Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN

KEPERAWATAN
KEGAWATDARURATAN
TRAUMA
DADA(THORAX)
DISUSUN OLEH:
M. RIZKY RAHMATULLAH
M.ZULKHAIRI
RAHMAD FADILAH
PENGERTIAN

 Trauma dada adalah trauma tajam yang tembus


thoraks yang dapat menyebabkan tamponade
jantung, perdarahan, pneumothoraks,
hematothoraks, hematoma pneumothoraks. Trauma
thoraks adalah semua ruda paksa pada thorax dan
dinding thorax, baik trauma atau ruda paksa tajam
atau tumpul.
 Didalam toraks terdapat dua organ yang sangat vital
bagi kehidupan manusia, yaitu paru-paru dan
jantung, paru-paru sebagai alat pernapasan dan
jantung sebagai alat pemompa darah. Jika terjadi
benturan atau trauma pada dada, kedua organ
tersebut bisa mengalami gangguan atau bahkan
kerusakan.
ETIOLOGI DAN KLASIFIKASI

1) Tamponade jantung:
Disebabkan luka tusuk dada yang tembus ke
mediastinum/daerah jantung.
2)Hematotoraks:
Disebabkan luka tembus toraks oleh benda
tajam, traumatik atau spontan.
3)Pneumothoraks:
Spontan (bula yang pecah) ; trauma (penyedotan
luka rongga dada) : iatrogenik (“pleural tap”,
biopsi paru-paru, insersi CVP, ventilasi dengan
tekanan positif).
MANIFESTASI KLINIS
 Tamponade jantung
a. Gelisah
b. Pucat, keringat dingin
c. Peninggian tvj (tekanan vena jugularis )
d. Pekak jantung melebar
e. Bunyi jantung melemah. Terdapat tanda-tanda paradoxical
f. Pulse pressure. ECG terdapat low voltage seluruh lead
g. Perikardiosentesis keluar darah

 Hematotoraks :
a. Gangguan pernafasan.

 pneumothoraks : Nyeri dada mendadak dan sesak nafas


a. Gagal pernafasan dengan sianosis
b. Kolaps sirkulasi
KOMPLIKASI

 Iga : fraktur multiple dapat menyebabkan


kelumpuhan rongga dada
 Pleura, paru-paru, bronchi :
hemo/hemopneumothoraks emfisema
pembedahan.
 Jantung : temponade jantung ; rupture jantung ;
rupture otot ; papilar ; rupture klep jantung.
 Pembuluh darah besar : hematothoraks

 Esophagus : mediastinitis

 Diafragma : herniasi visera dan perlukaan


hati,limfa dan ginjal.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIC

 Radiologi : foto thorax (AP).


 Gas darah arteri (GDA), mungkin normal atau
menurun
 Tora sentesis : menyatakan darah/cairan
serosanguinosa.
 Hemoglobin : mungkin menurun.
 Pa Co2 kadang-kadang menurun
 Pa O2 normal/menurun
 Saturasi O2 menurun (biasanya).
 Toraksentesis : menyatakan darah/cairan.
PENATALAKSANAAN KEGAWATDARURATAN

 Darurat
anamnesa yang lengkap dan cepat.
 Waktu kejadian

 Tempat kejadian

 Jenis senjata

 Arah masuk keluar perlukaan

 Bagaimana keadaan penderita selama dalam

transportasi.

o Inspeksi
o Palpasi
o Perkusi
o Auskultasi
o Therapy chest tube / drainase udara ( pneumothorax ).
PENGKAJIAN PRIMER
Airway
 Assessment :
 perhatikan patensi airway
 dengar suara napas
 perhatikan adanya retraksi otot pernapasan dan gerakan dinding
dada

Breathing
 Assesment
 Periksa frekwensi napas
 Perhatikan gerakan respirasi
 Palpasi toraks
 Auskultasi dan dengarkan bunyi napas

Circulation
 Assesment
 Periksa frekwensi denyut jantung dan denyut nadi
 Periksa tekanan darah
 Pemeriksaan pulse oxymetri
 Periksa vena leher dan warna kulit (adanya sianosis)
PENGKAJIAN SEKUNDER
Riwayat
 Sakit kepala

 Gangguan penglihatan

 Palpitasi

 Mual dan mutah

 Kelemahan

 Peningkatan tekanan darah

 Kejang

 Koma

Pemeriksaan Fisik
 Inspeksi:

 Palpasi:

 Auskultasi:

Rapid trauma assessment


Komponen rapid trauma assessment:
 Kepala

 Leher

 Dada

 Abdomen

 Pelvis

 Vertebra

 Ekstrimitas

 Vital sign
DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Ketidak efektifan pola pernapasan berhubungan
dengan penurunan ekspansi paru (akumulasi
udara atau cairan)
 Resiko tinggi terhadap penghentian napas
berhubungan dengan proses cidera
 Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan
gangguan suplai oksigen (hipoventilasi)
 Ketidakefektifan bersihan jalan napas
berhubungan dengan peningkatan sekret dan
keterbatasab gerak dada akibat nyeri dan
keletihan
 Nyeri akut berhhubungan dengan trauma fisik
INTERVENSI DAN IMPLEMENTASI
Tindakan Rasional
Mandiri
Observasi fungsi pernapasan, catat kecepatan atau pernapasan Distress pernapasan dan perubahan tnda vital dapat terjadi
serak, dispnea, keluhan sesak napas, sianosis dan perubahan sebagai akibat stress fisiologi dan nyeri atau dapat
tanda vital menunjukkan terjadinya syok sehubungan dengan hipoksia
atau perdarahan
Auskultasi bunyi napas Bunyi napas dapat menurun atau tak ada pada lobus, segmen
paru atau seluruh area paru. Area atelektasis tak ada bunyi
napas dan sebagian area kopals menurun bunyinya. Evaluasi
dilakukan untuk aea yang baik pertukaran gas nya dan
memberikan data evaluasi perbaikan pneumothorax.

Catat pengembangan dada dan posisi trakea Pengembangan dada sama dengan ekspansi paru. Deviasi
trakea dari area ssisi yang sakit pada tegangan pneumothorax

Observasi adanya area nyeri tekan bila batuk dan napaas dalam Sokongan terhadap dada dan otot abdominal membuat batuk
lebih efektik atau mengurangi trauma

Kolaborasi Alat dalam menurunkan kerja napas meningkatkan


Beri oksigen tambahan melalui kanul atau masker sesuai oenghilangan distres respirasi dan sianosis sehubungan dengan
dengan indikasi hipoksemia.
Awasi atau gambarkan seri GDA dan nadi oksimetri. Observasi Mengkaji status pertukaran gas dan ventilasi perlu untuk
kapasitas vital atau pengukuran volume tidal kelanjutan atau gangguan dalam terapi
Intervensi Rasional

Beritahu pasien tujuan atau fungsi unit drainage dada, cacat Informasi tentang bagaimana sistembekerja memberikan
gambaran keamanan. keyakinan dan menurunkan ansietas pasien

Pasang cateter thorax ke dinding dada, berikan panjang selang Mencegah terlepasnya cateter dada atau selang terlipat dan
ekstra sebelum memindahkan atau mengubah posisi pasien : menurunkan nyeri sehubungan dengan pergerakan atau
Amankan sisi sambungan selang, beri bantalan dengan kasa atau penarikan selang.
plester. Mencegah terlepasnya selang, melindungi kulit dari iritasi

Awasi sisi lubang pemasangan selang, catat kondisi kulit, Memberikan pengenalan diri dan mengobati adanya infeksi
adanya/karakteristik drainase dari sekitar kateter. Ganti atau virus
pasang ulang penutup kasa steril sesuai kebutuhan

Anjurkan pasien untuk menghindari berbaring atau menarik Menurunkan resiko obstruksi drainage atau terlepasnya selang
selang.

Observasi tanda distres pernapasan bila kateter thorax terlepas Pneumothorak dapat terualng atau memburuk karena
atau tercabut mempengaruhi fungsi pernapasan dan memperlukan intervensi
darurat

Amankan unti drainase pada unit tempat tidur pasien atau pada Mempertahankan posisi duduk tinggi danmenurunkan resiko
temoat tertentu pada area dengan lalu lintas rendah. kecelakaan jatuh atau unit pecah.
Intervensi Rasional

Catat frekuensi dan kedalaman pernapasan, penggunana otot Takinea dan dispnea mentyertai obstruksi paru, kegagalan
bantu dan napas bibir oernapasan ,ebih berat menyertai kehilnagn paru unit fungsional
dari sedang sampai berat

Auskultasi paru untuk penurunan atau tak adanya bunyi napas Area yang tak terventilasi dapat diidentifikasi dengan tak adanya
dan adanya bunyi tambahan misalnya:crekles bunyi napas. Crekles terjadi pada jaringan terisi cairan atau jalan
napas atau dapat menunjukan dekompensasi jantung

Lakukan tindakan unutk memperbaiki atau mempertahankan Jalan napas lengket atau kolaps menunjukan menurunnya
jalan napas misalnya batuk dan penghisapan jumlah alveoli yang berfungsi, secara negative mempengaruhi
pertukaran gas.

Tinggikan kepala tempat tidur sesuai kebutuhan atau toleransi Meningkatkan ekspansi dada maksimal, membuat mudah
pasien bernafas yang meningkatkan kenyamanan fisiologis dan
psikologis.

Awasi tanda vital Takikardi, takipnea dan perubahan pada tekanan darah tejadi
dengan beratnya hipoksemia dan asidosis.

Kolaborasi
Beri oksigen dengan metode yang tepat Memaksimalkan sediaan oksigen untuk pertukaran gas. Oksigen
biasanya diberikan dengan kanul nasal pada obstruksi paru
sebagian.
Catatan: bila obstruksi lebih besar atau hipoksemia tidak
berespon terhadap tambahan oksigen, mungkin perlu
memindahkan pasien ke perawatan kritis
Intervensi Rasional

Auskultasi dada untuk karakter bunyi napas dan adanya Pernapasan bising, ronchi dan mengi menunujukan
sekret tertahannya skret dan atau obstruksi jalan napas.

Observasi jumlah dankarakter sputum atau aspirasi sekret, Peningkatan jumlah sekret tak bewarna atau bercak darah
selidiki perubahan sesuai indikasi atau berair awalnya normal dan harus menurun sesuai
kemajuan penyembuhan. Adanya sputum yang tbal atau
kental, berdarah atau purulent diduga terjadi maslah
sekunder misalnya : dehidrasi, oedema paru, perdarahan
luka, atau infeksi yang memerlukan perbaikan atau
pengobatan

Lakukan penghisapan bila batuk lemah atau ronchi tidak Penghisapan rutin meningkatkan resiko hipoksemia dan
bersih dengan upaya batuk. Hindari penghisapan kerusakan mukosa. Penghisapan trakea dalam secara
endotarakeal atau nasotrakeal yang dalam pada pasien umum kontraindikasi pada pasien pneumonektomi untuk
pneumonektomi bila mungkin meurunkan resiko rupture jahitan bronkial. Bila
oenghisapan tidak dihindari harus dilakukan dengan hati-
hati hanya untuk batuk efektif

Anjurka memaksimalkan cairan poeroral sedikitnya 2500 Hidrasi adekuat untuk mempertahankan sekret hilang atau
ml/hari dalam toleransi jantung pengingkatan pengeluaran.

Kolaborasi Memperbaiki ekspansi paru atau ventilasi dan


Beri atau bantu dengan IPPB (Intermittent positive memudahkan pembuangan sekret.
pressure breathing) spirometri insentive meniup botol
postural drainase atau perkusi sesuai indikasi
Intervensi Rasional

Observasi karakteristik nyeri, misalnya : terus menerus, Membantu dalam evaluasi gejala nyeri
sakit menusuk, terbakar. Buat rentang intensive pada skala
0-10

Berikan tindakan kenyamanan, misal: gunakan teknik Meningkatkan relaksasi dan pengalihan perhatian,
relaksasi menghilangkan nyeri dan meningkatkan efek terapetik
analgesil. Jadwalkan periode istirahat dan berikan
lingkungan tenang. Penurunan kelemahan an menghemat
energi meningkatkan kemampuan koping.

Kolaborasi Mempertahankan kadar obat lebih konstan, menghindari


Pemberian analgesik rutin sesuai indikasi, khususnya 45-60 puncak periode nyeri. alat dalam penyembuhan otot dan
menit sebelum tindakn napas dalam dan latihan batuk memperbaiki fungsi pernapasan dan kenyamanan atau
koping emosi
EVALUASI
 Ketidak efektifan pola pernapasan berhubungan
teratasi
 Resiko tinggi terhadap penghentian napas
teratasi
 Kerusakan pertukaran gas berhubungan teratasi

 Ketidakefektifan bersihan jalan napas


berhubungan teratasi
 Nyeri akut teratasi

Anda mungkin juga menyukai