Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Metode Regula-Falsi
Atau Metode Posisi Palsu

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas


mata kuliah Metode Numerik
Dosen Pengampu : Dr. Mulyono, M.Si
Rombel : 1

Dimodifikasi dan dipresentasikan oleh:

1. Dea Rizki Noor Z. (4101415070)


2. Rokhaniyah (4101415071)
3. Naila Rifda Kamila (4101415101)
4. Puji Lestari (4101415105)
5. Hani Sulistiani (4101415118)

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2018
BAB I
PENDAHULUAN

Dalam bidang sains dan rekayasa, para ahli ilmu alam dan rekayasawan sering
berhadapan dengan persoalan mencari solusi persamaan lazim disebut akar persamaan
(root of equation) atau nilai-nilai nol yang berbentuk f(x) = 0. Beberapa persamaan
sederhana mudah ditemukan akarnya. misalnya 2x - 3 = 0. Pemecahannya adalah dengan
menambahkan 3 pada kedua ruas sehingga menjadi 2x = 3, dengan demikian solusi

3
akarnya adalah x= , begitu juga persamaan kuadratik seperti x 2 - 4x - 5 = 0, akar-
2
akarnya mudah ditentukan dengan cara pemfaktoran menjadi (x - 5) (x + 1) = 0, sehingga
diperoleh x = 5 dan x = -1
Bentuk persamaan yang rumit atau kompleks yang tidak dapat dipecahkan secara
analitik (seperti persamaan kuadratik pada paragraph awal). Bila metode analitik tidak
dapat menyelesaikan persamaan, maka kita masih bisa mencari solusinya engan
menggunakan metode numeric Dalam metode numerik, persamaan akar f(x) = 0
dilakuukan secara lelaran (iteratif). Sampai saat ini sudah banyak ditemukan metode
pencarian akar. Secara umum semua metode pencarian akar tersebut dapat dikelompokkan
menjadi dua golongan.

Metode Tertutup atau Metode Pengurung (Bracketing Method)


Metode yang termasuk ke dalam golongan ini mencari akar di dalam selang [a, b].
Selang [a, b] sudah dipastikan berisi minimal satu buah akar. Karena itu, metode jenis ini
selalu berhasil menemukan akar. Dengan kata lain, lelarannya selalu konvergen (menuju)
ke akar. Kadang-kadang metode tertutup dinamakan juga metode konvergen.

Metode Terbuka
Metode terbuka tidak memerlukan selang [a, b] yang mengandung akar. Dalam
metode terbuka yang diperlukan adalah tebakan awal akar, lalu dengan menggunakan
prosedur lelaran kira menghitung hampiran akar yang baru. Pada tiap kali iterasi, hampiran
akar yang lama dipakai untuk menghitung hampiran akar yang baru. Mungkin saja
hampiran akar yang baru mendekati akar sejati (konvergen), atau mungkin juga
menjauhinya (divergen). Karena itu, metode terbuka tidak selalu berhasil menemukan akar.

BAB II
PEMBAHASAN
A. METODE POSISI PALSU
Dalam metode bagidua nilai fungsi belum digunakan untuk menghitung hampiran
akar. Perbandingan antara nilai f(a) dan f(b) yang nilainya lebih dekat ke nol akan
menentukan posisi akar apakah lebih dekat ke ujung kiri a atau ke ujung kanan b.
Metode posisi palsu memanfaatkan wawasan grafis ini dengan cara menetapkan
hampiran akar sebagai perpotongan antara garis yang melalui titik-titik (a,f(a)) dan
(b,f(b)) dengan sumbu X. Andaikan titik potong tersebut adalah c, maka akar akan
terletak pada selang (a,c) atau (c,b). Selanjutnya penentuan selang mana yang
mengandung akar menggunakan cara yang sama seperti pada metode bagidua. Secara
geometri metode ini diilustrasikan pada Gambar 2.1 dan Gambar 2.2 di bawah.

y = f(x)

f(b)=B
a f(c)=C
c X
f(a)=A b

Gambar 1.1 Metode posisi palsu


Y

f(a) = A
f(c) = C
b X
a c

f(b) = B

Gambar 1.2 Metode posisi palsu

Perhatikan pada Gambar 2.1 segitiga BbC dan segitiga AaC.


Dari hubungan segitiga sebangun maka diperoleh hubungan:
f (a) f (b)
=
c−a c−b
Titik potong dengan sumbu X adalah
( c−b ) f ( a ) =( c−d ) f ( b )
⇔ c f ( a )−b f ( a )=c f ( b )−a f ( b )
⇔ c f ( a )−c f ( b )=b f ( a )−a f ( b )
⇔ c [ f ( a )−f ( b ) ] =b f ( a )−a f ( b )
b f ( a )−a f ( b )
⇔c=
f ( a )−f ( b )
b f (a ) a f ( b)
⇔c= −
f ( a )−f ( b ) f ( a )−f ( b )
b f ( a) a f (b )
⇔c =b+ −b−
f ( a )−f ( b ) f ( a )−f ( b )
f ( b ) (a−b)
⇔ c =b−
f ( a )−f ( b )
b−a
⇔ c =b−f ( b )
f ( b ) −f (a)
Untuk menghentikan iterasi, dilihat dari ketentuannya yang mengatakan bahwa
apabila lebar selang yang ditinjau sudah cukup kecil, tidak dapat digunakan lagi. Iterasi
akan dihentikan bilamana dua hampiran akar yang beruntun sudah hampir sama
nilainya.

B. ALGORITMA
Algoritma program untuk metode posisi palsu adalah sebagai berikut:
1. Tentukan a, b, toleransi atau epsilon ( ( ε ) , dan jumlah iterasi maksimum
2. Periksa apakah f ( a ) × f ( b )> 0 ; jika ya, keluar dari program karena pada
selang yang diberikan tidak terdapat akar persamaan.
3. Hitung nilai c dengan rumus berikut:
b−a
c=b−f ( b )
f ( b )−f ( a )
4. Jika |f (c )|< toleransi , tuliskan c sebagai hasil perhitungan dan akhiri
program; jika tidak, lanjutkan ke langkah berikutnya.
5. Jika jumlah iterasi > iterasi maksimum, akhiri program.
6. Jika f (a)× f (c)<0 , maka b=c ; jika tidak, a=c .
7. Kembali ke langkah 3.
C. FLOWCHART

Mulai

Definisikan fungsi

Baca a,b, tol,


iter_max

Iter = 0
Fa = f(a)
Fb = f(b)

ya
Fa*Fb>0

tidak
Iter = Iter + 1

Fc = f(c)

ABS f(c) <tol ya


Iter>Iter_max

tidak

ya tidak
Fa*Fc<0

b=c a=c
Fb = Fc Fa = Fc

Tulis hasil
c, F(c)

SELESAI
D. Contoh Soal
Contoh 1.
Terapkan metode posisi palsu untuk menentukan hampiran salah satu akar dari persamaan
f ( x )=0 untuk f ( x )=e x −4 x !
a. Penyelesaian Menggunakan Perhitungan Manual dengan Microsoft Excel
Diketahui : f ( x)=e x – 4 x
Akan ditentukan hampiran salah satu akar dari persamaan tersebut.
Algoritma 1:
Tentukan a, b, toleransi atau epsilon , dan jumlah iterasi maksimum.
Misalkan kita ambil a=0 , b=1 , toleransi=ε=10−5 , dan
iterasi maksimum=30 .
Algoritma 2:
Periksa apakah f ( a ) × f ( b )< 0 ; jika ya, lanjutkan ke langkah berikutnya. Jika tidak,
keluar dari program karena pada selang yang diberikan tidak terdapat akar persamaan.
Misalkan
a=0, f ( a ) =e 0−4.1=1
b=1, f (b)=e1 – 4.1=−1,28172
f ( a ) × f ( b )=−1,28172<0
Algoritma 3:
Hitung nilai c dengan rumus berikut:
b−a
c=b−f ( b )
f ( b )−f ( a )
1−0
⟺ c=1 — (−1,28172)
−1,28172−1
⟺ c=0,438266
Algoritma 4:
Jika |f ( c )|< toleransi , tuliskan c sebagai hasil perhitungan dan akhiri program; jika

|f ( c )|> toleransi , lanjutkan ke langkah berikutnya.


f ( c )=e0,438266 −(4 × 0,438266)
¿ 1,550016955−1,753064
¿−0,2030474
|f ( c )|=0,2030474> 10−5
Algoritma 5:
Jika jumlah iterasi ¿ iterasi maksimum, akhiri program.
Iterasi : 1<30 , lanjutkan perhitungan.
Algoritma 6:
Jika f (a)× f ( c)<0 , maka b=c ; jika tidak, a=c .
Jelas f ( a ) × f ( c )=1 × (−0,2030474 )=−0,2030474<0
Karena f (a)× f ( c)<0 maka b=c
Karena b=c maka untuk menentukan hampiran salah satu akar dari persamaan
f ( x )=e x −4 x dilanjutkan dengan mengulangi langkah ke-tiga dengan perhitungan
menggunakan Microsoft Excel diperoleh:
No a b c f(a) f(b) f(c) ABS f(c) cek
0,43826 0,20304 Lanjutka
1 0 1 1 -1,281718 -0,2030474
6 7 n
0,43826 0,36429 0,01768 Lanjutka
2 0 1 -0,20304742 -0,0176856
6 7 6 n
0,36429 0,35796 0,00144 Lanjutka
3 0 1 -0,01768562 -0,0014467
7 6 7 n
0,35796 0,35744 Lanjutka
4 0 1 -0,0014467 -0,0001177 0,000118
6 9 n
0,35744 0,35740
5 0 1 -0,00011772 -9,575E-06 9,58E-06 STOP
9 7

Iterasi berhenti pada Iterasi ke-5


Diperoleh |f ( c )|< ¿ toleransi ¿ 10−5 .
Jadi Perhitungan selesai.
Dengan demikian hampiran akar dari persamaan f ( x )=e x −4 x ,
hasil akhir adalah c=0,357407 dengan f (c)=−9,575× 10−6 .

Iterasi Berhenti pada iterasi ke-5 dan diperoleh hasil akhir c = 0,3574067. Jadi dengan
menggunakan perhitungan manual dengan Microsoft Excel memberikan hasil yang sama.
Contoh 2.
Jika grafik fungsi berbentuk konveks di sekitar akar, maka selama proses iterasi salah satu
ujung akan tetap nilainya, yang bergeser hanya ujung yang satunya. Metode posisi palsu
dikenal juga dengan nama metode regulasi falsi. Dibandingkan dengan metode bagidua,
umumnya metode palsu akan lebih cepat konvergen. Karena selalu konvergen maka
metode posisi palsu juga termasuk pada kelompok metode-metode terbuka.
Secara umum, metode regula-falsi atau metode posisi palsu lebih cepat konvergensinya
dibandingkan dengan metode bagi dua. Namun, pada beberapa kasus kecepatan
konvergensinya justru lebih lambat. Misalkan untuk menghitung akar f ( x)=e x −5 x2
a. Penyelesaian Menggunakan Perhitungan Manual dengan Microsoft Excel
Seperti dalam mengerjakan contoh soal 1, dengan selang [0,1] dan ε =0,00001 ,
maka dengan menggunakan Microsoft Excel tabel lelarannya yang dihasilkan sebagai
berikut:
No a b c f(a) f(b) f(c) ABS f(c) Cek
1 0 1 0,30471 1 -2,28172 0,89197 0,89197646 Lanjutka
8 6 8 n
2 0,30471 1 0,50012 0,89197 -2,28172 0,39828 0,39828747 Lanjutka
8 9 6 7 6 n
3 0,50012 1 0,57441 0,39828 -2,28172 0,12631 0,12631873 Lanjutka
9 7 7 9 7 n
4 0,57441 1 0,59674 0,12631 -2,28172 0,03568 0,03568590 Lanjutka
7 2 9 6 7 n
5 0,59674 1 0,60295 0,03568 -2,28172 0,00975 0,00974987 Lanjutka
2 2 6 5 n
6 0,60295 1 0,60464 0,00975 -2,28172 0,00263 0,00263940 Lanjutka
2 1 9 1 n
7 0,60464 1 0,60509 0,00263 -2,28172 0,00071 0,00071273 Lanjutka
1 8 9 3 4 n
8 0,60509 1 0,60522 0,00071 -2,28172 0,00019 0,00019233 Lanjutka
8 2 3 2 5 n
9 0,60522 1 0,60525 0,00019 -2,28172 5,19E-05 5,18929E-05 Lanjutka
2 5 2 n
10 0,60525 1 0,60526 5,19E-05 -2,28172 1,4E-05 1,40003E-05 Lanjutka
5 4 n
11 0,60526 1 0,60526 1,4E-05 -2,28172 3,78E-06 3,77712E-06 STOP
4 6

Iterasi berhenti pada iterasi ke-11 dan diperoleh |f (c )|< toleransi=10−5 .


Jadi Perhitungan selesai.
Dengan demikian hampiran akar dari persamaan akar f (x)=e x −5 x2 ,
hasil akhir adalah c=0,605266 dengan f (c)=3,78× 10−6 .
DAFTAR PUSTAKA

Munir, Rinaldi.2003. Metode Numerik. Bandung:ITB Bandung


Rochmad.2011.Mata kuliah Metode Numerik. Semarang: Jurusan Matematika FMIPA
UNNES
Susila, Inyoman.1992. Dasar-dasar Metode Numerik. Bandung: Depdikbud

Anda mungkin juga menyukai