PADA DIABETES—2014
PEMBIMBING:
dr. Amrita, Sp. Pd
OLEH:
Febian Sandra (406138031)
Natasha Alexandra (406138084)
Yuliana Herawati (406137002)
DAFTAR ISI
BAB NO. SLIDE
ADA Level of evidence 3
I. Diagnosis dan Klasifikasi 4-11
II. Tes Diabetes untuk Pasien yang Asimtomatik 12-17
III. Deteksi dan diagnosis Diabetes Mellitus
18-22
Gestasional (DMG)
IV. Pencegahan Diabetes Tipe 2 23-25
V. Perawatan Diabetes 26-66
VI. Pencegahan dan Manajemen Komplikasi
67-110
Diabetes
VII. Pengobatan Penyakit Lain yang Menyertai 111-112
VIII. Perawatan Diabetes untuk Populasi Tertentu 113-134
IX. Perawatan Diabetes Khusus 135-144
X. Strategi untuk Meningkatkan Perawatan
145-150
Diabetes
ADA Evidence Grading System Untuk
Rekomendasi Klinis
Level of
Evidence Deskripsi
A Didukung percobaan yang jelas, terstruktur baik,
mencakup populasi luas, dan acak
B Didukung oleh studi cohort atau case-control
C Dari studi yang lemah, kurang kuat
kestrukturannya dan jumlah populasinya sedikit
E Pendapat ahli
• Diabetes tipe 1
– Destruksi sel β
• Diabetes tipe 2
– Defek progresif sekresi insulin
• Diabetes tipe spesifik lain
– Defek genetik pada fungsi sel β, kerja insulin
– Penyakit pankreas eksokrin
– Induksi obat-obatan atau bahan kimia
• Diabetes mellitus gestasional (DMG)
A1C ≥6.5%
ATAU
Glukosa darah puasa (GDP)
≥126 mg/dL (7.0 mmol/L)
ATAU
Glukosa darah 2 jam post prandial (GD2PP)
≥200 mg/dL (11.1 mmol/L)
ATAU
Glukosa darah sewaktu ≥200 mg/dL (11.1
mmol/L)
ADA. I. Classification and Diagnosis. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S15; Table 2
Kriteria Diagnosis Diabetes
A1C ≥6.5%
*In the absence of unequivocal hyperglycemia, result should be confirmed by repeat testing.
*In the absence of unequivocal hyperglycemia, result should be confirmed by repeat testing.
*In the absence of unequivocal hyperglycemia, result should be confirmed by repeat testing.
ADA. II. Testing for Diabetes in Asymptomatic Patients. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S16
Kriteria Tes Diabetes pada
Pasien Asimtomatik
1. Tes dipertimbangkan untuk semua dewasa dengan berat badan
berlebih (IMT ≥ 25kg/m2) dan mempunyai faktor risiko tambahan:
ADA. Testing for Diabetes in Asymptomatic Patients. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S17; Table 4
Kriteria Tes Diabetes pada
Pasien Asimtomatik
2. Bila tidak ada kriteria untuk pemeriksaan (faktor
risiko pada slide sebelumnya), tes untuk
diabetes dimulai pada usia 45 tahun
ADA. Testing for Diabetes in Asymptomatic Patients. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S17; Table 4
Rekomendasi: Skrining Diabetes Tipe 2
pada Anak-Anak
• Tes untuk mendeteksi diabetes tipe 2 dan
prediabetes harus dipertimbangkan pada
anak-anak dan dewasa muda yang
overweight dan yang mempunyai dua atau
lebih faktor risiko diabetes lainnya E
ADA. II. Testing for Diabetes in Asymptomatic Patients. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S17–S18
Tabel 5-Tes untuk diabetes tipe 2 pada anak-anak* yang asimptomatik
Kriteria
Overweight (IMT >85th presentil U/JK, BB/TB >85th presentil, atau BB >120%
dari nilai ideal untuk TB)
Ditambah dua dari factor risiko dibawah ini:
· Riwayat keluarga dengan diabetes tipe 2 pada keluarga derajat pertama
atau kedua
· Ras/etnis (Native American, African American, Latino, Asian American,
Pacific Islander)
· Tanda-tanda resistensi insulin atau kondisi yang berhubungan dengan
resistensi insulin (akantosis nigrikans, hipertensi, dyslipidemia, sindrom
polikistik ovarium, atau BBLR KMK)
· Riwayat maternal dengan diabetes atau DMG
Inisiasi: Usia 10 tahun atau saat mulai pubertas, apabila pubertas terjadi pada
umur yang lebih muda
Frekuensi: seiap 3 tahun
*Orang-orang dengan usia 18 tahun atau lebih muda.
Rekomendasi: Skrining Diabetes Tipe 1
ADA. II. Testing for Diabetes in Asymptomatic Patients. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S18
III. DETEKSI DAN
DIAGNOSIS DIABETES
MELLITUS GESTASIONAL
(DMG)
Rekomendasi:
Deteksi and Diagnosis DMG (1)
• Lakukan skrining untuk mengetahui diabetes
tipe 2 yang belum terdiagnosis pada
kunjungan ante natal care, menggunakan
kriteria standar diagnostik B
• Lakukan skrining DMG pada usia kehamilan
24-28 minggu yang sebelumnya belum
terdeteksi diabetes A
• Lakukan skrining pada perempuan dengan
DMG yang mempunyai diabetes persisten
setelah 6-12 minggu post partum,
menggunakan TTGO, kriteria diagnostik
diabetes tanpa kehamilan E
ADA. III. Detection and Diagnosis of GDM. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S18
Rekomendasi:
Deteksi dan Diagnosis DMG (2)
• Perempuan dengan riwayat DMG harus
menjalani skrining seumur hidupnya untuk
memantau perkembangan diabetes atau
prediabetes setidaknya setiap 3 tahun B
• Perempuan dengan riwayat DMG yang
terdiagnosis prediabetes harus mengubah
gaya hidup atau minum metformin untuk
mencegah diabetes A
• Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk
menyamakan pendekatan diagnostik DMG E
ADA. III. Detection and Diagnosis of GDM. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S18
Skrining dan Diagnosis DMG “One-
step” (Konsensus IADPSG)
• Lakukan 75-g TTGO, dengan pengukuran
GDP, GD1PP, GD2PP pada usia kehamilan
24-28 minggu pada perempuan yang tidak
didiagnosa diabetes sebelumnya
• Lakukan TTGO pada pagi hari setelah
puasa malam harinya minimal 8 jam
• Diagnosis DMG: (salah satu)
– GDP: ≥92 mg/dL (5.1 mmol/L)
– GD1PP: ≥180 mg/dL (10.0 mmol/L)
– GD2PP: ≥153 mg/dL (8.5 mmol/L)
ADA. III. Detection and Diagnosis of GDM. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S19; Table 6
Skrining dan Diagnosis DMG “Two-
step” (Konsensus NIH)
• Lakukan 50-g GLT (tidak puasa) dengan
pemeriksaan GD1PP (step 1) pada usia
kehamilan 24-28 minggu yang sebelumnya
belum terdiagnosis diabetes
• Bila GD1PP ≥140 mg/dL* (7.8 mmol/L),
lakukan 100g TTGO (Step 2) pada saat
pasien berpuasa
*ACOG recommends 135 mg/dL in high-risk ethnic minorities with higher prevalence of GDM.
ADA. III. Detection and Diagnosis of GDM. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S19; Table 6
IV. PENCEGAHAN
DIABETES TIPE 2
Rekomendasi:
Pencegahan Diabetes Tipe 2
• Rujuk pasien dengan TGT A, GPT E, atau
A1C 5.7–6.4% E untuk menjalani
program:
– Menurunkan berat badan 7% dari berat badan
awal
– Meningkatkan aktifitas fisik 150
menit/minggu, aktifitas fisik moderat
(misalnya, jalan kaki)
• Tindak lanjut dengan konseling penting
untuk mencapai target B
ADA. V. Diabetes Care. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S25. Figure 1; adapted with permission
from Ismail-Beigi F, et al. Ann Intern Med 2011;154:554-559
Rekomendasi Kadar Glukosa untuk
Dewasa (tidak hamil) (1)
A1C <7.0%*
*More or less stringent glycemic goals may be appropriate for individual patients. Goals should be
individualized based on duration of diabetes, age/life expectancy, comorbid conditions, known CVD or
advanced microvascular complications, hypoglycemia unawareness, and individual patient
considerations.
†Based on patient characteristics and response to therapy, lower SBP targets may be appropriate.
‡In individuals with overt CVD, a lower LDL cholesterol goal of <70 mg/dL (1.8 mmol/L), using a high
dose of a statin, is an option.
ADA. VI. Prevention, Management of Complications. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S40; Table 10
Rekomendasi:
Golongan Antiplatelet (1)
• Pertimbangkan terapi (75–162 mg/day) C
– Sebagai strategi pencegahan primer pada mereka
dengan diabetes tipe 1 atau 2 dengan peningkatan
faktor risiko PKV (risiko 10 tahun >10%)
– Termasuk kebanyakan pria dengan usia >50 tahun
atau wanita dengan usia >60 tahun yang
mempunyai setidaknya satu faktor risiko mayor
• Riwayat PKV pada keluarga
• Hipertensi
• Merokok
• Dislipidemia
• Albuminuria
Spot collection
(µg/mg kreatinin)
Kategori
Normal <30
Peningkatan eksresi
albumin urin* ≥30
*Historically, ratios between 30 and 299 have been called microalbuminuria and those 300 or greater
have been called macroalbuminuria (or clinical albuminuria).
ADA. VI. Prevention, Management of Complications. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S44; Table 11
Derajat CKD
GFR
(mL/menit per
1.73 m2 luas
Stage Deskripsi permukaan
tubuh)
1 Kerusakan ginjal* dengan LFG ≥90
normal atau meningkat
2 Kerusakan ginjal* dengan 60–89
penurunan LFG ringan
3 Penurunan LFG sedang 30–59
4 Penurunan LFG berat 15–29
5 Gagal ginjal <15 or dialisis
LFG = laju filtrasi glomerulus
*Kerusakan ginjal didefinisikan sebagai kelainan patologis, komposisi urin atau darah atau kelainan pada tes pencitraan
imaging tests.
ADA. VI. Prevention, Management of Complications. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S44; Table 12
Manajemen CKD pada Diabetes (1)
GFR Recommended
Semua pasien Pengukuran kreatinin, albumin dan Kalium
setiap tahun
45-60 Rujuk kepada nephrologist bila kemungkinan
terdapat penyakit ginjal nondiabetik
Pertimbangkan penyesuaian dosis obat
Monitor LFG tiap 6 bulan
Monitor elektrolit, bikarbonat, hemoglobin,
kalsium, fosfor, hormon paratiroid minimal
tiap satu tahun
Pastikan kebutuhan vitamin D terpenuhi
Pertimbangkan pemeriksaan densitas tulang
Rujuk untuk konseling diet
ADA. VI. Prevention, Management of Complications. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S45; Table 13;
Adapted from http://www.kidney.org/professionals/KDOQI/guideline_diabetes/
Manajemen CKD pada Diabetes (2)
GFR Recommended
30-44 Monitor LFG setiap 3 bulan
Monitor elektrolit, bikarbonat, kalsium,
fosfor, hormon paratiroid, hemoglobin,
albumin setiap 3–6 bulan
ADA. VI. Prevention, Management of Complications. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S45; Table 13;
Adapted from http://www.kidney.org/professionals/KDOQI/guideline_diabetes/
Rekomendasi: Retinopati
Screening (4)
• Perempuan dengan diabetes yang akan
merencanakan kehamilan B
– Pemeriksaan mata yang komprehensif
– Konseling tentang perkembangan diabetik
retinopati
• Pemeriksaan mata harus dilakukan pada
trimester pertama B
– Tindak lanjut selama kehamilan
– Dan satu tahun setelah melahirkan
Terapi (2)
• Terapi anti-vascular endothelial growth
factor (VEGF) diindikasikan untuk edem
makular A
• Retinopati:
– Bukan kontraindikasi terapi aspirin untuk
proteksi jantung, karena aspirin tidak
meningkatkan risiko perdarahan retina A
Bagian Atas
•Untuk melakukan tes
monofilamen 10-g, letakan
alatnya tegak lurus dari
kulit, sampai
monofilamenya bengkok
•Tahan 1 detik, lalu
lepaskan
Bagian bawah
•Tes monofilamen harus
dilakukan pada titik-titik
warna merah seperti
digambar dengan mata
tertutup
ADA. VII. Assessment of Common Comorbid Conditions. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S49
VIII. PERAWATAN DIABETES
PADA POPULASI KHUSUS
Rekomendasi: Kontrol Glikemik pada
Pediatrik (Diabetes Tipe 1)
• Pertimbangkan umur saat menentukan
target glikemik diabetes tipe 1 pada anak-
anak dan remaja E
ADA. VIII. Diabetes Care in Specific Populations. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S50
Rekomendasi: Nefropati pada
Pediatrik(Diabetes Tipe 1)
Skrining
• Skrining pertahun kadar albumin; albumin-kreatinin
urin pada usia ≥ 10 tahun atau awal pubertas, kalau
sudah terdiagnosis diabetes selama 5 tahun, boleh
dilakukan pemeriksaan lebih awal B
Terapi
• Bila albumin-kreatinin urin positif dari 2 spesimen
yang berbeda dan dari hari yang berbeda selama
interval 6 bulan, berikan ACE inhibitor E
ADA. VIII. Diabetes Care in Specific Populations. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S50
Rekomendasi: Hipertensi pada
Pediatric (Diabetes Tipe 1) (1)
Skrining
• Ukur tekanan darah setiap kontrol,
hipertensi ditegakkan bila tekanan darah
tinggi pada hari yang berbeda B
ADA. VIII. Diabetes Care in Specific Populations. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S50
Rekomendasi: Hipertensi pada
Pediatric (Diabetes Tipe 1) (2)
Terapi (1)
• Terapi awal untuk tekanan darah yang
normal-tinggi (SBP atau DBP konsisten
diatas 90th dari umur, jenis kelamin, dan
tinggi)
– Intervensi gizi dan olahraga, ditujukan untuk
kontrol berat badan, meningkatkan aktifitas
fisik
• Bila target tekanan darah tidak bisa
dicapai dalam 3-6 bulan dengan intervensi
gaya hidup, pertimbangkan terapi
farmakologi E
ADA. VIII. Diabetes Care in Specific Populations. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S50
Rekomendasi: Hipertensi pada
Pediatric (Diabetes Tipe 1) (3)
Terapi (2)
• Terapi farmakologi:
– SBP atau DBP konsisten di atas 95th dari umur,
jenis kelamin, tinggi badan
atau
– Konsisten >130/80 mmHg
• Pertimbangkan terapi secepat mungkin
ketika diagnosis sudah ditegakkan E
ADA. VIII. Diabetes Care in Specific Populations. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S51
Rekomendasi: Hipertensi pada
Pediatric (Diabetes Tipe 1) (4)
Terapi (3)
• ACE inhibitor
– Pertimbangkan terapi inisial untuk hipertensi,
berikut konseling reproduktif karena efek
teratogenik yang potensial E
• Target pengobatan
– Tekanan darah konsisten <130/80 mmHg atau
dibawah percentil 90th dari umur, jenis
kelamin, dan tinggi badan E
ADA. VIII. Diabetes Care in Specific Populations. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S51
Rekomendasi: Dislipidemia pada Anak-
Anak (Diabetes tipe 1) (1)
Skrining (1)
• Bila ada riwayat hiperkolesterolemia pada
keluarga atau kardiovaskular sebelum usia
55 tahun, atau riwayat pada keluarga
tidak diketahui:
– Petimbangkan pemeriksaan tes profil lipid
(puasa) pada anak-anak > 2 tahun secepat
mungkin setelah diagnosis ditegakkan (setelah
ada pemeriksaan glukosa darah) E
ADA. VIII. Diabetes Care in Specific Populations. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S51
Rekomendasi: Dislipidemia pada Anak-
Anak (Diabetes tipe 1) (2)
Skrining (2)
• Bila riwayat keluarga bukan suatu
pertimbangan
– Pertimbangkan tes profil lipid pada saat
pubertas (≥10 tahun) E
• Anak-anak terdiagnosis diabetes pada saat
atau setelah pubertas
– Pertimbangkan profil lipid segera setelah
diagnosis ditegakkan (setelah pemeriksan
glukosa darah) E
ADA. VIII. Diabetes Care in Specific Populations. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S51
Rekomendasi: Dislipidemia pada Anak-
Anak (Diabetes tipe 1) (3)
Skrining (3)
• Kalau kadar lipid abnormal:
– Cek pertahun
• Kalau kadar LDL berada dalam batas yang
bisa ditoleransi (<100 mg/dL
[2.6 mmol/L])
– Ulang profil lipid setiap 5 tahun E
ADA. VIII. Diabetes Care in Specific Populations. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S51
Rekomendasi: Dislipidemia pada Anak-
Anak (Diabetes tipe 1) (4)
Terapi
• Terapi inisial: optimalisasikan kontrol glukosa,
MNT dengan diet “Step 2” AHA yang
bertujuan menurunkan lemak jenuh E
• >10 tahun, statin digunakan pada pasien: E
– LDL kolesterol >160 mg/dL (4.1 mmol/L) atau
– LDL kolesterol >130 mg/dL (3.4 mmol/L) dan atau
satu atau lebih faktor risiko kardiovaskular
• Target: kolesterol LDL <100 mg/dL
(2.6 mmol/L) E
ADA. VIII. Diabetes Care in Specific Populations. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S51
Rekomendasi: Retinopati pada
Pediatrik (Diabetes Tipe 1)
• Funduskopi
– Dilakukan pada usia pubertas atau ≥ 10 tahun, dan
bila sudah didiagnosis diabetes pada usia yang
lebih muda dengan durasi 3-5 tahun B
• Setelah pemeriksaan awal
– Tindak lanjut pertahun
– Pemeriksaan yang lebih jarang bisa diterima
dengan keputusan spesialis mata E
ADA. VIII. Diabetes Care in Specific Populations. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S52
Rekomendasi: Pediatrik hipotiroidisme
(Diabetes Tipe 1)
• Anak-anak dengan diabetes tipe 1
– Skrining peroksidase antitiroid,
antithyroglobulin antibodi segera setelah
diagnosis E
• Konsentrasi hormon perangsang - tiroid (TSH)
– Pemeriksan metabolisme terkontrol
• Jika normal, pertimbangkan pengecekan ulang setiap
1 – 2 tahun, terutama jika gejala disfungsi tiroid
pada pasien bertambah, tiromegali, tingkat
pertumbuhan tidak normal, atau variasi glikemik
yang tidak biasa E
ADA. VIII. Diabetes Care in Specific Populations. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S52
Rekomendasi : Transisi perawatan dari
anak-anak ke dewasa
• Sebagai remaja yang menuju dewasa, tenaga
kesehatan dan keluarga harus mengenali faktor-
faktor yang memperberat remaja B dan waktu
peralihan, dimulai pada awal dan pertengahan
masa remaja dan setidaknya 1 tahun sebelum
masa transisi E
• Dokter spesialis anak dan spesialis penyakit
harus membimbing remaja yang sudah beralih ke
dewasa B
ADA. VIII. Diabetes Care in Specific Populations. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S53
Rekomendasi : Pengobatan Prasangka
(1)
• Kadar A1C harus mendekati normal (7%) dalam
individu pasien sebelum konsepsi dicoba B
• Dimulai pada saat pubertas, menggabungkan
prasangka dalam konsultasi pada kunjungan rutin ke
klinik diabetes untuk semua wanita yang berpotensi
melahirkan B
• Wanita dengan diabetes bermaksud untuk
mengandung harus dievaluasi dan, jika diindikasikan,
pengobatan untuk retinopati diabetik, nefropati,
neuropati, CVD B
ADA. VIII. Diabetes Care in Specific Populations. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S53
Rekomendasi : Pengobatan prasangka (2)
• Mengevaluasi pengobatan sebelum konsepsi,
karena obat yang biasa digunakan untuk
mengobati diabetes/komplikasi sangat
kontraindikasi atau tidak dianjurkan dalam
kehamilan
– Statin, inhibitor ACE, ARB, sebagian besar terapi
noninsulin E
• Banyak kehamilan tidak di rencanakan;
mempertimbangkan resiko/keuntungan potensial
pada pengobatan yang terkontradiksi pada
kehamilan di setiap wanita yang berpotensi
hamil; konsultasi dengan sesuai E
ADA. VIII. Diabetes Care in Specific Populations. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S54
Rekomendasi : Orang dewasa yang
lebih tua (1)
• Fungsional, kognitif orang dewasa yang lebih tua
dengan usia harapan hidup yang signifikan harus
menerima perawatan diabetes menggunakan
tujuan yang dikembangkan untuk orang dewasa
muda E
• Tujuan glikemik untuk beberapa orang dewasa
yang lebih tua mungkin cukup terkait,
menggunakan kriteria individu, tetapi
hiperglikemia menyebabkan gejala atau risiko
komplikasi akut hipoglikemik yang harus
dihindari pada semua pasien E
ADA. VIII. Diabetes Care in Specific Populations. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S54
Rekomendasi : Orang dewasa yang
lebih tua (2)
• Mengobati faktor risiko lain kardiovaskular
dengan pertimbangan dari manfaat jangka
waktu dan pada masing-masing pasien
• Pengobatan terhadap tekanan darah tinggi
yang diindikasikan pada hampir setiap orang
dewasa; lipid, terapi aspirin dapat
menguntungkan mereka dengan harapan
hidup yang sama dengan jangka waktu
dasar/menengah percobaan pencegahan E
• skrining perorangan untuk komplikasi
diabetes dengan pehatian yang menuju pada
penurunan fungsional E
ADA. VIII. Diabetes Care in Specific Populations. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S54–S55
Rekomendasi: Cystic Fibrosis
hubungannya dengan Diabetes (CFRD)
(1)
• Skrining tahunan untuk CFRD dengan OGTT
harus di mulai pada usia 10 tahun pada
semua pasien dengan cystic fibrosis yang
tidak mempunyai CFRD B
– A1C untuk tes skrining CFRD sangat tidak di
anjurkan
• Selama pada masa periode kesehatan yang
stabil, diagnosa terhadap CFRD dapat di
lakukan pada pasien dengan Cystic fibrosis
yang sesuai dengan criteria glukosa biasanya
ADA. VIII. Diabetes Care in Specific Populations. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S56
Rekomendasi: Cystic Fibrosis
hubungannya dengan Diabetes (CFRD)
(2)
• Pasien dengan CFRD harus di rawat
dengan insulin untuk mencapai tujuan
glikemik individual
• Pemeriksaan tahunan untuk komplikasi
dari diabetes sangat di anjurkan, dimulai
setelah 5 tahun diagnosis dari CFRD
ADA. VIII. Diabetes Care in Specific Populations. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S56
XI. PENGATURAN KHUSUS
DALAM PERAWATAN DIABETES
Rekomendasi : Perawatan
diabetes di rumah sakit (1)
• Perencanaan penghentian diabetes harus di
mulai sejak masuk rumah sakit, dan instruksi
manajemen diabetes yang jelas harus di
sediakan pada penghentian
• Pengaturan penggunaan skala geser insulin
pada pasien rawat inap di rumah sakit sangat
tidak di anjurkan
ADA. IX. Diabetes Care in Specific Settings. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S56
Rekomendasi : Perawatan
diabetes di rumah sakit (2)
• Semua pasien dengan kemungkinan diabetes
pada rumah sakit, diabetesnya harus di
identifikasi dengan jelas pada catatan medis E
• Semua pasien dengan diabetes harus memiliki
perencanaan untuk pemantauan glukosa darah,
dengan hasil yang dapat di akses oleh semua
anggota tim perawatan kesehatan
ADA. IX. Diabetes Care in Specific Settings. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S56
Rekomendasi : Perawatan
diabetes di rumah sakit (3)
Tujuan untuk kadar glukosa darah
• Pasien kritis
– Dimulai dengan terapi insulin untuk hiperglikemia
terus-menerus, dimulai tidak lebih besar dari 180
mg/dL (10 mmol/L); setelah dimulai, kisaran
glukosa antara 140-180 mg/dL (7,8-10 mmol/L)
sangat dianjurkan A
– Tujuan yang lebih tepat, 110 - 140 mg/dL (6.1? 7.8
mmol/L) mungkin cocok untuk pasien yang dipilih
jika dapat dicapai tanpa hipoglikemia yang
siginifikan C
– Pasien sakit kritis memerlukan protokol insulin IV
dengan menunjukkan efektivitas, keselamatan
dalam mencapai kisaran glukosa yang diinginkan
tanpa meningkatkan risiko hipoglikemia yang lebih
berat E
ADA. IX. Diabetes Care in Specific Settings. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S56
Rekomendasi : Perawatan
diabetes di rumah sakit (4)
Tujuan pada kadar glukosa dalam darah
• Pasien dengan non kritis
• Bukti yang tidak jelas pada tujuan spesifik glukosa dalam darah
• Jika di rawat dengan insulin, target premeal glukosa dalam darah (jika
keamanan tercapai)
– Biasanya < 140 mg/dL (7,8 mmol/dL) dengan glukosa darah acak < 180 mg/dL (10
mmol/dL)
• Target yang lebih ketat biasanya lebih cocok dengan pasien yang lebih
stabil dengan control glikemik yang lebih tepat sebelumnya
• Target yang kurang tepat biasanya lebih cocok pada mereka dengan
comordibitas yang parah
ADA. IX. Diabetes Care in Specific Settings. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S56
Rekomendasi : Perawatan
diabetes di rumah sakit (5)
• Penjadwalan situasi insulin dengan basal,
yang bernutrisi, dan koreksi pada
komponen adalah metode yang disukai
untuk mencapai dan mempertahankan
kontrol glukosa pada pasien non kritis C
ADA. IX. Diabetes Care in Specific Settings. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S56
Rekomendasi : Perawatan
diabetes di rumah sakit (6)
• Memulai pemantauan glukosa pada setiap pasien yang tidak
dikenal menjadi diabetes yang menerima terapi yang terkait
dengan hiperglikemia beresiko tinggi
– Terapi glukokortiroid berdosis tinggi, dimulai pada nutrisi parenteral atau
enteral, atau pengobatan lain seperti octreotide atau pengobatan
imunosupresif B
• Jika hiperglikemia didokumentasikan dan tetap,
mempertimbangkan untuk mengobati pasien dengan tujuan
glycemic yang sama dengan pasien dengan diabetes yang
dikenal E
ADA. IX. Diabetes Care in Specific Settings. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S56
Rekomendasi : Perawatan diabetes di
rumah sakit (7)
• Protokol manajemen hipoglikemia harus di miliki
dan di implementasikan pada setiap rumah sakit
atau sistem rumah sakit E
• Mempertimbangakan mendapatkan A1C pada
pasien
– Dengan diabetes yang di akui pada rumah sakit dengan
hasil tes pada 2 – 3 bulan sebelumnya tidak tersedia E
– Dengan faktor risiko untuk diabetes tak terdiagnosis
yang memperlihatkan hiperglikemia pada rumah sakit E
• Pasien dengan hiperglikemia tanpa diagnosis
sebelumya : perencanaan untuk
pendokumentasian pengujian lanjutan dan
perawatan yang diperlukan
ADA. IX. Diabetes Care in Specific Settings. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S56–S57
Perawatan diabetes pada rumah sakit
: studi NICE-SUGAR (1)
• Uji coba terkontrol secara acak yang terbesar
sampai saat ini
• Tes efek dari control glikemik yang ketat
(menargetkan 81 – 100 mg/dL) dengan hasil
diantara 6,014 peserta yang sakit kritis
• Mayoritas (>95%) dibutuhkan ventilasi
mekanik
ADA. IX. Diabetes Care in Specific Settings. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S57
Perawatan diabetes pada rumah
sakit : studi NICE-SUGAR (2)
• Pada pasien bedah/medis, 90 hari kematian
secara signifikan lebih tinggi pada perawatan
intensif vs kelompok konvensional (menargetkan
144 – 180 mg/dL)
– Hipoglikemia berat lebih umum (6,8% vs 0,5%; P <
0,001)
• Mencari saran yang lebih kuat mungkin tidak di
butuhkan pada target kadar gula darah
– < 140 mg/dL; target yang sangat ketat
– <110 mg/dL mungkin sebenarnya bisa berbahaya
ADA. IX. Diabetes Care in Specific Settings. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S57
X. STRATEGI UNTUK
MENINGKATKAN
PELAYANAN PERAWATAN
DIABETES
Rekomendasi: Strategi Untuk
Meningkatkan Perawatan Diabetes (1)
• Pelayanan harus berdampingan dengan
komponen penyakit kronik untuk
menghasilkan interaksi yang produktif
antara tenaga kesehatan dan pasien A
• Bila mungkin, tenaga kesehatan harus
merupakan suatu tenaga kesehatan yang
mampu memberikan dukungan dan dapat
memberikan nasihat untuk pemilihan
terapi yang tepat untuk memenuhi
kebutuhan pasien B
ADA. X. Strategies for Improving Diabetes Care. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S61
Rekomendasi: Strategi Untuk
Meningkatkan Perawatan Diabetes (2)
• Pemilihan terapi harus diberikan tepat
waktu berdasarkan evidence-based
guidelines yang disesuaikan dengan
keadaan pasien, prognosis, dan
komorbiditas B
ADA. X. Strategies for Improving Diabetes Care. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S61
Tujuan 1: Mengoptimalkan penyedian
dan tingkah laku tim (1)
• Tim perawat harus memprioritaskan tepatnya
waktu, intensifikasi yang tepat pada gaya
hidup dan/atau terapi farmakologi
– Pasien yang belum mencapai tingkat tekanan
darah, lipid, atau kontrol glukosa yang bermanfaat
• Strategi yang termasuk
– Menetapkan tujuan yang jelas dengan pasien
– Mengidentifika si dan menetapkan halangan-
halangan untuk perawatan
– Mengintergrasikan bukti dasar yang berbasis
pedoman
– Menggabungkan tim manajemen perawatan
ADA. X. Strategies for Improving Diabetes Care. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S61
Tujuan 2 : Mensuport perubahan
tingkah laku pasien
• Menerapkan pendekatan yang sistematis
untuk mendukung usaha perubahan tingkah
laku pada pasien
– Gaya hidup sehat: aktivitas fisik, makan sehat, tidak
menggunakan tembakau, manajemen berat badan, lebih
efektif
– Manajemen diri terhadap penyakit: penggunaan dan
manajemen obat, pemantauan diri pada glukosa dan
tekanan darah yang sesuai secara klinis
– Pencegahan pada komplikasi diabetes: pemantauan diri
pada kesehatan kaki, aktif partisipasi dalam pemeriksaan
mata, kaki, dan komplikasi ginjal dan Imunisasi
ADA. X. Strategies for Improving Diabetes Care. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S62
Tujuan 3 : Perubahan system
perawatan
• Praktek-praktek yang paling sukses dan
memiliki prioritas kelembagaan untuk
menyediakan perawatan berkualitas tinggi
– Perawatan dasar pada bukti dasar yang
berdasarkan pedoman
– Memperluas peran dari tim dah staf
– Mendesign ulang proses pada perawatan
– Menyediakan alat pencatat kesehatan elektronik
• Mengaktifkan dan mengajarkan pasien
– Mengidentifikasi dan/atau mengembangkan
sumber daya masyarakat dan kebijakan public
yang mendukung gaya hidup sehat
– Perubahan dalam penggantian
ADA. X. Strategies for Improving Diabetes Care. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S62
THANK YOU