Anda di halaman 1dari 33

1/11/2015 Sugeng Widodo : Perenungan 2

TINGKAT
KESEHATAN

BANK
PENGERTIAN KESEHATAN BANK
Kesehatan suatu bank dapat diartikan
sebagai kemampuan suatu bank untuk
melakukan kegiatan operasional
perbankan secara normal dan mampu
memenuhi semua kewajibannya dengan
baik dengan cara-cara yang sesuai
dengan peraturan perbankan yang
berlaku.
PENGERTIAN KESEHATAN BANK
1. kemampuan menghimpun dana dari masyarakat,
dari lembaga lain dan, dari modal sendiri.
2. Kemampuan mengelola dana
3. Kemampuan untuk menyalurkan dana ke
masyarakat
4. Kemampuam memenuhi kewajiban kepada
masyarakat, karyawan, pemilik modal, dan pihak
lain.
5. Pemenuhan peraturan perbankan yang berlaku.
PENGERTIAN KESEHATAN BANK

Bagi perbankan, hasil akhir penilaian kondisi bank


tersebut dapat digunakan sebagai salah satu sarana
dalam menetapkan strategi usaha pada waktu yang
akan datang, sedangkan bagi BI digunakan sebagai
sarana penetapan dan implementasi strategi
pengawasan bank oleh BI. Tingkat kesehatan bank
merupakan hasil penilaian kualitatif atas berbagai
aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja
suatu bank melalui penilaian faktor permodalan,
kualitas aset, manajemen, rentabilitas, likuiditas, dan
sensitivitas terhadap resiko pasar.
Aturan Kesehatan Bank
Berdasarkan UU No. 10 Tahun
1998 tentang perubahan atas
UU no 7 tahun 1992 tentang
perbankan, pembinaan dan
pengawasan bank dilakukan
oleh BI. UU tersebut lebih
lanjut menetapkan hal-hal sbb:
Aturan Kesehatan Bank
a. Bank wajib memelihara tingkat kesehatan Bank sesuai
dengan ketentuan kecukupan modal, kualitas aset, kualitas
manajemen, likuiditas, rentabilitas, solvabilita, dan aspek
lain yang berhubungan dengan usaha bank, dan wajib
melakukan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip kehati-
hatian.
b. Dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan
prinsip syariah dan melakukan kegiatan usaha lainnya, bank
wajib menempuh cara-cara yang tidak merugikan bank dan
kepentingan nasabah yang memercayakan dananya kepada
bank.
c. Bank wajib menyampaikan kepada BI, segala keterangan,
dan penjelasan mengenai usahanya menurut tata cara yang
ditetapkan oleh BI.
Aturan Kesehatan Bank

d. Bank atas permintaan BI, wajib memberikan kesempatan bagi


pemeriksaan buku-buku dan berkas-berkas yang ada padanya
serta wajib memberikan bantuan yang diperlukan dalam rangka
memperoleh kebenaran dari segala keterangan, dokumen, dan
penjelasan yang dilaporkan oleh bank yang bersangkutan.
e. BI melakukan pemeriksaan terhadap bank, baik secara berkala
maupun setiap waktu apabila diperlukan.
d. Bank wajib menyampaikan kepada BI neraca, perhitungan L/R
tahunan dan penjelasannya, serta laporan berkala lainnya, dalam
waktu dan bentuk yang ditetapkan oleh BI. Neraca dan
perhitungan L/R tahunan wajib diaudit terlebih dahulu oleh
akuntan publik.
f. Bank wajib mengumumkan neraca dan perhitungan L/R dalam
waktu dan bentuk yang ditetapkan oleh BI.
Aturan tentang kesehatan bank telah diterapkan oleh
BI mencakup berbagai aspek dalam kegiatan bank,
mulai dari penghimpunan dana sampai dengan
penggunaan dan penyaluran dana. Sesuai Surat Edaran
Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP/31 Mei 2004
kepada semua bank umum yang melaksanakan
kegiatan usaha secara konvensional perihal sistem
penilaian tingkat kesehatan bank umum dan Peraturan
Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 tanggal 12
April 2004 tentang sistem penilaian kesehatan bank
umum, bank wajib melakukan penilaian tingkat
kesehatan bank secara triwulan untuk posisi pada
Maret, Juni, September, dan Desember.
Penilaian Bank dilakukan berdasarkan
Peraturan Bank Indonesia nomor
6/10/PBI/2004 serta Surat Edaran Bank
Indonesia No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei
2004 dalam CAMELS (Capital, Asset
Quality, Management, Earnings, Liquidity
dan Sensitivity to market risk) yang lebih
mengarah pada ukuran-ukuran kinerja
perusahaan secara internal, mulai dari Asset
Quality, Management, Earning Power, dan
Liquidity, serta Sensitivity to Market Risk
Dan pada tahun 2011 berdasarkan pada
Peratuan Bank Indonesia Nomor
13/1/PBI/2011 tentang Penilaian Tingkat
Kesehatan Bank Umum, Bank wajib
melakukan penilaian Tingkat Kesehatan Bank
dengan menggunakan pendekatan berdasarkan
Risiko (Risk-based Bank Rating). Penilaian
Tingkat Kesehatan Bank dilakukan terhadap
Bank secara individual maupun konsolidasi.
Dan penilaian ini disebut dengan metode
RGEC (Risk Profile, GCG, Earnings dan
Capital).
Perbedaan CAMELS dan RGEC

• CAMELS • RGEC
METODE CAMELS
1. Penilaian “Capital” hanya menggunakan satu ukuran saja, yaitu CAR
(Capital Adequacy Ratio) yaitu “Rasio modal terhadap aktiva tertimbang
menurut risiko”;
2. Penilaian “Asset Quality” berdasarkan kualitas aktiva produktif bank
dengan menggunakan dua indikator yaitu “Rasio aktiva produktif yang
diklasifikasikan terhadap aktiva produktif” dan “Rasio penyisihan
penghapusan aktiva produktif terhadap aktiva produktif yang
diklasifikasikan”;
3. Penilaian “Management” menggunakan 250 pertanyaan, yang
mencakup manajemen permodalan, manajemen aktiva, manajemen
umum, manajemen rentabilitas, dan manajemen likuiditas;
4. Penilaian “Earning” menggunakan dua ukuran yaitu ROA (rasio laba
terhadap total aset) dan BOPO (rasio Beban Operasional terhadap
Pendapatan Operasional); dan
5.Penilaian “Liquidity” menggunakan LDR yaitu “rasio kredit terhadap
dana yang diterima” dan “Rasio kewajiban call money bersih terhadap
METODE CAMELS
Selain perhitungan kuantitatif di atas, metode CAMEL
memperhitungkan faktor lain, yaitu pelaksanaan
pemberian kredit usaha kecil (KUK); pelaksanaan
pemberian kredit ekspor; pelanggaran terhadap
ketentuan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK);
dan Pelanggaran terhadap Posisi Devisa Netto (PDN).
Selain itu, tingkat kesehatan bank akan diturunkan
menjadi “tidak sehat” apabila ada perselisihan internal,
campur tangan pihak luar dalam manajemen, “window
dressing” atau rekayasa keuangan, praktek “bank dalam
bank”, dan kesulitan keuangan yang mengakibatkan
penghentian sementara atau pengunduran diri dari
keikutsertaannya dalam kliring.
METODE RGEC
Tingkat kesehatan bank dilihat dari empat
faktor penilaian dalam RGEC, yaitu:
1. Risk Profile menggunakan perhitungan
rasio NPL (Non Performing Loan) dan
LDR (Loan to Deposit Ratio).
NPL = (Kredit bermasalah / total kredit) x
100%
LDR = (Jumlah dana yang diberikan/total
dana pihak ketiga) x 100%
METODE RGEC
2. Good Corporate Governance
Good Corpotrate Governance(GCG) ditinjau
dari sIsi pemenuhan prinsip – prinsip GCG.
GCG mencerminkan bagian manajemen dari
CAMELS namun telah disempurnakan. Bank
memperhitungkan dampak GCG perusahaan
pada kinerja GCG bank dengan 41
mempertimbangkan signifikan dan materialitas
perusahaan anak dan atau signifikasi kelemahan
GCG perusahaan anak
METODE RGEC
3. Earnings menggunakan perhitungan ROA (Return On
Assets), ROE (Return On Equity), NIM (Net Interst Margin),
BOPO (Biaya Operasional Pendapatan Operasional).
ROA = (Laba sebelum pajak / Rata-rata total aset) x 100%
ROE = (Laba setelah pajak / total ekuitas ) x 100%
NIM = (pendapatan bunga bersih / aktiva produktif) x 100%
BOPO = ( biaya operasional + pendapan operasional / total
aktiva ) x 100%

4. Capital menggunakan perhitungan rasio CAR (Capital


Adequacy Ratio).
CAR = (modal/ ATMR) x 100%
NPL
Kriteria Peringkat Nilai

NPL < 2% 1 Sangat baik

2% < NPL  5% 2 Baik

5% < NPL  8% 3 Cukup baik

8% < NPL  4 Kurang baik


12%
NPL > 12% 5 Tidak baik
LDR
Kriteria Peringkat Nilai

LDR  75% 1 Sangat baik

75% < LDR  85% 2 Baik

85% < LDR  100% 3 Cukup baik

100% < LDR  120% 4 Kurang baik

LDR > 120% 5 Tidak baik


ROA
Kriteria Peringkat Nilai

ROA =/> 1,5% 1 Sangat baik

1,25% < ROA  2 Baik


1,5%
0,5% < ROA  3 Cukup baik
1,25%
0% < ROA  0,5% 4 Kurang baik

ROA  0% 5 Tidak baik


ROE
Kriteria Peringkat Nilai

ROE > 15% 1 Sangat baik

12,5% < ROE  2 Baik


15%
5% < ROE  12,5% 3 Cukup baik

0% < ROE  5% 4 Kurang baik

ROE  0% 5 Tidak baik


NIM
Kriteria Peringkat Nilai

NIM > 3% 1 Sangat baik

2% < NIM  3% 2 Baik

1,5% < NIM  2% 3 Cukup baik

1% < NIM  1,5% 4 Kurang baik

NIM  1% 5 Tidak baik


BOPO
Kriteria Peringkat Nilai

BOPO  94% 1 Sangat baik

94% < BOPO  2 Baik


95%
95% < BOPO  3 Cukup baik
96%
96% < BOPO  4 Kurang baik
97%
BOPO > 97% 5 Tidak baik
CAR
Kriteria Peringkat Nilai

CAR  12% 1 Sangat memadai

9%  CAR < 12% 2 Memadai

8%  CAR < 9% 3 Cukup memadai

6% < CAR < 8% 4 Kurang memadai

CAR  6% 5 Tidak memadai


GCG
Sangat Baik > 85
Baik 75-85
Cukup Baik 60-75
Kurang Baik 50-60
Tidak Baik ≥50
PELANGGARAN ATURAN KESEHATAN BANK
Apabila terdapat penyimpangan terhadap aturan
tentang kesehatan bank, Bank Indonesia dapat
mengambil tindakan-tindakan tertentu dengan tujuan
agar bank yang bersangkutan menjadai sehat dan tidak
membahayakan kinerja perbankan secara umum.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998
tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 7
Tahun 1992 tentang Perbankan, dalam satu hal suatu
bank mengalami kesulitan yang membahayakan
kelangsungan usahanya, Bank Indonesia dapat
melakukan tindakan agar:
PELANGGARAN ATURAN KESEHATAN BANK

a. Pemegang saham menambah modal


b. Pemegang saham mengganti dewan komisaris dan atau
direksi bank
c. Bank menghapusbukukan kredit atau pembiayaan
berdasarkan pada prinsip syariah yang macet dan
memperhitungkan kerugian bank dengan modalnya
d. Bank melakukan merger artau konsolidasi dengan bank lain
e. Bank dijual kepada pembeli yang bersedia mengambil alih
seluruh kewajiban
f. Bank menyerahkan pengelolaan seluruh atau sebagian bank
kepada pihak lain
g. Bank menjual sebagian atau seluruh harta dan atau
kewajiban bank kepada bank atau pihak lain
PELANGGARAN ATURAN KESEHATAN BANK
Apabila tindakan diatas belum cukup untuk mengatasai
kesulitan yang dihadapi bank, dan atau menurut penilaian
bank dapat membahayakan sistem perbankan, maka
Pimpinan BI dapat mencabut izin usaha bank dan
memerintahkan direksi bank untuk segera
menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham guna
membubarkan badan hukum bank dan membentuk tim
likuidasi. Apabila direksi bank tidak menyelenggarakan
Rapat Umum Pemegang Saham, maka Pimpinan Bank
Indonesia meminta kepada pengadilan untuk mengeluarkan
penetapan yang berisi pembubaran badan hukum bank
tersebut, penunjukkan tim likuidasi, dan perintah
pelaksanaan likuidasi sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Lanjutan....

Apabila menurut penilaian Bank Indonesia


terjadi kesulitan perbankan yang membahayakan
perekonomian nasional, atas permintaan BI,
pemerintah, setelah berkonsultasi kepada Dewan
Perwakilam Rakyat Republik Indonesia dapat
membentuk badan khusus yang bersifat
sementara dalam rangka penyehatan perbankan.
Badan khusus tersebut melakukan program
penyehatan terhadap bank-bank yang ditetapkan
dan diserahkan oleh Bank Indonesia kepada
badan tersebut.
Lanjutan....
Atas permintaan badan khusus, bank dalam program penyehatan
dan pihak-pihak yang berkaitan wajib memberikan segala
keterangan dan penjelasan mengenai usahanya termasuk
memberikan kesempatan bagi pemeriksaan buku-buku dan berkas
yang ada padanya, dan wajib memberikan bantuan yang diperlukan
dalam rangka memperoleh keterangan, dokumen, dan penjelasan
yang diperoleh bank tersebut. Badan khusus tersebut wajib
menyampaikan laporan kegiatan kepada Menteri Keuangan.
Apabila menurut penilaian pemerintah, badan khusus telah
menyelesaikan tugasnya, pemerintah menyatakan berakhirnya
badan khusus tersebut. Ketentuan yang diperlukan bagi
pelaksanaan pasal ini, diatur lebih lanjut dengan Peraturan
pemerintah. Di samping tindakan-tindakan tersebut, bank yang
melanggar aturan kesehatan bank dapat dikenakan sanksi
administratif dan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
1/11/2015 Sugeng Widodo : Perenungan 33

Anda mungkin juga menyukai