Anda di halaman 1dari 13

STUDI KASUS

KRISIS AIR BERSIH DI


KOTA-KOTA BESAR DI
INDONESIA

Oleh Kelompok :

Ardi Setiawan
Rechika Ardhia Permatasari
Ria Risqiana Agustina
Elis Nurhasanah
Tata Cahyasari Kardiana
LATAR BELAKANG
Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting untuk kelangsungan
hidup semua makhluk hidup termasuk manusia
Pelayanan air bersih di perkotaan di Indonesia sampai tahun 2000 baru
mencapai 39% atau 33 juta penduduk, dan di pedesaan baru menjangkau 8%
atau 9 juta penduduk, sehingga keseluruhan baru mencapai 47% atau 42 juta
penduduk Indonesia.

Untuk di daerah perkotaan, pada umumnya sumber air bakunya dari PDAM dan
dari sungai, yang makin hari tercemar oleh ulah masyarakat sendiri dengan
membuang sampah sembarangan dan juga dari banyak barang bekas rumah
tangga, pabrik dan lainnya.

Selain itu juga dihadapkan kepada perubahan lingkungan yang dilakukan oleh
manusia, di antaranya rawa, kolam, danau dan sungai yang diurug, serta
penggunaan daerah resapan air untuk bangunan dan juga banyak kawasan
tadah hujan berupa hutan terganggu kelestariannya karena dialihfungsikan
menjadi bangunan-bangunan untuk tempat tinggal manusia.

Dengan keadaan yang seperti ini, masyarakat dihadapkan kepada masalah kebutuhan
air bersih yang terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk yang
berpengaruh kepada semakin besarnya kebutuhan akan air bersih sehingga perlu
adanya upaya menyeluruh untuk menyelesaikan masalah ini
RUMUSAN MASALAH

 Apa saja permasalahan dan dampak yang


ditimbulkan akibat krisis air bersih di daerah Gunung
Pati Semarang?
 Bagaimana cara pencegahan atau penanggulangan
krisis air bersih di daerah Gunung Pati Semarang?
PEMBAHASAN
1. PENYEBAB TERJADINYA KRISIS AIR BERSIH DI KOTA-KOTA BESAR
DI INDONESIA

1. Perilaku Masyarakat masih menganggap air sebagai benda sosial.


Manusia sumber air baku (sungai), difungsikan berbagai macam
kegiatan sehari-hari, termasuk digunakan untuk mandi, cuci
dan pembuangan kotoran/sampah. Sebagian masyarakat
masih menganggap bahwa air hanya urusan pemerintah
atau PDAM saja, sehingga tidak tergerak untuk mengatasi
masalah air minum secara bersama.

2. Populasi pesatnya pertumbuhan penduduk di Indonesia memberikan


yang terus konsekuensi logis terhadap upaya-upaya pemenuhan kebutuhan
bertambah hidupnya. Disatu sisi kebutuhan akan sumberdaya air semakin
dan sebaran meningkat pesat dan disisi lain kerusakan dan pencemaran
sumberdaya air semakin meningkat pula sebagai implikasi
penduduk
industrialisasi dan pertumbuhan populasi yang tidak disertai dengan
yang tidak penyebaran yang merata sehingga menyebabkan masih tingginya
merata. jumlah orang yang belum terlayani fasilitas air bersih dan sanitasi
dasar.
a. Penggundulan Hutan
3. Kerusakan penggundulan hutan merupakan penyebab utama kekeringan
Lingkungan dan kelangkaan air bersih. Kawasan hutan yang selama ini
menjadi daerah resapan air (catchment area) telah rusak
karena penebangan liar. Contoh nya hutan di dekat smp 24
yang sakarang dibangun menjadi perumahan

b. Global Warming
Pemanasan global telah memicu peningkatan suhu bumi yang
mengakibatkan melelehnya es di gunung dan kutub,
berkurangnya ketersediaan air, naiknya permukaan air laut
dan dampak buruk lainnya.

c. Pencemaran Air
Sungai-sungai di Pulau Jawa umumnya berada pada kondisi
memprihatinkan akibat pencemaran limbah industri dan
limbah domestik. Padahal sebagian besar sungai itu
merupakan sumber air bagi masyarakat, untuk keperluan
mandi, cuci, serta sumber baku air minum olahan (PAM).
4. Manajemen Pengelolaan Air yang Kurang Baik

Kurangnya koordinasi antara institusi terkait


kurangnya koordinasi antara institusi yang terlibat menyebabkan
kegagalan program pembangunan Indonesia di sektor air.

Anggaran yang tidak mencukupi


Menurut Depkes, selama 30 tahun terakhir, anggaran yang dialokasikan
untuk perbaikan sanitasi (termasuk penyediaan air bersih) hanya
sekitar 820 juta dolar AS atau setara Rp 200 per orang per tahun.
Padahal kebutuhannya mencapai Rp 470 per rupiah per tahun.

Buruknya Kinerja PAM/PDAM


Pada umumnya PDAM secara rata rata nasional mempunyai kinerja
yang belum memenuhi harapan. Seperti tingkat pelayanan yang rendah
(32%), kehilangan air tinggi (41%), konsumsi air yang rendah (14
m3/bulan/RT).
2. DAMPAK YANG DITIMBULKAN AKIBAT KRISIS
AIR BERSIH DI KOTA-KOTA BESAR DI INDONESIA

Kesehatan Ekonomi
Penyakit yang paling privatisasi akan membuat akses
sering menyerang masyarakat terhadap air menjadi
saat krisis air bersih terbatas dan mahal. Karena seluruh
melanda adalah diare, biaya pengelolaan dan perawatan
Cholera, hepatitis, jaringan air dan sumber air lainnya
Disentri, Malaria, bergantung semata pada pemakai
Penyakit cacing. Ini dalam bentuk tarif. Sebenarnya
bisa dikatakan dengan komersialisasi air, mereka
sebagai penyakit
endemis di Indonesia,
yang memiliki uang paling banyaklah
artinya terjadi terus- yang akan mendapat air paling
menerus di semua banyak. Masyarakat miskin yang tidak
daerah, baik di punya uang justru makin sulit
perkotaan maupun di mendapat air sehingga banyak orang
pedesaan. yang tidak mampu mendapat air sehat
untuk minum.
3. PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KRISIS AIR
BERSIH DI KOTA-KOTA BESAR DI INDONESIA
Berdasarkan UU RI No.7 Th. 2004 Pasal 21 tentang
konservasi sumber daya air

 Pemeliharaan kelangsungan fungsi resapan air dan daerah


tangkapan air Pengendalian pemanfaat sumber air
 Pengisian air pada sumber pengaturan prasarana dan sarana sanitasi
 Perlindungan sumber air dalam hubungannya dengan kegiatan
pembangunan dan pemanfaatan lahan pada sumber air
 Pengendalian pengolahan tanah di daerah hulu
 Pengaturan daerah sempadan sumber air
 Rehabilitasi hutan dan lahan, dan atau Pelestarian hutan lindung,
kawasan suaka alam, kawasan pelestarian alam.
HAL-HAL YANG BISA KITA LAKUKAN
 Membuat hutan kota dan taman-taman kota
 Menata ulang tata kota agar berbasis ekologis
 Membuat “rumah” untuk cacing tanah. dilakukan untuk menanggulangi
kelangkaan air pada musim kemarau.
 Melakukan upaya konservasi air dengan cara menampung atau
menyimpan air pada saat berlebih untuk digunakan pada saat
dibutuhkan (kemarau) terutama untuk pemenuhan kebutuhan domestik.
 Pembangunan waduk
 Menjaga kelestarian sawah sebagai preservasi air
 Memulai program penghijauan pada lahan kosong
 Penggunaan teknologi Biogas guna mengurangi risiko polusi sungai dan
sumber air oleh kegiatan peternakan
 Mendaur ulang air limbah atau disebut juga Aqua Industrial
Water Treatment.
 Menegakkan kegiatan tanam 1000 pohon.
PENUTUP
 Kesimpulan

• Air adalah SDA yang penting untuk kelangsungan hidup makhluk hidup
1

• Penyebab terjadinya krisis air bersih di kota-kota besar di Indonesia antara lain
karena: Perilaku manusia, populasi yang terus bertambah, kerusakan lingkungan,
2 dan manejemen pengelolahan air yang kurang baik.

• Dampak yang ditimbulkan akibat krisis air bersih di kota-kota besar di Indonesia
adalah dampak di bidang kesehatan dan dampak di bidang ekonomi.
3

• Pencegahan dan penanggulangan krisis air bersih di kota-kota besar di Indonesia


antara lain dengan mengadakan kegiatan usaha konservasi air yang bertujuan
4 untuk keseimbangan alam, penghematan energy serta konservasi habitat.
 Saran

Untuk melestarikan Sumber Daya Air


harus dengan adanya tindakan konservasi
air seperti memelihara daerah resapan air
dengan Pengendalian pengolahan tanah
di daerah hulu serta rehabilitasi hutan,
membuat hutan dan taman kota serta
menata ulang kota seperti mengadakan
penghijauan.

Perlu adanya upaya seperti menata ulang


sistem irigasi yang bisa dilakukan supaya
potensi mata air tetap terjaga dan
terpelihara dengan baik sehingga dapat
dimanfaatkan oleh penduduk dengan
sebaik-baiknya.
TERIMAKASIH ATAS PERHATIANNYA

Anda mungkin juga menyukai