Anda di halaman 1dari 18

PERILAKU

KEKERASAN
PADA ANAK DAN
REMAJA
KEKERASAN PADA ANAK

Kekerasan pada anak adalah suatu trauma, perlakuan,


pembatasan dalam mengemukakan berbagai alasan, menakut-
nakuti, intimidasi, hukuman yang berakibat melukai fisik
dan/atau mental, serta perampasan hak individu termasuk
dalam penerimaan pelayanan baik dilakukan secara terpaksa
untuk mempertahankan fisik, mental, maupun psikososial. Selain
itu, didefinisikan sebagai suatu keadaan melecehkan,
menelantarkan, atau tindakan yang menempatkan seseorang
dalam kondisi kacau dalam hal kesehatan, pribadi, hak
memutuskan, dan pendapatnya
AGRESIVITAS
Agresivitas adalah suatu perilaku fisik atau
lisan yang bertentangan dengan
persahabatan dan hubungan sosial dimana
hak serta kehendak orang lain diabaikan
atau dibatasi, sehingga suatu motif untuk
melakukan respon terhadap perlakuan
kasar, penghinaan dan frustasi dengan
maksud dan tujuan untuk menyakiti atau
merugikan orang lain, pada remaja
agresivitas sering muncul karena pada diri
remaja itu sendiri terjadi perubahan fisik dan
hormonal.
BENTUK-BENTUK AGRESIVITAS REMAJA
Buss (dalam Dayakisni,
2003)
Perilaku agresif fisik aktif yang dilakukan secara langsung, misalnya menusuk, menembak, memukul orang lain.

Perilaku agresif fisik pasif yang dilakukan secara langsung, misalnya tidak memberi jalan kepada orang lain.

Perilaku agresif fisik aktif yang dilakukan secara tidak langsung, misalnya membuat jebakan untuk orang lain.

Perilaku agresif verbal pasif yang dilakukan secara langsung, misalnya tidak setuju dengan pendapat orang lain, tetapi
tidak mau mengatakan (memboikot)
Perilaku agresif fisik pasif yang dilakukan secara tidak langsung, misalnya menolak untuk mengerjakan sesuatu,
menolak untuk mengerjakan perintah orang lain.

Perilaku agresif verbal aktif yang dilakukan secara langsung, misalnya memaki-maki orang.

Perilaku agresif verbal aktif yang dilakukan secara tidak langsung, misalnya menyebar gosip tentang orang lain.

Perilaku agresif verbal pasif yang dilakukan secara tidak langsung, misalnya menolak untuk berbicara dengan orang lain
Buss dan Perry (2004)

Agresi Fisik Agresi Marah


Merupakan komponen perilaku motorik, seperti Merupakan emosi atau afektif, seperti
melukai dan menyakiti orang secara fisik. munculnya kesiapan psikologis untuk bertindak
Contohnya, terjadinya perkelahian antar pelajar agresif. Contohnya, seseorang akan kesal kalau
yang mengakibatkan beberapa orang terluka dituduh melakukan kejahatan yang tidak pernah
parah. dilakukannya

Sikap Permusuhan
Agresi Verbal Meliputi komponen kognitif, seperti benci dan
Merupakan komponen motorik, seperti melukai curiga pada orang lain, iri hati dan merasa
dan menyakiti orang lain dengan menggunakan tidak adil dalam kehidupan. Contohnya,
verbal/perkataan. Contohnya, beberapa siswa seseorang sering merasa curiga terhadap orang
yang saling mengejek satu sama lainnya dengan lain, yang dikiranya menaruh dendam pada
ejekan yang menyakitkan. dirinya, padahal orang lain tersebut tidak
dendam terhadapnya.
Depresi adalah gangguan alam perasaan hati (mood) yang ditandai dengan kemurungan dan kesedihan
yang mendalam dan berkelanjutan sampai hilangnya gairah hidup, namun tidak terdapat gangguan
menilai realitas, dan kepribadian tetap utuh (tidak ada splitting of personality).
ETIOLOGI
Dibagi menjadi dua, yakni faktor neurotransmitter dan neuroendokrin. Neurotransmitter yang
berperan terhadap terjadinya depresi adalah norepinefrin, serotonin, dan dopamin.
B IO L O G I S Hipotalamus adalah pusat regulasi neuroendokrin yang menerima rangsangan neuronal
menggunakan neurotransmitter biogenik amine

Saudara kembar dari penderita depresi kemungkinan berpotensi 40-50% menderita


KETURUNAN
depresi

Dari segi stressor psikososial, anak yang ditinggalkan orang tuanya berpotensi menderita
PSIKOSOSIAL depresi pada masa yang akan datang

Hubungan sosial yang buruk, beban pikiran, kesendirian atau kesepian, kehilangan
SOSIOKULTURAL sesuatu yang berharga, dan mengalami peristiwa yang buruk
FAKTOR YANG DIASUMSIKAN BERPENGARUH
TERHADAP DEPRESI PADA REMAJA
Faktor demografi atau karakteristik umum (meliputi umur, jenis kelamin, kesan sosial
ekonomi, ras, daerah asal, tipe akomodasi, ketaatan beragama, dan dengan siapa dia
tinggal)

Faktor internal (meliputi kepribadian, strategi coping, dan tanggung jawab personal)

Faktor eksternal (meliputi stressor kehidupan, baik yang akut maupun kronis)

Faktor yang paling sering mempengaruhi depresi pada remaja berasal dari
lingkungan, misalnya perpisahan dengan orang terdekat, kehilangan yang tiba-
tiba, penolakan, berkurangnya perhatian lingkungan, dan depresi pada orang tua.
GEJALA
- Kebanyakan remaja menunjukkan sikap mudah tersinggung yang menjadi tanda khas.
- Remaja yang depresi cenderung tampak kalut, negatif, argumentatif, dan suka bertengkar
- Remaja yang depresi juga merasa tidak diperhatikan siapapun, bersedih tentang hal yang tidak jelas,
berpenampilan murung dan seolah tanpa harapan, percaya bahwa segalanya tidak adil,
- Serta merasa selalu mengecewakan orang tua dan guru
- Rasa tertarik terhadap hal yang biasanya dianggap menyenangkan juga menurun.
- Cenderung kehilangan minat dalam berteman
- Jika mereka tergolong aktif secara seksual, akan terjadi perubahan perilaku seksual, seperti masturbasi,
petting, dan hubungan seksual.
- Pada remaja usia menjelang dewasa, depresi dimanifestasikan dalam bentuk penyalahgunaan zat,
petualangan seks, identifikasi negatif pada tokoh kriminal, dan usaha bunuh diri pada kasus berat.
DIAGNOSIS DAN SKRINING
Depresi dapat didiagnosis dengan beberapa instrument, seperti Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders Edisi keempat/DSM-
IV dan Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia Edisi ke III/ PPDGJ III.
Di Indonesia, diagnosis dan derajat depresi cenderung berdasarkan kriteria PPDGJ III yakni:
1) Gejala Utama:
a) Afek depresif.
b) Kehilangan minat dan kegembiraan.
c) Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah dan hipoaktivitas.

2) Gejala Lainnya:
a) Konsentrasi dan perhatian berkurang.
b) Harga diri dan kepercayaan diri berkurang.
c) Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna.
d) Padangan masa depan yang suram dan pesimis.
e) Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri.
f) Tidur terganggu.
g) Nafsu makan terganggu.
Untuk episode depresif dari ketiga tingkat keparahan depresi diperlukan masa sekurang-kurangnya dua minggu
untuk penegakan diagnosis, namun periode lebih pendek dapat dibenarkan jika gejala luar biasa berat dan
berlangsung cepat.
Kategori berikut hanya digunakan untuk episode depresif tunggal:
1) Episode Depresif Ringan:
a) Sedikitnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi.
b) Ditambah sekurang-kurangnya 2 dari gejala lainnya.
c) Tidak boleh ada gejala yang berat diantaranya.
d) Lamanya episode berlangsung sedikitnya 2 minggu.
e) Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang dilakukannya.

2) Episode Depresif Sedang:


a) Sedikitnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi.
b) Ditambah sedikitnya 3-4 dari gejala lainnya.
c) Lamanya episode berlangsung sedikitnya 2 minggu.
d) Kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan dan urusan rumah tangga.
3) Episode Depresif Berat:
a) Semua 3 gejala utama depresi harus ada.
b) Ditambah sedikitnya 4 dari gejala lainnya dan beberapa diantaranya harus berintensitas berat.
c) Bila ada gejala (misalnya agitasi atau retardasi psikomotorik) yang mencolok, pasien
mungkin tidak mampu melaporkan banyak gejalanya secara rinci. Episode depresif berat masih
bisa dibenarkan.
d) Lama sedikitnya 2 minggu. Jika gejala amat berat dan beronset sangat cepat, masih
dibenarkan menegakkan diagnosis kurang dari 2 minggu.
e) Sangat tidak mungkin mampu meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan dan urusan rumah
tangga, kecuali pada taraf yang sangat terbatas.

Instrumen skrining depresi beraneka macam, namun pada remaja yang lazim digunakan adalah Reynolds
Adolescent Depression Scale, CES Depression Scale (CES-D), dan Beck Depression Inventory (BDI).
KOMPETENSI EGO

Kompetensi ego yang perlu dimiliki oleh semua anak untuk menjadi seorang dewasa yang
kompeten menurut Strayhorn adalah :
1. Menjalin hubungan dekat dengan rasa penuh percaya
2. Mengatasi perpisahan dan membuat keputusan yang mandiri
3. Membuat keputusan dan mengatasi konflik interpersonal secara bersama;
4. Mengatasi frustasi dan kejadian yang tidak menyenangkan.
5. Menyatakan perasaan senang dan merasakan kesenangan
6. Mengatasi penundaan kepuasaan
7. Bersantai dan bermain
8. Proses kognitif melalui kata-kata, symbol dan citra
9. Membina perasaan adaptif terhadap arah dan tujuan.
Secara lebih terinci keterampilan kompetensi ego yang berkembang sejak awal kehidupa, yaitu pada
masa kanak-kanak dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Menjalin hubungan dekat yang penuh rasa percaya dengan orang lain. Untuk mengetahui
keterampilan anak, kita perlu menanyakan pertanyaan sebagai berikut;
• Apakah anak senang berteman atau bergaul?
• Apakah anak sering menganggu teman?
• Apakah anak tidak tahu apa yang harus dikatakan ketika berkenalan dengan seseorang?
Mengatasi perpisahan dan pengambilan keputusan yang mandiri mampu mengidentifikasi untuk
meng ekspresikan perasaan dan membuat keputusan yang mandiri merupakan hal penting agar dapat
menjadi individu yang kompeten. Kita dapat menggunakan pertanyaan berikut ini untuk
mengevaluasi keterampilan anak.
1. Apakah anak tampak murung atau cemas ketika tidak bersama ibunya?
2. Apakah anak tampak murung atau cemas jika merasa ada orang yang tidak menyukainya?
3. Jika murung, apakah ada yang dapat dilakukan oleh anak untuk mengatasi perasaannya?
Kegiatan yang berfokus untuk membantu anak mengidentifikasi dan mengklarifikasi aspek-aspek yang
ada pada dirinya merupakan latihan peningkatan kemandirian yang penting dilakukan. Hal ini dapat
dilakukan dengan menggalakan anak untuk menggambar dirinya dan meminta pendapat orang lain
tentang masalah terkait.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai