Anda di halaman 1dari 56

Obstetri & Ginekologi

dr. Gusti Dewi Sartika


ANATOMI
Organ Genitalia
PELVIS
 Ada 2 segmen pelvis Pelvis mayor
(spurium/false pelves) dan pelvis
minor (verum/true pelves).
Kedua segmen ini dipisahkan oleh
sebuah lubang pada bidang
serong/oblique imajinatif, yaitu
apertura pelvis superior/pintu
atas panggul (PAP)/inlet.

PAP melewati promontorium


ossis sacri dan linea terminalis
pelvis kanan dan kiri (linea
terminalis mencakup linea
arcuata ossis ilii/linea
ileopectinea, pecten dan crista
pubica)
Pintu bawah Kedua ramus
panggul dibatasi ischiopubis
kedua ramus tergabungkan
ischiopubis, dengan
ligamentum ligamentum
sacrotuberosum, arcuatum pubis.
dan os coccygius PBP ditutup oleh
diafragma pelvis
dan perineum.
EPISIOTOMI
Pada proses persalinan, untuk mencegah
adanya robekan centrum tendineum
perineal dan struktur sekitar perineum
dilakukan episiotomi  sayatan pada
perineum yang mudah ditutup.
Sayatan ini dimulai dari mukosa vagina dan
kulit perivaginal di garis tengah dan
diteruskan ke posterior atau medio – latero
– posterior. Ada 2 jenis episiotomi, yaitu
episiotomi mediana dan episiotomi
medio – latero – posterior
The fertilization process takes place in the female genital
tract.

Fig. 5 - The female genital tract Legend

1. Ovary
2. Infundibulum
3. Fimbriae
4. Fallopian or uterine tube
5. Ampullary part of the tube
6. Uterine musculature
7. Uterine mucosa
8. Cervix
9. Portio
10. Vagina
11. Ligamentum ovarii proprium
12. Suspensory ligament of the ovary
13. Ovary cut open (follicles in various stages)
ORGAN GENITALIA EKSTERNA
Mons pubis
Clitoris
Labia majora
Labia minora
Vestibulum vaginae
Hymen
Glandula vestibularis major
BENTUK HYMEN
Annularis (cincin)
Semilunaris (bulan sabit)
Cribriformis (berlubang-lubang spt tapisan)
Fimbriatus (tepi seperti jari)
Imperforatus (tidak berlubang)
Caruncula hymenalis (setelah hymen
robek, fragmen bulat kecil tersisa di tepi
perlekatannya)
Glandula Mamma
Terdiri atas jaringan kelenjar (gld.
mammaria propria) dan jaringan
fibroadiposa
Papilla Areola
Jaringan kelenjar: sistem saluran
Dasar kelenjar:
- Costa II – VI
- Lateral sternum sampai linea axillaris
media
Parturition

Oxytocin increases unterine contractins in two ways:

1. Acts directly on myometrium, uterine smooth


muscles contract

2. Stimulates prostaglandins formation in the decidua.


Prostaglandins enhance the oxytocin-induced
contractions
Spinal reflexes and voluntary contractions of
abdominal muscles also aid in delivery
3P
Passag

s
e
Power
Passen
ger
Proses Persalinan Fisiologis
Kala I : Proses membukanya serviks
- Fase Laten : pembukaan < 4 cm ( 8 jam)
- Fase aktif : pembukaan 4-10 cm ( Lengkap)
± 6 jam
Kala II : Proses melahirkan bayi
Dimulai sejak bukaan serviks lengkap hingga
lahirnya bayi
Batas waktu 60 menit ( nullipara) dan 30
menit ( multipara)
Proses Persalinan Fisiologis..
Kala III : Proses melahirkan Plasenta
Dimulai sejak lahirnya bayi sampai lahirnya
plasenta. Batas waktu 30 menit
Kala IV : Pemantauan keadaan ibu (TTV)
Dimulai sejak lahirnya plasenta sampai 2
jam setelahnya.
PARTOGRAF
Adalah sebuah instrumen yang digunakan untuk merekam
perjalanan proses persalinan serta mencatat kondisi dari ibu
dan bayi
Tujuan penggunaan partograf :
Untuk mendeteksi adanya proses persalinan yang abnormal

Untuk menentukan kapan proses augmentasi akan dilakukan,


kapan rujukan akan dilakukan dan kapan pengakhiran
kehamilan akan dilakukan

Untuk mendeteksi kemungkinan adanya kondisi sefalo-pelvik


disproporsi sebelum terjadinya persalinan macet

Early warning system


A. KEADAAN JANIN
• Detak jantung janin
• Warna/jumlah cairan
ketuban
• Molase tulang kepala
janin

B. KEMAJUAN PERSALINAN
• Pembukaan serviks
• Penurunan kepala
janin
• Kontraksi uterus

C. KEADAAN IBU
• Nadi, tekanan darah,
suhu
• Urin : volume, protein,
Pemantauan detak jantung
janin (DJJ)
Dengarkan
!
Segera setelah
kontraksi puncak
Dengarkan selama 1
menit penuh
Lakukan setiap 30
menit, namun apabila
abnormal lakukan tiap
15 menit
Pemantauan selaput dan
cairan ketuban
Inspeksi dan periksa
dalam !
Kode pengisian kondisi selaput
ketuban dan cairan ketuban

Selaput utuh i (intact)


Air ketuban jernihc (clear)
Mekonium m (meconium)
Tidak ada a (absent)
Bercampur darah b (blood
stained)
Pemantauan derajat moulage

Periksa
dalam !
0Sutura masih dapat diraba
+1 Sutura beradu
+2 Sutura tumpang tindih tapi bisa dipisahkan
+3 Sutura tumpang tindih dan tak bisa
dipisahkan
Pemantauan kemajuan
persalinan

Pembukaan Serviks: Dinilai pada saat melakukan


pemeriksaan dalam dan diberi tanda ( X ). Mulai pengisian pada
partograf saat pembukaan 4 cm.

Garis Waspada : Garis ini dimulai pada saat pembukaan


serviks 4 cm hingga titik pembukaan lengkap yang diperkirakan
dengan laju 1 cm per jam. Pengisian awal fase aktif selalu
dimulai di garis waspada
Pemantauan turunnya kepala
Engage
d

Penurunan dinilai melalui palpasi abdomen:


Mengacu pada bagian kepala (dibagi menjadi 5 bagian) yang bisa
dipalpasi diatas simfisis pubis; dicatat dengan lambang lingkaran (O)
setiap melakukan pemeriksaan dalam. Pada 0/5, sinciput (S) berada
pada tingkat simfisis pubis.
Waktu (Jam): Lihat lamanya waktu yang telah berlalu sejak
permulaan fase aktif persalinan (yang diamati atau diekstrapolasi)
Jam (pukul): Catat waktu yang sebenarnya.
Pemantauan kontraksi rahim

Kontraksi: Catat pada partograf setiap


setengah jam; palpasi banyaknya kontraksi
selama jangka waktu 10 menit serta lamanya
kontraksi dalam hitungan detik
Pemantauan obat uterotonika

Umumnya dosis diawali dengan


pemberian 5 unit oksitosin dalam
500 mL RL (Ringer Laktat)

Tetesan awal dimulai dari 4 mu


per menit (8 tetes per menit)
Pemantauan kondisi maternal

Obat yang diberikan: Catat semua obat tambahan


yang diberikan.
Nadi: Catat setiap 30 menit dan beri tanda titik (!).
Tekanan Darah : Catat setiap 4 jam dan beri tanda
panah.
Suhu: Catat setiap 2 jam.
Apa yang harus dilakukan jika
melewati garis waspada ?
Apa yang harus dilakukan jika
melewati garis bertindak ?

Lakukan penilaian terhadap komponen 3 P : power, passage,


passenger
Lakukan tindakan di fasilitas yang mampu melakukan
penanganan emergensi obstetrik
Summa Detakjantu
ng

ry Air
ketuban
Moulding

Pembukaa
n
Turun
kepala

Kontraksi

Oksitosin

Kondisi
ibu
Permasalahan klinis
Hiperemesis Gravidarum
Muntah-muntah yang sering terjadi pada
Trimester 1 kehamilan  Hormon HCG
Bila timbul manifestasi klinis: penurunan
BB, dehidrasi  Hiperemesis
Gravidarum ( HEG)

Hiponatremia, hipokalemia, alkalosis


metabolik
Tatalaksana
1. Small frequent feeding
2. Antimuntah : B6 (piridoksin)
3. Cairan + Antimuntah IV ( Ondansentron,
metoklopramid, difenhidramin)

KI : Domperidon
PERDARAHAN DINI
Penyakit Karakteristik Penunjang Terapi
Abortus 1. Abortus -USG Tirah Baring
iminens - Beta HCG
Inspekulo :
Ostium
tertutup,
ekspulsi
(-), TFU tetap
2. Abortus Dilatase dan kuretase
insipiens
Inspekulo :
Ostium terbuka,
ekspulsi (-), TFU
tetap
3. Abortus Dilatase dan kuretase
inkomplit
Inspekulo :
Ostium terbuka,
ekspulsi sebagian,
TFU <<
4. Abortus Suportif
komplit
Inspekulo :
Ostium tertutup
ekspulsi total, TFU
PERDARAHAN DINI
5. Abortus
septik
Demam, nyeri, Dilatase,
sekret vagina kuretase,
(+) antibotik
Mola Perdarahan Beta HCG Dilatase dan
Hidatidosa pervaginal, >>>, USG kuretase
mual muntah, gambaran
uterus lebih snowstorm
besar dari usia
gestasi
Kehamilan Perdarahan Beta HCG > Laparotomi
Ektopik pervaginam, USG
Terganggu nyeri perut
bawah,
abdomen
tegang
PERDARAHAN ANTEPARTUM
Penyakit Karakteristik Penunjang Terapi
Plasenta previa Plasenta USG SC
menutupi jalan Tidak boleh
lahir. dilakukan VT
Perdarahan
pervaginam,
nyeri (-)
Solusio Plasenta lepas USG Stabilisasi
Plasenta sebelum hemodinamik,
waktunya . SC
Perdarahan
pervaginam,
nyeri (+), syok,
gawat janin
Vasa Previa Pembuluh darah USG Stabilisasi
korda umbilikus hemodinamik,
menutupi jalan SC
lahir. Perdahan
berat ketika
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
Penyakit Definisi
Hipertensi Kronik Hipertensi yang terdiagnosa sebelum
kehamilan atau sebelum usia gestasi
20 minggu
Hipertensi gestasional Hipertensi yang terdiagnosa setelah
usia gestasi 20 minggu tanpa
proteinuria
Preeklamsia Hipertensi gestasional + Proteinuria
Ringan :
-TD > 140/90, proteinuria +1
- Terapi : Tirah baring, metildopa
Berat:
-TD > 160/110, proteinuria +3
- Oligouria, edema paru, gangguan
penglihatan, HELLP sindrom
-Terapi : nifedipin, MgSO4

Eklamsia Kejang pada pasien yang diketahui


mengalami preeklamsia
Terapi : MgSO4. syarat : Refleks patela
(+), Urin output > 0,5 cc/BB/jam,
depresi nafas (-) Antidotum Ca
glukonas (+)
PERDARAHAN POSTPARTUM
Diagnosis (4T) Tanda Terapi
Tone ( Atonia uteri) Uterus lembek, syok Cairan, masase
fundus, rangsang
putting, oksitosin
Tear ( robekan jalan Kontraksi baik, Hentikan sumber
lahir) plasenta lengkap perdarahan
Tissue ( sisa Plasenta tidak Keluarkan sisa
jaringan) lengkap, terdapat jaringan
jaringan pada OUE
Trombosit Sindrom HELLP Cairan, kompresi
( gangguan bimanual, transfusi
koagulasi) trombosit
Infeksi Demam, Sekret Cairan, antibiotik,
( endometritis) vagina berbau, nyeri uteretonika
suprapubik
STATUS PASIEN
A. Anamnesis
1. Identitas pasien : Nama, umur, alamat,status pernikahan, agama,
pekerjaan, pendidikan, suku dll.
2.. Keluhan utama : Keluar air-air
3.. Riwayat Penyakit Sekarang :
- Status Obstetri Gravidarum/gravid, Partus, Abortion
Ex : Pasien G2P1A0 datang dengan keluhan keluar air-air..
 Onset
 Location
 Duration
 Characteristic
 Aggravating factors
 Relieving factors
 Theraphy
 Symptoms are relevants
4. Riwayat penyakit Dahulu
5. Riwayat konsumsi obat
6. HPHT
7. Pemeriksaan antenatal
8. Riwayat persalinan
B. Pemeriksaan Fisik
1. Status Present :
2. TTV
3. Status Obstetrikus  Pemeriksaan Leopold I-IV, gerak
janin, DJJ, His
4. Vaginal Toucher (VT)  Pembukaan, effacement,
bagian terbawah, selaput ketuban, presentasi
5. Sarung tangan

C. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium : Darah lengkap, urin rutin
2. Radiologi
D. Diagnosa
G2P1A0 Hamil 38 minggu janin tunggal hidup (JTH)
presentasi kepala (Preskep) inpartu dengan
Preeklamsia ringan

Anda mungkin juga menyukai