Anda di halaman 1dari 9

TANTANGAN

MEDIA BARU
Menyikapi Kabar Burung, Berita Palsu, dan
Ujaran Kebencian

dirangkum oleh: Yul Amrozi dan Waskito Giri


LATAR
Perkembangan teknologi informasi lebih cepat dari kemampuan
adaptasi masyarakat

Media baru (DIGITAL) relatif cepat menggantikan media lama

Gawai atau perangkat media baru memungkinkan penyebaran


informasi dengan tingkat penyebaran dan penggandaan yang
sangat cepat (VIRAL)

Informasi yang viral membanjir dalam jumlah data yang raksasa


(BIG DATA)

Mudahnya anonimitas membuat sumber informasi sulit dilacak


di balik semua itu …
Daya jangkau media baru tidak lagi diukur berdasarkan ukuran
lama seperti oplah, jumlah pembaca, atau keterjangkauan yang
biasa diukur dalam tata cara pemeringkatan (RATING)
Media baru, mewakili mode produksi ekonomi berbagi (sharing
economic) nir kertas yang saat ini efektivitasnya diukur
berdasarkan seberapa banyak informasi itu dibalas, dikomentari,
disukai, dibagi, hingga dirujuk.
Semua aktivitas itu bisa disederhanakan dalam istilah
ENGAGEMENT atau terjemahan bebasnya keterlibatan
pembaca/penonton media
Ekonomi Politik melihat proses itu sebagai bentuk
KOMODIFIKASI
Komodifikasi, apa itu?
Komodifikasi adalah proses transformasi gagasan, layanan, jasa,
kreasi, hingga barang-barang produksi manusia menjadi
komoditas yang mudah diperjualbelikan.
Mode produksi yang baru, dengan teknologi yang tinggi yang
mengarah ke kecerdasan mesin memunculkan raksasa-raksasa baru
penguasa hajat hidup orang banyak. (Google, Facebook, Samsung,
Apple)
Tempat kembang-biak modal telah beralih dari industri
manufaktur tradisional yang berujung pada perdagangan
komoditas barang menjadi industri manufaktur cyber dengan
berbagai macam komoditas yang monetisasinya bisa dilihat di
dalam proses ENGAGEMENT media sosial, yang berpengaruh
pada TRAFFIC yang menjadi daya tarik IKLAN.
Dampak Sosial Komodifikasi
Banjir Informasi tepatnya Tsunami Informasi membuat
masyarakat gagap terhadap perubahan sosial yang terjadi.

Kabar burung, berita palsu, dan ujaran kebencian saat ini sangat
mudah dan sangat cepat dikonsumsi oleh masyarakat global yang
menyebabkan berbagai perubahan sosial yang memunculkan
fenomena populisme, vigilantisme, menguatnya konservatifisme
terutama dalam politik yang menguatkan tren sejarah yang
condong ke “kanan” (RIGHTISM)

Konflik sosial dan perang telah melebarkan arena


pertempurannya hingga ke tatanan media sosial, ikut memperkuat
pihak-pihak menghalalkan segala cara untuk tampil sebagai
penguasa baru.
Apa yang harus dilakukan?
Perbaharui cara pandang terhadap dunia yang telah berubah dengan
cepat. Bentuk lembaga ‘Think Tank’ media baru.

Pelajari kembali perkembangan teknologi digital dengan segala


kelengkapannya untuk bisa menyiapkan perangkat, metoda dan dan
berbagai alat lainnya untuk menghadapi berbagai tantangan yang
muncul.

Gunakan komputer dan berbagai perangkat berteknologi tinggi lainnya


untuk meningkatkan pertahanan masyarakat terhadap dampak buruk
kemauan teknologi.

Jadikan pengetahuan tentang teknologi informasi dan media sosial


sebagai pendidikan dasar bagi masyarakat.

Pentingnya mempelajari hal-hal yang tidak bisa dilakukan oleh kemajuan


teknologi cyber digital.
Metodologi Think Tank
Media Baru
Penelitian yang dilakukan harus melandaskan diri pada
perkembangan BIG DATA.

Penelitian yang dilakukan adalah gabungan antara ketelitian manusia


dengan kekuatan komputer.

Penelusuran atas Big Data harus disusun menjadi sebuah Basis Data
yang sumbernya berasal dari empat tahapan penelusuran yakni:
Identifikasi segala macam berita atau rumor yang telah dipublikasikan
oleh pers.
Kumpulkan semua tulisan yang berisi berbagai macam rumor.
Lakukan metode analisis isi terhadap kumpulan tulisan yang terhimpun
(Coding, Statistical Analysis, Identifying Pattern, etc).
Catat semua aktivitas Social Share terhadap berbagai rumor yang
muncul di berbagai platform media sosial.
Lanjutan metodologi
Berurusan dengan BIG DATA yang paling menyita waktu dan
tenaga adalah melakukan proses FILTERING dan CLEANING
DATA.
Tentukan variabel-variabel penelitian berdasarkan objektif
penelitian yang ingin dilakukan.
Pengumpulan basis data penelitian memerlukan proses
KATEGORISASI yang ekstensif.
Proses identifikasi terhadap berbagai temuan sesuai dengan proses
verifikasinya. (unverified, unconfirmed, rumor)
Proses yang serupa dilakukan terhadap sumber-sumber yang
berasal dari RSS Feed, API, dan berbagai sumber BIG DATA yang
tersedia.
Pembuatan Cybertrack System
Untuk memudahkan kerja-kerja ke depan, penelitian harus
membuat sistem TRACKING media sosial yang berfungsi
otomatis dan dibuat berdasarkan kebutuhan lembaga.
Pelibatan para ahli pemrograman seputar social sharing di
media sosial sangat disarankan.
Pembuatan sistem TRACKING media sosial yang berbasis
audio visual.
Pentingnya jaringan peneliti di berbagai wilayah (sistem
agen) untuk memembuat sistem jejaring pertahanan
terhadap kabar burung, berita palsu, dan ujaran kebencian.

Anda mungkin juga menyukai