Anda di halaman 1dari 20

Pembimbing

Referat Dr. Ity Sulawati, Sp.A

Penyusun :
Sindrom Shinta
406152054

Croup
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CIAWI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TARUMANAGARA
PERIODE 4 DESEMBER 2017 - 10 FEBRUARI 2018
JAKARTA
DEFINISI
• Sindrom croup :
– terminologi umum untuk
suatu grup penyakit
heterogen yang
mengenai laring,
infra/subglotis, trakea
dan bronkus

– Karakteristik:
• batuk yang
menggonggong
• suara serak
• stridor inspirasi
• obstruksi jalan nafas +/-
EPIDEMIOLOGI

• Biasanya terjadi pada anak berusia 6


bulan - 6 tahun (puncaknya 1-2 tahun)
• Anak laki-laki : perempuan = 3:2
• Croup = 15% dari seluruh pasien dengan
infeksi respiratori yang berkunjung ke
dokter
KLASIFIKASI

Viral croup Spasmodic croup


• Gejala obstruksi saluran • Anak tiba-tiba mengalami
respiratori berlangsung gejala obstruksi saluran
selama 3-5 hari respiratori, biasanya pada
waktu malam menjelang
• Gejala prodromal infeksi tidur.
respiratori (+)
• Serangan terjadi sebentar,
kemudian normal kembali
• Faktor atopik (+)
• Gejala prodromal (-)
KLASIFIKASI MENURUT DERAJAT KEPARAHAN
ETIOLOGI
ETIOLOGI

• Bakteri :
– Corynebacterium diphteriae
– Staphylococcus aureus
– Streptococcus pneumoniae
– Haemophillus influaenza
– Moxarella catarrhalis
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
• Demam yang tidak begitu tinggi (12-72 jam)
• Hidung berair
• Nyeri menelan
• Batuk ringan → batuk nyaring
• Suara menjadi parau dan kasar
• Malaise
• Bila keadaan berat:
– sesak nafas • Gejala bertambah berat pada
malam hari
– stridor inspirasi yang berat • Gejala puncak terjadi pada 24-48
– retraksi jam pertama
– anak tampak gelisah • Biasanya perbaikan akan tampak
dalam waktu satu minggu
DIAGNOSIS
• Dari tanda dan gejala klinis (anamnesis dan
pemeriksaan fisik)
• Lakukan pemeriksaan analisis gas darah jika curiga
terjadi ancaman gagal nafas
DIAGNOSIS BANDING
DIAGNOSIS BANDING
TATALAKSANA
• Tatalaksana utama = mengatasi obstruksi jalan napas
• Pasien dirawat di rumah sakit bisa dijumpai salah satu dari
gejala-gejala berikut:
– Anak berusia kurang dari 6 bulan
– Terdengar stridor progresif
– Stridor terdengar ketika sedang beristirahat
– Terdapat gejala gawat napas
– Hipoksemia
– Gelisah
– Sianosis
– Gangguan kesadaran
– Demam tinggi
– Anak tampak toksik
– Tidak ada respons terhadap terapi
TATALAKSANA
CROUP
PENCEGAHAN

• Vaksin Haemophillus influenza (Hib),


difteri, campak pada anak-anak
• Mengajarkan cara etika batuk dan bersin
pada anak
• Menghindari asap rokok yang dapat
menyebabkan iritasi pada laring
• Menjaga kebersihan tangan
KOMPLIKASI
• Lama perawatan dan angka kematian dari obstruksi
jalan napas atas akan meningkat sesuai dengan
seberapa banyak yang terinfeksi, kecuali epiglotitis,
dimana hanya lokal infeksi tetap menyebabkan hal yang
fatal
• Pada 15% kasus dilaporkan terjadi komplikasi, misalnya
otitis media, dehidrasi, dan pneumonia (jarang terjadi).
• Sebagian kecil memerlukan tindakan intubasi
• Gagal jantung dan gagal napas dapat terjadi pada
pasien yang perawatan dan pengobatannya tidak
adekuat
• Penyebab kematian tersering dari croup adalah
obstruksi laring atau komplikasi dari tracheotomy
PROGNOSIS

• Sindrom croup merupakan penyakit yang


bersifat self-limited dengan prognosis
yang baik
• Pemulihan hampir selalu lengkap.
DAFTAR PUSTAKA
1. Rahajoe NN, Supriyatno B, Setyanto DB. Buku ajar respirologi anak. Edisi pertama.
cetakan ke-3. Jakarta: Badan Penerbit IDAI; 2012. h.320-8
2. DC James. Clinical Practice: Croup. N Engl J Med. 2008 Jan 24;358(4):384-91
3. EB Medicine. An Evidence-Based Approach To The Evaluation And Treatment Of
Croup In Children: Emergency Department Evaluation. Available at:
http://www.ebmedicine.net/topics.php?paction=showTopicSeg&topic_id=334&seg_id=
5922. Diakses pada tanggal 19 Desember 2017.
4. Z Roger, Sidani M, Murray J. Croup: an overview. Am Fam Physician. 2011 May
1;83(9):1067-1073.Available at: https://www.aafp.org/afp/2011/0501/p1067.html
5. Defensi GL. Croup. [serial online] 27 September 201 6. Didapatkan dari URL:
http://emedicine.medscape.com/article/962972-overview. Diakses pada tanggal 20
Desember 2017
6. Shah RK. Acute laryngitis. [serial online] 11 Agustus 2014. Didapat dari URL:
http://emedicine.medscape.com/article/864671. Diakses pada tanggal 20 Desember
2017
7. Mazza D, Wilkinson F, Turner T, Harris C; Health for Kids Guideline Development
Group. Evidence based guideline for the management of croup. Aust Fam Physician.
2008;37(6 Spec):14–20
8. WHO. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit Jakarta: World Health
Organization; 2009
DAFTAR PUSTAKA
9. Roosevelt GE. Acute inflammatory upper airway obstruction (croup, epiglotitis, Laryngitis,
and bacterial tracheitis). P. 1 762-6
10. Behrman, R. E., dkk., 2012. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. EGC. Jakarta.
11. Yangtjik K, Arifin F. Epiglotitis. Dalam: Rahajoe NN, Supriyatno B, Setryanto DB. Buku ajar
respirologi anak. Edisi pertama. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2010. p. 316-20
12. Soedarmo SSP, Garna H, Hadinegoro SRS, Satari HI. Pertusis. Dalam: Buku ajar nfeksi &
pediatri tropis. Edisi ke-2. Jakarta:IkatanDokterAnak Indonesia; 2008. h.331 -7.
13. Northern California Pediatric Hospital Medicine Consortium. Consensus Guidelines for
Management of Croup. Available at:
https://www.ucsfbenioffchildrens.org/pdf/croup_full_guideline.pdf. Diakses pada tanggal 22
Desember 2017.
14. Wald EL. Croup: common syndromes and therapy. Pediatr Ann. 2010;39(1):15–21.
15. Bjornson CL, Johnson DW. Croup in children. CMAJ : Canadian Medical Association
Journal. 2013;185(15):1317-1323.
16. Feierabend RH, Shahram MN. Hoarseness in adults. Am Fam Physician. 2009 Aug 1
5;80(4):363-70. Dalam: Shah RK. Laryngitis [serial online] 8 September 2012. Available at:
http://www.emedicinehealth.com/script/main/art.asp?articlekey=58797&pf=3&page=11.
Diakses pada tanggal 21 Desember 2017

Anda mungkin juga menyukai