diratakan pada kaca benda
dan dibubuhi oleh sedikit tuluol
untuk pemeriksaan mikroskopik.
INTERPRETASI HASIL
PEMERIKSAAN

• Apabila terdeteksi adanya telur cacing


Enterobius vermicularis yang menempel pada
perekat adhesive tape setelah dilakukan
pemeriksaan mikroskopik dengan teknik anal
swab
• Ditemukan adanya cacing Enterobiasis
Vermicularis di daerah perianal yang bergerak
pada malam hari ataupun pada feces.
PENYEBAB ENTEROBIASIS

• Cacing Enterobius vermicularis yang infektif.

DIAGNOSIS
• Kasus III merupakan penyakit
Enterobiasis/ Oxyuriasis
• Dugaan diperkuat dengan gejala pasien
yang sering mengeluh gatal di dubur
terutama saat malam hari, jari kuku
tangan pasien panjang dan kotor, serta
matanya terlihat sayu dan berkantung.
CARA PENULARAN PENYAKIT

Mengkontaminasi benda lain

Penularan dari tangan ke mulut dengan


cara menggaruk daerah perianal

Menyebarkan kepada
orang lain
CARA PENULARAN PENYAKIT

Tertelan karena
debu yang
terkontaminasi telur

Retrofeksi melalui anus dengan cara larva


yang menetas di anus kembali ke usus.
BENTUK INFEKTIF DARI 4. Telur ini akan menjadi
bentuk infektif setelah
PENYEBAB ENTEROBIASIA matur selama beberapa jam
dengan ukuran 50-60
mikrometer

• Berdasarkan kasus, ketika


dilakukan pemeriksaan
fisik kuku penderita
terlihat panjang dan kotor
serta penderita memiliki
riwayat suka bermain
kelereng di kebun dan
1. Enterobius sungai.
vermicularis • Bila penderita tidak
dewasa hidup di menjaga kebersihan
daerah sekum dengan baik bisa saja
telur cacing yang ada di
balik kukunya yang
2. Cacing betina menyimpan 3. Gatal di dubur panjang dan kotor ikut
telur di kulit perianal dengan ketika malam tertelan bersama
migrasi keluar anus hari makanan.
AUTOINFEKSI

Pada pemeriksaan
fisik ditemukan
daerah perianal
penderita mengalami
kemerahan bekas
luka garukan.
Menggaruk daerah perianal

Telur cacing yang ada di daerah


perianal menempel ke kuku

• Bila telur matang yang tertelan, telur menetas di


duodenum dan larva rabditiform berubah dua kali
sebelum menjadi dewasa di jejunum dan bagian atas
ileum.
• Selain telur yang telah matur, larva dari telur yang
menetas di daerah perianal dapat juga menjadi
bentuk infektif dan bermigrasi kembali ke usus besar.
PATOGENESIS DAN DAUR HIDUP
ENTEROBIASIS

• Waktu yang diperlukan untuk


daur hidupnya, mulai dari
tertelan telur matang sampai
menjadi cacing dewasa gravid
yang bermigrasi ke daerah
perianal, berlangsung 2
minggu-2 bulan.
• Mungkin daurnya hanya
berlangsung 1 bulan karena
telur cacing dapat ditemukan
kembali pada anus paling cepat
5 minggu sesudah pengobatan.
• Infeksi cacing kremi dapat
sembuh sendiri (self
limited).Bila tidak ada re-
infeksi, tanpa pengobatan pun
infeksi dapat berakhir.
DIAGNOSIS BANDING

1. Dermatitis Atopik (DA)


Merupakan penyakit peradangan kulit yang bersifat kronis
dan kambuh-kambuhan, terjadi pada individu dengan riwayat
atopik pada dirinya sendiri ataupun keluarga. Etiologi dan
patogenesis DA belum diketahui dan bersifat multifaktorial.
Beberapa faktor pencetus DA antara lain faktor intrinsik
seperti genetik, karakteristik kulit pasien atopik, kelainan
imunologi, stres, dan faktor ekstrinsik seperti bahan yang
bersifat iritan, alergen, makanan, mikroorganisme, dan cuaca.
DIAGNOSIS BANDING

DA ditandai dengan kulit kering, gatal, dan kambuh-kambuhan. Siklus gatal


dan menggaruk pada anak dapat menganggu tidur di malam hari.Gatal kronis,
infeksi kulit, gangguan tidur,serta gangguan pertumbuhan dapat menurunkan
kualitas hidup pasien DA dan orangtua pasien. Kasus DA sedang dan berat
memiliki dampak bagi orangtua, yaitu stres dalam pengobatan dan
perawatanyang menyita waktu serta biaya. DA pada anak membutuhkan
penanganan secara holistik mulai dari pemberian terapi sampai edukasi 6yang
tepat terhadap pasien maupun keluarganya.

2. Fisura Ani

Fisura ani adalah sobekan kecil pada jaringan lembab tipis yang melapisi anus
sehingga timbul rasa nyeri saat buang air besar akibat ketegangan saat buang
air yang besar atau keras yang menyebabkan rasa nyeri dan
ketidaknyamanan. Fisura ani biasanya disebabkan oleh luka atau cedera pada
anus akibat sembelit, diare berulang, melahirkan, hubungan seks anal atau
efek samping dari pemeriksaan dubur. Salah satu gejala fisura ani yang mirip
dengan Enterobiasis adalah rasa gatal (pruritus ani) pada pembukaan anus.
DIAGNOSIS BANDING

3. TINEA KRURIS

Tinea Kruris adalah dermatofitosis yang mengenai paha atas bagian tengah,
daerah inguinal, pubis, perineum dan daerah perianal. Penyebabnya adalah
spesies dari Trichophyton, Microsporum dan E. floccosum. Penyakit ini baik di
daerah tropik maupun di daerah dingin. Kelainan mengenai kulit didaerah
inguinal, pada bagian dalam dan perineum. Kelainannya bersifat kronik ,
bagian tepi lesi tampak aktif disertai vesikel dan seringkali disertai rasa gatal
yang hebat. Penularan lebih mudah terjadi dalam lingkungan yang padat atau
dengan tempat dengan pemakaian fasilitas bersama seperti asrama dan di
rumah tahanan.
TERAPI YANG DIANJURKAN

• Pengobatan sebaiknya dilakukan juga terhadap keluarga


serumah atau yang sering berhubungan dengan pasien.
• Obat-obat yang dapat membasmi cacing enterobius
vermicularis , yaitu Piperazin, Pirantel Pamoat dan
mebendazol.

DOSIS PEMBERIAN OBAT


• Piperazin
Untuk cacing kremi (enterobiasis) dosis dewasa dan anak
adalah 65 mg/kgBB (maksimum 2,5 g) sekali sehari selama 7
hari. Terapi hendaknya diulangi sesudah 1-2 minggu.
efek samping dari obat ini yaitu mual dan muntah
LANJUTAN…

• Pirantel Pamoat
Dosis tunggal yang dianjurkan 10 mg/kgBB, dapat diberikan
setiap saat tanpa dipengaruhi oleh makanan atau minuman.
Untuk enterobiasis (infestasi cacing kremi) dianjurkan
mengulang dosis setelah 2 minggu.
• Mebendazol
Untuk terapi cacing kremi dosisnya 100 mg sebagai dosis
tunggal. Terapi dapat diulangi sesudah 2 minggu.
RESEP OBAT
SARAN BAGI PENDERITA

1. Sebaiknya pengobatan diberikan secara periodik agar


memberikan prognosis yang baik.
2. Sebaiknya memakai celana panjang jika hendak tidur
supaya alat kasur tidak terkontaminasi dan tangan tidak
dapat menggaruk daerah perianal.
3. Makanan hendaknya dihindarkan dan debu dan tanggan
yang mengandung telur.
4. Pakaian dan alas kasur hendaknya dicuci bersih dan
diganti setiap hari.
CARA PENCEGAHAN

• Memperhatikan higienitas tangan sebagai cara


pencegahan cacing E. vermicularis yang paling efektif.
Caranya yaitu dengan mencuci tangan dengan sabun dan
air mengalir seteah memakai toilet, mengganti popok, dan
sebelum memegang makanan.
• Menjaga kebersihan jari-jari kuku dan tidak memelihara
dan menggigit kuku, serta tidak menggaruk daerah
perianal.
• Mengajari anak-anak tentang pentingnya mencuci tangan
untuk mencegah infeksi.
LANJUTAN

• Mandi setiap pagi dan mengganti pakaian dalam dapat


membantu menghilangkan telur cacing dan mencegah
terjadi infeksi dan re-infeksi.
• Mandi menggunakan shower lebih dianjurkan untuk
menghindari kontaminasi cacing dari air bak mandi.
• Berhati-hati ketika memegang sesuatu, dan hindari
berjabat tangan.
• Sering mencuci pakaian dalam, baju tidur, handuk, sprei
dengan menggunakan air panas agar mencegah
kontaminasi lingkungan dari telur sehingga dapat
mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi dan re-infeksi.

Anda mungkin juga menyukai