Anda di halaman 1dari 40

INFORMATION PROVISION

AND EDUCATIONAL METHODS


AND RESOURCES
KELOMPOK : 6
ANGGOTA :
1411011074 – STIVANY MARLY
1411012003 – AHMAD FAUZAN
1411012005 – DENADA NUR ANNISA
1411012016 – HERZI RAHMATUL SHABANI
1411012018 – NABILA RIFA
1411012021 – ERMI NOFRIYELLI
1411012023 – A. MUZAMMIL
1411012027 – VIVI WULANDARI SUKMI
Tujuan dari pada konseling ialah untuk memberikan informasi
dan edukasi kepada pasien.
Ketika seorang farmasis berpikir tentang edukasi pasien dan
penyediakan informasi secara umum mereka juga harus berpikir
tentang bicara kepada pasien ataupun menyediakan informasi
tertulis. Terkadang seorang farmasis tidak sering berpikir
tentang bagaimana masing-masing pasien menerima informasi
atau kemampuan pasien untuk belajar dan memahami. Mereka
mungkin juga tidak mempertimbangkan metode yang tepat
untuk menyampaikan pesan atau cara-cara untuk membantu
pasien
Apoteker harus mampu untuk mengidentifikasi pasien,
mengetahui kebutuhan pasien dan kemampuan dalam
pengobatan dan rencana mengembangkan untuk setiap pasien,
menggunakan pilihan metode konseling yang ada ataupun
dengan alat bantu.
LITERACY AND HEALTH
Di USA ada 40 juta masyarakat yang buta huruf dan 55 juta yang
buta huruf sebagian. Umumnya pada penduduk miskin yang
ada, meningkatkan rawat inap, dan juga meningkatkan tingkat
ketidakpatuhan obat hal ini terkait dengan kesadaran kesehatan
fungsional pada masalah melek kesehatan.
Dihadapkan dengan masalah dari melek kesehatan (buta huruf),
apoteker perlu pendekatan dalam tugasnya mendidik dan
melakukan konseling pasien secara komprehensif,
mengidentifikasi pasien tentang pemahamannya, dan memilih
metode pendidikan yang tepat.
EDUCATIONAL METHODS
LECTURES
Seminar atau penyampaian pesan (lectures) merupakan gaya
tradisonal atau lumrah dalam memberikan informasi.
Karena memang tidak semua farmasis punya kemampuan dalam
penyampaian perkuliahan atau seminar/pesan yang baik ke public
maka harus belajar dulu dalam public speaker yang tepat. Dengan
belajar melakukan seminar di depan public maka secara tidak langsung
kita juga belajar dalam berbicara kepada pasien karena tak jarang
profesi kita disebut juga sebagai alamat pasien untuk bertanya
sehingga kita benar-benar harus bisa nyaman dengan metoda lecturer
ini.
Lectures (seminar/kuliah bersama/mengajarkan pasien) tak jarang
sangat membosankan bila kita tidak bisa melakukannya dengan
metode yang tepat, salah satu solusinya yaitu menggabungkan alat
audio visual atau melakukan diskusi kelompok (diskusi tanya jawab),
mengidentifikasi siapa audiensnya sehingga materi yang tersampaikan
dapat memberiakan dampak yang menguntungkan.
DIALOGUE AND DISCUSSION
Diskusi mungkin dipandu oleh apoteker tetapi harus
memungkinkan untuk sebanyak mungkin partisipasi pasiennya.
Teknik komunikasi mendorong pasien untuk berdiskusi selama
konseling pasien dan mengajak pasien berdialog.
Meskipun cara berdialog dan berdiskusi dalam
pendekatan mungkin lebih memakan waktu dari pada hanya
mengajar kepada pasien, tetapi cara ini lebih efektif dalam
menggali informasi tentang pemahaman pasien terhadap
pengobatan yang digunakan dan mengubah sikap atau perilaku
pasien. Pasien yang menerima konsultasi tidak hanya bagus
dalam memahami pengobatannya tetapi juga teratur dalam
penggunaan obatnya.
Kemampuan pasien untuk memahami dan mengingat informasi
yang diberikan secara lisan atau cara bagaimana pun,dapat
menjadi masalah. Dalam beberapa penelitian, 40% sampai 60%
pasien tidak dapat mengingat kembali apa yang telah dokter
katakan, yang mana setelah 10 sampai 80 menit mereka
berinteraksi merka akan segera lupa dan 60%nya pasien akan
salah pemahaman. Sehingga nantinya penyampaian ke
farmasisnya juga kan berbeda. Disinilah metoda diskusi dan
dialog sangat dibutuhkan dalam penanganan terhadap pasien.
Dimana farmasis juga harus melakukan konseling tambahan
dengan dokter guna memperkuat informasi yang disampaiakan
oleh dokter.
Dialog dan diskusi tidak harus face to face juga bisa via
telephone. Hal ini dalam rangka meringankan beban pasien yang
tidak dapat bertemu dengan apoteker atau adanya suatu situasi
yang memalukan uang bersifat privasi.
Print Information
• Informasi dalam bentuk media cetak tentang obat-obatan kurang efektif
untuk meningkatkan pengetahuan pasien atau mempengaruhi sikap dan
perilaku pasien
• Informasi media cetak saja tidak bisa untuk meningkatkan kepatuhan
pasien
• Bahasa yang ambigu memerlukan penjelasan lebih lanjut (seperti:
hindari kontak yang terlalu lama terhadap sinar matahari)
• Informasi cetak digunakan sebagai tambahan dalam dialog dan diskusi,
dan metode lisan lebih efektif
• Dengan diskusi, apoteker memperjelas bahasa tertulis dan menerima
umpan balik dari pasien tentang pemahamannya
• Informasi berupa media cetak dapat dibawa pulang dan dibaca pasien
• Diapotek, pasien memerlukan penjelasan, dan berdialog dengan
apoteker
• Informasi bentuk media cetak yang diberikan kepada pasien haruslah
diperiksa oleh apoteker untuk memastikan bahwa berisi informasi yang
tepat dan menguatkan informasi yang diberikan secara lisan.
Alat Bantu Audiovisual

• Dapat meningkatkan pemahaman dan membantu mengubah


perilaku pasien tentang penggunaan obat.
• Penyaji profesional dalam sebuah rekaman/ video dapat
menjadi pembicara lebih meyakinkan dari apoteker
• Bentuk alat bantu audiovisual : rekaman video, kaset audio,
buku dengan berbagai topik obat, penyakit dan perangkat
pengobatan (inhaler dan injeksi), konsultasi dengan video
interaktif dan video conferencing
• Penggunaan audiovisual dalam konseling, diterima dengan
baik oleh pasien dan efektif dalam meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan pasien
• Alat bantu ini lebih efektif bila dikombinasikan dengan diskusi
bersama pasien sebelum atau setelah penjelasan apoteker.
Demonstration And Practice Of Techniques

• Ketika pemberian obat membutuhkan teknik tertentu (seperti


inhalasi atau injeksi), peragaan oleh apoteker/rekaman video
adalah metode yang efektif untuk pasien.
• Dengan pengamatan praktek pasien, apoteker dapat
mengetahui kemungkinan kesalahan penggunaan dan
memperbaikinya.
INTERNET DAN KOMPUTER-PENDIDIKAN PASIEN

Dengan meningkatnya avilabilitas dan kemudahan


pengembangan perangkat lunak dan internet. Komputer telah
menjadi metode pendidikan lain untuk membantu apoteker
dalam memberikan informasi kesehatan umum serta
informasi tentang topik kesehatan dan obat-obatan tertentu
ke pasien. Rumah sakit semakin mengandalkan sistem
informasi komputer dimediasi untuk pasien, sehingga banyak
situs kesehatan yang muncul sehari-hari. internet telah
menjadi salah satu pemasok terbesar dari informasi
kesehatan, lebih dari 100 juta orang Amerika melaporkan
bahwa mereka akan mencari kesehatan secara online-
informasi terkait dan lebih dari 70% melaporkan bahwa
informasi tersebut telah mempengaruhi pengobatan.
Intervensi pendidikan melalui komputer lebih efektif
daripada metode pendidikan lainnya untuk beberapa pasien.
Komputer yang paling membantu untuk pasien dengan
penyakit kronis. Hal tersebut dapat membantu pasien untuk
akses ke informasi, meningkatkan pemahaman tentang
penyakit, dan menciptakan sikap positif dengan meningkatkan
kontrol dan kepercayaan diri. Studi juga menunjukkan pasien
lebih bersedia untuk curhat melalui media sosial dari pada
wawancara langsung, dan sebagainya, penilaian terhadap
kesehatan dan anamnesis dapat dilakukan dengan privasi dan
rahasia.
Decision Aids
Informasi tentang penyakit dan obat-obatan sering tidak
cukup untuk membantu pasien dalam mengambil keputusan.
Pasien membutuhkan berbagai bantuan tidak hanya belajar
tentang kondisi dan perawatan mereka, tetapi juga dalam
menafsirkan informasi itu, menilai risiko, memilih perawatan
yang cocok, pro dan kontra, dan membuat keputusan
untukkebutuhan mereka sendiri, nilai-nilai dan preferensi.
Hal ini dapat berupa media cetak atau berbasis komputer
- berbasis bahan, kaset atau videodisks. Ada juga sumber di
internet seperti Pengalaman DIPEx Pribadi Kesehatan & illnes,
data pengalaman pasien dan perawatan kolaboratif, sebuah
informasi layanan online untuk pengambilan keputusan medis
yang memiliki presentasi audiovisional dan bukti tertulis-
informasi berdasarkan pengambilan keputusan.
METODE MISCELLANEOUS
Metode pendidikan lain yang tersedia untuk digunakan
dalam konseling pasien. Pasien dapat diberikan dengan buku
harian untuk memantau kemajuan mereka dan menentukan
apakah obat tersebut bekerja dengan merekam gejala sehari-
hari. Apoteker dapat membantu pasien memperjelas keadaan
mereka, serta meningkatkan komunikasi antara dokter-pasien
dengan membantu pasien mengembangkan pertanyaan untuk
meminta dokter menjelaskan.
Profesi kesehatan seperti apoteker dapat menjadi
fasilisator untuk mendidik rekan dan relawan masyarakat.
Konsultasi melalui layanan telepon pertolongan medis
merupakan salah satu cara untuk memberi informasi serta
pengetahuan pasien dan konseling biasanya tersedia untuk
masyarakat.
PEMILIHAN METODE
PENDIDIKAN
Dengan berbagai metode pendidikan yang digunakan
dalam konseling, apoteker harus memilih mana yang tepat
digunakan oleh pasien. Untuk konseling pasien menjadi cara
yang paling efektif, metode pendidikan yang digunakan harus
sesuai dengan konteks dan tujuan pembelajaran. hal ini
melibatkan pengaturan, tahap perubahan perilaku pasien,
gaya hidup pasien, tingka kesehatan, tujuan pembelajaran
berdasarkan kebutuhan dan tujuan dari pasien, dan kondisi
fisik serta mental pasien.
TAHAP PEMBELAJARAN DAN PERUBAHAN PERILAKU
PASIEN

Metode pendidikan dan konseling yang dapat membantu


pasien ke arah benar termasuk diskusi secara langsung atau melalui
telepon serta informasi, pelatihan, dan praktek seperti pada tabel
6.1 (Metode pendidikan untuk mendorong tahapan perubahan
perilaku).
Tabel 6.1 (Metode pendidikan untuk mendorong tahapan perubahan perilaku)
Tahap perubahan Tujuan Metode pendidikan
Pre-kontemplasi Untuk meningkatkan kesiapan pasien untuk Diskusi
konseling
Untuk membantu memindahkan pasien ke arah
tahap tindakan

Pre-kontemplasi Memberikan rekomendasi langsung bahwa Dialog, membaca,


pasien minum obat yang diresepkan seperti yang metode audiovisual
diarahkan
Untuk membahas pro dan kontra dari
pengobatan
Untuk mendorong pasien untuk berpikir tentang
hal ini
Untuk membiarkan pasien tahu bahwa bantuan
tersedia ketika ia siap untuk perubahan

Kontemplasi Untuk meningkatkan kepercayaan pasien untuk


mengambil langkah selanjutnya Diskusi
Untuk membantu mengartikulasikan pro dan
kontra
Tahap perubahan Tujuan Metode pendidikan
Persiapan Untuk mengurangi efek samping Menyediakan alat dan
atau untuk membuat pemberian keterampilan untuk
obat lebih mudah membantu mengambil
Untuk memuji dan mendorong tindakan, misalnya; alat
bahwa pasien memiliki kemampuan bantu memori, dosis, dan
teknik
Demonstrasi, praktek
Diskusi

Tindakan Untuk menilai kembali kepatuhan Diskusi secara langsung


pasien terhadap atau melalui telepon

Pemeliharaan Untuk memantau pasien Diskusi secara langsung


Untuk mencegah kambuh atau atau melalui telepon
berhubungan dengan penyakit Mendorong kelompok
pasien dengan cara yang positif jika pendukung, seperti
itu terjadi keluarga
The Patient’s Personal Style and
Orientation
• Model yang paling sering digunakan untuk belajar :
digambarkan oleh david Kolb.
• Teorinya tentang pengalaman, Observasi reflektif,
konseptualisasi abstrak, dan percobaan aktif (Gambar 1).
• Didasarkan pada dua dimensi pembelajaran; pengamatan dan
pemrosesan yang kontinum.
Concrete experience

Accommodators Divergers

perception
Active experimentation Reflective observation
pricessing

Covergers Assimilators

Abstract conceptualization

Gambar 1
Empat Tipe Gaya belajar
Gaya Belajar Learning Preference Educational Methods

Diverger: Belajar dari pengalaman dan memikirkannya Intruksi logis


pengalaman konkret Sepeti pertanyaan” why?” Diskusi
/ pengamat reflektif Mempengaruhi orang lain dalam kelompok. Program kelompok
Converger; Berfikir tentang sesuatu, kemudian mencoba Ppembelajaran berbasis
conceptualizer mengeluarkan ide-ide komputer
Abstrak / melakukan Seperti pertanyaan “how?’ Media cetak
eksperimen Like fact
Lebih memilih individu daripada instruksi
kelompok
Accommodator; Melakukannya daripada memikirkannya Hands on learning
pengalaman konkret Seperti pertanyaan” bagaimana jika?” dan Demonstrasi dan
/ melakukan ‘kenapa tidak?” praktek
eksperimen Lebih memilih individu daripada intruksi Bimbingan pribadi
kelompok
Assimilator; Berfikir sebelum bertindak Pembelajaran dengan
conceptualizer Seperti pertanyaan “what is there i can demostrasi
abstrak / pengamat know?” Diskusi
reflektif Media cetak
• Setiap orang berbeda2 dalam proses pmbelajarannya.
• Karena itu seorang apoteker sebaiknya menggunakan berbagai
metode konseling misalnya: memberikan demonstrasi dan
praktek, diskusi dan informasi media cetak (ex; pamlet)
• Sebaiknya memilih metode konseling gabungan dari pada satu
metode saja.
Literacy Level
• Seorang farmasis haruslah dapat berkomunikasi dengan baik
dengan :
- Pasie yang buta huruf
- Kesadaran akan kesehatan yang rendah
- Daya ingat yang kurang terhadap penjelasan dari codition
pasien dan proses perawatan.
- dapat berbahasa inggris (jika pasie dri negara lain)
Tanda- Tanda Pasien Yang Kesulitan
Dengan Informasi Tertulis
• menghindari mengisi formulir atau kuesioner
• mengandalkan orang lain untuk membaca materi bagi mereka
• Tidak mengacu kepada keterangan tertulis yang diterima
sebelmnya
• Mengajukan banyak pertanyaan/ tidak sama sekali
• Mengabaikan instruksi/salahpaham
• Frustrasi atau kecemasan saat membaca
Metode Konseling untuk Pasien yang
Kesulitan Dengan Informasi Tertulis
• Menggunakan alat bantu audiovisual
• Demonstrasi
• Komunikasi lisan dengan menggunakan bahasa yang lebih
sederhana dan lebih pelan.
Objective of Learning and Patients Needs
• Penderita harus memperoleh pengetahuan tentang obat-obatan
• Memahami bagaimana obat digunakan, bagaimana obat bekrja
untuk memperbaiki kondisi pasien.
• Pasien juga perlu mengetahui bagaimana obat dapat meringankan
atau mencegah gejala
• Mengetahui implikasi dari penyakit atau obat yang digunakan
mungkin berhubungan dengan gaya hidup mereka.
• Mengetahui regimen dosis dan cara penggunaan obat
• Apoteker dapat membantu pasien dengan peragaan dan dorongan
untuk berlatih cara penggunaan (spt: inhaler)
• Pasien juga perlu mengubah sikap mereka agar memperoleh
manfaat maksimal dari pengobatan.
• Berfikir positif tentang penggunakan obat atau kondisi mereka, dan
menjadi termotivasi untuk mematuhi terapi obat.
• Apoteker harus mengetahui konseling apa dan sasaran terapi yang
tepat untuk setiap pasien, kemudian memilih edukasi dan metode
konseling paling cocok untuk tujuan terapi.

Patient’s Need Most Appropriate Methods


Untuk meningkatkan Penjelasan, dialog, membaca, metode
pengetahuan audiovisual
Untuk meningkatkan Demostrasi, diskusi
memahami

Untuk mengembangkan Mendorong pasien untuk berlatih teknik


keterampilan

Untuk merubah sikap Diskudi, video simulasi


Kondisi Mental dan Fisik
Pasien
• Faktor-faktor y menyebabkan pasien lupa dalam terapi
pengobatannya;
- Rasa sakit, ketidaknyamanan dan stres dapat mengganggu
konsentrasi pasien dan memori,
- Keadaan mental pasien,seperti : kebingungan, sakitgigi, emosi
dan gangguan endengaran atau gangguan visual).
KONSELING
• Seorang apoteker harus bisa membuat variasi konseling
• Konseling sangat efektif untuk mengurangi ketidakpatuhan
dari taking medication, confusing over dosing times,
forgetfulness
Medication-Reminder Cards and
Charts
• Pasien yg kesulitan mengingat minum obat dapat terbantu
dengan medication reminder cards atau charts ini
• Ini juga dapat membantu apoteker dan profesional kesehatan
lainnya untuk memonitoring medikasi
Nama pasien :
Bulan :

Name of medication and cara sat sun mon tues wed thu fri
penggunaan
Assisted labelling
• Untuk pasien yang kesulitan membaca, dapat mengunakan
chart with a circularr diagram.
• Caranya : apoteker dapat menuliskan nomor tablet disamping
angka jam pada circular diagram
• Untuk pasien dengan gangguan penglihatan dapat di buat
huruf timbul pada jam
Pill reminder containers
• Pill reminder containers dapat diisi oleh apoteker, pasien,
keluarga pasien
• Pill reminder containers tersedia di pasaran
• Pill reminder containers tersedia dengan alarmnya untuk
mengingatkan pasien meminum obat
PENGGUNAAN UNIT KEMASAN
Keuntungan unit penggunaan kemasan memudahkan
administrasi obat ke pasien sehingga dapat meningkatkan tingkat
kepatahuan penggunaan obat pasien terutama geriatri.
Kerugiannya fleksibilitasnya rendah untuk rejimen yang
kompleks, kurangnya portabilitas, dan peningkatan biaya tenaga
kerja dan waktu dalam persiapan, pada asien tertentu
mengangalami kesulitan dalam membuka kemasan
Dosis bantu
Peralatan yang akurat untuk membagi tablet dari
berbagaimacam ukuran dan bentuk yang tersedia di
pasaran.
Contohnya :
1. Sendok yang telah dikalibrasi
2. Jarum suntik untuk pengguaan obat cair
3. Sendok teh dengan volume 4-7 ml cairan
4. Aerochambers dan masker yang membantu obat
inhalasi langsung untuk pasien yang sering gagal untuk
mendapatkan dosis lengkap karena mereka tidak dapat
aparate inhaler (eq, bayi), atau merasa sulit untuk
menekan inhaler dan menghirup secara bersamaan.
Medication refill- reminder systems
and telephone follow up
Peningkatan waktu kontak atau pengawasan dari
profesional tenaga kesehatan dapat meingkatkan kepatuhan
penggunaan obat. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan
pengawasan pasien dengan cara mengingtkan pasien saat
berobat ulang melalui postcard atau dengan panggilan telpon
(pribadi atau komputerisasi)
sistem komputerisasi yang terhubungan dengan rekam
medis pasien dan panggilan telepon otomatis yang tersedia.
Sistem ini dapat digunakan untuk menghitung penggunaan
narkoba, menentukan tanggal isi ulang, memulai panggilan
telepon menggunakan suara yang sebenarnya dari apoteker, dan
mengingatkan pasien bahwa obat tersebut perlu isi ulang,
memungkinkan untuk komentar tambahan oleh apoteker dan
menerima respon pasien .
Keuntungan :
- Efektif
- Meningkatkan kepatuhan pasien
- Memulihkan kehilangan catatan resep yang tidak direfill tiap tahun
Kerugian :
- Kepuasan pasien kurang
- Resiko kerahasiaan pasien meningkat
Pengembangan materi edukasi
pasien dan program apotek
Pengembangan program edukasi individu pasien
1. Mengidentifikasi kebutuhan edukasi dari pasien dan
keluarga.
2. Estabilishing tujuan dan sasaran education
Tujuannya :
untuk mengubah pengetahuan pasien
untuk mengubah sikap pasien
untuk mengubah keterampilan pasien
3. Memilih metode pendidikan telah sesuai
4. Melaksanakan program
5. Mengevaluasi program
PENGEMBANGAN PENULISAN
MATERI EDUKASI
• Penggunaan Bahasa
Bahasa yang digunakan harus jelas dan mudah dipahami
pasien, jangan menggunakan bahasa yang ambigu.
• Kemudahan Dibaca
pemilihan kata yang akan digunakan harus diperhatikan
agar pasien tidak kebingungan, hindari penggunaan kode.
• Keteraturan dan Tampilan
Isinya harus berurut dan tampilannya harus rapi. Dimana
diberikan pendahuluan lalu isi materi kemudian disimpulkan.
• Isi
isi harus tepat sasaran dan dapat dipahami oleh masyarakat
umum.
• Penyampaian Konsep
akan lebih mudah dipahami jika ditambahkan dengan grafik.
EVALUASI TERHADAP MATERI
EDUKASI PASIEN
Penggunaan audiovisual harus dipertimbangkan terlebih
dahulu sebelum digunakan untuk pasien. Kriteria audiovisual yang
dapat digunakan untuk pasien yaitu:
• Pembendaharaan kata yang digunakan tidak di atas level baca
pasien
• Menggunakan grafik untuk memudahkan dalam menjelaskan
istilah medis
• Memberikan informasi yang singkat dan berurutan
• Mengandung isi yang berguna bagi pasien
• Menampilkan audio dan visual dengan kualitas tinggi
• Tidak memakan waktu lebih dari 10 menit
• Selain itu, pertimbangkan biaya yang dibutuhkan dan
ketersediaannya
EVALUASI TERHADAP MATERI
EDUKASI PASIEN
• Sebelum materi diberikan farmasis harus melakukan
pemeriksaan terhadap kemungkinan terjadi pemborosan baik
dalam segi uang atau waktu.

• Untuk memastikan bahwa pasien memahami materi yang


diberikan maka farmasis harus menindaklanjutinya dengan cara
memberikan beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh
pasien terkait materi yang diberikan.

Anda mungkin juga menyukai