Anda di halaman 1dari 23

BED SIDE TEACHING

MODUL ORAL SURGERY AND


EMERGENCY
Presentan:
Fina Maulida Haniy 20164021026
Siti Ulfah Nesia 20164021026
Shofiati Try H 20164021026
Nisa Nafi’ah Oktaviani 20164021026
DATA PASIEN

Nama : Sdri. Unik Purwati


Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 32 Tahun
Alamat : Soboman, Kasihan,Bantul
PROBLEM

 Pasien perempuan usia 32 tahun datang dengan


keluhan gigi belakang kanan bawah berlubang besar
dan ingin dicabut
 Pasien merasakan gigi tersebut berlubang sejak
beberapa tahun yang lalu.
 Saat ini pasien terkadang merasa linu jika untuk minum
es.
PEMERIKSAAN OBYEKTIF

 Terdapat kavitas pada daerah oklusal pada daerah


oklusal meluas ke distal pada gigi 46 dengan kedalaman
pulpa.
 Sondasi : -
 Perkusi : +
 Palpasi : -
 Ce : + (ngilu)
 Vital Sign
 Tekanan darah : 120/80 mmHg
 Respirasi : 18 kali/menit
 Nadi : 72 kali/menit
 Suhu : Afebris
 Berat badan : 50 kg
 Tinggi badan :165 cm
Gambaran Klinis
Hipotesis

 Nekrosis parsial
disertai
periodontitis
MORE INFO

• Membran / Ligamen: membran akar mesial


menghilang pada apikal dan
bifurkasi, distal menghilang
pada apikal dan bagian
bifurkasi.
• Laminadura : Te r p u t u s p a d a a k a r m e s i a l ,
• Alveolar Crest : Te r d a p a t p e n u r u n a n
alveolar crest kurang lebih
5 mm sepanjang RA dan RB
• Furkasi : Te r d a p a t a r e a
radiolusen
pada area bifurkasi
• Jenis Radiograf Intra Ora l: Panoramic OPG • Periapikal : Te r d a p a t a r e a r a d i o l u s e n
• Elemen Gigi : 46 dengan batas difus pada
akar distal
Interpretasi • Kesan : Te r d a p a t k e l a i n a n p a d a
• Mahkota : Terdapat area radiolusen pada daerah ma h k o t a , a k a r,
oklusal meluas ke daerah distal sampai membran/ligamen, lamina
kedalaman pulpa. dura, periapikal dan
alveolar crest
• Akar : Terdapat 2 akar, sebelah mesial
dan distal. Akar mesial membelok ke • Suspek Radiodiagnosis: Pulpitis irreversibel
disertai periodontitis disertai abses periapial
arah mesial.
DD :Nekrosis parsial disertai periodontitis
diserai abses periapikal
MORE INFO

Tingkat kebersihan Pasien mengunyah


rongga mulut pasien 1 sisi yaitu pada sisi
kategori buruk, skor bagian kiri saja.
OHI 6,6
Plak Indeks pasien
48%
MEKANISME

Bakteri,
Karbohidrat, Karies
Karies Media
Host, Waktu Superfisialis

Pembusukan Radang pada


Karies
jaringan Pulpa
Profunda
pulpa (Pulpitis)

Nekrosis
pulpa
PEMBAHASAN

1. Pengertian pulpitis irreversibel dan nekrosis pulpa


2. Tahapan kerja pencabutan
3. Prinsip pencabutan
4. Komplikasi yang mungkin terjadi pada kasus
LEARNING ISSUE

 Pulpitis irreversibel merupakan peradangan pulpa


hingga menyebabkan kemampuan pertahanan pulpa
tidak dapat memperbaiki pulpa normal kembali (Rukmo,
2011). Gejala pulpitis irreversibel adalah nyeri spontan,
jika diberi stimulus menimbulkan nyeri tajam dan nyeri
berlanjut hingga 30 detik atau lebih setelah stimulus
dihilangkan, nyeri tidak terlokalisir jelas, nyeri semakin
terasa dengan posisi berbaring (Babick et al., 2013).
 Nekrosis pulpa merupakan kategori diagnosis klinis
kematian pulpa gigi. Pulpa tidak merespon tes vitalitas
dan asimtomatik . Kematian pulpa disebabkan
terinfeksinya kamar pulpa sehingga menyebabkan saraf
pulpa tidak ber fungsi kembali. Pulpa yang sudah
nekrosis jika tidak dirawat akan menyebabkan penyakit
ke dalam jaringan periradikuler (Cohen & Hargreaves,
2011).
TAHAPAN KERJA PENCABUTAN

1. PRE-OPERATIVE :
ANAMNESA, REVIEW OF SYSTEM
PEMERIKSAAN PENUNJANG (RO. PERIAPIKAL/PANORAMIC)
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
DIAGNOSIS
RENCAN A PERAWATAN
PROGNOSIS

2. DURANTE-OPERATIVE
POSISI OPERATOR : JAM 8-9
PEMILIHAN ALAT DAN BAHAN
ALTERN ATIF TEHNIK PENCABUTAN : SEPARASI GIGI

3. POS T-OPERATIVE
INS TRUKSI PASCA PENCABUTAN, MEDIKASI, KONTROL DAN
EVALUASI
PRINSIP PENCABUTAN

 Tindakan Asepsis
- Area pencabutan : aplikasi Povidon Iodine pada area
pencabutan
- Operator : pemakaian masker, handscoon steril, dan baju
steril
- Alat : tang mahkota molar bawah, luksator, bein, crayer,
bone file
- Bahan : spuit injeksi, larutan anastesi, povidon iodin,
tampon

 Anestesi
Pemilihan bahan anestesi
- Ester
- Amida
METODE ANESTESI BLOK

Fisher
Gow-Gates
Akinose
Halstead
TEHNIK ANESTESI BLOK
POSISI OPERATOR
Atraumatik
1 . Close methods atau simple technique, yaitu
teknik pencabutan gigi tanpa pembedahan, hanya
mengunakan prosedur pencabutan dengan
menggunakan tang, elevator maupun kombinasi dari
keduanya.
2. Open method : teknik pencabutan gigi dengan
menggunakan prosedur bedah (surgical extraction)
yang biasa disebut dengan istilah pencabutan trans-
alveolar, yang biasanya didahului dengan pembuatan
flap maupun alveolectomi
Faktor yang berperan dalam mekanisme hemostasis:
A . Pembuluh darah
B. Trombosit
C. Faktor koagulasi
D. Sistim fibrinolisis
E. Inhibitor
Upaya preventif : Pertimbangan indikasi , pertimbangan
perdarahan pasca pencabutan
Upaya kuratif : Hentikan perdarahan dengan
heating/hemostat, transfusi darah
KOMPLIKASI

Operative  Postoperative
• Perdarahan • Infeksi
• Fraktur mahkota gigi
• Trismus
• Fraktur ujung akar dan
frakmen • Pembengkakan
• Fraktur tulang alveolar • Parestesi
• Fraktur mandibula • Hematoma
• Fraktur condyl
• Dry socket
• Cedera jaringan lunak
• Syok/Sinkop • Rasa sakit
• Goyah gigi tetangga/gigi
antagonis
PROBLEM SOLVING

Decision Making
Berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan, gigi 46
dapat dilakukan pencabutan dengan close method atau simple
technique dan anestesi blok mandibula .

Diagnose
Pulpitis irrever sibel diser tai periodontitis diserati abses
periapikal

Treatment Planning
1. KIE
2. Devitalisasi pulpa
2. EXO gigi 46 dengan anestesi blok mandibula
3. Kontrol dan Evaluasi
TAHAPAN PERAWATAN
KASUS

 Dosis anestesi maksimum : 10 ampul


 Menggunakan anestesi blok dengan teknik fisher indirect
1. Lakukan anestesi blok pada n. Alveolaris inferior 1 - 1 ,5cc,
dan n. Lingualis 0,5cc dengan larutan Pehacain 2%..
2. Tunggu 5-10menit sampai efek anestesi blok timbul.
3. Dilanjutkan anestesi infiltrasi n. Bukalis 0,5cc
4. Memisahkan jaringan gingiva dengan gigi menggunakan
eskavator
5. Meluksasi gigi menggunakan elevator
6. Menggunakan forcep untuk mengambil gigi dengan tekanan
lateral yaitu kearah bukal dan lingual dengan metode sling
grasp
7. Jika sudah terambil, jaringan patologis yang masih tersisa
menggunakan kuret
8. Pijat-pijat dan raba pada soket bekas pencabutan, jika terasa
tajam dan kasar haluskan menggunakan bone file
9. Tekan perdarahan menggunakan tampon
 Intruksi asien pasca pencabutan
1. Menggigit kapas selama kurang lebih satu jam
2. Pasien diintruksikan untuk tidak menghisap dan memainkan
dengan lidah bekas pencabutan
3. Diet lunak
4. Menghindari makanan dan minum terlalu panas
5. Kontrol 4-5 hari kemudian
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai