Anda di halaman 1dari 150

STANDAR PELAYANAN MEDIS

PADA DIABETES—2014

PEMBIMBING:
dr. Amrita, Sp. Pd

OLEH:
Febian Sandra (406138031)
Natasha Alexandra (406138084)
Yuliana Herawati (406137002)
DAFTAR ISI
BAB NO. SLIDE
ADA Level of evidence 3
I. Diagnosis dan Klasifikasi 4-11
II. Tes Diabetes untuk Pasien yang Asimtomatik 12-17
III. Deteksi dan diagnosis Diabetes Mellitus
18-22
Gestasional (DMG)
IV. Pencegahan Diabetes Tipe 2 23-25
V. Perawatan Diabetes 26-66
VI. Pencegahan dan Manajemen Komplikasi
67-110
Diabetes
VII. Pengobatan Penyakit Lain yang Menyertai 111-112
VIII. Perawatan Diabetes untuk Populasi Tertentu 113-134
IX. Perawatan Diabetes Khusus 135-144
X. Strategi untuk Meningkatkan Perawatan
145-150
Diabetes
ADA Evidence Grading System Untuk
Rekomendasi Klinis

Level of
Evidence Deskripsi
A Didukung percobaan yang jelas, terstruktur baik,
mencakup populasi luas, dan acak
B Didukung oleh studi cohort atau case-control
C Dari studi yang lemah, kurang kuat
kestrukturannya dan jumlah populasinya sedikit
E Pendapat ahli

ADA. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S15; Table 1


I. KLASIFIKASI DAN
DIAGNOSIS DIABETES
Klasifikasi Diabetes

• Diabetes tipe 1
– Destruksi sel β
• Diabetes tipe 2
– Defek progresif sekresi insulin
• Diabetes tipe spesifik lain
– Defek genetik pada fungsi sel β, kerja insulin
– Penyakit pankreas eksokrin
– Induksi obat-obatan atau bahan kimia
• Diabetes mellitus gestasional (DMG)

ADA. I. Classification and Diagnosis. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S14


Kriteria Diagnosis Diabetes

A1C ≥6.5%
ATAU
Glukosa darah puasa (GDP)
≥126 mg/dL (7.0 mmol/L)
ATAU
Glukosa darah 2 jam post prandial (GD2PP)
≥200 mg/dL (11.1 mmol/L)
ATAU
Glukosa darah sewaktu ≥200 mg/dL (11.1
mmol/L)
ADA. I. Classification and Diagnosis. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S15; Table 2
Kriteria Diagnosis Diabetes

A1C ≥6.5%

Tes harus dilakukan di laboratorium


menggunakan metode yang tersertifikasi
oleh NGSP dan terstandarisasi DCCT
assay.*

*In the absence of unequivocal hyperglycemia, result should be confirmed by repeat testing.

ADA. I. Classification and Diagnosis. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S15; Table 2


Kriteria Diagnosis Diabetes

Glukosa darah puasa (GDP)


≥126 mg/dL (7.0 mmol/L)

Puasa: tidak ada intake kalori selama


minimal 8 jam.*

*In the absence of unequivocal hyperglycemia, result should be confirmed by repeat testing.

ADA. I. Classification and Diagnosis. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S15; Table 2


Kriteria Diagnosis Diabetes

GD2PP ≥200 mg/dL


(11.1 mmol/L) selama TTGO

Tes dilakukan sesuai yang dideskripsikan


WHO, menggunakan glukosa 75g yang
dilarutkan di air*

*In the absence of unequivocal hyperglycemia, result should be confirmed by repeat testing.

ADA. I. Classification and Diagnosis. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S15; Table 2


Kriteria Diagnosis Diabetes

Pada pasien dengan gejala klasik


hiperglikemia atau krisis hiperglikemia,
GDS ≥200 mg/dL (11.1 mmol/L)

ADA. I. Classification and Diagnosis. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S15; Table 2


Kategori Prediabetes

GDP 100–125 mg/dL (5.6–6.9 mmol/L): GPT


OR
GD2PP dengan 75-g TTGO
140–199 mg/dL (7.8–11.0 mmol/L): TGT
OR
A1C 5.7–6.4%

ADA. I. Classification and Diagnosis. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S16; Table 3


II. TES DIABETES PADA PASIEN
ASIMTOMATIK
Rekomendasi: Tes Diabetes Pada
Pasien Asimtomatik
• Pada pasien dengan berat badan berlebih/obesitas
(IMT ≥25 kg/m2) dengan satu atau lebih faktor
resiko; atau pada pasien tanpa faktor risiko, mulai
tes diabetes pada usia 45 tahun B
• Bila hasil tes normal, ulangi tes dalam interval 3
tahun E
• Untuk tes diabetes/prediabetes, A1C, GDP, dan
GD2PP 75-g TTGO sudah sesuai B
• Pada pasien dengan prediabetes, identifikasi faktor
risiko penyakit kardiovaskular dan kalau memadai,
obati juga faktor risiko kardiovaskular B

ADA. II. Testing for Diabetes in Asymptomatic Patients. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S16
Kriteria Tes Diabetes pada
Pasien Asimtomatik
1. Tes dipertimbangkan untuk semua dewasa dengan berat badan
berlebih (IMT ≥ 25kg/m2) dan mempunyai faktor risiko tambahan:

• Kadar kolesterol HDL <35


• Tidak ada aktifitas fisik
mg/dL (0,90 mmol/L) dan/atau
• Ayah/ibu dengan diabetes kadar trigliserida >250 mg/dL
• Ras/etnik risiko tinggi (Afrika- (2,82 mmol/L)
Amerika, latin, penduduk asli • Perempuan dengan sindrom
Amerika, penduduk di ovarium polikistik (SOPK)
kepulauan pasifik)
• A1C ≥5.7%, TGT, or GPT pada
• Wanita yang melahirkan bayi tes sebelumnya
>4kg atau didiagnosis DMG
• Penyakit lain yang
• Hipertensi (≥140/90 mmHg berhubungan dengan resistensi
atau dalam terapi hipertensi) insulin (misalnya, obesitas
parah, akantosis nigrikans)
• Riwayat penyakit
kardiovaskular
*At-risk BMI may be lower in some ethnic groups.

ADA. Testing for Diabetes in Asymptomatic Patients. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S17; Table 4
Kriteria Tes Diabetes pada
Pasien Asimtomatik
2. Bila tidak ada kriteria untuk pemeriksaan (faktor
risiko pada slide sebelumnya), tes untuk
diabetes dimulai pada usia 45 tahun

3. Bila hasil tes normal, harus diulang lagi minimal


interval 3 tahun, dengan pertimbangan tes yang
lebih sering berdasarkan hasil awal (misalnya,
pasien dengan prediabetes harus di tes setiap
tahun), serta faktor risiko

ADA. Testing for Diabetes in Asymptomatic Patients. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S17; Table 4
Rekomendasi: Skrining Diabetes Tipe 2
pada Anak-Anak
• Tes untuk mendeteksi diabetes tipe 2 dan
prediabetes harus dipertimbangkan pada
anak-anak dan dewasa muda yang
overweight dan yang mempunyai dua atau
lebih faktor risiko diabetes lainnya E

ADA. II. Testing for Diabetes in Asymptomatic Patients. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S17–S18
Tabel 5-Tes untuk diabetes tipe 2 pada anak-anak* yang asimptomatik
Kriteria
Overweight (IMT >85th presentil U/JK, BB/TB >85th presentil, atau BB >120%
dari nilai ideal untuk TB)
Ditambah dua dari factor risiko dibawah ini:
· Riwayat keluarga dengan diabetes tipe 2 pada keluarga derajat pertama
atau kedua
· Ras/etnis (Native American, African American, Latino, Asian American,
Pacific Islander)
· Tanda-tanda resistensi insulin atau kondisi yang berhubungan dengan
resistensi insulin (akantosis nigrikans, hipertensi, dyslipidemia, sindrom
polikistik ovarium, atau BBLR KMK)
· Riwayat maternal dengan diabetes atau DMG
Inisiasi: Usia 10 tahun atau saat mulai pubertas, apabila pubertas terjadi pada
umur yang lebih muda
Frekuensi: seiap 3 tahun
*Orang-orang dengan usia 18 tahun atau lebih muda.
Rekomendasi: Skrining Diabetes Tipe 1

• Memberitahu pasien dengan diabetes tipe


1 untuk mengskrining juga keluarga
mereka untuk diabetes tipe 1 untuk
kepentingan studi penelitian E

ADA. II. Testing for Diabetes in Asymptomatic Patients. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S18
III. DETEKSI DAN
DIAGNOSIS DIABETES
MELLITUS GESTASIONAL
(DMG)
Rekomendasi:
Deteksi and Diagnosis DMG (1)
• Lakukan skrining untuk mengetahui diabetes
tipe 2 yang belum terdiagnosis pada
kunjungan ante natal care, menggunakan
kriteria standar diagnostik B
• Lakukan skrining DMG pada usia kehamilan
24-28 minggu yang sebelumnya belum
terdeteksi diabetes A
• Lakukan skrining pada perempuan dengan
DMG yang mempunyai diabetes persisten
setelah 6-12 minggu post partum,
menggunakan TTGO, kriteria diagnostik
diabetes tanpa kehamilan E

ADA. III. Detection and Diagnosis of GDM. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S18
Rekomendasi:
Deteksi dan Diagnosis DMG (2)
• Perempuan dengan riwayat DMG harus
menjalani skrining seumur hidupnya untuk
memantau perkembangan diabetes atau
prediabetes setidaknya setiap 3 tahun B
• Perempuan dengan riwayat DMG yang
terdiagnosis prediabetes harus mengubah
gaya hidup atau minum metformin untuk
mencegah diabetes A
• Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk
menyamakan pendekatan diagnostik DMG E

ADA. III. Detection and Diagnosis of GDM. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S18
Skrining dan Diagnosis DMG “One-
step” (Konsensus IADPSG)
• Lakukan 75-g TTGO, dengan pengukuran
GDP, GD1PP, GD2PP pada usia kehamilan
24-28 minggu pada perempuan yang tidak
didiagnosa diabetes sebelumnya
• Lakukan TTGO pada pagi hari setelah
puasa malam harinya minimal 8 jam
• Diagnosis DMG: (salah satu)
– GDP: ≥92 mg/dL (5.1 mmol/L)
– GD1PP: ≥180 mg/dL (10.0 mmol/L)
– GD2PP: ≥153 mg/dL (8.5 mmol/L)

ADA. III. Detection and Diagnosis of GDM. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S19; Table 6
Skrining dan Diagnosis DMG “Two-
step” (Konsensus NIH)
• Lakukan 50-g GLT (tidak puasa) dengan
pemeriksaan GD1PP (step 1) pada usia
kehamilan 24-28 minggu yang sebelumnya
belum terdiagnosis diabetes
• Bila GD1PP ≥140 mg/dL* (7.8 mmol/L),
lakukan 100g TTGO (Step 2) pada saat
pasien berpuasa

• Diagnosis DMG: GD3PP ≥140 mg/dL*


(7.8 mmol/L)

*ACOG recommends 135 mg/dL in high-risk ethnic minorities with higher prevalence of GDM.

ADA. III. Detection and Diagnosis of GDM. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S19; Table 6
IV. PENCEGAHAN
DIABETES TIPE 2
Rekomendasi:
Pencegahan Diabetes Tipe 2
• Rujuk pasien dengan TGT A, GPT E, atau
A1C 5.7–6.4% E untuk menjalani
program:
– Menurunkan berat badan 7% dari berat badan
awal
– Meningkatkan aktifitas fisik 150
menit/minggu, aktifitas fisik moderat
(misalnya, jalan kaki)
• Tindak lanjut dengan konseling penting
untuk mencapai target B

ADA. IV. Prevention/Delay of Type 2 Diabetes. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S20


Rekomendasi:
Pencegahan Diabetes Tipe 2
• Pertimbangkan metformin untuk
pencegahan diabetes tipe 2 jika TGT A,
GPT E, atau A1C 5.7–6.4% E
– Khususnya untuk pasien dengan IMT >35
kg/m2, usia <60 tahun, dan wanita dengan
DMG A
• Pada pasien dengan prediabetes, harus
monitor perkembangan diabetes setiap
tahun E
• Skrining dan obati faktor risiko PKV yang
dapat dimodifikasi B

ADA. IV. Prevention/Delay of Type 2 Diabetes. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S20


V. PERAWATAN DIABETES
Perawatan Diabetes:
Evaluasi Awal
• Evaluasi medis harus dilakukan untuk:
– Mengklasifikasikan diabetes
• Mendeteksi komplikasi diabetes
• Mengulas pengobatan sebelumnya, kontrol faktor
resiko pada pasien dengan diabetes
• Membantu dalam menyusun rencana manajemen
• Menyediakan dasar untuk perawatan berkelanjutan
• Lakukan pemeriksaan laboratorium yang
diperlukan untuk mengevaluasi kondisi
medis pasien

ADA. V. Diabetes Care. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S21


Komponen Evaluasi Diabetes
Komprehensif (1)
Riwayat medis (1)
• Umur dan karakteristik onset diabetes (misalnya,
DKA, penemuan laboratorium asimtomatik)
• Pola makan, kebiasaan aktivitas fisik, status
nutrisi, dan riwayat BB; pertumbuhan dan
perkembangan pada anak-anak dan dewasa
muda
• Riwayat edukasi diabetes
• Evaluasi regimen pengobatan sebelumnya dan
respon terdapat terapi (kadar A1C)

ADA. V. Diabetes Care. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S21; Table 7


Komponen Evaluasi Diabetes
Komprehensif (2)
Riwayat medis (2)
• Pengobatan diabetes saat ini, termasuk jenis
obat, kepatuhan, rencana diet, pola aktivitas
fisik, kesiapan untuk merubah kebiasaan
• Hasil pemantauan glukosa, penggunaan data
oleh pasien
• Frekuensi, keparahan dan penyebab DKA
• Episode hipoglikemik
– Kesadaran akan hipoglikemik
– Hipoglikemia parah: frekuensi dan penyebab

ADA. V. Diabetes Care. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S21; Table 7


Komponen Evaluasi Diabetes
Komprehensif (3)
Riwayat medis (3)
• Riwayat komplikasi yang berhubungan
dengan diabetes
– Mikrovaskular: retinopati, nefropati, neuropati
• Neuropati sensoris, termasuk riwayat lesi pada kaki
• Neuropati otonom, termasuk disfungsi seksual dan
gastroparesis
– Makrovaskular: CHD, penyakit serebrovaskular,
PAD
– Lainnya: masalah psikososial, penyakit gigi-
mulut

*See appropriate referrals for these categories.

ADA. V. Diabetes Care. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S21; Table 7


Komponen Evaluasi Diabetes
Komprehensif (4)
Pemeriksaan fisik (1)
• TB, BB, IMT
• Pengukuran tekanan darah, termasuk
ortostatik ketika di indikasikan
• Pemeriksaan funduskopi
• Palpasi tiroid
• Pemeriksaan kulit (untuk acanthosis
nigricans and tempat penyuntikan insulin)

*See appropriate referrals for these categories.

ADA. V. Diabetes Care. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S21; Table 7


Komponen Evaluasi Diabetes
Komprehensif (5)
Pemeriksaan fisik (2)
• Pemeriksaan kaki secara komprehensif
• Inspeksi
• Palpasi nadi dorsalis pedis and tibialis
posterior
• Ada/tidaknya refleks patella dan Achilles
• Determinasi proprioseptif, getaran, dan
sensasi monofilamen

ADA. V. Diabetes Care. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S21; Table 7


Komponen Evaluasi Diabetes
Komprehensif (6)
Evaluasi laboratorium
• A1C, apabila tidak ada hasil dalam 2-3 bulan
sebelumnya
• Apabila tidak terdapat/dilakukan dalam satu
tahun terakhir
– Profil lipid puasa, termasuk total, LDL, dan HDL
kolesterol dan trigliserida
– Tes fungsi hati
– Tes eksresi albumin urin dan rasio albumin-
kreatinin urin
– Kreatinin serum dan kalkulasi LFG
– TSH pada diabetes tipe 1, dislipidemia, atau wanita
usia diatas 50 tahun

ADA. V. Diabetes Care. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S21; Table 7


Komponen Evaluasi Diabetes
Komprehensif (7)
Rujukan
• Spesialis mata untuk pemeriksaan
funduskopi tiap tahun
• Rencana keluarga untuk wanita pada usia
reproduktif
• Ahli gizi
• Edukasi mandiri manajemen diabetes
• Dokter gigi untuk pemeriksaan periodontal
komprehensif
• Ahli kesehatan jiwa, bila perlu

ADA. V. Diabetes Care. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S21; Table 7


Perawatan Diabetes: Manajemen

• Orang dengan diabetes harus


mendapatkan perawatan medis dari tim
yang termasuk:
– Dokter umum, perawat, asisten dokter umum,
ahli gizi, farmasi, ahli kesehatan jiwa
– Dalam pendekatan tim kolaboratif dan
terintegrasi, individu dengan diabetes juga
harus berperan aktif dalam perawatannya
– Manajemen diabetes termasuk edukasi dan
dukungan

ADA. V. Diabetes Care. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S21


Perawatan Diabetes: Kontrol
Glikemik
• Tersedia dua teknik primer untuk tenaga
medis dan pasien dalam memeriksa
keefektifan manajemen kontrol glikemik:
– Monitoring glukosa darah mandiri
– A1C

ADA. V. Diabetes Care. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S21


Rekomendasi:
Pemantauan Glukosa (1)
• Pasien dengan dosis multipel insulin atau
terapi pump insulin harus melakukan
pemeriksaan gula darah mandiri B
– Sebelum makan
– Setelah makan
– Saat sebelum tidur
– Sebelum aktifitas fisik
– Ketika hipoglikemia
– Setelah terapi hipoglikemia sampai normoglikemia
– Sebelum aktifitas yang membutuhkan konsentrasi
seperti mengendarai kendaraan bermotor

ADA. V. Diabetes Care. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S21


Rekomendasi:
Pemantauan Glukosa (2)
• Pemantauan glukosa mandiri sangat
membantu untuk menentukan terapi
pengobatan dan untuk pasien sendiri yang
menggunakan injeksi insulin dan terapi
non-insulin E
• Ketika pasien menggunakan cek glukosa
mandiri, pastikan pasien mengerti
bagaimana menggunakannya dan
menyesuaikan dengan terapi insulinnya E

ADA. V. Diabetes Care. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S21


Rekomendasi:
Pemantauan Glukosa (3)
• Pemeriksaan glukosa darah dengan
regimen intensif insulin berguna untuk
menurunkan A1C pada orang dewasa
(≥25 tahun) dengan diabetes tipe 1 A
• Walaupun penurunan kadar A1C kurang
kuat pada anak-anak, remaja, dan dewasa
muda, pemantauan glukosa darah mandiri
mungkin sangat membantu, keberhasilan
berkorelasi dengan kepatuhan pasien C
– Cek glukosa mandiri secara kontinu
bermanfaat pada pasien yang sering
hipoglikemi E

ADA. V. Diabetes Care. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S21–S22


Rekomendasi: A1C

• Lakukan tes A1C minimal 2x dalam satu


tahun pada pasien dengan glukosa darah
yang sudah terkontrol E
• Lakukan tes A1C setiap 4 bulan untuk
pasien dengan perubahan terapi atau
pasien yang tidak mencapai target E
• Tes A1C memberikan kesempatan untuk
penyesuaian perubahan terapi E

ADA. V. Diabetes Care. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S22–S23


Korelasi A1C dengan Rata-Rata
Glukosa
Rata-Rata Glukosa Darah
A1C (%) mg/dL mmol/L
6 126 7.0
7 154 8.6
8 183 10.2
9 212 11.8
10 240 13.4
11 269 14.9
12 298 16.5
These estimates are based on ADAG data of ~2,700 glucose measurements over 3 months per A1C
measurement in 507 adults with type 1, type 2, and no diabetes. The correlation between A1C and
average glucose was 0.92. A calculator for converting A1C results into estimated average glucose (eAG),
in either mg/dL or mmol/L, is available at http://professional.diabetes.org/eAG.

ADA. V. Diabetes Care. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S23; Table 8


Rekomendasi: Target Glikemik pada
Dewasa (1)
• Menurunkan kadar A1C dibawah atau
sekitar 7% berguna untuk menurunkan
kompikasi mikrovaskular dan bila
dilakukan segera setelah didiagnosis
diabetes, ini berguna dalam mengurangi
komplikasi mikrovaskular jangka panjang
• Target A1C untuk dewasa (tidak hamil)
adalah <7% B

ADA. V. Diabetes Care. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S23


Rekomendasi: Target Glikemik pada
Dewasa (2)
• Beberapa ahli menyarankan target A1C
<6,5% pada beberapa pasien, ini bisa
dicapai tanpa ada hipoglikemi yang
signifikan dan efek samping terapi lain
• Pasien ini termasuk mereka dengan
diabetes yang mempunyai angka harapan
hidup tinggi tanpa risiko PKV C

ADA. V. Diabetes Care. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S23


Rekomendasi: Target Glikemik pada
Dewasa (3)
• Target A1C > 8% mungkin cocok pada
pasien dengan: B
– Riwayat hipoglikemia parah, angka harapan
hidup kecil, komplikasi mikro-makrovaskular,
disertai penyakit lain
– Pasien dengan diabetes yang sudah lama dan
sulit dikontrol, yang menggunakan
pemantauan cek glukosa darah mandiri, dan
sudah menggunakan insulin

ADA. V. Diabetes Care. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S23


Pendekatan Manajemen Hiperglikemia

ADA. V. Diabetes Care. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S25. Figure 1; adapted with permission
from Ismail-Beigi F, et al. Ann Intern Med 2011;154:554-559
Rekomendasi Kadar Glukosa untuk
Dewasa (tidak hamil) (1)

A1C <7.0%*

Glukosa Darah sebelum 70–130 mg/dL*


makan (3.9–7.2 mmol/L)

Glukosa Darah setelah <180 mg/dL*


makan† (<10.0 mmol/L)

*Target harus disesuaikan pada setiap individu.


†Glukosa darah setelah makan harus dicek 1-2 jam setelah makan.

ADA. V. Diabetes Care. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S26; Table 9


Rekomendasi Kadar Glukosa untuk
Dewasa (tidak hamil) (2)
• Target harus disesuaikan tiap
individu, berdasarkan:
– Durasi diabetes
– Angka harapan hidup
– Kondisi komorbid
– Komplikasi mikrovaskular
– Hipoglikemia
– Pertimbangan individual

ADA. V. Diabetes Care. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S26; Table 9


Rekomendasi Kadar Glukosa untuk
Dewasa (tidak hamil) (3)
• Kadar glukosa darah dicocokan sesuai
individu
• Glukosa post prandial ditargetkan bila
target A1C tidak tercapai

ADA. V. Diabetes Care. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S26; Table 9


Rekomendasi: Terapi Insulin untuk
Diabetes Tipe 1 (1)
Pasien dengan diabetes tipe 1 harus:
• Diterapi dengan injeksi MDI (3–4 injeksi tiap
hari) atau kontinu insulin subkutan A
• Edukasi pasien bagaimana untuk
mencocokan insulin prandial dengan asupan
karbohidrat, glukosa darah sebelum makan,
dan aktifitas E
• Menggunakan analog insulin untuk
mengurangi risiko hipoglikemia A

ADA. V. Diabetes Care. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S26


Rekomendasi: Terapi Insulin untuk
Diabetes Tipe 1 (2)
Skrining
• Pertimbangkan skrining penyakit autoimun
pada dewasa dengan diabetes tipe 1,
(tiroid, defisiensi vitamin B12, celiac) B

ADA. V. Diabetes Care. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S26


Rekomendasi:
Terapi Diabetes Tipe 2 (1)
• Metformin, bila tidak dikontraindikasikan
dan ditoleransi, merupakan terapi inisial
diabetes tipe 2 A
• Pada diabetes tipe 2 yang baru terdeteksi
dengan gejala simtomatik dan
peningkatan glukosa darah dan kadar A1C
yang tinggi, pertimbangkan terapi insulin
E

ADA. V. Diabetes Care. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S27


Rekomendasi:
Terapi Diabetes Tipe 2 (2)
• Bila monoterapi insulin sudah mencapai
dosis maksimal yang dapat ditoleransi,
atau kadar A1C belum mencapai target
dalam waktu 3 bulan, tambahkan obat
oral reseptor GLP-1 atau insulin A

ADA. V. Diabetes Care. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S27


Rekomendasi: Terapi Diabetes Tipe 2
(3)
• Pendekatan kepada pasien dalam memilih
terapi harus diutamakan,
– Termasuk efikasi, biaya, efek samping
potensial, penyakit lain yang mendasari, risiko
hipoglikemia, dan pilihan pasien sendiri E
• Karena diabetes tipe 2 adalah penyakit
jangka panjang, terapi insulin merupakan
indikasi pasien dengan diabetes tipe 2 B

ADA. V. Diabetes Care. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S27


Terapi Antihiperglikemik pada
Diabetes Tipe 2

ADA. V. Diabetes Care. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S27. Figure 2;


adapted with permission from Inzucchi SE, et al. Diabetes Care 2012;35:1364–1369
Rekomendasi: Terapi Gizi (1)

• Terapi gizi direkomendasikan pada semua


pasien dengan diabetes tipe 1 dan 2 A
• Pasien dengan prediabetes atau diabetes
harus menerima terapi gizi yang
disesuaikan sesuai individu yang
diperlukan untuk mencapai target terapi
oleh dokter ahli gizi yang berkompetensi
dalam hal diabetes A

ADA. V. Diabetes Care. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S28


Rekomendasi: Terapi Gizi (2)

• Karena terapi gizi pada diabetes dapat


mempengaruhi kefektifitasan biaya B dan
mempunyai hasil akhir yang bagus dalam
target A1C A

ADA. V. Diabetes Care. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S28


Rekomendasi: Edukasi Mandiri
Manajemen dan Dukungan Diabetes
• Pasien dengan diabetes harus menerima
edukasi dan dukungan B
• Kualitas hidup adalah kunci dari hasil akhir
edukasi dan dukungan terhadap pasien,
dan harus di kontrol C
• Edukasi dan dukungan terhadap pasien
diabetes harus termasuk psikososial,
karena emosi yang stabil dalam
pengobatan berkorelasi terhadap hasil
akhir yang baik C

ADA. V. Diabetes Care. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S30


Rekomendasi: Edukasi Mandiri
Manajemen dan Dukungan Diabetes
• Program edukasi dan dukungan diabetes
tepat diberikan pada pasien prediabetes
untuk mencegah atau memperlambat
onset diabetes C
• karena edukasi dan dukungan dapat
mempengaruhi kefektifitasan biaya dan
hasil akhir yang baik B

ADA. V. Diabetes Care. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S30


Rekomendasi: Aktifitas Fisik

• Anak-anak dengan diabetes/prediabetes:


aktifitas fisik sebaiknya minimal 60
menit/hari B
• Dewasa dengan diabetes: minimal 150
menit/minggu, aktifitas fisik aerobik yang
sedang (50–70% dari denyut jantung
maksimal), minimal 3 hari/minggu tanpa
ada 2 hari berturut-turut tanpa olahraga A

ADA. V. Diabetes Care. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S31


Rekomendasi: Psikososial

• Skrining/tindak lanjut psikososial,


termasuk: tingkah laku, harapan hasil
akhir, mood, kualitas hidup, riwayat
kejiwaan E
• Secara rutin harus kontrol psikososial:
seperti depresi, kemampuan kognitif,
kecemasan B

ADA. V. Diabetes Care. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S32


Rekomendasi: Hipoglikemia (1)

• Pasien dengan risiko hipoglikemia harus


ditanyakan mengenai hipoglikemia setiap
kali kontrol C
• Glukosa (15–20 g) adalah terapi untuk
pasien hipoglikemia dengan kesadaran
baik E
• Glukagon harus diberikan pada setiap
pasien dengan risiko tinggi hipoglikemia
dan memberikan edukasi kepada keluarga
dalam hal pemberiannya E

ADA. V. Diabetes Care. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S33


Rekomendasi: Hipoglikemia (2)

• Hipoglikemia atau beberapa kali episode


dengan hipoglikemia parah harus
dievaluasi ulang tentang regimen terapi E
• Pasien dengan terapi insulin yang
hipoglikemia:
– Disarankan untuk meningkatkan target
glukosa, untuk menghindari hipoglikemia A

ADA. V. Diabetes Care. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S33


Rekomendasi: Hipoglikemia (3)

• Penilaian fungsi kognitif disarankan untuk


memonitor komplikasi dari hipoglikemia B

ADA. V. Diabetes Care. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S33


Rekomendasi: Bedah Bariatrik

• Pertimbangkan bedah bariatrik pada


dewasa dengan IMT (≥35 kg/m2) dan
diabetes tipe 2 B
• Setelah bedah, perubahan gaya hidup dan
monitor glukosa darah sangat penting B
• Tidak merupakan indikasi bedah bariatrik
pada pasien dengan IMT <35 kg/m2 E

ADA. V. Diabetes Care. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S34


Rekomendasi: Imunisasi (1)

• Imunisasi influenza setiap tahun pada


semua pasien diabetes dengan usia ≥6
bulan C
• Vaksin pneumococcal polisakarida untuk
semua pasien diabetes ≥2 tahun C
– 1 kali vaksin ulang direkomendasikan untuk
mereka >65 tahun bila di dulu di vaksin pada >5
tahun yang lalu
– Indikasi lain untuk mengulang vaksin: sindrom
nefrotik, penyakit ginjal kronik, penyakit
imunokompromais lain (seperti transplantasi)

ADA. V. Diabetes Care. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S35


Rekomendasi: Imunisasi (2)

• Berikan vaksin hepatitis B, pada orang


dewasa yang belum diberikan vaksin, usia
19-59 tahun C
• Pertimbangkan pemberian vaksin hepatitis B
untuk dewasa yang belum di vaksin usia
≥60 tahun C

ADA. V. Diabetes Care. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S35


VI. PENCEGAHAN DAN
MANAJEMEN KOMPLIKASI
DIABETES
Penyakit Kardiovaskular

• PKV merupakan penyebab utama morbiditas,


mortalitas pada individu dfengan diabetes
• Kondisi yang sering dialami pada individu
dengan diabetes tipe 2 (misalnya, hipertensi,
dislipidemia) merupakan faktor resiko untuk
terjadinya PKV
• Terdapat keuntungan ketika faktor risiko
kardiovaskular seorang individu dapat
terkontrol untuk mencegah/memperlambat
PKV pada orang dengan diabetes

ADA. VI. Prevention, Management of Complications. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S36


Rekomendasi:
Hipertensi/Kontrol Tekanan Darah
Skrining dan diagnosis
• Tekanan darah harus diukur setiap
kunjungan kontrol rutin
• Pasien yang tekanan darahnya meningkat
harus dikonfirmasi pada hari yang berbeda
B

ADA. VI. Prevention, Management of Complications. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S36


Rekomendasi:
Hipertensi/Kontrol Tekanan Darah
Target
• Individu dengan diabetes dan hipertensi,
target TD sistolik <140 mmHg B
• Target sistolik yang lebih rendah, seperti
<130 mmHg, mungkin dapat diterapkan
untuk individu tertentu, misalnya pada
pasien yang lebih muda, apabila hal
tersebut dapat dicapai tanpa obat yang
berlebihan C
• Pasien dengan diabetes harus diobati
dengan target TD diastolik <80 mmHg B

ADA. VI. Prevention, Management of Complications. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S36


Rekomendasi:
Hipertensi/Kontrol Tekanan Darah
Pengobatan (1)
• Pasien dengan TD >120/80 mmHg harus
diberikan edukasi untuk merubah gaya
hidup agar dapat mencapai target TD B
• Pasien dengan TD >140/80 mmHg selain
perubahan gaya hidup, harus segera
diberikan terapi farmakologi dan titrasi
sampai dosis yang optimal untuk
mencapai target TD B

ADA. VI. Prevention, Management of Complications. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S36


Rekomendasi:
Hipertensi/Kontrol Tekanan Darah
Pengobatan (2)
• Terapi perubahan gaya hidup untuk TD
yang tinggi B
– Menurunkan BB apabila BB berlebih
– Pola diet DASH termasuk mengurangi intake
Natrium dan meningkatkan intake Kalium
– Batasi asupan alkohol
– Meningkatkan aktivitas fisik

ADA. VI. Prevention, Management of Complications. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S36


Rekomendasi:
Hipertensi/Kontrol Tekanan Darah
Pengobatan (3)
• Terapi farmakologi untuk pasien diabetes
dengan hipertensi C
– Regimen yang termasuk baik ACE Inhibitor
atau angiotensin II receptor blocker;
– Terpai obat multipel (dua obat atau lebih
dengan dosis maksimal) biasanya diperlukan
untuk mencapai target TD B
• Berikan satu atau lebih obat antihipertensi
saat sebelum tidur A

ADA. VI. Prevention, Management of Complications. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S36


Rekomendasi:
Hipertensi/Kontrol Tekanan Darah
Pengobatan (4)
• Monitor serum kreatinin/LFG dan kadar
Kalium apabila menggunakan obat ACE
inhibitors, ARBs, atau diuretik E
• Pada pasien yang hamil dengan diabetes
dan hipertensi kronis, target sebaiknya TD
110–129/65–79 mmHg untuk kesehatan
maternal jangka panjang dan
meminimalisir gangguan perkembangan
fetus; ACE inhibitors, ARBs,
dikotraindikasikan saat kehamilan E

ADA. VI. Prevention, Management of Complications. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S36


Rekomendasi:
Dislipidemia/Manajemen Lipid (1)
Skrining
• Pada pasien dewasa dengan diabetes,
lakukan pengukuran profil lipid puasa
minimal tiap satu tahun B
• Pada orang dewasa dengan nilai lipid
risiko rendah
– LDL kolesterol <100 mg/dL
– HDL kolesterol >50 mg/dL
– Trigliserida <150 mg/dL
• Ulang pemeriksaan profil lipid tiap 2 tahun
E

ADA. VI. Prevention, Management of Complications. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S38


Rekomendasi:
Dislipidemia/Manajemen Lipid (2)
Rekomendasi dan target pengobatan (1)
• Untuk memperbaiki profil lipid pada pasien
dengan diabetes, rekomendasi modifikasi
gaya hidup A, berfokus pada
– Menurunkan intake lemak tersaturasi, lemak
trans, dan kolesterol
– Meningkatkan asam lemak n-3, serat,
plant stanols/sterols
– Menurunkan berat badan (apabila
diindikasikan)
– Meningkatkan aktivitas fisik

ADA. VI. Prevention, Management of Complications. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S38


Rekomendasi:
Dislipidemia/Manajemen Lipid (3)
Rekomendasi dan target pengobatan (2)
• Terapi statin harus ditambahkan selain terapi
gaya hidup, terlepas dari kadar lipid dasar
– Dengan PKV yang jelas A
– Tanpa PKV dengan usia >40 tahun yang memiliki
satu/lebih faktor risiko PKV lainnya A
• Untuk pasien dengan risiko lebih rendah
(misalnya, tanpa PKV yang jelas, dengan usia
<40 tahun) C
– Pertimbangkan terapi statin disamping terapi gaya
hidup apabila LDL kolesterol tetap >100 mg/dL
– Pada mereka dengan faktor risiko PKV multipel

ADA. VI. Prevention, Management of Complications. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S38


Rekomendasi:
Dislipidemia/Manajemen Lipid (4)
Rekomendasi dan target pengobatan (3)
• Pada individu tanpa PKV yang jelas
– Target LDL kolesterol <100 mg/dL
(2.6 mmol/L) B
• Pada individu dengan PKV yang jelas
– Target LDL cholesterol yang lebih rendah yaitu
<70 mg/dL (1.8 mmol/L), dengan statin dosis
tinggi, merupakan salah satu pilihan B

ADA. VI. Prevention, Management of Complications. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S38


Rekomendasi:
Dislipidemia/Manajemen Lipid (5)
Rekomendasi dan target pengobatan (4)
• Apabila target tidak tercapai dengan terapi
statin dosis maksimal yang dapat ditoleransi
– Target terapeutik alternatif: menurunkan LDL
kolesterol ~30–40% dari nilai dasar B
• Nilai TG <150 mg/dL (1.7 mmol/L), HDL
kolesterol >40 mg/dL (1.0 mmol/L) pada pria
dan >50 mg/dL (1.3 mmol/L) pada wanita,
merupakan target yang diinginkan C
– Walaupun, target LDL kolesterol pada terapi statin
tetap menjadi strategi yang lebih dipilih A

ADA. VI. Prevention, Management of Complications. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S38


Rekomendasi:
Dislipidemia/Manajemen Lipid (6)
Rekomendasi dan target pengobatan (5)
• Terapi kombinasi telah menunjukkan
bahwa tidak ada keuntungan tambahan
pada PKV dibandingkan dengan terapi
statin tunggal A
• Terapi statin merupakan kontraindikasi
saat kehamilan B

ADA. VI. Prevention, Management of Complications. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S38


Rekomendasi: Kontrol Glikemik, TD,
Profil Lipid pada Orang Dewasa
A1C <7.0%*
Tekanan Darah <140/80 mmHg†

Lipid: LDL <100 mg/dL (<2.6 mmol/L)‡


kolesterol Terapi statin untuk mereka
dengan riwayat IM atau
usia>40 + faktor risiko lain

*More or less stringent glycemic goals may be appropriate for individual patients. Goals should be
individualized based on duration of diabetes, age/life expectancy, comorbid conditions, known CVD or
advanced microvascular complications, hypoglycemia unawareness, and individual patient
considerations.
†Based on patient characteristics and response to therapy, lower SBP targets may be appropriate.
‡In individuals with overt CVD, a lower LDL cholesterol goal of <70 mg/dL (1.8 mmol/L), using a high
dose of a statin, is an option.

ADA. VI. Prevention, Management of Complications. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S40; Table 10
Rekomendasi:
Golongan Antiplatelet (1)
• Pertimbangkan terapi (75–162 mg/day) C
– Sebagai strategi pencegahan primer pada mereka
dengan diabetes tipe 1 atau 2 dengan peningkatan
faktor risiko PKV (risiko 10 tahun >10%)
– Termasuk kebanyakan pria dengan usia >50 tahun
atau wanita dengan usia >60 tahun yang
mempunyai setidaknya satu faktor risiko mayor
• Riwayat PKV pada keluarga
• Hipertensi
• Merokok
• Dislipidemia
• Albuminuria

ADA. VI. Prevention, Management of Complications. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S40


Rekomendasi:
Golongan Antiplatelet (2)
• Aspirin tidak direkomendasikan untuk
pencegahan PKV pada orang dewasa
dengan diabetes dengan risiko PKV yang
rendah, karena efek samping potensial
dari perdarahan mengimbangi keuntungan
yan didapat C
• Risiko rendah: risiko PKV 10 tahun <5%,
seperti pada pria <50 tahun, wanita <60 tahun
tanpa faktor risiko PKV mayor
• Pasien pada kelompok umur ini dengan
faktor risiko multipel (risiko 10 tahun 5–
10%), keputusan klinis diperlukan E

ADA. VI. Prevention, Management of Complications. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S40


Rekomendasi:
Golongan Antiplatelet (3)
• Gunakan terapi aspirin (75–162 mg/day)
– Strategi pencegahan sekunder pada individu
diabetes dengan riwayat PKV A
• Untuk pasien dengan PKV dan alergi
terhadap aspirin: Clopidogrel (75 mg/day)
B
• Terpai antiplatelet ganda dapat digunakan
untuk satu tahun setelah sindrom koroner
akut B

ADA. VI. Prevention, Management of Complications. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S40


Rekomendasi:
Penghentian Merokok
• Nasihatkan semua pasien untuk tidak
merokok atau menggunakan produk
tembakau A
• Termasuk konseling berhenti merokok dan
pengobatan lain sebagai komponen rutin
dari perawatan diabetes B

ADA. VI. Prevention, Management of Complications. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S41


Rekomendasi:
Penyakit Kardiovaskular (1)
Skrining
• Pada pasien asimtomatik, skrining rutin
untuk PJK tidak direkomendasikan karena
hal tersebut tidak memperbaiki hasil akhir
selama faktor risiko PKV sudah diobati A

ADA. VI. Prevention, Management of Complications. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S42


Rekomendasi:
Penyakit Kardiovaskular (2)
Pengobatan (1)
• Untuk menurunkan risiko kejadian
kardiovaskular pada pasien yang diketahui
memiliki PKV, pertimbangkan
– ACE inhibitor C
– Aspirin* A
– Terapi statin* A
• Pada pasien dengan riwayat IM
– β-blockers harus tetap diberikan sampai
setidaknya 2 tahun setelah kejadian B

*If not contraindicated.

ADA. VI. Prevention, Management of Complications. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S42


Rekomendasi:
Penyakit Kardiovaskular (3)
Pengobatan (2)
• Pada pasien dengan gejala gagal jantung,
hindari penggunaan thiazolidinedione C
• Pada pasien dengan CHF yang stabil,
metformin B
– Mungkin digunakan apabila fungsi ginjal
normal
– Harus dihindari pada pasien CHF yang tidak
stabil atau dirawat di RS

ADA. VI. Prevention, Management of Complications. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S42


Rekomendasi: Nefropati

• Untuk menurunkan risiko atau


memperlambat progresivitas dari nefropati
– Optimalkan kontrol glukosa A
– Optimalkan kontrol tekanan darah A

ADA. VI. Prevention, Management of Complications. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S42


Rekomendasi:
Nefropati (1)
Skrining
• Periksa eksresi albumin urin setiap tahun
B
– Pada pasien diabetes tipe 1 dengan durasi
diabetes ≥5 tahun
– Pada semua pasien diabetes tipe 2 saat
didiagnosis

ADA. VI. Prevention, Management of Complications. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S42


Rekomendasi:
Nefropati (2)
Pengobatan (1)
• ACE inhibitor, ARB tidak direkomendasikan
pada pasien diabetes dengan TD yang
normal, ekskresi albumin <30 mg/24 jam
untuk pencegahan primer dari penyakit
ginjal diabetik B
• Pasien yang tidak hamil dengan
peningkatan ekskresi albumin urin (30–
299 mg/day) C atau (>300 mg/day) A
– Gunakan baik ACE inhibitors atau ARBs (tidak
keduanya)

ADA. VI. Prevention, Management of Complications. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S42


Rekomendasi:
Nefropati (3)
Pengobatan (2)
• Untuk pasien dengan diabetes dan penyakit
ginjal diabetik (albuminuria >30 mg/24 h),
menurunkan diet protein dibawah intake
yang biasanya tidak direkomendasikan A
– Ketika ACE inhibitors, ARBs, atau diuretik
digunakan, monitor serum creatinine, kadar
Kalium untuk peningkatan kreatinin atau
perubahan pada Kalium E

ADA. VI. Prevention, Management of Complications. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S42–S43


Rekomendasi:
Nefropati (4)
Pengobatan (3)
• Pemantauan eksreksi albumin urin untuk
memeriksa baik respon terhadap terapi dan
progresivitas penyakit E
• Ketika LFG <60 mL/min/1.73 m2, evaluasi
dan kelola komplikasi potensial dari CKD E
• Pertimbangkan rujukan kepada dokter yang
berpengalaman dalam penyakit ginjal B
– Ketidakpastian tentang etiologi; kesulitan dalam
pengelolaan; penyakit ginjal tahap lanjut

ADA. VI. Prevention, Management of Complications. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S43


Definisi Abnormalitas pada
Ekskresi Albumin

Spot collection
(µg/mg kreatinin)
Kategori
Normal <30
Peningkatan eksresi
albumin urin* ≥30

*Historically, ratios between 30 and 299 have been called microalbuminuria and those 300 or greater
have been called macroalbuminuria (or clinical albuminuria).

ADA. VI. Prevention, Management of Complications. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S44; Table 11
Derajat CKD

GFR
(mL/menit per
1.73 m2 luas
Stage Deskripsi permukaan
tubuh)
1 Kerusakan ginjal* dengan LFG ≥90
normal atau meningkat
2 Kerusakan ginjal* dengan 60–89
penurunan LFG ringan
3 Penurunan LFG sedang 30–59
4 Penurunan LFG berat 15–29
5 Gagal ginjal <15 or dialisis
LFG = laju filtrasi glomerulus
*Kerusakan ginjal didefinisikan sebagai kelainan patologis, komposisi urin atau darah atau kelainan pada tes pencitraan
imaging tests.
ADA. VI. Prevention, Management of Complications. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S44; Table 12
Manajemen CKD pada Diabetes (1)

GFR Recommended
Semua pasien Pengukuran kreatinin, albumin dan Kalium
setiap tahun
45-60 Rujuk kepada nephrologist bila kemungkinan
terdapat penyakit ginjal nondiabetik
Pertimbangkan penyesuaian dosis obat
Monitor LFG tiap 6 bulan
Monitor elektrolit, bikarbonat, hemoglobin,
kalsium, fosfor, hormon paratiroid minimal
tiap satu tahun
Pastikan kebutuhan vitamin D terpenuhi
Pertimbangkan pemeriksaan densitas tulang
Rujuk untuk konseling diet
ADA. VI. Prevention, Management of Complications. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S45; Table 13;
Adapted from http://www.kidney.org/professionals/KDOQI/guideline_diabetes/
Manajemen CKD pada Diabetes (2)

GFR Recommended
30-44 Monitor LFG setiap 3 bulan
Monitor elektrolit, bikarbonat, kalsium,
fosfor, hormon paratiroid, hemoglobin,
albumin setiap 3–6 bulan

Pertimbangkan penyesuaian dosis


obat
<30 Rujuk kepada nephrologist

ADA. VI. Prevention, Management of Complications. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S45; Table 13;
Adapted from http://www.kidney.org/professionals/KDOQI/guideline_diabetes/
Rekomendasi: Retinopati

• Untuk menurunkan risiko atau


memperlambat progresivitas retinopati
– Optimalkan kontrol glukosa A
– Optimalkan kontrol tekanan darah A

ADA. VI. Prevention, Management of Complications. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S44


Rekomendasi:
Retinopati (1)
Skrining (1)
• Pemeriksaan funduskopi yang
komprehensif oleh ophthalmologist atau
optometrist
– Orang dewasa dengan diabetes tipe 1
• Dalam 5 tahun setelah onset diabetes B
– Pasien dengan diabetes tipe 2
• Segera setelah diagnosis diabetes B

ADA. VI. Prevention, Management of Complications. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S44


Rekomendasi:
Retinopati (2)
Skrining (2)
• Apabila tidak ada bukti retinopati pada satu
atau lebih pemeriksaan mata
– Pemeriksaan tiap 2 tahun dapat dipertimbangkan B
• Apabila terdapat retinopati diabetik
– Pemeriksaan untuk diabetes tipe 1 dan tipe 2 harus
diulang setiap tahun oleh ophthalmologist B
• Apabila retinopati terus bertambah buruk,
perlu dilakukan pemeriksaan yang lebih
sering B

ADA. VI. Prevention, Management of Complications. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S44–S45


Rekomendasi:
Retinopati (3)
Screening (3)
• Funduskopi E
• Interpretasi funduskopi
– Dilakukan oleh dokter spesialis mata yang terlatih E
• Fotografi retina berfungsi sebagai alat
skrining untuk retinopati, bukan sebagai
pengganti untuk pemeriksaan mata yang
komprehensif
– Dilakukan pemeriksaan mata komprehensif dan pada
interval yang direkomendasikan E

ADA. VI. Prevention, Management of Complications. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S45


Rekomendasi: Retinopati (4)

Screening (4)
• Perempuan dengan diabetes yang akan
merencanakan kehamilan B
– Pemeriksaan mata yang komprehensif
– Konseling tentang perkembangan diabetik
retinopati
• Pemeriksaan mata harus dilakukan pada
trimester pertama B
– Tindak lanjut selama kehamilan
– Dan satu tahun setelah melahirkan

ADA. VI. Prevention, Management of Complications. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S45


Rekomendasi: Retinopati (5)
Terapi (1)
• Rujuk setiap pasien dengan edem
makular, Non Proliferatif Diabetik
Retinopati (NPDR), Proliferatif Diabetik
Retinopati (PDR)
– Ke dokter spesialis mata yang berpengalaman
dalam terapi dan manajemen retinopati
diabetik A
• Diindikasikan laser fotokoagulasi terapi A
– Untuk mengurangi penurunan tajam
pengelihatan pada pasien dengan:
• Risiko tinggi PDR
• Edem makular
• NPDR parah

ADA. VI. Prevention, Management of Complications. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S45


Rekomendasi: Retinopati (6)

Terapi (2)
• Terapi anti-vascular endothelial growth
factor (VEGF) diindikasikan untuk edem
makular A
• Retinopati:
– Bukan kontraindikasi terapi aspirin untuk
proteksi jantung, karena aspirin tidak
meningkatkan risiko perdarahan retina A

ADA. VI. Prevention, Management of Complications. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S45


Rekomendasi: Skrining Neuropati dan
Terapi (1)
• Semua pasien harus diskrining
polineuropati distal simetris (Distal
Symmetric Polyneuropathy – DPN) B
– Pada diabetes tipe 2 dan 5 tahun setelah
didiagnosis diabetes tipe 1
– Minimal pertahun setelahnya

ADA. VI. Prevention, Management of Complications. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S45


Rekomendasi: Skrining Neuropati dan
Terapi (2)
• Skrining tanda dan gejala untuk neuropati
otonomik kardiovaskular
– Pada diagnosis diabetes tipe 2 dan 5 tahun setelah
didiagnosis diabetes tipe 1
– Tidak perlu tes yang spesifik karena hasil akhirnya tidak
berbeda signifikan E
• Terapi khusus untuk meredakan gejala DPN dan
neuropati otonomik sangat diperlukan
– Mengurangi nyeri B; meningkatkan kualitas hidup E

ADA. VI. Prevention, Management of Complications. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S46


Rekomendasi: Perawatan Kaki (1)

• Semua pasien dengan diabetes, lakukan


pemeriksaan kaki minimal pertahun untuk
mengidentifikasikan faktor risiko ulkus
diabetikum dan risiko amputasi B
– Inspeksi
– Pemeriksaan nadi kaki
– Tes untuk mendeteksi kehilangan persepsi
sakit:
• Getaran menggunakan: garpu tala 128-Hz
• Sensasi seperti ditusuk-tusuk peniti
• Refleks pergelangan kaki

ADA. VI. Prevention, Management of Complications. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S47


Rekomendasi: Perawatan Kaki (2)

Bagian Atas
•Untuk melakukan tes
monofilamen 10-g, letakan
alatnya tegak lurus dari
kulit, sampai
monofilamenya bengkok
•Tahan 1 detik, lalu
lepaskan
Bagian bawah
•Tes monofilamen harus
dilakukan pada titik-titik
warna merah seperti
digambar dengan mata
tertutup

Boulton AJM, et al. Diabetes Care 2008;31:1679–1685


Rekomendasi: Perawatan Kaki (3)

• Edukasi perawatan kaki B


• Pendekatan interdisiplin
– Pasien dengan risiko tinggi ulkus atau ulkus;
khususnya sebelum ulkus atau amputasi B
• Rujuk pasien ke spesialis untuk perawatan
pencegahan perburukan ulkus, pasien
dengan C
– Perokok
– Kehilangan sensasi protektif atau abnormalitas
struktur
– Riwayat komplikasi ekstremitas bawah

ADA. VI. Prevention, Management of Complications. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S47–S48


Rekomendasi: Perawatan Kaki (4)

• Skrining untuk penyakit perifer arteri


(Peripheral Arterial Disease - PAD) C
– Termasuk riwayat klaudikasio
– Pertimbangan pengukuran ABI; banyak pasien
PAD asimtomatik
• Rujuk pasien dengan klaudikasio signifikan
atau ABI yang positif untuk penilaian
vaskular C
– Olahraga, farmakologi, bedah

ADA. VI. Prevention, Management of Complications. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S48


VII. PENILAIAN KONDISI
UMUM ANGKA
KOMORBIDITAS
Rekomendasi: Penilaian Umum Kondisi
Komorbiditas
• Cari keadaan komorbiditas pada pasien
yang mungkin akan meningkatkan
komplikasi diabetes B
• Common comorbidities
Depresi Gangguan kognitif
Obstruksi sleep apnea Testosteron rendah (laki-
laki)
Perlemakan hati Penyakit gigi dan mulut
Kanker Gangguan pendengaran
Fraktur

ADA. VII. Assessment of Common Comorbid Conditions. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S49
VIII. PERAWATAN DIABETES
PADA POPULASI KHUSUS
Rekomendasi: Kontrol Glikemik pada
Pediatrik (Diabetes Tipe 1)
• Pertimbangkan umur saat menentukan
target glikemik diabetes tipe 1 pada anak-
anak dan remaja E

ADA. VIII. Diabetes Care in Specific Populations. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S50
Rekomendasi: Nefropati pada
Pediatrik(Diabetes Tipe 1)
Skrining
• Skrining pertahun kadar albumin; albumin-kreatinin
urin pada usia ≥ 10 tahun atau awal pubertas, kalau
sudah terdiagnosis diabetes selama 5 tahun, boleh
dilakukan pemeriksaan lebih awal B
Terapi
• Bila albumin-kreatinin urin positif dari 2 spesimen
yang berbeda dan dari hari yang berbeda selama
interval 6 bulan, berikan ACE inhibitor E

ADA. VIII. Diabetes Care in Specific Populations. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S50
Rekomendasi: Hipertensi pada
Pediatric (Diabetes Tipe 1) (1)
Skrining
• Ukur tekanan darah setiap kontrol,
hipertensi ditegakkan bila tekanan darah
tinggi pada hari yang berbeda B

ADA. VIII. Diabetes Care in Specific Populations. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S50
Rekomendasi: Hipertensi pada
Pediatric (Diabetes Tipe 1) (2)
Terapi (1)
• Terapi awal untuk tekanan darah yang
normal-tinggi (SBP atau DBP konsisten
diatas 90th dari umur, jenis kelamin, dan
tinggi)
– Intervensi gizi dan olahraga, ditujukan untuk
kontrol berat badan, meningkatkan aktifitas
fisik
• Bila target tekanan darah tidak bisa
dicapai dalam 3-6 bulan dengan intervensi
gaya hidup, pertimbangkan terapi
farmakologi E

ADA. VIII. Diabetes Care in Specific Populations. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S50
Rekomendasi: Hipertensi pada
Pediatric (Diabetes Tipe 1) (3)
Terapi (2)
• Terapi farmakologi:
– SBP atau DBP konsisten di atas 95th dari umur,
jenis kelamin, tinggi badan
atau
– Konsisten >130/80 mmHg
• Pertimbangkan terapi secepat mungkin
ketika diagnosis sudah ditegakkan E

ADA. VIII. Diabetes Care in Specific Populations. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S51
Rekomendasi: Hipertensi pada
Pediatric (Diabetes Tipe 1) (4)
Terapi (3)
• ACE inhibitor
– Pertimbangkan terapi inisial untuk hipertensi,
berikut konseling reproduktif karena efek
teratogenik yang potensial E
• Target pengobatan
– Tekanan darah konsisten <130/80 mmHg atau
dibawah percentil 90th dari umur, jenis
kelamin, dan tinggi badan E

ADA. VIII. Diabetes Care in Specific Populations. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S51
Rekomendasi: Dislipidemia pada Anak-
Anak (Diabetes tipe 1) (1)
Skrining (1)
• Bila ada riwayat hiperkolesterolemia pada
keluarga atau kardiovaskular sebelum usia
55 tahun, atau riwayat pada keluarga
tidak diketahui:
– Petimbangkan pemeriksaan tes profil lipid
(puasa) pada anak-anak > 2 tahun secepat
mungkin setelah diagnosis ditegakkan (setelah
ada pemeriksaan glukosa darah) E

ADA. VIII. Diabetes Care in Specific Populations. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S51
Rekomendasi: Dislipidemia pada Anak-
Anak (Diabetes tipe 1) (2)
Skrining (2)
• Bila riwayat keluarga bukan suatu
pertimbangan
– Pertimbangkan tes profil lipid pada saat
pubertas (≥10 tahun) E
• Anak-anak terdiagnosis diabetes pada saat
atau setelah pubertas
– Pertimbangkan profil lipid segera setelah
diagnosis ditegakkan (setelah pemeriksan
glukosa darah) E

ADA. VIII. Diabetes Care in Specific Populations. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S51
Rekomendasi: Dislipidemia pada Anak-
Anak (Diabetes tipe 1) (3)
Skrining (3)
• Kalau kadar lipid abnormal:
– Cek pertahun
• Kalau kadar LDL berada dalam batas yang
bisa ditoleransi (<100 mg/dL
[2.6 mmol/L])
– Ulang profil lipid setiap 5 tahun E

ADA. VIII. Diabetes Care in Specific Populations. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S51
Rekomendasi: Dislipidemia pada Anak-
Anak (Diabetes tipe 1) (4)
Terapi
• Terapi inisial: optimalisasikan kontrol glukosa,
MNT dengan diet “Step 2” AHA yang
bertujuan menurunkan lemak jenuh E
• >10 tahun, statin digunakan pada pasien: E
– LDL kolesterol >160 mg/dL (4.1 mmol/L) atau
– LDL kolesterol >130 mg/dL (3.4 mmol/L) dan atau
satu atau lebih faktor risiko kardiovaskular
• Target: kolesterol LDL <100 mg/dL
(2.6 mmol/L) E

MNT=medical nutrition therapy

ADA. VIII. Diabetes Care in Specific Populations. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S51
Rekomendasi: Retinopati pada
Pediatrik (Diabetes Tipe 1)
• Funduskopi
– Dilakukan pada usia pubertas atau ≥ 10 tahun, dan
bila sudah didiagnosis diabetes pada usia yang
lebih muda dengan durasi 3-5 tahun B
• Setelah pemeriksaan awal
– Tindak lanjut pertahun
– Pemeriksaan yang lebih jarang bisa diterima
dengan keputusan spesialis mata E

ADA. VIII. Diabetes Care in Specific Populations. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S52
Rekomendasi: Pediatrik hipotiroidisme
(Diabetes Tipe 1)
• Anak-anak dengan diabetes tipe 1
– Skrining peroksidase antitiroid,
antithyroglobulin antibodi segera setelah
diagnosis E
• Konsentrasi hormon perangsang - tiroid (TSH)
– Pemeriksan metabolisme terkontrol
• Jika normal, pertimbangkan pengecekan ulang setiap
1 – 2 tahun, terutama jika gejala disfungsi tiroid
pada pasien bertambah, tiromegali, tingkat
pertumbuhan tidak normal, atau variasi glikemik
yang tidak biasa E

ADA. VIII. Diabetes Care in Specific Populations. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S52
Rekomendasi : Transisi perawatan dari
anak-anak ke dewasa
• Sebagai remaja yang menuju dewasa, tenaga
kesehatan dan keluarga harus mengenali faktor-
faktor yang memperberat remaja B dan waktu
peralihan, dimulai pada awal dan pertengahan
masa remaja dan setidaknya 1 tahun sebelum
masa transisi E
• Dokter spesialis anak dan spesialis penyakit
harus membimbing remaja yang sudah beralih ke
dewasa B

ADA. VIII. Diabetes Care in Specific Populations. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S53
Rekomendasi : Pengobatan Prasangka
(1)
• Kadar A1C harus mendekati normal (7%) dalam
individu pasien sebelum konsepsi dicoba B
• Dimulai pada saat pubertas, menggabungkan
prasangka dalam konsultasi pada kunjungan rutin ke
klinik diabetes untuk semua wanita yang berpotensi
melahirkan B
• Wanita dengan diabetes bermaksud untuk
mengandung harus dievaluasi dan, jika diindikasikan,
pengobatan untuk retinopati diabetik, nefropati,
neuropati, CVD B

ADA. VIII. Diabetes Care in Specific Populations. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S53
Rekomendasi : Pengobatan prasangka (2)
• Mengevaluasi pengobatan sebelum konsepsi,
karena obat yang biasa digunakan untuk
mengobati diabetes/komplikasi sangat
kontraindikasi atau tidak dianjurkan dalam
kehamilan
– Statin, inhibitor ACE, ARB, sebagian besar terapi
noninsulin E
• Banyak kehamilan tidak di rencanakan;
mempertimbangkan resiko/keuntungan potensial
pada pengobatan yang terkontradiksi pada
kehamilan di setiap wanita yang berpotensi
hamil; konsultasi dengan sesuai E

ADA. VIII. Diabetes Care in Specific Populations. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S54
Rekomendasi : Orang dewasa yang
lebih tua (1)
• Fungsional, kognitif orang dewasa yang lebih tua
dengan usia harapan hidup yang signifikan harus
menerima perawatan diabetes menggunakan
tujuan yang dikembangkan untuk orang dewasa
muda E
• Tujuan glikemik untuk beberapa orang dewasa
yang lebih tua mungkin cukup terkait,
menggunakan kriteria individu, tetapi
hiperglikemia menyebabkan gejala atau risiko
komplikasi akut hipoglikemik yang harus
dihindari pada semua pasien E

ADA. VIII. Diabetes Care in Specific Populations. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S54
Rekomendasi : Orang dewasa yang
lebih tua (2)
• Mengobati faktor risiko lain kardiovaskular
dengan pertimbangan dari manfaat jangka
waktu dan pada masing-masing pasien
• Pengobatan terhadap tekanan darah tinggi
yang diindikasikan pada hampir setiap orang
dewasa; lipid, terapi aspirin dapat
menguntungkan mereka dengan harapan
hidup yang sama dengan jangka waktu
dasar/menengah percobaan pencegahan E
• skrining perorangan untuk komplikasi
diabetes dengan pehatian yang menuju pada
penurunan fungsional E

ADA. VIII. Diabetes Care in Specific Populations. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S54–S55
Rekomendasi: Cystic Fibrosis
hubungannya dengan Diabetes (CFRD)
(1)
• Skrining tahunan untuk CFRD dengan OGTT
harus di mulai pada usia 10 tahun pada
semua pasien dengan cystic fibrosis yang
tidak mempunyai CFRD B
– A1C untuk tes skrining CFRD sangat tidak di
anjurkan
• Selama pada masa periode kesehatan yang
stabil, diagnosa terhadap CFRD dapat di
lakukan pada pasien dengan Cystic fibrosis
yang sesuai dengan criteria glukosa biasanya

ADA. VIII. Diabetes Care in Specific Populations. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S56
Rekomendasi: Cystic Fibrosis
hubungannya dengan Diabetes (CFRD)
(2)
• Pasien dengan CFRD harus di rawat
dengan insulin untuk mencapai tujuan
glikemik individual
• Pemeriksaan tahunan untuk komplikasi
dari diabetes sangat di anjurkan, dimulai
setelah 5 tahun diagnosis dari CFRD

ADA. VIII. Diabetes Care in Specific Populations. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S56
XI. PENGATURAN KHUSUS
DALAM PERAWATAN DIABETES
Rekomendasi : Perawatan
diabetes di rumah sakit (1)
• Perencanaan penghentian diabetes harus di
mulai sejak masuk rumah sakit, dan instruksi
manajemen diabetes yang jelas harus di
sediakan pada penghentian
• Pengaturan penggunaan skala geser insulin
pada pasien rawat inap di rumah sakit sangat
tidak di anjurkan

ADA. IX. Diabetes Care in Specific Settings. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S56
Rekomendasi : Perawatan
diabetes di rumah sakit (2)
• Semua pasien dengan kemungkinan diabetes
pada rumah sakit, diabetesnya harus di
identifikasi dengan jelas pada catatan medis E
• Semua pasien dengan diabetes harus memiliki
perencanaan untuk pemantauan glukosa darah,
dengan hasil yang dapat di akses oleh semua
anggota tim perawatan kesehatan

ADA. IX. Diabetes Care in Specific Settings. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S56
Rekomendasi : Perawatan
diabetes di rumah sakit (3)
Tujuan untuk kadar glukosa darah
• Pasien kritis
– Dimulai dengan terapi insulin untuk hiperglikemia
terus-menerus, dimulai tidak lebih besar dari 180
mg/dL (10 mmol/L); setelah dimulai, kisaran
glukosa antara 140-180 mg/dL (7,8-10 mmol/L)
sangat dianjurkan A
– Tujuan yang lebih tepat, 110 - 140 mg/dL (6.1? 7.8
mmol/L) mungkin cocok untuk pasien yang dipilih
jika dapat dicapai tanpa hipoglikemia yang
siginifikan C
– Pasien sakit kritis memerlukan protokol insulin IV
dengan menunjukkan efektivitas, keselamatan
dalam mencapai kisaran glukosa yang diinginkan
tanpa meningkatkan risiko hipoglikemia yang lebih
berat E

ADA. IX. Diabetes Care in Specific Settings. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S56
Rekomendasi : Perawatan
diabetes di rumah sakit (4)
Tujuan pada kadar glukosa dalam darah
• Pasien dengan non kritis
• Bukti yang tidak jelas pada tujuan spesifik glukosa dalam darah
• Jika di rawat dengan insulin, target premeal glukosa dalam darah (jika
keamanan tercapai)
– Biasanya < 140 mg/dL (7,8 mmol/dL) dengan glukosa darah acak < 180 mg/dL (10
mmol/dL)
• Target yang lebih ketat biasanya lebih cocok dengan pasien yang lebih
stabil dengan control glikemik yang lebih tepat sebelumnya
• Target yang kurang tepat biasanya lebih cocok pada mereka dengan
comordibitas yang parah

ADA. IX. Diabetes Care in Specific Settings. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S56
Rekomendasi : Perawatan
diabetes di rumah sakit (5)
• Penjadwalan situasi insulin dengan basal,
yang bernutrisi, dan koreksi pada
komponen adalah metode yang disukai
untuk mencapai dan mempertahankan
kontrol glukosa pada pasien non kritis C

ADA. IX. Diabetes Care in Specific Settings. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S56
Rekomendasi : Perawatan
diabetes di rumah sakit (6)
• Memulai pemantauan glukosa pada setiap pasien yang tidak
dikenal menjadi diabetes yang menerima terapi yang terkait
dengan hiperglikemia beresiko tinggi
– Terapi glukokortiroid berdosis tinggi, dimulai pada nutrisi parenteral atau
enteral, atau pengobatan lain seperti octreotide atau pengobatan
imunosupresif B
• Jika hiperglikemia didokumentasikan dan tetap,
mempertimbangkan untuk mengobati pasien dengan tujuan
glycemic yang sama dengan pasien dengan diabetes yang
dikenal E

ADA. IX. Diabetes Care in Specific Settings. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S56
Rekomendasi : Perawatan diabetes di
rumah sakit (7)
• Protokol manajemen hipoglikemia harus di miliki
dan di implementasikan pada setiap rumah sakit
atau sistem rumah sakit E
• Mempertimbangakan mendapatkan A1C pada
pasien
– Dengan diabetes yang di akui pada rumah sakit dengan
hasil tes pada 2 – 3 bulan sebelumnya tidak tersedia E
– Dengan faktor risiko untuk diabetes tak terdiagnosis
yang memperlihatkan hiperglikemia pada rumah sakit E
• Pasien dengan hiperglikemia tanpa diagnosis
sebelumya : perencanaan untuk
pendokumentasian pengujian lanjutan dan
perawatan yang diperlukan

ADA. IX. Diabetes Care in Specific Settings. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S56–S57
Perawatan diabetes pada rumah sakit
: studi NICE-SUGAR (1)
• Uji coba terkontrol secara acak yang terbesar
sampai saat ini
• Tes efek dari control glikemik yang ketat
(menargetkan 81 – 100 mg/dL) dengan hasil
diantara 6,014 peserta yang sakit kritis
• Mayoritas (>95%) dibutuhkan ventilasi
mekanik

ADA. IX. Diabetes Care in Specific Settings. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S57
Perawatan diabetes pada rumah
sakit : studi NICE-SUGAR (2)
• Pada pasien bedah/medis, 90 hari kematian
secara signifikan lebih tinggi pada perawatan
intensif vs kelompok konvensional (menargetkan
144 – 180 mg/dL)
– Hipoglikemia berat lebih umum (6,8% vs 0,5%; P <
0,001)
• Mencari saran yang lebih kuat mungkin tidak di
butuhkan pada target kadar gula darah
– < 140 mg/dL; target yang sangat ketat
– <110 mg/dL mungkin sebenarnya bisa berbahaya

ADA. IX. Diabetes Care in Specific Settings. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S57
X. STRATEGI UNTUK
MENINGKATKAN
PELAYANAN PERAWATAN
DIABETES
Rekomendasi: Strategi Untuk
Meningkatkan Perawatan Diabetes (1)
• Pelayanan harus berdampingan dengan
komponen penyakit kronik untuk
menghasilkan interaksi yang produktif
antara tenaga kesehatan dan pasien A
• Bila mungkin, tenaga kesehatan harus
merupakan suatu tenaga kesehatan yang
mampu memberikan dukungan dan dapat
memberikan nasihat untuk pemilihan
terapi yang tepat untuk memenuhi
kebutuhan pasien B

ADA. X. Strategies for Improving Diabetes Care. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S61
Rekomendasi: Strategi Untuk
Meningkatkan Perawatan Diabetes (2)
• Pemilihan terapi harus diberikan tepat
waktu berdasarkan evidence-based
guidelines yang disesuaikan dengan
keadaan pasien, prognosis, dan
komorbiditas B

ADA. X. Strategies for Improving Diabetes Care. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S61
Tujuan 1: Mengoptimalkan penyedian
dan tingkah laku tim (1)
• Tim perawat harus memprioritaskan tepatnya
waktu, intensifikasi yang tepat pada gaya
hidup dan/atau terapi farmakologi
– Pasien yang belum mencapai tingkat tekanan
darah, lipid, atau kontrol glukosa yang bermanfaat
• Strategi yang termasuk
– Menetapkan tujuan yang jelas dengan pasien
– Mengidentifika si dan menetapkan halangan-
halangan untuk perawatan
– Mengintergrasikan bukti dasar yang berbasis
pedoman
– Menggabungkan tim manajemen perawatan

ADA. X. Strategies for Improving Diabetes Care. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S61
Tujuan 2 : Mensuport perubahan
tingkah laku pasien
• Menerapkan pendekatan yang sistematis
untuk mendukung usaha perubahan tingkah
laku pada pasien
– Gaya hidup sehat: aktivitas fisik, makan sehat, tidak
menggunakan tembakau, manajemen berat badan, lebih
efektif
– Manajemen diri terhadap penyakit: penggunaan dan
manajemen obat, pemantauan diri pada glukosa dan
tekanan darah yang sesuai secara klinis
– Pencegahan pada komplikasi diabetes: pemantauan diri
pada kesehatan kaki, aktif partisipasi dalam pemeriksaan
mata, kaki, dan komplikasi ginjal dan Imunisasi

ADA. X. Strategies for Improving Diabetes Care. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S62
Tujuan 3 : Perubahan system
perawatan
• Praktek-praktek yang paling sukses dan
memiliki prioritas kelembagaan untuk
menyediakan perawatan berkualitas tinggi
– Perawatan dasar pada bukti dasar yang
berdasarkan pedoman
– Memperluas peran dari tim dah staf
– Mendesign ulang proses pada perawatan
– Menyediakan alat pencatat kesehatan elektronik
• Mengaktifkan dan mengajarkan pasien
– Mengidentifikasi dan/atau mengembangkan
sumber daya masyarakat dan kebijakan public
yang mendukung gaya hidup sehat
– Perubahan dalam penggantian

ADA. X. Strategies for Improving Diabetes Care. Diabetes Care 2014;37(suppl 1):S62
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai