Anda di halaman 1dari 4

Selamat Jalan Pak Pitut tentara Nasionalis wilayah Kedu Selatan, Kebumen-

Karanganyar. Tetapi sebelum dia belajar dasar-dasar


Oleh: Yul Amrozi enginering, batalyonnya harus dihadapkan pada
panggilan perang. Bukan perang melawan Belanda
Orang tua itu selalu mengenakan kacamata hitam. seperti yang dia tahu sebelumnya tetapi berperang
Wajahnya yang tirus kerap memunculkan senyum ke Madiun melawan gerakan Partai Komunis yang
khas orang Jawa dengan dihiasi kumis rapi di atas telah menguasai Madiun.
deretan gigi yang masih rapi.

Ternyata satu peleton yang dikirim menembus


Senyum yang biasa, umum, seperti orang tua dari daerah kekuasaan laskar partai Komunis di wilayah
kampung-kampung di jawa yang ingin membuat Madiun berakhir tragis. Anak-anak muda yang minim
orang di sekitarnya merasa nyaman. Tetapi sorot pengalaman bertempur, bahkan baru berstatus
matanya yang tertutup kaca mata hitam, sering magang, harus menghadapi gerilyawan laskar partai
terlihat berkilat-kilat walau sekilas menyelubungi Komunis yang telah mempunyai reputasi hebat dalam
misteri yang lekat pada sosoknya yang ramping kurus. perang gerilya melawan Belanda. Semua kawan satu
Untuk orang dengan usia kepala delapan, tulang- peleton dari si anak muda magang ini, terbunuh atau
tulangnya masih tidak menunjukkan kerentaan. jika belum dalam waktu yang singkat akan tertembak.
Barangkali disiplin tentara yang menghiasi hampir Sendirian, entah bagaimana caranya si anak muda
sepanjang hayatnya adalah faktor utama yang magang ini bisa lolos dari wilayah kekuasaan
mewariskan rangka badan yang terjaga buat gerilyawan komunis, dan kembali ke wilayah tentara
purnawirawan tentara dan sekaligus veteran pejuang nasionalis Kedu Selatan. Peristiwa ini adalah peristiwa
45 ini. yang menentukan dalam hidup si anak muda magang
dan meninggalkan kebencian yang tidak lekang
terhadap PKI.
Kelahiran Bojonegoro 23 April 1930, karirnya
membentang sejak masih pelajar hingga pensiun dari
tentara. Mulai dari pelajar sekaligus tentara di jaman Setelah itu, sejarah menuliskan bahwa Batalyon dari
perang kemerdekaan dalam Batalyon Tentara Zeni Siliwangi didatangkan ke wilayah Jawa Tengah
Pelajar Brigade 17 (1945-1950), kemudian menjadi melalui Kedu Selatan, bergabung bersama Kolonel
mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Indonesia di Gatot Subroto komandan pasukan DIvisi II yang
Salemba, Jakarta dengan status tugas belajar dibiayai kemudian menjabat sebagai Gubernur MIliter
negara, (1952-1957), Wakil Konsul RI di Singapura Wilayah II Semarang-Surakarta, bergabung dengan
(1957-1958), KOnsul RI di Singapura (1958-1959), pasukan DIvisi I wilayah Timur pimpinan Kolonel
Deputi Menteri Perhubungan Darat, Pos, Telekom Soengkono, serta pasukan Brimob di bawah pimpinan
dan Pariwisata (1959-1963). Deretan panjang riwayat M. Yasin menggempur laskar-laskar pendukung garis
ini baru catatan dalam umurnya yang baru menginjak perjuangan komunis Muso di wilayah Madiun dan
30-an. sekitarnya. Peristiwa Madiun yang merupakan
peristiwa perang saudara pertama di jaman Republik
yang berakhir ditandai dengan eksekusi mati sebelas
Seorang tentara bentukan jaman perang pimpinan pendukung Muso, yang didalamnya
kemerdekaan revolusi 1945 awalnya adalah seorang termasuk nama-nama beken seperti mantan Perdana
remaja tanggung umur belasan, sepantaran umur Menteri RI Amir Syarifuddin Harahap, Maruto
SMA jaman sekarang, yang ingin bergabung dengan Darusman (ayah kandung Marzuki Darusman), Sardjio
tentara bagian Zeni yang mengurusi perbekalan dan dan lain-lain.
peralatan. Niat utama anak muda ini adalah belajar
menjadi teknisi/insinyur militer, dan dia berhasil
melamar dan berstatus magang di Batalyon 17 basis
Si anak muda magang, turut menjadi saksi dalam ekonomi pribadinya. Hingga kemudian kisruh politik
tahun terpenting dalam hidupnya, 1948. Interaksinya menjelang keruntuhan Soekarno membawa pusaran
dengan pasukan Divisi Siliwangi membuat si anak yang kedua dalam hidupnya.
muda magang berkenalan dan berinteraksi dengan
jajaran teras pimpinannya yang waktu itu dipimpin
oleh RM Kartosuwiryo. Kelak, interaksinya dengan Sekali intel tetap intel, sang wakil menteri yang
gerilyawan siliwangi akan menorehkan prestasi mempunyai jabatan mentereng ternyata mempunyai
penting dalam jenjang karir intelijen si anak muda misi tertentu dalam sepak terjangnya. Saat
magang. Selepas ketegangan masa revolusi anak pemberontakan DI/TII diberi pengampunan pada
muda ini meneruskan pendidikan setingkat SMAnya tahun 1963, menyerahnya pimpinan DI/TII ada
di Bandung di SMA B III Bandung. Selepas dari hubungannya dengan konsesi transportasi darat yang
Bandung anak muda ini mendapat beasiswa dari diberikan oleh sang wakil menteri. Sekaligus
pemerintahan Soekarno untuk kuliah di Fakultas melengkapi kesuksesannya sebagai wakil menteri
Hukum dan Pengetahuan Masyarakat, Universitas dengan prestasi, sang wakil menteri mengunjungi
Indonesia, di Salemba Jakarta. barbagai pertemuan di wilayah divisi siliwangi sarang
pemberontak DI/TII di pelosok Jawa Barat. Di masa
inilah sang wakil menteri bertemu dengan pimpinan
Lulus di tahun 1957, anak muda ini masuk kembali ke teras DI/TII yang dulu pernah dia kenal di masa muda,
tentara. Dia diterima di sekolah Intelijen yang mendapat kepercayaan dari mereka, dan
dipunyai oleh Badan Informasi Staf Angkatan Perang. membangun basis bagi perlawanan dia terhadap
Dari sekolah intelijen ini dia dipercaya menjadi wakil kekuatan komunisme yang menguat di sekeliling
konsulat di Singapura selama dua tahun ditambah Presiden Soekarno.
satu tahun sebagai Konsulat Indonesia di Singapura.
Kembali ke Indonesia dengan pangkat letnan kolonel
dalam umur 33 tahun dia dipercaya menjadi Deputi Manuver wakil menteri ini ternyata terdengar oleh
Menteri (sekarang wakil menteri) Angkutan Darat, pimpinan teras TNI yang saat itu dekat dengan
Pos, Telekomunikasi dan Pariwisata. Selama empat Soekarno. Kampanye anti komunis wakil menteri di
tahun wakil menteri ini menjabat, namanya cukup kalangan mantan Divisi Siliwangi membuat dia
dikenal sebagai orang yang menjadi perintis kereta mendapat benturan karir dia yang pertama. Laporan
api lintas Jawa, Surabaya-Jakarta. Nama kereta Bima tentang tindakan indisipliner Letnan Kolonel yang
dan Gajayana adalah nama-nama yang mendapat juga wakil menteri,pada bulan Januari 1964,
sentuhan dari wakil menteri ini. membuat sang wakil menteri dipecat dari pos
kementeriannya sekaligus diturunkan pangkatnya
menjadi kapten. Pemecatan ini berujung pada
Sesudah itu dunia Intelijen adalah jalan hidup sang penahanan sang mantan letkol alias kapten. Saat dia
wakil menteri termuda dalam kabinet Soekarno, akan ditahan di wilayah Jawa Timur, sang Kapten
pasca Dekrit Presiden di tahun 1959. Karena kabur ke Ibukota Jakarta. Selanjutnya di bawah
reputasinya yang cukup dikenal saat menjadi perlindungan kawan-kawan dia yang sepaham
konsulat di Singapura, sang wakil menteri kenyang dengan semangat anti-komunis sang Kapten
dengan pergaulan dunia dan interaksi dengan bersembunyi di pesantren seorang petinggi DI/TII di
intelijen dari berbagai negara. Delegasi Konferensi wilayah Gresik, yang dikenal sebagai Haji Ismail
PATA Hawaii hingga Delegasi Indonesia di PBB masuk Pranoto alias Hispran untuk kemudian disembunyikan
dalam riwayat sang wakil menteri. Pada masa-masa di basis kekuatan DI/TII di Sulawesi Selatan pimpinan
menjadi wakil menteri ini pundi-pundi ekonomi sang Andi Sele.
wakil menteri mulai berisi. Tak kurang jabatan
sebagai Komisaris di hotel yang saat itu milik negara
Hotel Indonesia, kemudian komisaris di Hotel Dharma Enam bulan di Sulawesi Selatan akhirnya sang
Nirmala adalah faktor penting dalam kehidupan mantan wakil menteri berpangkat kapten bisa
berkordinasi kembali dengan kolega tentara yang masuknya Papua Barat menjadi Irian Jaya dalam
sepaham dengan dirinya. Peristiwa pembunuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Jenderal 30 September membuat kekuatan PKI dalam
tekanan. Seperti mendapat kekuatan baru, sang
mantan wakil menteri kemudian masuk kembali ke Tetapi riwayat sang mantan wakil menteri memang
dalam tentara aktif sebagai teknisi tentara melakukan masih panjang. Diplomasi dengan Amerika di Papua
operasi pemberantasan PKI di daerah kelahirannya di melengkapi kemampuan dan keahlian strategi
Jawa Timur. intelijen sang Mayor. Dalam kerja besar konsolidasi
kekuasaan Suharto, sang Mayor mendapat tugas
untuk memecah kekuatan Islam yang saat itu
Tiga tahun operasi pemberantasan PKI ternyata membesar pasca keruntuhan PKI. Tugas dari Opsus
mendapat perhatian dari ajudan Presiden Suharto Ali dikenal dengan sandi Komando Jihad. Sang mantan
Moertopo. Ali Moertopo adalah seorang bekas wakil menteri yang berpangkat mayor saat itu tidak
Komandan Banteng Raiders, bekas bawahan Mayjen menutup-nutupi misinya untuk masuk ke dalam
Soeharto dari Divisi Diponegoro yang menaklukkan sarang kaum islam garis keras DI/TII. Riwayatnya yang
tentara-tentara Divisi Siliwangi yang memberontak panjang dengan mantan laskar hizbullah alias Divisi
yang dikenal dengan pemberontakan DI/TII. Pada Siliwangi dan peristiwa persembunyian dia di wilayah
saat itu Ali Moertopo adalah komandan Opsus yang Sulawesi Selatan membuat jalan mulus dalam
menjalankan tugas-tugas khusus dari Presiden menyukseskan misi utama mengarahkan kekuatan
Suharto bagi konsolidasi kekuasaannya. Sang mantan Islam radikal untuk memenangkan Golkar.
wakil menteri pangkatnya sudah naik sedikit lagi
menjadi Mayor, saat dia resmi berada di tim Opsus
yang legendaris tiga serangkai Ali Moertopo, Aloysius Terbukti bahwa pada pemilihan umum pasca
Sugiyono dan dia. Soekarno yang pertama Golkar menjadi pemuncak
dalam pemilu dengan merebut 23% suara. Prestasi ini
ditengarai sebagai kerja besar Opsus yang
Terlepas dari hiurk pikuk desersi dan rekonsiliasi sejak mengantarkan Ali Moertopo menjadi orang
tahun 1963, tercatat sang mantan wakil menteri, kepercayaan Suharto yang melegenda dalam awal-
menjadi Pemimpin Redaksi Majalah Mingguan Lensa awal masa yang dikenal dengan nama Orde Baru.
Indonesia, yang di akhir masa hidupnya menjadi Portofolio peta Islam garis keras adalah trademark
nama sebuah Tabloid yang juga dia lahirkan pasca sang mantan wakil menteri yang saat itu telah
usainya kekuasaan presiden Suharto. Saat dia memperoleh kembali pangkat letnan kolonelnya.
menjadi wartawan-cum intelijen di masa inilah dia Setelah itu rentetan portofolio intelijen sang letkol
terlibat dalam rintisan kerja besar di dalam semakin lengkap dengan kepercayaan presiden
Sekretariat Bersama Golongan Karya yang akan Suharto kepada Opsus untuk menggunakan kekuatan
menjadi cikal bakal partai besar penguasa republik politik dari Islam garis keras perawatannya
Indonesia pasca Soekarno. menggunakan kemampuan dan jejaring sang mantan
letkol yang telah kembali menjadi letkol. Reputasi
sang letkol yang menguasai konsesi dari perusahaan
Pada masa inilah kerja-kerja berat intelijen untuk minyak negara pertamina untuk membeli dukungan
mengkondisikan peristiwa Pepera (Penentuan dari pemimpin-pemimpini Islam garis keras tidak
Pendapat Rakyat) Irian Barat untuk bergabung ke main-main. Hingga saat ini saham sang letkol masih
dalam negara kesatuan RI menjadi tanggung jawab jelas terekam dalam pimpinan partai Islam yang
sang Mayor mantan wakil menteri. Kemampuan tersolid di bawah pimpinan majelis syura yang
persuasif sang mantan wakil menteri memperoleh dikepalai oleh putra dari Danu Muhammad Hasan,
poin sendiri dalam rentetan operasi Trikora pimpinan radikal yang di bawah kendali sang Letkol.
penggalangan simpatisan pro Indonesia dan Akses “orang kuat” PKS, Hilmi Aminuddin ke “uang
Diplomasi Indonesia di PBB yang berujung pada minyak” di timur tengah ditengarai diberikan oleh
sang letkol lewat reputasinya yang mentereng di PBB radikal sekali lagi menjadi manuver politik canggih
dan Opec pada tahun-tahun awal 70-an itu. yang ternyata meneguhkan kekuasaan Benny
Moerdani yang memperoleh prestasi harum atas
drama pembebasan pesawat Woyla di Bangkok di
Ternyata konsolidasi GOlkar dan kuatnya grup bawah kepemimpinan Letkol Kopassus Sintong
Aspri/Sespri Suharto di masa “uang minyak” ini Panjaitan.
belum merupakan akhir dari cerita sang letkol.
Kemenangan politik pasca peristiwa Malari, Konsesi
Freeport, dukungan Amerika Serikat, penjinakan Walaupun begitu logika hukum kekuasaan mencatat
sistem politik lewat tiga partai, rupanya belum jejak sang Letkol yang waktu itu asisten Menteri
membuat kekuasaan Orde Baru nyaman. Jaringan Penerangan Ali Moertopo, sebagai pesakitan.
Islam Radikal yang merupakan portofolio Sang Letkol Tuntutan penjara atas rekayasa terhadap kelompok
diberangus oleh Tentara di bulan Januari 1977, sang Komando Jihad membayang. Pada saat ini dengan
Letkol sendiri saat itu mendapat tugas baru untuk terpaksa sang Letkol yang sudah menjadi Kolonel
menyusup ke Timor Timur guna melaksanakan misi harus melarikan diri ke Jerman. Terlalu riskan baginya
melancarkan integrasi Timor Timur ke Indonesia. dinamika politik di lingkaran Suharto yang saat itu
Ternyata pergeseran elit tentara di Jakarta telah menuntut kambing hitam baru. Di masa
memilih menggunakan cara aneksasi ketimbang pengasingannya di Eropa sang Letkol banyak menulis
persuasi seperti misi yang dilancarkan oleh sang di media massa nasional, dan menempuh pendidikan
letkol. Naiknya Benny Moerdani dalam pimpinan doktoral di Universitas Leiden Belanda. Saat
Intelijen di sekitar kekuasaan Suharto membuat kekuasaan Benny Moerdani berganti, sang Letkol
kerja-kerja “halus” sang letkol harus kembali kembali ke tanah air, dan mulai menulis Kapita
diagendakan dalam arsip. Selekta Sejarah Pergerakan Indonesia, yang dia
dedikasikan bagi generasi penerus bangsa yang tidak
sempat mengetahui dinamika pergerakan Indonesia
Perbedaan garis taktik dan strategi intelijen dengan khususnya dari kacamata seorang pelaku sejarah dan
Benny Moerdani, membuat sang Letkol memilih agen intelijen yang telah melewati empat jaman
untuk berada di kubu kolega lamanya Ali Moertopo. pergolakan di Indonesia. Selamat jalan Pitut
Sembari membesarkan kader-kader teknokrat golkar Soeharto, lawan atau kawan kami semua segan
yang sebagian besar diisi oleh mantan-mantan aktivis kepada catatan pencapaian hidupmu.
66, sang letkol ternyata masih menyimpan berbagai
portofolio intelijen yang digunakan sebagai alat
“mengatur” dinamika sistem politik. File lama
komando jihad yang sudah diberangus di tahun 1975,
ternyata muncul kembali tahun 1981 lewat peristiwa
Woyla. Peristiwa pembajakan pesawat Garuda oleh
kelompok yang menamakan dirinya Komando Jihad di
bawah pimpinan Imran. Berdasarkan kesaksian dari
salah seorang anggota kelompok Imran, yang
produktif menulis tentang Intelijen Indonesia, Umar
Abduh, sang Letkol adalah perancang utama
peristiwa Cicendo untuk merebut senjata dari polisi
yang berujung pada pembajakan pesawat Garuda di
Palembang. Bahkan sang Letkol yang melatih para
pemuda simpatisan islam yang pengetahuannya nol
tentang kemiliteran untuk mengenal senjata.
Penyusupan dan pencemplungan sekaligus
pengkondisian politik terhadap kekuatan Islam

Anda mungkin juga menyukai